Anda di halaman 1dari 20

KECERDASAN BUATAN

“Propositional Logic”

DOSEN PENGAMPU :

YEKA HENDRIYANI, S.Kom., M.Kom

KELOMPOK 6 :

SRI MULIANI SIANIPAR 19076028

SYAHDILLA NURUL IKHSANI 19076029

SYAHRUL RAMADHAN 19076030

TOMMY ARJUNA FIRDAUS 19076031

VERA INDRIANI 19076033

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini, yang berjudul
Propositional Logic dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Kecerdasan Buatan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kecerdasan Buatan bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yeka Hendriyani,
S.Kom.,M.Kom. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 11 April 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................


2
A. Konsep Dasar............................................................................................. 2
B. Kalkulus Proposisi..................................................................................... 4
C. Tata Bahasa pada FOL........ ...................................................................... 8
D. Inferensi pada FOL.................................................................................... 9

BAB 3 KESIMPULAN …................................................................................. 15


DAFTAR PUTAKA …......................................................................................
16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Propositional Logic
• Propositional logic merupakan salah satu bentuk (bahasa) representasi
logika yang paling tua dan paling sederhana.
• Dengan cara ini beberapa fakta dapat digambarkan dan dimanipulasi
dengan menggunakan aturan-aturan aljabar Boolean.
• Propositional logic membentuk statement sederhana atau statement
yang kompleks dengan menggunakan propositional connective,
dimana mekanisme ini menentukan kebenaran dari sebuahstatement
kompleks dari nilai kebenaran yang direpresentasikan oleh statement
lain yang lebih sederhana.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu konsep dasar logika prosisi?
2. Apa itu kalkulus proposisi?
3. Apa apa saja komponen FOL?
4. Sebutkan tata bahasa pada FOL?
5. Apa itu INFRENSI pada FOL ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami konsep dasar logika prosisi
2. Mengetahui dan memahami kalkulus proposisi
3. Dapat mengetahui komponen-komponen pada FOL.
4. Mengetahui dan memahami tentang tata bahasa pada FOL
5. Mengetahui dan memahami INFRENSI pada FOL

1
BAB II
PEMBAHASAN

LOGIKA PROPOSISI

A. Konsep Dasar

Berikut ini akan diuraikan kalkulus proposisional standar. Banyak formulasi yang
berbeda ada yang semuanya kurang lebih setara namun berbeda dalam rincian
1. bahasa mereka, yaitu, koleksi tertentu simbol primitif dan simbol operator,
2. himpunan aksioma, atau Formula dibedakan, dan
3. seperangkat aturan inferensi.

