Anda di halaman 1dari 19

No Kode: DAR 2/Profesional/180/6/2022

PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA

MODUL 6 LOGIKA MATENATIKA


KB 2. Kuantor, Tautologi, dan Kontradiksi

Penulis:
Dr. Emi Pujiastuti, M.Pd.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan


Teknologi
2022

26
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan ................................................................................................... 28
B. Capaian Pembelajaran .................................................................................... 30
C. Pokok-pokok Materi........................................................................................ 30
D. Uraian Materi .................................................................................................. 31
1. Kuantor .................................................................................................... 31
2. Tautologi.................................................................................................. 32
3. Kontradiksi............................................................................................... 39
E. Forum Diskusi.................................................................................................. 40
F. Rangkuman ..................................................................................................... 40
G. Tes Formatif .................................................................................................... 41
H. Daftar Pustaka ................................................................................................ 43
I. Kriteria Penilaian Tes Formatif ........................................................................ 44

27
A. Pendahuluan
Para mahasiswa yang selalu berbahagia dan bersemangat.
Selamat mengikuti Kegiatan Belajar 2 (KB 2) Logika yang meliputi materi Kuantor,
Tautologi, dan Kontradiksi. Tetap fokus yaaaa….karena banyak manfaat yang diperoleh
mempelajari materi ini.

Pemanfaatan kuantor, tautologi, dan kontradiksi sangat penting dalam pengambilan


suatu keputusan dalam kehidupan sehari-hari, membantu pemikiran kita untuk memisahkan
hal yang benar dari yang salah, bisa berpikir secara baik dan benar sekaligus menghasilkan
kesimpulan tepat dan valid, serta terhindar dari cara berpikir yang keliru dan berbuah
kesimpulan yang tidak benar. Secara khusus, logika yang termasuk dalam ilmu filsafat bisa
memberikan kerangka cara berpikir manusia yang lebih sistematis, logis sekaligus rasional
bagi para akademis, praktisi dan juga psikolog. Dengan ilmu logika, maka psikologi nantinya
akan dibekali tentang cara agar selalu berpikir positif yang bermanfaat dalam kerja para
psikolog.
Misalnya melatih teknik-teknik menetapkan asumsi dan implikasi terutama dalam
bidang ilmu hukum. dalam pengambilan suatu perkara, dimana pelaku hukum harus
mengerti undang-undang yang digunakan. Selain itu perlunya untuk saling mengaitkan antar
pasal dalam undang-undang agar mendapatkan suatu kesimpulan dari hubungan-hubungan
tersebut yang diharapkan mendapatkan kesimpulan yang benar.
Pada KB 2 ini, saudara mempelajari tentang kuantor, tautologi, dan kontradiksi. Kuantor
berkaitan dengan penggunaan simbol, kata-kata setiap, semua, ada, beberapa, dan
pemanfaatan negasi. Sedangkan tautologi merupakan pernyataan majemuk yang selalu
bernilai benar dan kontradiksi yang selalu bernilai salah. Untuk mempelajari KB 2 ini
saudara harus mempunyai kompetensi materi prasyarat yang ada pada KB 1.

Kegiatan belajar 2 ini dibagi dalam tiga sub kajian yang disusun dengan urutan sebagai
berikut.
Sub Kajian 1: Kuantor
Sub Kajian 2: Tautologi
Sub Kajian 3: Kontradiksi

28
Proses pembelajaran untuk materi yang sedang saudara ikuti sekarang ini, dapat
berjalan dengan lebih lancar bila saudara mengikuti langkah-langkah belajar modul
sebagai berikut.

Langkah-langkah Belajar Modul.


