Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kami mengankat masalah AIDS dalam makalah ini kami ingin mengetahui lebih jauh tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah AIDS tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang yang berdampak dengan kematian. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini.

1.2.Ruang Lingkup Masalah 1.2.1. Bagaimana awal mulanya/sejarah penyakit AIDS? 1.2.2. Apa yang dimaksud dengan HIV / AIDS? 1.2.3. Apa penyebab penyakit AIDS? 1.2.4. Bagaimana gejala yang diakibatkan penyakit AIDS? 1.2.5. Bagaimana proses penularan AIDS bisa terjadi? 1.2.6. Bagaimana HIV bisa berkembang di dalam darah dan menyebabkan penyakit AIDS? 1.2.7. Bagaimana ciri-ciri orang berpenyakit AIDS? 1.2.8. Bagaimana cara penanggulangan HIV / AIDS?

1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Untuk mengetahui awal mula/sejarah HIV/AIDS 1.3.2. Untuk mengetahui apa itu HIV/AIDS 1.3.3. Untuk mengetahui penyebab AIDS 1.3.4. Untuk mengetahui gejala yang diakibatkan penyakit AIDS 1.3.5. Untuk mengetahui bagaimana proses penularan AIDS bisa terjadi 1.3.6. Untuk mengetahui proses HIV bisa berkembang di dalam darah dan menyebabkan penyakit AIDS 1.3.7. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri orang berpenyakit AIDS 1.3.8. Untuk mengetahui cara penanggulangan HIV/AIDS.

1.4.Manfaat Penulisan Tentunya karya tulis ini memiliki manfaat baik bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut : 1.4.1 Penyusun bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS beserta hal lainnya mengenai HIV/AIDS 1.4.2 Pembaca bisa mengetahui lebih jauh mengenai HIV/AIDS.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sejarah AIDS AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles. Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun. Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging. Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada. Penemuan kasus AIDS untuk pertama kalinya di Amerika Serikat pada tahun 1981, ternyata hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang sudah terbukti bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan sumber AIDS kita perlu mencari asal-usul HIV. HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok lentivirus. Lentivirus seperti HIV dapat ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, diketahui secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SIV (Simian Immunodeficiency Virus). Dan sekarang secara umum diterima bahwa HIV merupakan keturunan SIV.

2.2. Pengertian HIV/AIDS HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Hanya seorang HIV positif yang didiagnosa dengan satu atau lebih penyakit dapat dikatakan menderita AIDS. Anda tidak dapat terkena atau memberikan AIDS kepada orang lain, tetapi Anda dapat menularkan HIV. Apabila Anda dikatakan HIV positif ini berarti anda telah terinfeksi oleh virs HIV. Ini bukan berarti anda sakit AIDS. Banyak obat-obatan yang tersedia sekarang tidak dapat menyembuhkan HIV tetapi dapat mencegah HIV berkembang menjadi AIDS. Untuk saat ini, AIDS masih digolongkan sebagai penyakit yang tak bisa disembuhkan. 2.3. Penyebab AIDS AIDS yaitu sindrom yang menyerang sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus. Jika Anda

mendapatkan diri Anda terinfeksi HIV, tubuh akan mencoba melawan infeksi tersebut. Tubuh akan membuat antibodi berupa molekul khusus untuk melawan HIV. HIV merupakan suatu virus yang
Gambar : Struktur virus HIV

material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.

Tes darah dilakukan untuk melihat apakah ada antibodi di dalam tubuh. Jika terdapat antibodi tersebut di dalam darah maka telah terinfeksi oleh HIV. Manusia yang memiliki antibodi HIV disebut dengan HIV Positif. Positif terjangkit HIV atau memiliki penyakit HIV, tidaklah sama dengan memiliki AIDS. Banyak yang telah terinfeksi HIV positif namun tidak jatuh sakit untuk beberapa tahun. Namun penyakit HIV menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dengan perlahan-lahan. Virus, parasit, jamur dan bakteri yang biasanya tidak menyebabkan jatuh sakit dapat membuat Anda jatuh sakit jika sistem kekebalan tubuh mulai rusak atau melemah.