Kita mungkin mewakili proposisi diberikan dengan surat yang kita sebut
proposisional konstan, analog untuk mewakili nomor dengan huruf a dalam matematika,
misalnya, a = 5. Disini diharuskan semua proposisi memiliki tepat satu dari dua
kebenaran-nilai: benar atau salah. Untuk mengambil contoh, misalkan P adalah proposisi
bahwa hujan di luar. Ini akan menjadi benar jika itu adalah hujan di luar dan palsu
sebaliknya.
Selanjutnya akan ditentukan kebenaran-fungsi operator, dimulai dengan negasi. Kita akan
menulisnya ~P untuk mewakili negasi dari P, yang dapat dianggap sebagai penolakan P.
Dalam contoh di atas, ~ P mengungkapkan bahwa itu tidak hujan di luar, atau dengan
membaca lebih standar: “Tidak (ditemukan) kasus bahwa hujan di luar. “ Ketika P benar,
~ P adalah palsu, dan ketika P adalah palsu, ~ P adalah benar. ~~ P selalu memiliki
kebenaran nilai-sama dengan P.
Konjungsi adalah tingkat kebenaran fungsional yang membentuk proposisi dari dua
proposisi sederhana, misalnya, P dan Q. Konjungsi dari P dan Q ditulis , dan
menyatakan bahwa masing-masing adalah benar. Kita membaca sebagai “P dan
Q”. Untuk setiap dua proposisi, ada empat tugas yang mungkin dari nilai kebenaran:
1. P benar dan Q benar
2. P benar dan Q adalah palsu
3. P adalah palsu dan Q adalah benar
4. P adalah palsu dan Q adalah palsu
2
Gabungan dari P dan Q adalah benar dalam kasus 1 dan palsu sebaliknya. Dimana P
adalah proposisi bahwa itu di luar hujan dan Q adalah proposisi yang menyatakan lebih
dingin ias ble g tempat yang lain, adalah benar ketika hujan di luar dan lebih
dingin ias ble g tempat yang lain. Jika tidak hujan di luar, maka adalah palsu,
dan jika tidak lebih dingin ias ble g dengan yang lain, maka adalah palsu.
Disjungsi menyerupai bersama dalam membentuk proposisi dari dua proposisi sederhana.
Secara simbolis, disjungsi ditulis , dan dibaca “P atau Q”. Ini mengungkapkan
bahwa baik P atau Q adalah benar. Jadi, dalam kasus yang tercantum di atas, disjungsi
dari P dan Q adalah benar dalam semua kasus kecuali 4. Dengan menggunakan contoh di
atas, disjungsi mengungkapkan bahwa itu baik di luar hujan atau lebih dingin ias ble g
tempat yang lain. (Catatan, ini penggunaan disjungsi seharusnya menyerupai penggunaan
kata Inggris “atau”. Namun, hal ini sangat inklusif seperti bahasa Inggris “atau”, yang
dapat digunakan untuk menyatakan kebenaran dari setidaknya satu dari dua proposisi.
Hal ini tidak seperti yang eksklusif Inggris “atau”, yang mengungkapkan kebenaran tepat
satu dari dua proposisi. Artinya, yang eksklusif “atau” salah ketika kedua P dan Q adalah
benar (kasus 1). Contoh eksklusif atau adalah: Anda mungkin memiliki roti atau kue, tapi
tidak keduanya.
Bahan bersyarat juga menggabungkan dua proposisi sederhana, dan kita tulis ,
yang dibaca “jika P maka Q”. Proposisi di sebelah kiri tanda panah disebut anteseden dan
proposisi ke kanan disebut konsekuen. (Tidak ada penunjukan tersebut untuk bersama
atau disjungsi, karena mereka adalah operasi komutatif.) Ini mengungkapkan bahwa Q
benar setiap kali P adalah benar. Jadi itu benar dalam setiap kasus di atas kecuali kasus 2,
karena hal ini terjadi hanya jika P adalah benar, tetapi Q tidak. Dengan menggunakan
contoh, jika P maka Q menyatakan bahwa jika hujan di luar maka lebih dingin ias ble g
dengan yang lain.
Biconditional menggabungkan dua proposisi sederhana, dan kita tulis , yang dibaca
“P jika dan hanya jika Q”. Ini mengungkapkan bahwa P dan Q memiliki kebenaran nilai-
sama, sehingga P jika dan hanya jika Q adalah benar dalam kasus 1 dan 4, dan palsu
sebaliknya. Hal ini sangat membantu untuk melihat tabel kebenaran untuk operator ini
berbeda, seperti halnya metode ias analitik.

3
B. Kalkulus Proposisi (Logika Proposisi)
• Propositional logic merupakan salah satu bentuk (bahasa) representasi logika
yang paling tua dan paling sederhana.

• Dengan cara ini beberapa fakta dapat digambarkan dan dimanipulasi dengan
menggunakan aturan-aturan aljabar Boolean.

• Propositional logic membentuk statement sederhana atau statement yang


kompleks dengan menggunakan propositional connective, dimana mekanisme ini
menentukan kebenaran dari sebuahstatement kompleks dari nilai kebenaran yang
direpresentasikan oleh statement lain yang lebih sederhana.

• Propositional Logic menawarkan logika dalam bentuk sederhana sehingga mudah


dipahami. Meskipun begitu, Logika Proposisi sudah mampu membantu menarik
kesimpulan. Namun, banyak kasus yang muncul akan menjadi terlihat panjang
dan rumit saat diwujudkan dalam bentuk Logika Proposisi. Dan itu ias lebih
panjang dan rumit dibandingkan problem itu sendiri.

