KUANTOR
SMTS 1101 / 3SKS
LOGIKA MATEMATIKA
Disusun Oleh :
Dra. Noeryanti, M.Si
______________________________________________ 31
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
DAFTAR ISI
Rangkuman ............................................................................ 44
______________________________________________ 32
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
KUANTOR
2.1 Pengantar
Dalam modul ini akan mempelajari konsep dasar tentang semesta
pembicaraan, kalimat terbuka, kuantor universal dan kuantor eksistensial, sebagai
konsep penalaran dalam logika matematika.
2.2 Kompetensi
Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan:
a. Terampil dalam menggunakan konsep dasar semesta pembicaraan, kalimat
terbuka, penggunaan kuantor.
b. Terampil dalam membedakan kuantor universal dan kuantor eksistensial.
c. Terampil dalam mengerjakan contoh soal kuis / latihan
Contoh(2.1):
Definisi (2.1):
Contoh(2.1):
Misalnya ada pernyataan “Niken”, “Ais”, “Aji” adalah nama orang, dimana
semestanya adalah himpunan orang-orang.
Simbol seperti itu disebut Konstanta. Jadi konstanta adalah suatu simbol
atau tanda yang diucapkan atau ditulis untuk menunjukkan tentang anggota tertentu
dari semestanya.
______________________________________________ 34
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
Contoh (2.2):
Contoh (2.3):
(c). 4 + x = 7
(d). p < 5
Pada pernyataan (c) jika x diganti 3, akan bernilai benar. tetapi jika x
diganti 4 akan bernilai salah. Demikian juga untuk pernyataan (d) jika p diganti “0
atau 1, atau 2, atau 3, atau 4” akan bernilai benar untuk semesta pembicaraan
himpunan bilangan cacah, tetapi jika semestanya himpunan bilangan asli, maka
pernyataan akan bernilai salah.
______________________________________________ 35
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
Definisi (2.2):
Disini “p(x)” , tidak bernilai benar atau salah. Pernyataan ini disebut
pernyataan terbuka.
Agar pernyataan terbuka “p(x)” ini mempunyai nilai salah atau benar (yaitu
menjadi pernyataan deklaratif), maka jika perlu semua variabel bebas di dalamnya
diganti dengan suatu konstanta. Ada cara yang lazim digunakan untuk merubah
______________________________________________ 36
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
a. Fungsi Pernyataan
Contoh (2.4):
Contoh (2.5):
Dari contoh di atas terlihat bahwa fungsi pernyataan p(x) yang didefinisikan
pada suatu himpunan tertentu akan bernilai benar untuk semua anggota semesta
______________________________________________ 37
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
Contoh (2.6):
maka ∀x p(x) atau ∀x, p(x) atau ∀x x∈{manusia}, p(x) = semua manusia
tidak kekal (Benar).
Perhatikan:
Tetapi ∀x p(x) merupakan pernyataan (mempunyai nilai benar atau salah tetapi
tidak kedua-duanya).
______________________________________________ 38
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
Simbol ∃ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling sedikit
satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada himpunan
tertentu A (himpunan A adalah semesta pembicaraanya) maka (∃x ∈ A) p(x) atau
∃x! p(x) atau ∃x p(x) adalah suatu pernyataan yang dibaca “Ada x elemen A,
sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan benar” atau “Untuk beberapa x,
p(x)”. Ada yang menggunakan simbol ∃x! untuk menyatakan “Ada hanya satu”.
Beberapa macam ucapan-ucapan yang mempunyai arti sama diantaranya:
Contoh (2.9):
Maka ∃x p(x) = ∃x! p(x) = ∃x ∈ {perwira ABRI}, p(x) = Ada perwira ABRI
wanita (Benar).
______________________________________________ 39
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
(3) ∀x ; x + 1 > x
Jawab :
(1) Bernilai salah, sebab jika x0 = -3, maka |x0| ≠ x0
(2) Bernilai benar, sebab ada x0 = 1, sedemikian sehingga berlaku x02 =x0
(3) Benar, sebab tiap-tiap bilangan riil selalu memenuhi pertidaksamaan
x+1 > x
(4) Salah, sebab tidak ada pemecahan untuk x + 2 = x
(5) Bernilai benar, sebab ada x0 = 0, sehingga |x0| = 0
Negasi dari “Semua manusia tidak kekal” adalah “tidak benar bahwa
semua manusia tidak kekal ” atau “Beberapa manusia tidak kekal”
Jika p(x) adalah manusia (=x) tidak kekal, maka “Semua manusia adalah
tidak kekal” atau ∀x p( x ) bernilai benar dan “beberapa manusia tidak kekal” atau
∃x p( x ) bernilai salah.
Jadi ingkaran dari kuantor universal (∀x) p(x) dinyatakan dengan simbol
logika : [∀x p(x)] ≡ ∃x : p(x) atau (∀x) p(x) ≡ (∀x) p(x) ≡ (∃x) p(x)
Jadi negasi dari suatu pernyataan yang memuat kuantor universal adalah
ekivalen dengan pernyataan yang memuat kuantifikasi eksistensial (fungsi
pernyataan yang dinegasikan)
______________________________________________ 40
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
Dan sebaliknya
Ingkaran dari kuantor eksistensial (∃x) p(x) dinyatakan dengan (∃x) p(x)
Contoh(2.13):
Penyelesaian:
tebuka p(x1, x2, x3, ... , xn) yang mempunyai sifat p(a 1, a2, a 3, ... , an) ernilai benar
atau salah (tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, ... , an) anggota semesta pembicaraan
A1 × A 2 × A 3 × ... × A n .
