Anda di halaman 1dari 19

PLSV, PtLSV, SPLDV

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta SMP/MTs


Dosen Pengampu : Tika Karlina Rachmawati, M.Pd

Disusun :

Kelompok 1 – 3E PMTK

Silvi Priandini (1212050165)

Silvia Saputri (1212050166)

Silwa Siti Ronasih (1212050168)

Tegar Imam Badruzaman (1212050180)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
shalawat serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Kami penjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah memberikan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
makalah mata kuliah Kapita Selekta SMP/MTs yang berjudul “PLSV, PtLSV, SPLDV”

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tika Karlina Rachmawati, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Kapita Selekta yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Tidak lupa juga penulis ingin menyampaiakan rasa terima kasih
kepada rekan-rekan yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya, mencari, dan
membuat penulisan diisi dengan lengkap sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

Namun dalam pembuatan makalah ini tentunya kami selaku penulis menyadari masih
terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Diharapkan makalah ini bisa menambah
pengetahuan serta wawasan baik kepada penulis dan pembaca. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mendapatkan hal yang lebih
baik.

Bandung, 19 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

BAB I ........................................................................................................................................ iii

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 1

BAB II ........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2

A. Kalimat Matematika ........................................................................................................ 2

B Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV) ........................................................................ 3

C Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV) ............................................................... 6

D Sistem Persamaan Dua Variabel (SPLDV) ..................................................................... 9

BAB III ..................................................................................................................................... 15

PENUTUP ................................................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15

B. Saran .............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah ilmu universal dan dasar dari perkembangan teknologi modern.
Matematika memiliki peran penting dalam disiplin ilmu sehingga memajukan daya pikir
manusia. Memperkenalkan mata pelajaran matematika kepada siswa sejak sekola dasar
untuk membekali siswa dengan kemampuan bekerja yang sama. Siswa dibimbing
selangkah demi selangkah untuk menguasai konsep matematika dengan mengajukan
pertanyaan konstektual.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai masalah yang sulit
untuk dipecahkan terutama dalam perhitungan yang cara penyelesaiannya harus dimisalkan
dengan variabel-variabel. Untuk itu, kami menyusun makalah berjudul Persamaan Linear
Satu Variabel (PLSV), Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV) dan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), yang kami harapkan dapat membantu kita
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian serta macam-macam kalimat?


2. Bagaimana cara menentukan himpunan penyelesaian dari suatu kalimat
terbuka?
3. Apa yang dimaksud dengan PLSV, PtLSV, dan SPLDV?
4. Bagaimana cara menentukan PLSV, PtLSV, dan SPLDV?
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian serta macam-macam kalimat


2. Untuk mengetahui cara menentukan himpunan penyelesaian dari suatu kalimat terbuka
3. Untuk mengetahui pengertian PLSV, PtLSV, dan SPLDV
4. Untuk mengetahui cara menentukan PLSV, PtLSV, dan SPLDV

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kalimat Matematika

1. Kalimat Matematika (Pernyataan)


Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut ini:
a. Jakarta adalah ibukota negara
b. 5 adalah faktor dari 64
c. Kilogram adalah satuan berat
d. Ada 13 bulan dalam satu tahun

Pada kalimat-kalimat di atas pasti kalian dapat mengatakan kalimat mana yang
benar dan mana yang salah. Suatu kalimat yang dapat dinyatakan benar atau salah,
maka kalimat itu disebut kalimat pernyataan atau disingkat pernyataan.

