Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

LOGIKA SIMBOLIK

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah logika

Dosen penganpu : Dr.NS.Rifa Yanti, S.Kep,M.Biomed

Oleh :

Afifah Nur Zakiyah (200201184)

Elsa Della Maharani (200201170)

Mufidah Saumi (200201177)

Tiwi Selvia (200201165)

Windi Anggria Sari (200201167)

Hendra Gunawan (200201174)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-INSYIRAH

PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Logika Simbolik ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Logika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Logika Simbolik
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.NS.Rifa Yanti, S.Kep,M.Biomed, selaku dosen
mata kuliah Logika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 25 November 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
2.1. Definisi logika ........................................................................................................... 2
2.2. Definisi Proposisi dan contohnya .............................................................................. 2
2.3 Mengkombinasikan Proposisi. ................................................................................... 3
2.4. Definisi logika simbolik ............................................................................................. 3
2.5. Contoh logika simbolik. ............................................................................................. 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 5
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pembahasan mengenai logika sudah ada sejak lama, bahkan sejak sebelum manusia mengenal
istilah logika itu sendiri. Upaya-upaya telah dilakukan untuk membuat suatu metode penalaran (logika)
yang mangkus dan sangkil. Setelah melalui proses yang panjang, lahirlah metode logika yang dipakai
hingga saat ini. Salah satunya adalah logika simbolis atau logika matematika. Anehnya, metode tersebut,
secara fundamental, tidak berbeda dengan konsep yang diperkenalkan oleh Aristoteles sekitar dua ribu
tahun yang lalu.

1.2. Rumusan masalah


Adapun permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah :
1. Apa definisi logika?
2. Apa definisi Proposisi dan contohnya?
3. Bagaimana mengkombinasikan Proposisi?
4. Apa definisi logika simbolik?
5. Apa Contoh logika simbolik?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah ini diantaranya adalah :
1. Untuk mengetahui definisi logika
2. Untuk mengetahui definisi Proposisi dan contohnya
3. Untuk mengetahui mengkombinasikan Proposisi
4. Untuk mengetahui definisi logika simbolik
5. Untuk mengetahui Contoh logika simbolik

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi logika

Logika berasal dari bahasa yunani “LOGOS” yang berarti kata, ucapan, atau 2ariabl.Logika adalah
metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Logika mengkaji prinsip-prinsip
penalaran yang benar dan penalaran kesimpulan yang 2aria. Ilmu ini pertama kali dikembangkan sekitar
300 SM oleh ARISTOTELES dan dikenal sebagai logika tradisional atau logika klasik. Dua ribu tahun
kemudian dikembangkan logika modern oleh GEORGE BOOLE dan DE MORGAN yang disebut dengan
Logika Simbolik karena menggunakan 2ariab-simbol logika secara intensif.
 Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning).
 Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

2.2. Definisi Proposisi dan contohnya


Proposisi merupakan rangkaian huruf yang mengandung arti, sedangkan kalimat adalah
kumpulan kata yang disusun menurut aturan tata bahasa dan mengandung arti. Di dalam matematika tidak
semua pernyataan yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran. Pernyataan
disebut juga kalimat deklaratif yaitu kalimat yang bersifat menerangkan. Disebut juga proposisi.
Pernyataan/Kalimat Deklaratif/ Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak
keduanya.
Contoh 1. Semua pernyataan di bawah ini adalah proposisi:
1. 13 adalah bilangan ganjil
2. Soekarno adalah alumnus UGM.
3. 1 + 1 = 2
4. 8  akar kuadrat dari 8 + 8
5. Hari ini adalah hari
Contoh 2. Semua pernyataan di bawah ini bukan proposisi
1. Jam berapa kereta api Argo Bromo tiba di Gambir?
2. Isilah gelas tersebut dengan air!
3. x + 3 = 8 (d) x > 3
Kesimpulan: Proposisi adalah kalimat berita. Proposisi dilambangkan dengan huruf kecil p, q, r, ….
Contoh:
p : 13 adalah bilangan ganjil.
Q : Soekarno adalah alumnus UGM.
R:2+2=4

2
2.3. Mengkombinasikan Proposisi
• Misalkan p dan q adalah proposisi.
1. Konjungsi (conjunction): p dan q
Notasi : pq
2. Disjungsi (disjunction): p atau q
Notasi : pq
3. Ingkaran (negation) dari p: tidak p
Notasi :p
• p dan q disebut proposisi 3ariab
• Kombinasi p dengan q menghasilkan proposisi majemuk
Contoh Diketahui proposisi-proposisi berikut:
 p : Hari ini hujan
 q : Murid-murid diliburkan dari sekolah
 pq : Hari ini hujan atau murid-murid diliburkan dari sekolah
 p  q : Hari ini hujan dan murid-murid diliburkan dar
  p : Tidak benar hari ini hujan (atau: Hari ini tidak hujan)

2.4. Definisi logika simbolik


Logika simbolik adalah ilmu tentang penyimpulan yang sah (3aria), khususnya yang
dikembangkan dengan penggunaan metode-metode matematika dan dengan bantuan 3ariab-simbol
khusus sehingga memungkinkan seseorang menghindarkan makna ganda dari bahasa sehari-hari
(Frederick B. Fitch dalam bukunya “Symbolic Logic”).
Logika simbolis dikenal juga dengan istilah logika matematika. Logika matematika membuat
penalaran lebih terarah dan jelas tetapi secara konsep masih mengikuti ilmu logika sudah ada sebelumnya.
Sehingga walaupun logika ini lahir di abad 19 M, konsep dasarnya masih sama dengan logika klasik
Aristoteles(384 – 322 SM).
Hanya saja, sekali lagi, logika simbolis menerangkan logika dengan lebih rapih. Pengembangan
dan diskusi yang terus dilakukan tidak mengubah konsep dasar yang sudah ada. Sehingga wajar jika
Cohen dan Nagel, dalam buku mereka “An Introduction to Logic and the Scientific Method”, halaman vii,
menyatakan :
“We do not believe that there is any non-Aristotelian logic in the sense in which there is a non-
Euclidean geometry, that is, a system of logic in which the contraries of the Aristotelian principles of
contradiction and the excluded middle are assumed to be true, and valid inferences drawn from them.”