• Beberapa operator penghubung dasar yang seringkali dipakai dalam propositional


logic ditunjukkan dalam Tabel 2.1

• Sedangkan ias kebenaran untuk masing-masing operator dapat dilihat pada


Tabel 2.2.

4
• Pemahaman antara operator penghubung dan ias kebenaran dapat dijelaskan
dengan menggunakan kalimat sederhana (kecuali operator implikasi material).

Misalnya, seseorang sedang memegang dua buah benda, pensil dan penghapus.
• Lalu orang tersebut mengatakan: “saya sedang memegang pensil dan penghapus”.

• Maka kita tahu bahwa peryataan tersebut adalah BENAR (TRUE).

• Jika kemudian orang tersebut mengatakan: “saya sedang memegang pensil dan
tinta”, maka kita tahu bahwa pernyataan tersebut SALAH (FALSE).

• Tetapi jika ia mengubah pernyataan menjadi: “saya sedang memegang pensil atau
tinta”, maka pernyataan tersebut adalah BENAR (TRUE).

• Satu-satunya kaitan antara operator dan ias kebenaran yang tidak dapat
dijelaskan dengan menggunakan kalimat sederhana adalah implikasi material.

• Tetapi bukan berarti nilai dari ias kebenaran tidak benar, karena ias
kebenaran implikasi material telah teruji benar dalam aljabar ias bl.

Arti Operator Penghubung


• Hubungan ias ble dengan operator penghubung dalam propositional logic dapat
diartikan seperti dalam Tabel 2.3 berikut ini.

5
Contoh 1
Tentukan bentuk propositional logic dari kalimat ini : Jika pluto mengitari
matahari, maka pluto adalah planet, jika tidak demikian maka pluto bukan
planet.
Pm…. Pluto mengitari matahari
pp…. Pluto adalah planet
• Kalimat di atas dapat ditranslasikan ke dalam bentuk yang lain:

• Hanya jika Pluto mengitari matahari, maka Pluto adalah planet.

• Sehingga berdasarkan Tabel 2.3, kalimat tersebut dapat diubah ke dalam bentuk
propositional logic:

6
7
Contoh2
Di sebuah kelas II SD, terdapat 35 siswa. Setiap hari Senin sampai dengan Kamis,
mereka mengenakan seragam merah-putih. Sedangkan hari lain, mereka
mengenakan seragam pramuka. Anak tetanggaku yang bernama Amin, ada salah
satu siswa kelas II SD tersebut. Hari Rabu pagi kami bertemu saat dia berangkat
sekolah. Seragam apa yang dia kenakan?
• Bagaimana menyelesaikan contoh tersebut dengan menggunakan Logika
Proposisi?
Solusi:

Misalkan:
p : amin adalah siswa kelas II SD
q : amin mengenakan seragam merah putih
r : hari rabu
Kalimat yang ias kita nyatakan dari cerita
tersebut adalah
1:pΛr→q
2:p
3:r
• Dengan ekpresi seperti itu, kita sudah ias menarik kesimpulan tentang Amin.
Tetapi banyak informasi yang tidak dinyatakan dan terlewatkan. Akibatnya, 
ekspresi tersebut tidak ias digunakan untuk membuat kesimpulan tentang
seragam yang dipakai Ali pada hari Rabu jika diketahui bahwa Ali juga seorang
siswa kelas SD tersebut. Agar ias membuat kesimpulan tentang Ali, kita ias
mengubahnya menjadi seperti di bawah ini:

1:p1 Λr→q
2: p1
3:r
4:p2 Λr→q
5 : p2
• dengan p1 berarti “amin adalah anak kelas II SD” dan p2 berarti “ali adalah anak
kelas II SD”. Bagaimana jika untuk semua siswa? Kita harus menambahkan lagi
kalimat nomor 1 dan 2 dengan sebelumnya mengubah p1 menjadi p3. Demikian

8
seterusnya sampai p35. Maka akan diperoleh 71 kalimat. Padahal, solusi ini hanya
untuk hari Rabu saja, belum hari-hari yang lain.