Pernyataan adalah kalimat yang hanya mempunyai nilai benar saja atau salah
saja. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:

a. Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil. Pernyataan ini bernilai salah,
karena ada bilangan prima yang merupakan bilangan genap, yaitu 2.
b. Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia. Pernyataan ini adalah benar,
karena Jakarta adalah ibukota negara.
c. 3 × 5 = 15. Pernyataan ini adalah benar, karena 3 × 5 = 15.

d. Satu tahun terdiri dari 1 bulan. Pernyataan ini adalah salah,


karena 1 tahun itu terdiri dari 12 bulan.
2. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih mengandung variabel atau peubah
yang nilai kebenarannya belum dapat ditentukan. Untuk memahami kalimat
terbuka, perhatikanlah kalimat-kalimat berikut ini:
a. 𝓍 + 8 = 14
b. 𝓍 2 − 3𝓍 − 4 = 0
c. 𝑦 habis dibagi 9
d. Toko itu menjual buku tulis
Kalimat-kalimat di atas tidak dapat dinyatakan benar atau salah. Kalimat-
kalimat seperti ini bukan suatu pernyataan. Apabila nilai 𝓍 pada kalimat a diganti
dengan suatu bilangan, misalnya 6, maka diperoleh pernyataan yang bernilai benar,

2
karena 6 + 8 = 14 . Tetapi jika 𝓍 diganti dengan , maka akan diperolehsuatu
pernyataan yang salah, karena 7 + 8 ≠ 14. Kalimat-kalimat a, b, c, dan d disebut
kalimat terbuka.

Pada kalimat 𝓍 + 8 = 14, 𝓍 disebut variabel atau peubah, sedangkan 8 dan 14


disebut konstanta atau bilangan tetap. Bilangan 6 yang menggantikan variabel 𝓍
sehingga kalimat terbuka tersebut menjadi pernyataan yang bernilai benar disebut
penyelesaian

B. Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV)


1. Pengertian Persamaan Linier Satu Variabel
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan dengan
tanda sama dengan (=) dan hanya dimiliki satu variabel berpangkat satu. Bentuk
umum persamaan linear satu variabel sebagai berikut:
ax + b = 0
dengan a 0, x disebut variabel/peubah dan b merupakan konstanta. Semua suku yang
di sebelah kiri tanda ‘=’ disebut ruas kiri, dan semua suku yang di sebelah kanan
tanda ‘=’ disebut ruasn kanan.
Contoh:
a. x + 3 = 5
b. y + 1 = 6
Kalimat-kalimat terbuka di atas menggunakan tanda hubung ‘=’ (sama dengan).
Kalimat-kalimat seperti ini disebut persamaan. Persamaan-persamaan tersebut
mempunyai satu variabel (peubah), yaitu x, dan y di mana derajat dari masing-
masing variabel adalah 1, maka persamaan seperti itu disebut persamaan linear satu
variabel. Jika x dan y diganti dengan suatu bilangan/angka maka kalimat
matematika terbuka tersebut merupakan suatu pernyataan yang dapat bernilai benar
atau salah. Jika x dalam kalimat terbuka atas diganti dengan nilai x = 2 maka x + 3
menjadi 2 + 3 = 5 merupakan pernyataan benar. Sedangkan jika diganti dengan nilai
x = 1 maka x + 3 = 5 menjadi 1 + 3 = 5 merupakan pernyataan salah.

3
2. Sifat-sifat Persamaan Linear Satu Variabel
Misalkan A = B adalah persamaan linear dengan variabel x dan c adalah
konstanta bukan nol. Persamaan A = B ekuivalen dengan persamaan-persamaan
berikut:
a. A + C = B + C
b. A – C = B – C
c. A . C = B . C
d. A : C = B : C, C ≠ 0
3. Penyelesaian dan Bukan Penyelesaian
Misalkan suatu persamaan 𝓍 + 3 = 7 dengan variabel 𝓍 adalah 2, 3, dan 4.
Untuk menyelesaikan persamaan ini, kita pilih pengganti 𝓍, yaitu:
𝓍 = 3, maka 2 + 3 = 7 pernyataan salah
𝓍 = 3, maka 3 + 3 = 7 pernyataan salah
𝓍 = 4, maka 4 + 3 = 7 pernyataan benar
Untuk 𝓍 = 4 , kalimat di atas menjadi benar, maka bilangan 4 disebut
penyelesaian (jawaban atau akar) dari persamaan tersebut. Jadi, ditulis akarnya =
4. Bilangan pengganti 𝓍 yang yang membuat pernyataan salah, bukan merupakan
penyelesaiannya seperti untuk x = 2 dan 3 bukan merupakan akar persamaan
tersebut. Cara menentukan penyelesaian di atas disebut cara substitusi. Untuk
menentukan penyelesaian suatu persamaan, selain dengan cara substitusi dapat juga
dengan cara menjumlah, mengurangi, mengali, atau membagi kedua ruas
persamaan dengan bilangan yang sama.
a. Penjumlahan atau pengurangan
Menambakan dan mengurangi kedua ruas persamaan.
Contoh soal:
1) Tentukan penyelesaian daro 𝓍 − 5 = 8.
Penyelesaian:
𝓍 − 5 = 8.
⇔ 𝓍 − 5 + 5 = 8 + 5 (kedua ruas ditambakan 5)
⇔ = 13
Jadi, penyelesaian persamaan itu adalah 13.
2) Selesaikanlah persamaan 4𝓍 − 3 = 3𝑥 + 7.
Penyelesaian:

4
4𝓍 − 3 = 3𝑥 + 7
4𝓍 − 3 + 3 = 3𝑥 + 7 + 3 (kedua ruas ditambahkan 3)
4𝑥 = 3𝑥 + 10
4𝓍 + (−3) = 3𝑥 + 10 + (−3𝑥) (kedua ruas ditambakan
(−3𝑥))
𝑥 = 10
Jadi, penyelesaiannya dari 4𝓍 − 3 = 3𝑥 + 7 adalah 10.
b. Perkalian atau pembagian
Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan
yang sama.
Contoh:
Tentukan penyelesaian dari persamaan-persamaan berikut.
3
1) 𝑎=6
5

Penyelesaian:
5 3 5
⇔ × 𝑎 = 6 × ⇔ 𝑎 = 10
3 5 3
Jadi, penyelesaiannya adalah 10.
2
2) − 3 𝑥 = 16
2 2 2 2
⇔ − 3 × (− 3) = − 3 × 16 (kedua ruas dikalikan dengan − 3)

⇔ 𝑥 = −24 ⇒ penyelesaiannya adalah −24.


Untuk menentukan penyelesaian PLSV dapat juga dilakukan
dengan cara berikut.
𝑎𝑥 + 𝑏 = 𝑐𝑥 + 𝑑
⇔ 𝑎𝑥 − 𝑐𝑥 = 𝑑 − 𝑏 (apabila suku pindah ruas, maka tanda
berubah yaitu dari + menjadi – atu sebaliknya)
⇔ (𝑎 − 𝑐)𝑥 = 𝑑 − 𝑏
𝑑−𝑏
⇔ 𝑥 =⇔ 𝑎−𝑐

4. Penerapan PLSV dalam Kehidupan sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yangdapat diselesaikan
dengan konsep matematika. Di antaranya persoalan bisnis, pekerjaan, dan
sebagainya. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut perlu diperhatikan
langkah-langkah berikut:Pemahaman terhadap permasalahan tersebut.

5
a. Menerjemahkan permasalahan tersebut dalam bentuk kalimat matematika
(persamaan).
b. Menyelesaikan persamaan yang sama.
c. Memeriksa hasil penyelesaian dengan mengaitkannya pada permasalahan awal.

C. Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV)