1) Ingat kembali materi prasyarat dalam mempelajari materi pada KB 1.
2) Pelajari materi dan contoh pada setiap kegiatan belajar dan selesaikan latihan pada forum
diskusi, serta selesaikan tes formatifnya secara mandiri.
3) Cocokkan jawaban tes formatif saudara dengan kunci jawaban yang diberikan.
4) Apabila tingkat penguasaan saudara 80% atau lebih, saudara dapat melanjutkan ke
kegiatan belajar berikutnya. Apabila tingkat pengusaan saudara kurang dari 80%, saudara
harus mempelajari kembali materi pada kegiatan belajar ini.
5) Keberhasilan pembelajaran saudara dalam mempelajari materi pada kegiatan belajar ini,
sangat tergantung kepada kesungguhan saudara dalam belajar dan mengerjakan tugas dan
latihan. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.
Selanjutnya kami ucapkan selamat belajar, semoga saudara sukses mampu
mengimplementasikan pengetahuan yang diberikan dalam kegiatan belajar ini sebagai
bekal membelajarkan matematika kepada siswa di sekolah dan meningkatkan kompetensi
profesional saudara.

29
B. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu memahami,
mengidentifikasi, menganalisis, merekonstruksi, memodifikasi secara terstruktur materi
matematika sekolah dan advance material secara bermakna dalam penyelesaian
permasalahan dari suatu sistem (pemodelan matematika) dan penyelesaian masalah praktis
kehidupan sehari-hari melalui kerja problem solving, koneksi dan komunikasi matematika,
critical thingking, kreativitas berpikir matematis yang selaras dengan tuntutan masa depan.
Mahasiswa mampu menguasai materi esensial matematika meliputi konsep, sifat, dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah yang terkait logika matematika. Dalam hal ini
yaitu menyelesaikan masalah menggunakan nilai kebenaran logika matematika yang
meliputi kuantor, tautologi, dan kontradiksi.

C. Pokok-pokok Materi
Pokok materi dalam Kegiatan Belajar 2 ini adalah sebagai berikut.
1. Kuantor
a. Kuantor Universal
b. Kuantor Eksistensial
2. Tautologi
3. Kontradiksi
Sebelum mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, mahasiswa diminta
memperhatikan [PPT yang berkaitan dengan kuantor, tautologi, dan kontradiksi. pada
[PPT-M6-KB2]. Agar dapat memahami dan mengimplementasikan lebih dalam pada
materi di PPT tersebut, saudara dapat mempelajari lebih lanjut materi berikut.

30
D. Uraian Materi
1. Kuantor
a. Kuantor Universal
Kata-kata yang biasa digunakan dalam kuantor universal adalah “semua”, “setiap”,
“untuk semua” atau “untuk setiap”. Kuantor universal dilambangkan dengan ∀. Berikut
adalah contoh kuantor universal.
1) Semua kuadrat bilangan real merupakan bilangan real positif atau nol
∀𝑥 ∈ ℝ, 𝑥 2 ≥ 0
2) Untuk setiap segitiga siku-siku ABC dengan sisi 𝑎, 𝑏, dan sisi miring 𝑐, berlaku 𝑎2 +
𝑏2 = 𝑐 2 .

b. Kuantor Eksistensial
Pernyataan matematika yang dilengkapi dengan kata-kata “terdapat”, “ada”,
“sekurang-kurangnya satu”, atau “beberapa” merupakan pernyataan berkuantor eksistensial.
Kuantor eksistensial dilambangkan dengan ∃. Lambang ∃! dibaca: “Terdapat dengan
tunggal”.
Berikut adalah contoh kuantor eksistensial.
4 2
1) Terdapat beberapa pasangan bilangan bulat 𝑚 dan 𝑛 sehingga 𝑚 + 𝑛 = 1
4 2
∃𝑚, 𝑛 ∈ ℤ ∋ 𝑚 + 𝑛 = 1

2) Ada mahasiswa UNNES yang memiliki usaha sendiri.


3) Untuk setiap nilai x terdapat dengan tunggal nilai y sehingga y = x +2.
∀𝑥 ∈ ℝ, ∃! x, y = x +2.