2.4. Gejala AIDS Terdapat 5 stadium penyakit AIDS, yaitu 1. Gejala awal stadium infeksi yaitu : Demam Kelemahan Nyeri sendi menyerupai influenza Nyeri tenggorok Pembesaran kelenjaran getah bening. 2. Stadium tanpa gejala Stadium dimana penderita nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV. 3. Gejala stadium ARC Demam lebih dari 38C secara berkala atau terus Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan Pembesaran kelenjar getah bening Diare mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas Kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik Keringat malam.

4. Gejala AIDS Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut Sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah kapiler) juga adanya kanker kelenjar getah bening.

Gambar : Sarkoma kaposi

Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, pneumocystis, TBC, serta penyakit infeksi lainnya seperti teksoplasmosis dsb. Pneumonia pneumocystis (PCP) jarang dijumpai pada orang sehat yang memiliki kekebalan tubuh yang baik, tetapi umumnya dijumpai pada orang yang terinfeksi HIV

Gambar : Foto sinar-X pneumonia pada paru-paru, disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii.

5. Gejala gangguan susunan saraf Lupa ingatan Kesadaran menurun Perubahan Kepribadian 6. Gejalagejala peradangan otak atau selaput otak KelumpuhanUmumnya penderita AIDS sangat kurus, sangat lemah dan menderita infeksi. Penderita AIDS selalu meninggal pada waktu singkat (rata-rata 1-2 tahun) akan tetapi beberapa penderita dapat hidup sampai 3 atau 4 tahun.

2.5. Proses penularan AIDS Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS, antara lain : a. Tahap 1: Periode Jendela HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu 6 bulan. b. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun HIV berkembang biak dalam tubuh Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek). c. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) Sistem kekebalan tubuh semakin turun Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya d. Tahap 4: AIDS Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

Sebenarnya seseorang tidak langsung terkena AIDS. Namun terinfeksi dengan HIV dan kemudian berkembang menjadi AIDS. Pengidap terkena HIV dari seseorang yang telah terinfeksi dengan HIV, meskipun seseorang itu tidak kelihatan sakit dan bahkan belum terbukti HIV Positif karena memang belum pernah di uji. Darah, cairan vagina, semen (cairan dari alat kelamin pria) dan air susu ibu dari orang-orang yang terinfeksi dengan HIV dapat menularkan virus tersebut ke orang lainnya. Sebagian besar tertular virus HIV dengan cara : a. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV b. Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap virus AIDS c. Hubungan perinatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang dikandungnya atau menyusu air susu ibu dari wanita yang telah terinfeksi. d. Transfusi darah yang mengandung virus HIV

Mendapatkan transfusi darah dari darah yang terinfeksi HIV dulunya adalah jalan bagi orang lain terkena AIDS, namun sekarang persediaan darah telah di periksa dengan hati-hati dan risikonya jauh lebih rendah. Tidak ada penelitian yang menunjukkan penularan HIV melalui air mata atau air ludah, tetapi memungkinkan terinfeksi HIV melalui seks secara oral atau melalui ciuman terutama jika memiliki luka terbuka atau sariawan pada mulut seseorang yang telah terinfeksi. Kita tidak usak terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara cara seperti di bawah ini :

Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).

Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS. Makan dan minum. Gigitan nyamuk dan serangga lain. Sama-sama berenang di kolam renang

The Center for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan sekitar 850.000 hingga 950.000 penduduk US tinggal bersama penduduk lainnya yang terinfeksi
8

HIV, seperempat dari penduduk tidak waspada terhadap infeksi HIV tersebut. (sekitar 400.000 penduduk hidup dengan AIDS). Setiap tahun, bertambah sekitar 40.000 yang terinfeksi. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen adalah pria dan 30 persennya adalah wanita. Separuh dari jumlah baru yang terinfeksi tiap tahunnya adalah dibawah usia 25 tahun. Pertengahan tahun 1990, AIDS mendominasi penyebab kematian. Meskipun, pola perawatan telah mengurangi angka kematian dengan signifikan. Seorang bayi dapat tertular HIV dari ibu yang terinfeksi. Meskipun ada obat untuk perawatan pengidap HIV/AIDS, tidak ada vaksin atau obat untuk menyembuhkannya. Selama ini, obat yang dapat memperpanjang hidup penderita HIV adalah antiretroviral (ARV) alias antivirus.