Sebelum membahasa PtLSV sebaiknya kita mengenal lambang-lambang yang
digunakan PtLSV.
Misalnya ada tiga bilangan 3, 6, dan 9, dapatkah kita mengetahui hubungan antara
ketiga bilangan itu? Untuk itu perhatikanlah penyelesaian berikut:
a. 3 < 6, dibaca 3 kurang dari 6
b. 5 < 9, dibaca 5 kurang dari 9
c. 6 > 3, dibaca 6 lebih dari 3
d. 9 > 6, dibaca 9 lebih dari 6
Kalimat-kalimat di atas disebut ketidaksamaan. Untuk sebarang bilangan a dan b,
selalu berlaku salah satu hubungan berikut:
𝑎 > 𝑏, dibaca 𝑎 lebih dari 𝑏
𝑎 < 𝑏, dibaca 𝑎 kurang dari 𝑏
𝑎 = 𝑏, dibaca 𝑎 sama dengan 𝑏
Lambang-lambang ketidaksamaan lainnya adalah:
≠, dibaca 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
≥, dibaca 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 atau 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛, atau 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖
≤, dibaca 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 atau 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛, atau 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa yang dapat diterjemahkan ke bentuk
model matematika yang berkaitan dengan pertidaksamaan, misalnya.
a. Harga sebuah buku lebih mahal dari harga sebuah pensil
b. Kecepatan Andika mengendarai mobilnya dengan kecepatan kurang dari 100
km/jam.
c. Tinggi badan Rini lebih dari tinggi badan Ani, dan sebainya.

1. Pengertian Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV)


Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut ini.
a. 𝑥 > 5

6
b. 2𝑥 − 3 < 7
c. 3𝑎 ≥ 𝑎 + 5
d. 5𝑛 − 3 ≤ 4𝑛 + 2
Kalimat-kalimat terbuka diatas menggunakan tanda-tanda hubung <, >, ≥, atau ≥.
Kalimat-kalimat ini disebut pertidaksamaan.
Masing-masing pertidaksamaan itu hanya memilki satu variabel, yakni
𝑥, 𝑎, dan 𝑛. Pertidaksamaan seperti ini disebut pertidaksamaan satu variabel.
Peubah (variabel) pertidaksamaan di atas berpangkat satu atau juga disebut
berderajat satu maka disebut pertidaksamaan linier.
Pertidaksamaan linier satu variabel adalah kalimat terbuka yang hanya memiliki
sebuah variabel dan juga berderajat satu dan memat hubungan (<, >, ≥, atau ≥).
2. Sifat-sifat Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV)

a. Jika kedua ruas pertidaksamaan dijumlahkan atau dikurangkan dengan


bilangan yang sama, maka tanda pertidaksamaan tetap.
b. Jika kedua ruas pertidaksamaan dikalikan atau dibagi dengan bilangan
positif yang sama, maka tanda pertidaksamaan tetap.
c. Jika kedua ruas suatu pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan bilangan
negatif yang sama, maka tanda pertidaksamaan berubah.

3. Penyelesaian Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV)

Terdapat 3 cara yang bisa digunakan dalam menyelesaiakan soal


Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV), yaitu:
a. Ekuivalen
Pertidaksamaan bisa dikerjakan dengan cara:
1) Menambah dan mengurangi dengan bilangan yang sama, mengalikan atau
membagi dengan bilangan positif dan tidak mengubah tanda
pertidaksamaan
2) Mengalikan atau membagi dengan bilangan negatif dan mengubah tanda
pertidaksamaan menjadi lawan misalnya tanda > menjadi >.
Contohnya :
2𝑥 − 1 > 4𝑥 + 5
Penyelesaian:

7
= 2𝑥 − 1 + 1 > 4𝑥 + 5 + 1 (kedua ruas ditambah 1 dan tidak
mengubah tanda)
= 2𝑥 > 4𝑥 + 6
= 2𝑥 − 2𝑥 > 4𝑥 − 2𝑥 + 6 (kedua ruas dikurangi 2𝑥)
= −2𝑥 > 6
−2𝑥 6
= >
−2 −2
= 𝑥 < −3
b. Pindah Ruas
Contohnya :
6(𝑥 − 3) > 2𝑥 + 5
Penyelesaian:
= 6𝑥 − 18 > 2𝑥 + 5
= 6𝑥 − 2𝑥 > 18 + 5
= 4𝑥 > 22
22
=𝑥>
4
= 𝑥 > 5,5