c. Negasi Pernyataan Kuantor


Dua buah pernyataan (proposisi) dikatakan ekivalen (berekivalensi logis) jika kedua
pernyataan itu memiliki nilai kebenaran yang sama. Perhatikan dua pernyataan berikut.
𝑝: Guru pahlawan bangsa
𝑞: Tidak benar bahwa guru bukan pahlawan bangsa
Terlihat: q = ~(~𝑝)
Kedua pernyataan ini akan memiliki nilai kebenaran yang sama, tidak peduli bagaimana nlai
kebenaran dari pernyataan semula. Dengan demikian, 𝒑 ekivalen dengan 𝒒 dan dapat ditulis
𝒑 ≡ 𝒒. Jadi, p = ~(~𝑝) = p.
Berdasarkan definisi di atas, sifat-sifat pernyataan-pernyataan yang ekivalen
(berekivalensi logis) adalah:
31
a. 𝑝 ≡ 𝑝
b. Jika 𝑝 ≡ 𝑞 maka 𝑞 ≡ 𝑝
c. Jika 𝑝 ≡ 𝑞 dan 𝑞 ≡ 𝑟 maka 𝑝 ≡ 𝑟
d. p = ~(~𝑝) = p
Sifat pertama berarti bahwa setiap pernyataan selalu ekivalen (memiliki nilai kebenaran yang
sama) dengan pernyataan itu sendiri. Sifat kedua berarti bahwa jika suatu pernyataan
mempunyai nilai kebenaran yang sama dengan pernyataan lain, maka berlaku sebaliknya.
Sedangkan sifat ketiga berarti bahwa jika pernyataan pertama mempunyai nilai kebenaran
yang sama dengan pernyataan kedua dan pernyataan kedua mempunyai nilai kebenaran yang
sama dengan pernyataan ketiga maka nilai kebenaran pernyataan pertama dan ketiga akan
sama.

Teorema DeMorgan
Misalkan 𝑝(𝑥) adalah sebuah fungsi proposisional pada 𝐴, maka:
(i) ~(∀𝑥 ∈ 𝐴)𝑝(𝑥) ≡ (∃𝑥 ∈ 𝐴)~𝑝(𝑥);
(ii) ~(∃𝑥 ∈ 𝐴)𝑝(𝑥) ≡ (∀𝑥 ∈ 𝐴)~𝑝(𝑥).

Untuk memperjelas contoh di atas, disajikan contoh sebagai berikut.


(i) “Tidak benar bahwa semua bilangan prima adalah bilangan ganjil.”
Menurut Teorema DeMorgan pernyataan di atas dapat dibuat pernyataan lain yang
ekuivalen, yaitu “Terdapat bilangan prima yang bukan bilangan ganjil.”
(ii) “Tidak benar bahwa ada segitiga yang jumlah sudutnya lebih dari sama dengan 180°.”
Menurut Teorema DeMorgan pernyataan di atas dapat dibuat pernyataan lain yang
ekuivalen, yaitu “Semua segitiga, jumlah sudutnya kurang dari 180°.”

2. Tautologi
Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar untuk setiap substitusi pernyataan
tunggalnya dinamakan tautologi. Dengan kata lain, tautologi merupakan pernyataan yang
selalu bernilai benar dalam kondisi apa pun. Tautologi digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan atau pembuktian matematis.

Perhatikan contoh-contoh tautologi berikut ini.


Contoh 1.

32
“Ani mempunyai sepeda atau Ani tidak mempunyai sepeda. Pernyataan majemuk ini
bernilai 𝐵 (benar), untuk setiap nilai kebenaran dari pernyataan tunggalnya.
Misalnya, 𝑎 = “Ani mempunyai sepeda”, bernilai 𝐵.
~𝑎 = “Ani tidak mempunyai sepeda”, bernilai 𝑆. Maka, tampak bahwa 𝑎 ⋁~𝑎 bernilai 𝐵.
Begitu pula apabila “𝑎” bernilai S maka “~𝑎” bernilai 𝐵 sehingga 𝑎 ⋁ ~𝑎 bernilai 𝐵.
Pernyataan majemuk yang selalu bernilai 𝐵 untuk setiap nilai kebenaran dari pernyataan-
pernyataan tunggalnya seperti itu disebut tautologi.

Contoh 2.
Misalnya kita akan mencari nilai kebenaran dari pernyataan (𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ 𝑝 dengan tabel
kebenaran.

