DISUSUN OLEH
Anita Juni Arta Sembiring (4203311030)
Betrik Debora Fiera Sihombing. (4203111055)
Bil Krisno Manurung. (4203311002)
Cici Melani (4203111026)
Delfi Anggriana Br Ginting (4203111083 )
Frigus Veryta s (4203111062 )
Julyana Purba. (4203111096)
Sri Putri pajaria (4203111108)
KELAS 20 D
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya.
Tidak lupa shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.W.T
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Menganalisis logika
proposisi dalam matematika
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Himpunan dan Logika yang diberikan
olehdosen pengajar. : Drs. Yasifati Hia, M. Si
Makalah ini disusun berdasarkan buku – buku dan referensi yang penulis peroleh dari berbagai
media yang berhubungan dengan pelajaran . Tak lepas dari kekurangan, penulis sadar makalah
dalam mata kuliah “Praktikum Fisika ” ini masih jauh dari kata sempurna. Karena keterbatasan
pengetahuan, tentunya makalah ini punya begitu banyak kekurangan.
Dengan tangan terbuka, penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar makalah
ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini memberikan manfaat bagi masyarakat maupun menjadi inspirasi
bagi pembaca.
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ……………………………………………………………………………. 1
B. B.RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………………………………. 1
C. TUJUAN PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Multimeter ……………………………………………………………………………………… 2
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………………. 8
B. SARAN ……………………………………………………………………………………. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Proposisi mempelajari tentang pernyataan bentuk kalimat yang dapat di nilai benar salahnya
proposisi mempunyai tiga bentuk, proposisi katagoristik, inpotetik, dan proposisi disyungtif, dan
itu ada hubungan tertentu atau mendasar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari logika proposisi
2. Apa-apa saja bagian dari logika proposisi
3. Bagaimana cara membuktikan kebenaran logika proposisi
C. TUJUAN
1. Agar Mahasiswa tahu apa yang dimaksud dengan logika proposisi
2. Agar mahasiswa tahu Bagaimana cara membuktikan kebenaran logika proposisi
2. Agar Mahasiswa tahu apa saja bagian –bagian dari proposisi
BAB II
PEMBAHASAN
a. Konjungsi
Adalah dua pernyataan yang dirangkai dengan kata hubung logika “dan, tetapi, meskipun,
walaupun”. Lambangnya "∧" Jika p pernyataan bernlai benar dan q pernyataan bernilai benar,
maka p∧q bernilai benar, selain itu p∧qbernilai salah.
Tabel Kebenaran Konjungsi
p q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh: p: Jakarta ibu k p: Jakarta ibu kota Indonesia.(B) ota Indonesia.(B) q: harimau menyusui
anaknya. (B) p∧q jakarta ibu kota Indonesia dan harimau menyusui anaknya.
b. Disjungsi Adalah Adalah dua pernyataan yang dirangkai dengan kata hubung logika
“atau” g logika “atau”. Lambang “V” Sifat: p atau q bernilai salah jika p salah dan q
salah, selain itu benar
Tabel Kebenaran Disjungsi
p Q p∨q
B B B
B S B
S B B
S S S
c. Implikasi
Adalah suatu pernyataan majemuk p dan q yang digabung dengan memakai kata hubung logika
“jika…maka…”. Implikasi suatu pernyataan dilambangkan dengan p→q
Dibaca :
1. Jika p maka q
2. p berimplikasi q
3. q hanya jika p
4. p syarat cukup untuk q
5. q syarat perlu untuk p
Pada implikasi, p disebut anteseden (hipotesis), q disebut konklusi (kesimpulan).
Nilai kebenaran: untuk p→q bernilai salah hanya berlaku untuk p pernyataan bernilai benar dan
q pernyataan bernilai salah
B B B
B S S
S B B
S S B
d. Biimplikasi
Jika dua pernyataan p dan q yang digabungkan dan membentuk kalimat majemuk dengan kata
hubung “…jika dan majemuk dengan kata hubung “…jika dan hanya jika…” hanya jika…”
maka kalimat tersebut maka kalimat tersebut membentuk suatu biimplikasi.