4. Contoh Soal dan Penyelesaian


Carilah Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut ini

(a) 2𝑥 − 2 < 0
Penyelesaian:
2𝑥 − 2 < 0
2𝑥 < 2
𝑥<1
Jadi, HP = {𝑥|x < 1}
(b) 3𝑥 − 6 > 0
Penyelesaian:
3𝑥 − 6 > 0
3𝑥 > 6
𝑥>2
Jadi, HP = {𝑥| x > 2}

8
D. Sistem Persamaan Dua Variabel (SPLDV)

1. Pengertian Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)


Persamaan linear dua variable (PLDV) adalah suatu persamaan yang
mempunyai dua variable yang masing-masing variabelnya berpangkat satu.
Bentuk umum dari PLDV adalah 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 atau 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐.
Contoh bentuk PLDV:
1) 2𝑥 + 3𝑦 + 5 = 0
2) 6𝑥 + 2𝑦 + 𝑐 = 18
3) 𝑎 = 3𝑏 − 6
1 2
4) 𝑥 + 5𝑦 = 5
3

2. Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)


Coba perhatikan persamaan 𝑥 + 𝑦 = 9. Persamaan 𝑥 + 𝑦 = 9 masih kalimat
terbuka, artinya belum mempunyai nilai kebenarannya. Jika 𝑥 diganti dengan
bilangan 3, maka nilai 𝑦 yang memenuhi adalah 6, karena pasangan bilangan (3,6)
memenuhi persamaan tersebut, maka persamaan 𝑥 + 𝑦 = 9 menjadi kalimat yang
benar. Dalam hal ini dikatakan bahwa (3,6) merupakan salah satu penyelesaian dari
persamaan 𝑥 + 𝑦 = 9.
𝑥 1 2 3 4 5
𝑦 8 7 6 5 4
(𝑥, 𝑦) (1,8) (2,7) (3,6) (4,5) (5,4)

Untuk mencari nilai 𝑥 dan 𝑦 yang memenuhi persamaan 𝑥 + 𝑦 = 9 akan lebih


mudah dengan table sebagai berikut:
Jadi himpunan penyelesaian (hp) dari persamaan 𝑥 + 𝑦 = 9 adalah (1,8), (2,7),
(3,6), (4,5), (5,4).
3. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) terdiri dari dua persamaan
linear dua variable yang keduanya tidak berdiri sendiri, sehingga kedua persamaan
hanya memiliki satu penyelesaian.
Berikut ini adalah beberapa contoh SPLDV:
1) 𝑥 + 𝑦 = 5 dan 3𝑥 + 𝑦 = 9
2) 3𝑥 − 2𝑦 = 9 dan 4𝑥 + 6𝑦 = 38

9
3) 𝑥 = 7 dan 7𝑥 + 3𝑦 − 16 = 49
4) 𝑥 = 𝑦 + 3 dan 9𝑥 − 5𝑦 = 35

4. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)