______________________________________________ 41
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
Contoh (2.14):
Contoh (2.15):
Contoh (2.16):
Maka
______________________________________________ 42
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
atau
Contoh (2.17):
≡ ∃x ∈ P, ∀y ∈ W, ~p(x,y)
atau
______________________________________________ 43
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
≡ ∃x ∈ P (∃y ∈ W ) p( x, y )
≡ ∃x ∈ P (∀y ∈ W ) p( x, y )
Rangkuman
2. Variabel adalah suatu simbol atau tanda yang digunakan untuk menunjuk pada
anggota sembarang dari semesta pembicaranya.
3. Konstanta adalah suatu simbol atau tanda yang diucapkan atau ditulis untuk
menunjukkan tentang anggota tertentu dari semestanya.
6. Pernyataan (∀x) p(x) dibaca : (1). Semua x mempunyai sifat p. (2). Untuk
setiap x berlakulah x mempunyai sifat p. (3).Tiap-tiap x, x mempunyai sifat p.
______________________________________________ 44
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
Pernyataan (∃x) p(x) dibaca : (1). Terdapat x, x mempunyai sifat p. (2). Ada x
sedemikian hingga x mempunyai sifat p. (3). Sekurang-kurangnya satu x
mempunyai sifat p. (4). Beberapa x, x mempunyai sifat p
7. Ingkaran dari pernyataan (∀x) p(x) ditulis (∀x) p(x) ≡ (∀x) p(x) ≡ (∃x) p(x)
≡ ∃x ∈ P, ∀y ∈ W, ~p(x,y)
atau
≡ ∃x ∈ P (∃y ∈ W ) p( x, y ) ≡ ∃x ∈ P (∀y ∈ W ) p( x, y )
______________________________________________ 45
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
SOAL-SOAL LATIHAN
(d). ∃x (4 + x = 7 ) (h). ∀x (4 + x ≤ 7 )
(a). Setiap bilangan kuadrat lebih besar atau sama dengan nol
(b). Ada segi tiga sama kaki yang bukan segi tiga sama sisi
(c). Tidak ada manusia yang hidup abadi
(d). Di perguruan tinggiku ada profesor wanita
______________________________________________ 46
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
(a). ∃x p( x ) ∧ ∀y q( y ) (g). ∀x ∀y p( x, y )
(b). ∀x p( x ) → ∀y q( y ) (h). ∀x ∃y p( x, y )
(c). ∀x p( x ) ∨ ∃y q( y ) (i). ∃x ∀y [ p( x ) ∧ q( y )]
(d). ∃x p( x ) → ∃y (: q( y )) (j). ∀x ∀y [ : p( x ) ∨ q ( y )]
(e). ∀x p( x ) ∧ ∃y q( y ) (k). ∃x ∀y [ p( x ) → q( y )]
(f). ∃x p( x ) ∨ ∀y q( y ) (l). ∀x ∀y ∃z p( x, y , z )
______________________________________________ 47
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
(3) (∃x) (∃y) (∀z), P(x,y,z) (9). (∃x) (∃y), (p(x) . ∧ . q(y))
(4) (∀x) (∃y), (p(x) . ∨ . q(y)) (10). (∀x) p(x) ∧ (∃x) q(x)
Kunci jawaban
No 1: (a). bukan (b) ya (c) bukan (d) ya (e) bukan (f) bukan
(coba cari alasannya)
No 2:
(a). Salah, sebab tidak ada bilangan dalam A yang memenuhi persamaan
x+3=10
(b) Benar, sebab tiap-tiap bilangan dalam A memenuhi pertidaksamaan x+
3<10
(e) Benar, sebab jika x0 = 1, maka x0 + 3 < 5, yakni1 adalah pemecahannya.
(f) Salah, sebab jika x0 = 5, maka x0 + 3 > 7
(cobalah untuk soal yang lainnya)
Negasinya
(a) ( ∃x ∈ A ) , x + 3 = 10 ≡ ( ∀x ∈ A ) , x + 3 = 10 ≡ ( ∀x ∈ A ) , x + 3 ≠ 10
______________________________________________ 48
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
(f) ( ∀x ∈ A ), x + 3 ≤ 7 ≡ ( ∃x ∈ A ) , x + 3 ≤ 7 ≡ ( ∃x ∈ A ) , x + 3 > 7
No 5:
≡ ( ∀y ) p(x) ∨ ( ∃y ) q(y)
≡ ( ∃y ) p(x) ∨ ( ∀y ) q(y)
No 6:
• Untuk menjawab (d), (e), (f)
↓
x = 1, y=1 12 < 1 + 1
y=2 12 < 2 + 1
y=3 12 < 3 + 1
x = 2, y=1 22 </ 1 + 1
y=2 22 </ 2 + 1
y=3 22 </ 3 + 1
x = 3, y=1 32 </ 1 + 1
y=2 32 </ 2 + 1
y=3 32 </ 3 + 1
Jadi
______________________________________________ 49
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
KUANTOR
x = 1, y=1 12 + 12 < 12
y=2 12 + 22 < 12
______________________________________________ 50
MODUL LOGIKA MATEMATIKA
Dra. Noeryanti, M.Si
x = 2, y=1 22 + 12 </ 12
y=2 22 + 22 </ 12
y=3 22 + 32 </ 12
______________________________________________ 51
MODUL LOGIKA MATEMATIKA