2.6. Proses HIV Bisa Berkembang di Dalam Darah dan Menyebabkan Penyakit AIDS HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain. HIV merusak sel epitel pada pembuluh darah dan masuk ke pembuluh darah yang kemudian merusak sel-sel darah. Penularan melalui jarum suntik, virus HIV langsung masuk ke pembuluh darah melalu jarum suntik yang langsung menembus pembuluh darah. Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin

fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak. AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel
Gambar : HIV yang baru memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan kecil (diwarnai hijau) pada permukaan limfosit setelah menyerang sel tersebut; dilihat dengan mikroskop elektron

dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (L) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.

2.7. Ciri-ciri orang berpenyakit AIDS Ciri-ciri penyakit HIV/AIDS adalah seseorang bisa mengalami penurunan imunitas atau daya tahan tubuh, hal ini bisa kita lihat seorang yang terinfeksi virus tersebut akan mudah sakit seperti flu yang lama sekali sembuhnya, jika sudah stadium lanjut akan menjadi sangat rentan sekali dia bisa mengalami komplikasi berbagai penyakit. seperti diare, infeksi saluran pernafasan, lepuh kulit, berat badan terus menurun sehingga penderita tampak kurus dan kering. Ciri-ciri secara kasat mata untuk HIV sulit terdeteksi. Untuk Aids biasanya dibarengi dengan infeksi lain jika kondisinya sudah sangat serius. Yang paling umum adalah radang paru-paru dan radang selaput otak . Sebaiknya tidak perlu menduga-duga dari gejala phisik. Untuk memastikannya periksa darah adalah cara terbaik. 2.8. Cara Penanggulangan HIV/AIDS telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak tahun 1987. Karena stigma yang melekat dengan HIV/AIDS, masalah kesehatan ini selalu diliputi nuansa ketakutan dan rasa malu. Berakar dari sana, muncul berbagai persoalan lain yang harus dihadapi orang yang terinfeksi HIV selain urusan kesehatannya itu sendiri. Pandangan negatif dari masyarakat, penolakan oleh tenaga kesehatan dan penyedia layanan lainnya, peraturan yang diskriminatif, pemberitaan media massa yang sensasional, dan pembocoran status HIV seseorang adalah beberapa masalah yang dialami oleh cukup banyak orang yang terinfeksi HIV. Selain itu, keterbatasan informasi dan kesiapan tenaga kesehatan, serta kurangnya akses pada pengobatan dilihat sebagai kendala yang sangat membatasi orang HIV-positif untuk memperpanjang masa tanpa gejala atau masa produktifnya sebagai manusia.

10

Beberapa asas dalam segala upayanya menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia: Upaya penanggulangan HIV/AIDS nasional harus memperhatikan aspek dukungan dan perawatan, selain aspek pencegahan. Pengembangan program untuk orang HIV-positif diminta untuk mengutamakan: a. Penyebarluasan informasi yang lengkap dan benar untuk masyarakat supaya dapat menerima keberadaan orang HIV-positif dengan wajar dan tidak menghakimi. b. Mendukung pembentukan kelompok dukungan (support group) di tingkat lokal dan wilayah. c. Penyediaan Informasi lebih lanjut mengenai topik-topik terkait dengan hidup HIV. d. Peningkatan ketersediaan layanan dan tenaga kesehatan yang bersahabat dengan orang HIV-positif. e. Pemberdayaan dan kesempatan bagi orang HIV-positif untuk bisa bekerja dan berpenghidupan yang layak. Hak orang HIV-positif untuk memperoleh pekerjaan agar dilindungi. f. Mendorong adanya keterlibatan orang HIV-positif secara bermakna dalam tiap tahapan pembuatan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi), serta memberikan keterampilan agar orang HIV-positif bisa memenuhi peran tersebut dengan nyata. g. Tersedianya dukungan sebelum dan sesudah tes agar orang HIV-positif dapat menerima hasil tes dan menjalani hidup secara positif dan bermartabat. h. Memberikan keterampilan pada orang HIV-positif yang berbicara di depan umum agar lebih percaya diri. Upaya penanggulangan AIDS harus dilakukan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Perlindungan dan Penegakan hak asasi manusia untuk orang HIV-positif perlu ditingkatkan. Pemerolehan obat-obatan antiretroviral dan obat-obatan untuk infeksi oportunistik dengan standar yang baik dengan harga terjangkau perlu segera ditingkatkan dan lebih merata. Hak orang HIV-positif untuk mempunyai keturunan agar dilindungi dan segala upaya dilaksanakan agar bisa dilakukan dengan cara yang paling aman untuk ibu dan bayi.