FOL terdiri atas empat komponen :

1. Objek

sesuatu dengan identitas individu. Misalkan : orang, warna

2. Propertis
sifat yang membedakan dari objek yang lain
misalkan : merah, lingkaran

3. Relation

Hubungan antar objek


misalkan : lebih besar dari, kakak dari

4. Function
Relasi yang mempunyai satu nilai. Misalkan : ayah, teman

C. TATA BAHASA PADA FOL

Dalam propositional logic setiap ekspresi merupakan kalimat yang


mempresentasikan fakta, FOL menggunakan kalimat yang mempresentasikan fakta
dan term (suku) yang mempresentasikan

1. Constanta
biasanya ditulis dlm huruf besar A, B, atau sebuah kata budi, wati setiap
simbol harus menyatakan secara spesifik objek yang dimaksud, misalkan budi,
dapat mengacu pada budi handoko, budi saputro dll jadi harus jelas

2. Variable
biasanya ditulis dlm huruf kecil a, x, s, variabel ini menyatakan
simbol yang dapat digantikan oleh konstanta apapun

3. Predikat
menyatakan relasi khusus dalam suatu model, misalkan: berwarna(tasku,
hijau)

4. Function
relasi yang hanya mempunyai satu nilai, misalnya :
Ibu_kandung(Suwati,budi)

5. Term
term atau suku kata bisa berupa kontanta, variabel atau fungsi

9
6. KalimatAtom

dapat dibentuk dari predikat(term, . . . . )


misalnya :
Saudara( Andi, Budi) Memberi(Andi, Budi, kue)

7. KalimatKompleks
kalimat yang dibangun dengan tanda hubung
misalkan :
Saudara(Budi, Andi)⇒Memberi(Budi, Andi , kue)

8. KuantorUniversal
menyatakan sesuatu yang bersifat umum (∀) untuk setiap
Misal :
∀) x. Bayi(x) ⇒ Suka(x,susu)

kalimat ini benar jika dan hanya jika kalimat dibawah ini benar : bayi(Budi) ⇒
Suka(Budi,susu) ∧ bayi(Wati) ⇒ Suka(Wati,susu) ∧ bayi(Didi) ⇒ Suka(Didi,susu)
∧ dst
Jika masing-masing konstanta Budi,Wati, Didi dll ada didalam Knowledge base

9. KuantorEksistensial
meyatakan sesuatu yang berlaku sebagian
∃x. Bayi(x) ⇒Suka(x,susu)
kalimat ini benar jika dan hanya jika kalimat ada kalimat dibawah ini
yang benar :
bayi(Budi) ⇒ Suka(Budi,susu) ∨ bayi(Andi) ⇒ Suka(Andi,susu) ∨
bayi(Didi) ⇒ Suka(Didi,susu) ∨ dst ,
• artinya minimal ada satu nama yg tidak ada di knowledge base

D. INFERENSI PADA FOL

Dalam propositional logic ada 7 (tujuh) inferensi, dalam FOL ada


3 (tiga) inferensi sehingga semuanya ada 10 (sepuluh) inferensi yang dapat
digunakan dalam pengambilan kesimpulan

1. UniversalElimination(UE)
untuk setiap kalimat ! variabel “ dan term yang tidak berisi
variabel

• ∀”. !
• SUBS T({“ /g}, !)
• ∀ x.suka(x,permen) dapat dilakukan substitusi {x/Andi} dan
melakukan inferensi bahwa : suka(Andi,permen)

2. EksistensialElimination(EE)
untuk setiap kalimat ! variabel “ dan simbol konstanta k yang
tidak ada dalam basis pengetahuan

10
• ∃”. !
• SUBST({“ /k}, !)
• ∃ x.saudara(x,Budi) dapat disimpulkan saudara(Andi,Budi) selama
Andi tidak ada dalam basis pengetahuan

3. Eksistensial Introduction(EI)
untuk setiap kalimat ! variabel “ yang tidak terjadi pada ! dan term g terjadi pada !
•!
• ∃” SUB∃ST({g/”}, !)
• dari Suka(Budi,permen) dapat disimpulkan ∃ x.suka(x,permen)

• Dalam sebuah keluarga diketahui bahwa Tono adalah Bapak dari


Budi, sedangkan Budi adalah Bapak dari Andi, Buktikan bahwa Tono adalah
kakek dari Andi.