Lambang “↔”
Contoh: Ayah akan mendapat gaji jika dan hanya jika ayah bekerja
Pembentukan biimplikasi logis Jika ada pernyataan p dan q serta p↔q maka: “p jika dan hanya
jika q” atau “jika p maka q dan jika q maka p” “jika p maka q dan jika q maka p” atau
p↔q≡(p→q)∧(q→p)
Tabel Kebenaran
p Q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B
5
c. Negasi Suatu Implikasi
Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p∧~q seperti ditunjukkan tabel kebenaran berikut ini:
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
Tabel kebenaran dari suatu negasi, konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi di atas
merupakan dasar dalam mencari nilai kebenaran pernyataan-pernyataan majemuk seperti di saat
menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk (~p ∧ r) ∨ (~r ⇒ q) seperti berikut ini
Contoh :
1. Negasi dari 5 + 2 = 8 dan adik naik kelas adalah 5 + 2 8 atau adik tidak naik kelas
2. Negasi dari jika adik belajar maka ia pandai adalah adik belajar dan ia tidak pandai
7
3. INVERS , KONVERS DAN KONTRAPOSISI
Misal jika diberikan suatu implikasi p → q (dibaca : jika p maka q) dapat dibuat pernyataan :
Maka table kebenaran dan implikasi konvers , invers , dan kontraposisi disajikan sebagai berikut
:
P q ~p ~q p→q q→p ~p → ~q ~q → ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Jawab :
Seorang direktur perusahaan memberikan pernyataan bahwa jika keuntungan meningkat maka
karyawan akan mendapat bonus. Dan setelah beberapa waktu berlalu ternyata karyawan tidak
mendapat bonus. Dalam hal ini karyawan dapat menarik kesimpulan sendiri mengapa mereka
tidak mendapatkan bonus. Karyawan memperkirakan bahwa laba perusahaan tidak meningkat.
Lalu apa yang dipikirkan karyawan menurut pemikiran logika matematika?Jika kita
menggambarkan contoh di atas dengan logika matematika.
P: Keuntungan meningkat
.T: Karyawan mendapat bonus
P → q~ q———∴ ~ p (ini adalah hasil menggambar kesimpulan)~ p:
Keuntungan tidak meningkat.Ini adalah jenis kesimpulan yang saya pelajari
menggunakan Mode Tollens.
Mode tollens adalah jika apa yang terjadi p → q dan ~ q maka kesimpulannya adalah ~ p.
Dari contoh di atas ternyata hasil perhitungan logika matematika dengan apa yang
karyawan pikirkan adalah sama. Jadi menggambar kesimpulan atau cara berpikir yang
dilakukan karyawan sesuai dengan metode menggambar kesimpulan dengan logika
matematika. Ini berarti bahwa pada kesempatan ini karyawan dapat dikatakan
menggunakan logika matematika dalam berpikir.
Tautologi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai benar (True) tidak peduli
bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.
B S B S S S B S B
S B B B B B B B B
S S B B S S B S B
Karena ( p ∨q) ∨[( p)∧(q)]
selalu bernilai BENAR untuk setiap nilai p dan q
maka ( p ∨q) ∨[( p)∧(q)]
disebut dengan TAUTOLOGI.
Kontradiksi adalah sebuah pernyataan (proporsi) dimana jika pernyataan tersebut selalu
bernilai salah untuk semua kemungkinan kombinasi nilai kebenaran dari pernyataan
pernyataan pembentukknya
Tabel Kebenaran Kontradiksi
P Q ( P Λ Q)
B S S
S B S
Contoh :
“Perwira seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa” pernyataan ini selalu bernilai salah,
tidak tergantung pada nilai kebenaran tadi “Perwira seorang mahasiswa” ataupun
“perwira bukan mahasiswa”
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen
komponen disebut Kontradiksi, karena kontradiksi selalu bernilai salah, maka kontradiksi
merupakan ingkaran dari tauntologi dan sebaliknya
Kontingensi adalah suatu bentuk pernyataan majemuk yang hasil akhirnya dapat bernilai
benar dan dapat pula bernilai salah untuk setiap pergantian variabel (peubahanya) dengan
sembarang pernyataan. Sebuah pernyataan majemuk dapat juga disebut kontingensi bila
pernyataan nya tidak tergolong sebagai tautologi ataupun kontradiksi.
Contoh: Jika Andi belajar, maka nilai akan baik, berarti jika nilai Andi baik maka Andi
belajar.
Misalkan: p: Andi belajar
q: nilai akan baik
maka pernyataan di atas jika menggunakan simbol adalah: (p→q) ↔ (q→p)
Tabel kebenarannya :
p Q (p→q) ↔ (q→p)
B B B B B
B S S S B
S B B S S
S S B B B
*
KESIMPULAN
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi
hipotesis, proposisi disyungtif.
Dalam proposisi kategorik itu yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti :
Contoh:
Dan proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika.
proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah.
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
SARAN
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah
ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam Tugas menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis
(Kelompok V) harapkan dari pembaca, khususnya kepada Mata Kuliah MATEMATIKA
KOMPUTER YakniBapak SUHERMAN mohon kritik dan sarannya guna perbaikkan
penyusunan selanjutnya.