Tabel 2.1
Nilai Kebenaran (𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ 𝑝

𝑝 𝑞 𝑝 ∧ (𝑝 ∧ 𝑞)
𝑞 ⇒ 𝑝
𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆 𝐵
𝑆 𝐵 𝑆 𝐵
𝑆 𝑆 𝑆 𝐵

Dari tabel kebenaran di atas terlihat setiap substitusi dari pernyataan (𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ 𝑝


bernilai benar sehingga pernyataan (𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ 𝑝 disebut tautologi.

Contoh 3..
“Jika Budi naik kelas dan Budi tidak naik kelas maka Budi dibelikan sepeda”.
Misalnya, 𝑝 = Budi naik kelas
~𝑝 = Budi tidak naik kelas
𝑞 = Budi dibelikan sepeda
Pernyataan majemuk tersebut dapat dinyatakan dengan lambang:
(𝑝 ∧ ~𝑝) ⇒ 𝑞
Untuk menunjukkan bahwa pernyataan majemuk ini suatu tautologi disusun tabel
kebenaran berikut.

33
Tabel 2.2
Nilai Kebenaran (𝑝 ∧ ~𝑝) ⇒ 𝑞
𝑝 𝑞 ~𝑝 (𝑝 ∧ (𝑝 ∧ ~𝑝)
~𝑝) ⇒ 𝑞
𝐵 𝐵 𝑆 S 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆 𝑆 𝐵
𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵
𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵

Contoh 4
Periksa bahwa pernyataan majemuk “(𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ (𝑝 ∨ 𝑞)” adalah suatu tautologi.
Penyelesaian:
Untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut bisa dilakukan dengan 2 cara. ,
Cara 1: Disusun tabel kebenaran, yaitu:

Tabel 2.3
Nilai Kebenaran “(𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ (𝑝 ∨ 𝑞)”
𝑝 𝑞 (𝑝 ∧ (𝑝 ∨ (𝑝 ∧ 𝑞)
𝑞) 𝑞) ⇒ (𝑝 ∨ 𝑞)
𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝐵
𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵
𝑆 𝑆 𝑆 𝑆 𝐵

Cara 2: Tanpa menggunakan tabel kebenaran, tetapi dengan menggunakan pernyataan-


pernyataan majemuk.
Pernyataan majemuk “(𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ (𝑝 ∨ 𝑞)” merupakan suatu implikasi. Jika 𝑝 bernilai
𝐵, tanpa memperhatikan nilai kebenaran 𝑞 maka (𝑝 ∨ 𝑞) pasti bernilai 𝐵. Sehingga,
implikasi itu bernilai 𝐵 karena pengikutnya bernilai 𝐵. Dan jika 𝑝 bernilai 𝑆, tanpa
memperhatikan nilai kebenaran dari 𝑞 maka (𝑝 ∧ 𝑞) bernilai 𝑆. Sehingga, implikasi itu
bernilai 𝐵 karena pendahulunya bernilai 𝑆. Jadi, untuk setiap nilai kebenaran dari 𝑝 dan 𝑞,
pernyataan majemuk “(𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ (𝑝 ∨ 𝑞)” selalu bernilai 𝐵 sehingga pernyataan
majemuk itu suatu tautologi.

34
Contoh 5.
Selidikilah, pernyataan majemuk “[(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ 𝑝] ⇒ 𝑞”. merupakan tautologi atau
bukan?
Penyelesaian:
Penyelidikan bisa dilakukan dengan membuat tabel kebenarannya.
Tabel nilai kebenaran dari pernyataan majemuk tersebut tampak pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.4
Nilai Kebenaran “[(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ 𝑝] ⇒ 𝑞”
𝑝 𝑞 𝑝 ⇒ 𝑞 (𝑝 ⇒ [(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ 𝑝]
𝑞) ∧ 𝑝 ⇒ 𝑞
𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆 𝑆 𝐵
𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵
𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵

Jadi [(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ 𝑝] ⇒ 𝑞 merupakan tautologi.

Contoh 6.
Periksalah Nilai Kebenaran ”[(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ ~𝑞] ⇒ ~𝑝 “
Penyelesaian;
Penyelidikan bisa dilakukan dengan membuat tabel kebenarannya.