11

Obat-obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reverse transcriptase, sedangkan yang membantu pembentukan protein-protein aktif disebut protease. Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubah terlebih dahulu menjadi DNA. Reverse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan dengan lambat. Jadi, penggunaan obat-obatan penghambat enzim reverse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan proses pembentukan virus baru secara total. Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya, protein-protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, maka protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Di sinilah peranan protease. Protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA, dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus (protein struktural) ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan. Contoh obat yang telah digunakan, yaitu : 1. Abacavir digunakan bersama dengan obat lain untuk mengatasi human immunodeficiency virus (HIV) di dalam tubuh, syndrome penyebab (AIDS). acquired Namun

immunodeficiency

fungsinya bukan menyembuhkan atau mencegah infeksi HIV dan gejala-gejala AIDS. Obat ini membantu menjaga virus HIV berkembang biak di dalam tubuh sekaligus memperlambat proses

penghancuran sistem kekebalan tubuh yang dilakukan virus HIV. Abacavir juga
12

disinyalir bisa membantu menunda perkembangan masalah kesehatan serius yang biasanya dikaitkan dengan infeksi AIDS atau HIV. Hanya saja, Abacavir tak bisa mencegah penyebaran HIV kepada orang lain. Obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

Sampai saat ini penelitian masih terus dilakukan untuk menemukan obat penyakit ini. Namun belum menuai hasil yang memuaskan. Dan yang bisa kita lakukan adalah mencegahnya. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Cara untuk mencegahnya dapat menggunakan rumus A, B, C, D, E, yaitu : 1. A (Abstinence) Anda jauhi seks, dalam artian jauhi seks bebas yang sangat berpotensi menularkan HIV. 2. B (Be faithfull) Bersikaplah saling setia pada pasangan anda dan melakukan hubungan seks hanya pada istri atau suami anda. 3. C (Condom Use) Cegah dengan menggunakan kondom. 4. D (Drugs) Dihindari pemaikaian Narkoba suntik. 5. E (Education) Edukasi dan penyuluhan tentang HIV/AIDS.

Pencegahan penularan dari ibu ke bayi, antara lain : 1. Intervensi berupa pemberian ARV (mulai usia kehamilan 36 minggu 2. Persalinan secara bedah (caesar) 3. Memberi susu formula sebagai ganti ASI (sebab mengandung HIV)

13

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan a. HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal. b. Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS yaitu demam yang berkepanjangan di sertai keringat malam, batuk dan sariawan yang terus menerus, berat badan turun dengan drastis, dsb, yang akan di akhiri dengan kematian c. Proses masuknya virus HIV ke pembuluh darah dimulai denagn HIV merusak sel epitel pada pembuluh darah dan masuk ke pembuluh darah yang kemudian merusak sel-sel darah. Penularan melalui jarum suntik, virus HIV langsung masuk ke pembuluh darah melalu jarum suntik yang langsung menembus pembuluh darah. d. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan. Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya : tidak melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. 3.2. Kritik dan Saran a. Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan jangan berganti-ganti pasangan seksual. b. Apabila berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu apakah alat suntik itu steril atau tidak. c. Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih dahulu perikasakan apakah tranfusi darah itu bebas dari virus HIV. d. Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena alat-alat aeperti itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan bebas yang bersifat negatif. e. Orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus AIDS tidak menular pada pasangan seksualnya.
14

DAFTAR PUSTAKA Sumber website : http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS, pada tanggal pada 15.53, 20 September 2012 http://health.detik.com/readobat/719/abacavir?l33755769, http://www.harboot.com/2009/04/sejarah-hivaids.html

15

Anda mungkin juga menyukai