3
Logika Hegel lebih dikenal dengan istilah formal logic. Ide dasar formal logic terangkum dalam
tiga prinsip, yaitu:
1. The law of identity (“A” = “A”).
2. The law of contradiction (“A” ≠ “ ¬ A”).
3. The law of the excluded middle (“A” ≠ “B”).

2.5. Contoh logika simbolik


Berkaitan dengan 4aria diatas, contoh kasus yang dikemukakan dalam latar belakang dengan
menggunakan logika dan dialektika matematika maka dapat diuraikan sebagai berikut. Saya suka makan
bakso (P) adalah pernyataan benar. Saya suka minum jus alpukat (Q) adalah pernyataan benar. Konsisten
dengan The law of identity P Q = BB = B (“A” = “A”).
Ketika dihadapkan pada kondisi saya baru kehujanan ®, maka pernyataan saya suka minum jus
alpukat (Q) bernilai salah. Hukum ini mengarahkan bahwa pada kondisi apapun pernyataan benar tetap
menjadi benar. Menurut The law of contradiction maka P~Q = B S = B (“A” ≠ “ ~A”). Justru
berdasarkan kenyataan ini menjadi inkonsistensi, karena saya suka minum jus alpukat (Q) tidak sama
dengan saya tidak suka minum jus alpukat (~Q). Sedangkan pernyataan saya suka minum jus alpukat (Q)
adalah benar, dan saat pada kondisi saya baru kehujanan ®, maka pernyataan saya suka minum jus
alpukat (Q) juga bernilai benar (“A” = “ ~A”).
Apabila saya suka makan bakso (P) adalah pernyataan benar. Saya suka minum jus alpukat (Q)
adalah pernyataan benar. Ketika menjadi kalimat konjungsi, saya suka makan bakso (P) dan saya telah
makan nasi 4ariab (T), PT = B B = B. Berdasarkan The law of the excluded middle (“A” ≠ “B”), saya
suka makan bakso (P) tidak sama dengan saya makan nasi 4ariab (T) tetapi jika pernyataan saya suka
makan bakso (P) benar, dan saya makan nasi 4ariab (T) juga benar maka menyebabkan ia tidak konsisten.
Berarti harus ada pernyataan benar bahwa saya suka makan bakso (P) dan saya suka makan nasi 4ariab
(T).
R = saya baru saja kehujanan (pernyataan benar)
Q = saya suka minum jus alpukat (pernyataan benar)
Contoh kasus diatas mengikuti kaidah konjungsi yang didefinisikan; jika p, q 4ariable pernyataan,
dinotasikan . Dan bernilai benar, hanya jika 4ariable pernyataan p dan q bernilai benar (Susanna S. Epp,
2011, hal 27). Tidak mengharuskan sebuah kalimat/pernyataan yang mempunyai struktur setara.

4
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah penjelasan-penjelasan di atas dan disertai dengan contoh-contoh, Penulis dengan segala
keterbatasannya mencoba untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.
 Logika Matematika atau Logika Simbolis memiliki sifat yang sama dengan Logika Klasik untuk
menyelesaikan suatu persoalan
 Logika simbolis atau logika matematika atau logika klasik dapat dipakai untuk persoalan yang
kepastian benar dan salah nya tidak terganggu gugat oleh persoalan di luar persoalan yang
menjadi pusat perhatian. Keputusan yang ingin di ambil hanya antara ya dan tidak atau antara
benar dan salah. Kita cukup melihat dari sudut pandang yang kita mau lalu memodelkannya
dengan simbolsimbol pada logika matematika. Persoalanpersoalan yang umumnya dapat
diselesaikan dengan logika matematika : persoalan seputar matematika (sesuai namanya : Logika
Matematika), algoritma pemrograman, dsb.

5
DAFTAR PUSTAKA

Alex Lanur. Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Kanisius, 1983. W. Pespoprodjo dan T. Gilareso.
Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis. Bandung: Pustaka
Grafika, 2011.

Muttakhidah RR. Imamul.(2015). LOGIKA MATEMATIKA, DIALEKTIKA DAN TEKNIK PENGAMBILAN


SIMPULAN, Vol.5 No.2

Muhammad Bofandra (2008). Logika Klasik, Logika Matematika, dan Dialektika

Eka Novita Sari,B.Herawan Hayadi ,Muhammad Ropianto(2013). PROPOSISI DALAM LOGIKA


INFORMATIKA LOGIKA INFORMATIKA

Suyitno Hardi (2006). HUBUNGAN ANTARA LOGIKA PROPOSISI DENGAN LOGIKA PREDIKAT (SUATU
KAJIAN EPISTEMOLOGIS), Jurnal Matematika Vol. 9, No.2, Agustus 2006:181-189

Anda mungkin juga menyukai