Tabel nilai kebenaran dari pernyataan majemuk tersebut tampak pada Tabel 2.5 berikut ini.

Tabel 2.5
Nilai Kebenaran “[(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ ∼ 𝑞] ⇒ ∼ 𝑝”
𝑝 𝑞 ∼𝑝 ∼𝑞 (𝑝 [(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ [(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ ∼ 𝑞]
⇒ 𝑞) ∼ 𝑞] ⇒
∼𝑝
𝐵 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵
𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵
𝑆 𝑆 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵

Jadi, [(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ ~𝑞] ⇒ ~𝑝 merupakan tautologi.

35
Contoh 7.
Perhatikan pernyataan majemuk “[(𝑝 ∨ 𝑞) ∧ ~𝑝] ⇒ 𝑞”.
Tunjukkan dengan menyusun tabel nilai kebenaran bahwa pernyataan majemuk tersebut
merupakan suatu tautologi.
Penyelesaian:
Berikut Nilai tabel kebenarannya.
Tabel 2.6
Nilai Kebenaran “[(𝑝 ∨ 𝑞) ∧ ~𝑝] ⇒ 𝑞”.
𝑝 𝑞 (∼ 𝑝) (𝑝 [(𝑝 ∨ 𝑞) ∧ ∼ [(𝑝 ∨ 𝑞) ∧ ∼ 𝑝]
∨ 𝑞) 𝑝] ⇒ 𝑞
𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵
𝑆 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵
Jadi, [(𝑝 ∨ 𝑞) ∧ ~𝑝] ⇒ 𝑞 merupakan tautologi.

Contoh 8.
Selidikilah nilai kebenaran dari “[(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ (𝑞 ⇒ 𝑟)] ⇒ (𝑝 ⇒ 𝑟)”.
Penyelesaian:
Penyelidikan bisa dilakukan dengan membuat tabel kebenarannya.
Tabel nilai kebenaran dari pernyataan majemuk tersebut tampak pada Tabel 2.7 berikut ini.

36
Tabel 2.7
Nilai Kebenaran “[(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ (𝑞 ⇒ 𝑟)] ⇒ (𝑝 ⇒ 𝑟)”.

𝑝 𝑞 𝑟 [(𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ (𝑞 ⇒ 𝑟)] ⇒ (𝑝 ⇒ 𝑟)
𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝑆
𝐵 𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝑆 𝑆 𝑆 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝑆
𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵
𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆
𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵
𝑆 𝑆 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆
Langk 1 2 1 5 1 3 1 6 1 4 1
ah ke

Amati contoh-contoh tautologi tersebut di atas dan bandingkanlah. Apakah ada hubungan
pada setiap permasalahan tersebut?

Contoh 9.

Selidikilah masalah berikut berupakan tautologi atau bukan. Berikan langkah- langkah
pengerjaannya.

((𝑝  𝑞) ∧ (𝑟  𝑞))  ((𝑝  𝑟)  𝑞)

Penyelesaian:
Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut.
• Membuat tabel.
• Terdapat tiga pernyataan yang disimbolkan 𝑝, 𝑞, dan 𝑟 maka nilai pernyataan 𝑝 adalah
𝐵𝐵𝐵𝐵𝑆𝑆𝑆𝑆, nilai pernyataan 𝑞 adalah 𝐵𝐵𝑆𝑆𝐵𝐵𝑆𝑆, dan nilai kebenaran 𝑟 adalah
𝐵𝑆𝐵𝑆𝐵𝑆𝐵𝑆.
• Hasil Tabelnya adalah sebagai berikut.

37
𝑝 𝑞 𝑟
𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝐵 𝑆
𝐵 𝑆 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆
𝑆 𝐵 𝐵
𝑆 𝐵 𝑆
𝑆 𝑆 𝐵
𝑆 𝑆 𝑆

• Mencari nilai kebenaran dari ((𝑝  𝑞)  (𝑟  𝑞))((𝑝  𝑟)  𝑞)


dengan membuat tabel kebenarannya.

Nilai kebenaran (𝑝  𝑞), (𝑟  𝑞), dan (𝑝  𝑟).