• Fakta yang terkandung dalam soal diatas adalah ?

• Representasi fakta dalam Ekspresi FOL


1. Bapak(Tono,Budi)
2. Bapak(Budi,Andi)
3. Ekspresi Kakek dalam FOL adalah :
• ∀x, y, z. Bapak(x, y)∧ Anak(z, y)⇒Kakek(x, z)

4. UntukitudiperlukanEkspresiAnak
• ∀ x, y. Bapak(x, y) ⇒ Anak(y, x)

• Proses:

Jika x=Budi, y=Andi


• Bapak(Budi,Andi) ⇒ Anak(Andi,Budi) UE 4

Bapak(Budi,Andi),
• Bapak(Budi,Andi) ⇒ Anak(Andi,Budi)
• Anak(Andi,Budi) MP2&5

Bapak(Tono,Budi), Anak(Andi,Budi)
Bapak(Tono,Budi) ∧ Anak(Andi,Budi) AI1 6

Jika x=Tono, y=Budi dan z=Andi


Bapak( Tono, Budi) ∧ Anak( Andi, Budi) ⇒ Kakek(Tono,Andi) UE 3

Bapak(Tono,Budi) ∧ Anak(Andi,Budi)
• Bapak( Tono, Budi) ∧ Anak( Andi, Budi) ⇒ Kakek( Tono, Andi)
• Kakek(Tono,Andi) MP 7,8

• Terbukti Tono adalah kakek dari Andi

11
Latihan 1

Wati mempunyai dua orang anak yaitu Tini dan Tino,Tino menikah
dengan seorang wanita yang bernama Tiwi, Buktikan bahwa Tini soadara ipar
Tiwi

• Fakta yang terkandung dalam soal diatas adalah ?

• Representasi fakta dalam Ekspresi FOL


1. Saudara (Tini,Tino)
2. Istri(Tino,Tiwi)
3. Ekspresi saudra ipar dalam FOL adalah :
• ∀x, y, z. Saudara(x, y)∧ Istri(z, y)⇒Saudara ipar(x, z)

4. Untuk itu diperlukan Ekspresi Istri


• ∀ x, y. Saudara(x, y) ⇒ Istri(y, x)

• Proses:

5.Jika x=Tino, y=Tini , z=Tiwi


• Saudra(Tino,Tini) ⇒ Saudara (Tini,Tino) UE 4

6.Istri(Tino,Tiwi),
• Istri(Tino,Tiwi)⇒ Suami (Tiwi,Tino)
• Istri (Tino,Tiwi) MP2&5

7.Saudara(Tini,Tino), Saudara (Tino,Tini)


Saudara(Tini,Tino), ∧ Istri (Tino,Tiwi) AI1 6

8.Jika x=Tini, y=Tino dan z=Tiwi


Saudara ( Tini, Tino) ∧ Istri ( Tino, Tiwi) ⇒ Ipar (Tini,Tiwi) UE 3

10. Saudara(Tini,Tino) ∧ Istri (Tino,Tiwi)

• Saudara(Tini,Tino) ∧ Istri ( Tino, Tiwi) ⇒ Ipar (Tini,Tiwi)


• Ipar (Tini,Tiwi) MP 7,8

• Terbukti Tini adalah Saudara ipar Tiwi

Latihan 2

Suatu keluarga diketahui bahwa Dewi adalah ibu kandung dari


Jono, Jono menikah dengan seorang wanita yang bernama Intan, buktikan bahwa
Dewi adalah Ibu Mertua dari Intan

• Fakta yang terkandung dalam soal diatas adalah ?