Penyelesaian SPLDV hanya terdiri dari satu persamaan saja. Coba perhatikan
dua persamaan linear berikut: 𝑥 + 𝑦 = 5 dan 3𝑥 + 𝑦 = 9. Dari kedua pasangan
ini, kita harus menentukan pasangan pengganti x dan y, sehingga mengubah kedua
persamaan menjadi kalimat yang benar. Berarti pengganti x dan y untuk 𝑥 + 𝑦 =
5 juga harus memenuhi persamaan 3𝑥 + 𝑦 = 9 . Sehingga hanya ada satu
penyelesaian dari kedua persamaan tersebut yang merupakan pasangan x dan y
yang biasa ditulis dalam pasangan berurutan (x,y).
Contoh:
Mari kita coba menentukan penyelesaian dari system persamaan
𝑥 + 𝑦 = 5 dan 3𝑥 + 𝑦 = 9
Jawab:
• Untuk 𝑥 = 1 dan 𝑦 = 2 atau ditulis (1,2), maka:
𝑥+𝑦 =5 3𝑥 + 𝑦 = 9
1 + 2 = 3 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) 3.1 + 2 = 9 (Tidak memenuhi)
Karena untuk 𝑥 = 1 dan 𝑦 = 2 atau ditulis (1,2) tidak memnuhi persamaan
𝑥 + 𝑦 = 5 dan 3𝑥 + 𝑦 = 9 , maka (1,2 bukan penyelesaian dari sistem
persamaan 𝑥 + 𝑦 = 5 dan 3𝑥 + 𝑦 = 9
• Untuk 𝑥 = 3 dan 𝑦 = 2 atau ditulis (3,2), maka:
𝑥+𝑦 =5 3𝑥 + 𝑦 = 9
3 + 2 = 5 (𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) 3.3 + 2 = 11 (Tidak memenuhi)
Karena untuk 𝑥 = 3 dan 𝑦 = 2 atau ditulis (3,2) tidak memenuhi persamaan
3𝑥 + 𝑦 = 9, maka (3,2 ) bukan penyelesaian dari system persamaan 𝑥 +
𝑦 = 5 dan 3𝑥 + 𝑦 = 9
• Untuk 𝑥 = 2 dan 𝑦 = 3 atau ditulis (2,3), maka:
𝑥+𝑦 =5 3𝑥 + 𝑦 = 9
2 + 3 = 5 ( 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) 3.2 + 3 = 9 (memenuhi)
Karena untuk 𝑥 = 2 dan 𝑦 = 3 atau ditulis (2,3) memenuhi kedua
persamaan, maka (2,3) merupakan penyelesaian dari system persamaan 𝑥 +
𝑦 = 5 dan 3𝑥 + 𝑦 = 9 .

10
Himpunan penyelesaian SPLDV dapat diselesaikan dengan 3 cara yaitu:
1) Cara grafik
Untuk menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan
menggunakan cara grafik, langkahnya adalah sebagai berikut:
• Menggambar garis dari kedua persamaan bidang cartesius
• Koordinat titik potong dari kedua garis merupakan himpunan
penyelesaian

Catatan: Jika kedua garis tidak berpotongan, maka SPLDV tidak


mempunyai penyelesain
Contoh:
Tentukan HP dari persamaan 2𝑥 + 3𝑦 = 18 dan 𝑥 + 𝑦 = 7.
Jawab:
➢ 2𝑥 + 3𝑦 = 18
Titik potong dengan sumbu 𝑥, 𝑦 = 0
Titik potong sumbu 𝑦, 𝑥 = 0
2𝑥 + 3.0 = 18 2.0 + 3𝑦 = 18
2𝑥 = 18 3𝑦 = 18
𝑥 =9 𝑦=6
Diperoleh titik (9,0)
20 + 3𝑦 = 18
3𝑦 = 18
𝑥 =6
Diperoleh titik (0, 6)
➢ 𝑥+𝑦 =7
Titik potong dengan sumbu 𝑥, 𝑦 = 0
Titik potong sumbu 𝑦, 𝑥 = 0
𝑥+0=7 0+𝑦 =0
𝑥 =7 𝑦=7
Diperoleh titik (7,0)
0+𝑦 =0
𝑥 =7
Diperoleh titik (0,7)

11
2) Cara substitusi
Substitusi artinya mengganti. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
• Menyatakan variable dalam variable lain, missal menyatakan x
dalam y atau sebaliknya.
• Mensubstitusikan persamaan yang sudah kita rubah pada persamaan
yang lain
• Mensubstitusikan nilai yang sudah ditemukan dari variable x atau y
ke salah satu persamaan.

Contoh:
Tentukan himpunana penyelesaian (HP) dari system
persamaan 𝑥 + 4𝑦 = 11 𝑑𝑎𝑛 2𝑥 + 3𝑦 = 12
Jawab:
𝑥 + 4𝑦 = 11, kita nyatakan x dalam y, diperoleh:
𝑥 = 11 − 4𝑦
Substitusikan 𝑥 = 11 − 4𝑦 ke persamaan 2𝑥 + 3𝑦 =
12, akan diperoleh
2(11 − 4𝑦) + 3𝑦 = 12
22 − 8𝑦 + 3𝑦 = 12
22 − 5𝑦 = 12
−5𝑦 = 12 − 22
−5𝑦 = −10
𝑦=2
Substitusikan 𝑦 = 2 ke persamaan 𝑥 = 11 − 4𝑦
𝑥 = 11 − 4.2
𝑥 = 11 − 8
𝑥=3
Jadi himpunan penyeelsaiannya adalah{(3,2)}
3) Cara eliminasi
Eliminasi artinya menghilangkan salah satu variable. Pada cara
eliminasi, koefisien dari variable harus sama atau dibuat menjadi sama.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