𝑝 𝑞 𝑟 𝑝 𝑞 𝑟 𝑞 𝑝𝑟
𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵 𝑆
𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵
𝐵 𝑆 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆
𝑆 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵 𝐵
𝑆 𝑆 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵
𝑆 𝑆 𝑆 𝐵 𝐵 𝐵

• Mencari nilai kebenaran dari ((𝑝  𝑞)  (𝑟  𝑞)) dan ((𝑝  𝑟)  𝑞),


kemudian mencari nilai kebenaran ((𝑝  𝑞)  (𝑟  𝑞))  ((𝑝  𝑟)  𝑞).
Tabel kebenarannya adalah sebagai berikut.

𝑞 𝑝  𝑞 𝑟  𝑞 𝑝  𝑟 ((𝑝  𝑞)  (𝑟  𝑞)) ((𝑝  𝑟)  𝑞) ((𝑝  𝑞)  (𝑟  𝑞)) 


((𝑝  𝑟)  𝑞)
𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵 𝐵
𝑆 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵
𝑆 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵 𝐵
𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵
𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵 𝐵
𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆 𝑆 𝐵
𝑆 𝐵 𝐵 𝐵 𝐵 𝑆 𝐵

38
Berdasarkan tabel kebenaran tersebut, diperoleh ((𝑝  𝑞)  (𝑟  𝑞))  ((𝑝  𝑟)  𝑞)
bernilai 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵. Jadi, dapat disimpulkan pernyataan majemuk tersebut adalah
tautologi.

3. Kontradiksi
Jika tautologi adalah pernyataan yang selalu bernilai benar, maka sebaliknya
kontradiksi adalah pernyataan yang selalu bernilai salah untuk setiap substitusi nilai
kebenaran pernyataan tunggalnya.
Contoh 1.
Tentukan nilai kebenaran pernyataan (𝑝 ∧ 𝑞) ∧ ~𝑝 dengan tabel kebenaran.
Penyelesaian:

𝑝 𝑞 𝑝∧𝑞 ~𝑝 (𝑝 ∧ 𝑞) ∧ ~𝑝
𝐵 𝐵 𝐵 𝑆 𝑆
𝐵 𝑆 𝑆 𝑆 𝑆
𝑆 𝐵 𝑆 𝐵 𝑆
𝑆 𝑆 𝑆 𝐵 𝑆

Dari tabel kebenaran di atas terlihat setiap substitusi dari pernyataan (𝑝 ∧ 𝑞) ∧ ~𝑝 bernilai
salah sehingga pernyataan (𝑝 ∧ 𝑞) ∧ ~𝑝 disebut kontradiksi.

Contoh 2.
Selidikilah 𝑝  (~𝑝  𝑞) merupakan kontradiksi atau bukan dan tuliskan langkah
pengerjaannya.
Penyelesaian:
Langkah-langkah pengerjaan:
1) Membuat tabel.
2) Terdapat dua pernyataan yang disimbolkan 𝑝 dan 𝑞 maka nilai pernyataan 𝑝 adalah 𝐵𝐵𝑆𝑆,
nilai pernyataan 𝑞 adalah 𝐵𝑆𝐵𝑆. Tabelnya adalah sebagai berikut.

𝑝 𝑞
𝐵 𝐵
𝐵 𝑆
𝑆 𝐵
𝑆 𝑆

39
3) Mencari nilai kebenaran (~𝑝  𝑞).
Untuk mencari nilai kebenaran (~𝑝  𝑞), terlebih dahulu dengan mencari nilai kebenaran
~𝑝. Hasil tabel kebenarannya adalah sebagai berikut.

𝑝 𝑞 ~𝑝 ~𝑝  𝑞
𝐵 𝐵 𝑆 𝑆
𝐵 𝑆 𝑆 𝑆
𝑆 𝐵 𝐵 𝐵
𝑆 𝑆 𝐵 𝑆

4) Mencari nilai kebenaran 𝑝  (~𝑝  𝑞)

p q ~𝑝 ~𝑝  𝑞 𝑝  (~𝑝  𝑞)
B B S S S
B S S S S
S B B B S
S S B S S

Karena 𝑝  (~𝑝  𝑞) bernilai 𝑆𝑆𝑆𝑆 maka pernyataan majemuk tersebut merupakan


kontradiksi.