12
• Representasi fakta dalam Ekspresi FOL
1. Ibu
2. Istri
3. Ekspresi mertua dalam FOL adalah :
• ∀x, y, z. Ibu(x, y)∧ Istri(z, y)⇒Mertua(x, z)

4. Untuk itu diperlukan Ekspresi Anak


• ∀ x, y. Ibu(x, y) ⇒ Anak(y, x)

• Proses:

5.Jika x=Dewi, y=Jono


• Ibu (Dewi,Jono) ⇒ Anak (Jono,Dewi) UE 4

6.Istri(Jono,Dewi),
• Istri(Jono,Intan)⇒ Suami (Intan,Jono)
• Suami (Intan,Jono)
MP2&5

7.Ibu (Dewi,Jono), Suami (Intan,Jono)


Ibu (Dewi,Jono), ∧ Suami (Intan,Jono) AI1 6

8.Jika x=Dewi, y=Jono dan z=Intan


Ibu (Dewi,Jono) ∧ Suami (Intan,Budi)⇒ Mertua (Dewi, Intan) UE 3

9. Ibu (Dewi,Jono), ∧ Suami (Intan,Jono)

• Ibu (Dewi,Jono), ∧ Suami (Intan,Jono)⇒ Mertua (Dewi, Intan)


• Mertua (Dewi, Intan) MP 7,8

• Terbukti Dewi adalah Mertua Intan

Latihan 3
• Hukum pernikahan menyatakan bahwa suatu pernikahan adalah
tidak sah jika kedua mempelai memiliki hubungan keponakan. Wati menikah
dengan Andi, dimana Wati adalah anak kandung Budi dan Budi merupakan
saudara kembar Andi, Buktikan bahwa pernikahan Andi dan Wati adalah tidak sah

• Fakta yang terkandung dalam soal diatas adalah ?

• Representasi fakta dalam Ekspresi FOL


1. Bapak (Budi,Wati)
2. Saudara (Budi,Andi)
3. Ekspresi Tidak sah dalam FOL adalah :
• ∀x, y, z. Bapak(x, y)∧ Saudara(z, y)⇒Tidak sah(x, z)

4. Untuk itu diperlukan Ekspresi anak


13
• ∀ x, y. Bapak(x, y) ⇒ Anak(y, x)

• Proses:

5.Jika x=Budi, y=wati


• Bapak (Budi,Wati) ⇒ Anak (Wati,Andi) UE 4

6. Bapak (Budi,Wati)
• Bapak (Budi,Wati) ⇒ Anak (Wati,Andi)
• Anak (Wati,Budi) MP2&5

7.Saudara (Budi,Andi), Anak (Wati,Budi)


Saudara (Budi,Andi), ∧ Anak (Wati,Budi) AI1 6

8.Jika x=Budi, y=Wati dan z=Andi


Saudara (Budi,Andi) ∧ Anak (Wati,Budi) ⇒ Ponakan (Wati,Andi) UE 3

9. Saudara (Budi,Andi) ∧ Anak (Wati,Budi)

• Saudara (Budi,Andi) ∧ Anak (Wati,Budi) ⇒ Ponakan (Wati,Andi)


• Ponakan (Wati,Andi) MP 7,8

• Terbukti Wati adalah Keponakan Andi

14
BAB 3

KESIMPULAN

• Propositional logic merupakan salah satu bentuk (bahasa) representasi logika


yang paling tua dan paling sederhana.
• Propositional logic membentuk statement sederhana atau statement yang
kompleks dengan menggunakan propositional connective, dimana mekanisme ini
menentukan kebenaran dari sebuahstatement kompleks dari nilai kebenaran yang
direpresentasikan oleh statement lain yang lebih sederhana.
• FOL terdiri atas empat komponen :
1. Objek
2. Propertis
3. Relation
4. Function
• Tata bahasa pada fol
1. Constanta
2. Variable
3. Function
4. Term
5. KalimatAtom
6. KalimatKompleks
15
7. KuantorUniversal
8. KuantorEksistensial
• Inferensi pada fol
1. UniversalElimination(UE)
2. EksistensialElimination(EE)
3. Eksistensial Introduction(EI)
4. UntukitudiperlukanEkspresiAnak

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/139215841/BAB-5-Logika-Proposisi-Propositional-Logic

16

Anda mungkin juga menyukai