12
• Nyatakan kedua persamaan ke bentuk
• Samakan koefisien dari variable yang akan dihilangkan dengan cara
mengalikan dengan bilangan yang sesuai (tanpa memperhatikan
tanda)
• Jika koefisien dari variable bertanda sama (sama positif atau sama
negative), maka kurangkan kedua persmaan dan jika tanda nya
berbeda (positif dan negative), maka dijumlahkan kedua
persamaannya
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari system persamaan 2𝑥 + 2𝑦 =
14 𝑑𝑎𝑛 4𝑥 + 𝑦 = 16
Jawab:
➢ Mengeleminasi x
Karena koefisien x belum sama, maka harus buat
menjadi sama
2𝑥 + 2𝑦 = 14 × 4 → 8𝑥 + 8𝑦 = 56
4𝑥 + 𝑦 = 16 × 2 → 8𝑥 + 2𝑦 = 32 __
6𝑦 = 24
⟺ 𝑦=4
➢ Mengeliminasi y
Karena koefisien y belum sama, maka harus buat menjadi sama
2𝑥 + 2𝑦 = 14 × 1 → 2𝑥 + 2𝑦 = 28
4𝑥 + 𝑦 = 16 × 2 → 4𝑥 + 2𝑦 = 32 __
−2𝑦 = −4
⟺ 𝑥=2
Jadi, himpunan penyelesaian adalah {(2,4)}
Dalam penyelesaian SPLDV sering diselesaikan dengan cara
eliminasi dan substitusi secara bersama-sama.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelasaian dari sistem persamaan 6𝑥 + 3𝑦 =
18 dan 10𝑥 − 𝑦 = 6.
Jawab:
➢ Mengeliminasi x

13
Karena koefisien x belum sama, maka harus buat menjadi sama
6𝑥 + 3𝑦 = 18 × 5 → 30𝑥 + 15𝑦 = 90
10𝑥 − 𝑦 = 6 ×3 → 30𝑥 − 3𝑦 = 18
18𝑦 = 72
⟺ 𝑦=4

➢ Substitusi y ke persamaan 10𝑥 − 𝑦 = 6, menghasilkan:


10𝑥 − 4 = 6
10𝑥 = 6 + 4
𝑥=1
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(1,4)}

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Persamaan linear satu variabel (PLSV) adalah kalimat terbuka yang dihubungkan
dengan tanda sama dengan (=) dan hanya memiliki satu variabel berpangkat satu.
Bentuk umum PLSV adalah ax + b 0. Dengan a 0, x disebut variabel/peubah dan b
merupakan konstanta.
Pertidaksamaan linier satu variabel (PtLSV) adalah kalimat terbuka yang hanya
memiliki sebuah variabel dan juga berderajat satu dan memat hubungan (<,>,≥, atau ≥).
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) terdiri dari dua persamaan linear
dua variable yang keduanya tidak berdiri sendiri, sehingga kedua persamaan hanya
memiliki satu penyelesaian. Bentuk umum dari PLDV adalah 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 =
0 atau 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari banyak kekurangan yang jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah kami. Namun, kami berharap makalah yang kami tulis
bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. (2017). Matematika Kelas VII SMP/MTs Semester 1: Buku


Siswa. Jakarta: Puskubruk.
Kemendikbud. (2017). Matematika Kelas VIII SMP/MTs Semester 1: Buku
Siswa. Jakarta: Puskubruk.

16

Anda mungkin juga menyukai