E. Forum Diskusi.
Silahkan saudara diskusikan bersama dengan teman sejawat.
Buatlah suatu permasalahan tautologi dan kontradiksi dengan mengimplementasikan materi
pada KB 2. Buatlah langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan untuk menunjukkan
suatu tautologi dan kontradiksi.

F. Rangkuman
1. Kata-kata yang biasa digunakan dalam kuantor universal adalah “semua”, “setiap”, “untuk
semua”, atau “untuk setiap”. Kuantor universal dilambangkan dengan ∀.
2. Pernyataan matematika yang dilengkapi dengan kata-kata “terdapat”, “ada”, “sekurang-
kurangnya satu” , atau “beberapa” merupakan pernyataan berkuantor eksistensial. Kuantor
eksistensial dilambangkan dengan ∃. Lambang ∃! dibaca: “Terdapat dengan tunggal”.
3. Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar untuk setiap substitusi
pernyataan tunggalnya.
4. Kontradiksi adalah pernyataan yang selalu bernilai salah untuk setiap substitusi nilai
kebenaran pernyataan tunggalnya.
5. Sifat-sifat pernyataan-pernyataan yang ekivalen (berekivalensi logis) adalah:

40
1) 𝑝 ≡ 𝑝
2) Jika 𝑝 ≡ 𝑞 maka 𝑞 ≡ 𝑝
3) Jika 𝑝 ≡ 𝑞 dan 𝑞 ≡ 𝑟 maka 𝑝 ≡ 𝑟
6. Teorema DeMorgan
Misalkan 𝑝(𝑥) adalah sebuah fungsi proposisional pada 𝐴, maka
~(∀𝑥 ∈ 𝐴)𝑝(𝑥) ≡ (∃𝑥 ∈ 𝐴)~𝑝(𝑥);
~(∃𝑥 ∈ 𝐴)𝑝(𝑥) ≡ (∀𝑥 ∈ 𝐴)~𝑝(𝑥).

G. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Jika ~p menyatakan negasi dari pernyataan p, dengan ~p bernilai benar, bernilai benar dan
q bernilai salah. Maka pernyataan berikut bernilai benar adalah....
a. (~p ∨ ∼ q) ∧ 𝑞
b. (𝑝 ⟹ 𝑞) ∧ 𝑞
c. (~p ⟺ q) ∧ 𝑝
d. (𝑝 ∧ 𝑞) ⟹ 𝑝
e. (~p ∨ 𝑞) ⟹ 𝑞

2. Jika ~𝑝 bernilai salah dan 𝑞 bernilai salah, maka pernyataan yang bernilai benar adalah ….
a. ~𝑝 ⇒ 𝑞
b. 𝑝 ⇔ 𝑞
c. 𝑝 ⇒ 𝑞
d. 𝑝 ∧ 𝑞
e. ~𝑝 ∨ 𝑞

3. Pernyataan yang setara dengan pernyataan “Jika setiap orang menanam pohon maka udara
bersih” adalah ….
a. Jika beberapa orang tidak menanam pohon maka udara tidak bersih .
b. Jika udara bersih maka setiap orang menanam pohon.
c. Jika udara tidak bersih maka setiap orang tidak menanam pohon.
d. Jika udara tidak bersih maka beberapa orang tidak menanam pohon.
e. Jika semua orang tidak menanam pohon maka udara tidak bersih.

4. Pernyataan di bawah ini yang merupakan kontradiksi adalah. . . .


a. (𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ (𝑝 ∧ ~𝑞)
b. (𝑎 ∧ ~𝑎) ∧ 𝑏
c. 𝑝 ⇒ (𝑞 ∧ ~𝑞)

41
d. (𝑝 ∧ ~𝑝) ⇒ 𝑞
e. (𝑎 ∧ 𝑏) ∨ 𝑏

5. Pernyataan (𝑝 ∧ 𝑞) ∨ (~𝑝 ∨ ~𝑞) ⇒ (𝑝 ∨ 𝑟) dapat disederhanakan menjadi. . . .


a. 𝑝
b. 𝑝 ∨ 𝑟
c. 𝑟
d. 𝐵
e. 𝑝 ∨ 𝑞

6. Pernyataan yang setara dengan “Jika harga BBM naik maka harga kebutuhan pokok akan
naik” adalah . . . .
a. Harga BBM naik dan harga kebutuhan pokok naik.
b. Harga BBM tidak naik atau harga kebutuhan pokok akan naik.
c. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok akan naik.
d. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok tidak naik.
e. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok akan turun.

7. Pernyataan di bawah ini yang merupakan tautologi adalah . . . .

a. 𝑝 ⇒ (𝑝 ∧ (~𝑞 ∨ 𝑞))
b. (𝑎 ∧ 𝑏) ∨ 𝑏
c. (𝑝 ∧ (𝑝 ⇒ 𝑞)) ⇒ ~𝑝
d. (𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ (𝑞 ⇒ 𝑝)
e. (𝑎 ∧ ~𝑎) ∧ 𝑏

8. Pernyataan yang setara dengan “Jika Sri Mulyani Indrawati seorang Presiden Indonesia
maka Ganjar Pranowo adalah seorang gubernur Jawa Tengah” adalah…
a. log 100 = 2 dan 2 × 4 = 6
b. Jika log 100 = 2 maka 2 × 4 = 6
c. log 100 = 2 jika dan hanya jika 2 × 4 = 6
1
d. Jika sec 𝐴 = sin 𝐴 maka 2 × 4 = 6
1
e. sec 𝐴 = sin 𝐴 atau 2 × 4 = 6

42
1
9. Pernyataan yang tidak setara dengan “Rumus keliling persegi adalah 𝑥 𝑎 𝑥 𝑡 dan rumus
2

luas persegi panjang adalah 𝑝 𝑥 𝑙” adalah…


a. log 100 = 2 dan 2 × 4 = 6
b. Jika log 100 = 2 maka 2 × 4 = 6
c. log 100 = 2 jika dan hanya jika 2 × 4 = 6
1
d. Jika sec 𝐴 = sin 𝐴 maka 2 × 4 = 6
1
e. sec 𝐴 = sin 𝐴 atau 2 × 4 = 6

10. Pernyataan yang sesuai dengan tabel berikut pada kolom ketiga adalah ….
𝒑 𝒒 ….
B B S
B S S
S B S
S S S
a. ~𝑝 ⇒ 𝑞
b. 𝑞 ⇒ ~𝑝 ∧ ~( 𝑞 ⇒ ~𝑝)
c. ~𝑝 ⇔ 𝑞
d. ~(𝑝 ⇔ 𝑞)
e. ~(𝑝 ⇒ 𝑞)

H. Daftar Pustaka
Lipschutz, S. & Lipson, M. L. 2007. Schaum’s Outline of Theory and Problems of Discrete
Mathematics Third Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Manongga, D. & Nataliani, Y. 2013. Matematika Diskrit. Jakarta: Prenadamedia Group
Sugiarto & Hidayah, I. 2015. Pengantar Dasar Matematika. Semarang: FMIPA UNNES.

Supper, P. 1957. Introduction to Logic. New York: Van Nostrand Reinhold Company.

Sumardyono, Sutanti, T., Musthofa. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Guru Matematika SMA Logika, Sejarah dan Filsafat Matematika.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan.

Wibisono, Samuel. 2008. Matematika Diskrit. Yogyakarta: Graha Ilmu.

43
I. Kriteria Penilaian Tes Formatif
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi modul ini.
banyaknya jawaban benar
Tingkat Penguasaan (TP) = x 100% .
banyaknya soal

Arti tingkat penguasaan:


90% ≤ TP ≤ 100% : sangat baik
80% ≤ TP < 90% : baik
70% ≤ TP < 80% : cukup
TP < 70% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan ke modul
berikutnya. Bagus! Anda telah berhasil mempelajari modul ini.
Apabila tingkat pengusaan Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari kembali modul
ini.

44

Anda mungkin juga menyukai