Kelompok 4 :
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang
berkuasa atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya
jugalah maka Makalah tentang Pengembangan Alat Evaluasi Belajar.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan
bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan yang maha Esa mencurahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Penyusun
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................6
2.1 Pengertian Tes dan Jenis Tes Sebagai Instrumen Assesmen......................................6
2.2 Jenis Tes.....................................................................................................................7
2.3 Langkah-langkah Menyusun Tes...............................................................................8
2.4 Mengembangkan Tes Pada Kawasan Kognif, Afektif, dan Psikomotorik...............13
2.5 Pengembangan Alat Evaluasi...................................................................................19
2.6 Alat-Alat Evaluasi Hasil Pembelajaran...................................................................20
2.7 Langkah-langkah Pengembangan Alat Evaluasi Pembelajaran...............................22
BAB III PENUTUP.........................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................23
3.2 Saran........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka, permasalah yang muncul dalam
penuliaan ini, adalah bagaimana memahami dan menjelaskan tes dan pengembangan alat
evaluasi pembelajaran ?
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Tes
Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus
dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih atau ditanggapi, atau tugas-tugas yang
harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan mengukur suatu aspek tertentu dari
peserta tes. Dalam kaitan dengan pembelajaran aspek tersebut adalah indikator
pencapaian kompetensi. Tes berasal dari bahasa Perancis yaitu “testum” yang berarti
piring untuk menyisahkan logam mulia dari material lain seperti pasir, batu, tanah, dan
sebagainya. Kemudian diadopsi dalam psikologi untuk menjelaskan sebuah instrument
yang dikembangkan untuk dapat melihat dan mengukur dan menemukan peserta tes yang
memenuhi kriteria tertentu.
Menurut Ebster’s Collegiate (dalam Arikunto, 1995) Tes adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.
Dari pendapat Ebster’s Collegiate (dala Arikunto, 1995) dapat disimpulkan bahwa tes
adalah prosedur pengukuran yang telah disusun secara sistematis untuk mengukur
kemampuan potensi seseorang dalam menjawab atau mengerjakan tugas atau latihan
dalam tes.
Tes pada dasarnya adalah alat ukur atribut psikologis yang objektid atas sampel
perilaku tertentu. Dalam psikologis, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu (1)
tes untuk mengukur intelegensia umum, yang dirancang untuk mengukur kemampuan
umum seseorang dalam suatu tugas; (2) tes yang mengukur kemampuan khusus atau tes
bakat yang dibuat untuk mengungkapkan kemampuan potensial dalam bidang tertentu;
(3) tes yang ditujukan untuk mengukur prestasi yang digunakan untuk mengungkapkan
kemampuan actual sebagai hasil belajar; (4) tes yang mengungkap aspek kepribadian
(personality assessment) yang bertujuan mengungkap karakteristik individual subjek
dalam aspek yang diukur. Dengan melihat penggolongan di atas, tes dalam pembelajaran
7
di kelas yang menjadi pembahasan ini adalah tes prestasi atau hasil belajar. Tes sebagai
alat ukur dapat menyediakan informasi-informasi obyektif yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan penentuan keputusan yang harus diambil pendidik terhadap proses
belajar. Hasil belajar yang dilakukan siswa dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar,
yaitu :
a) Perencanaan Tes
Dalam langkah perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan guru
sebagai pendidik yaitu :
10
lebih cocok digunakan pada mata pelajaran batasnya jelas, misalnua mata
pelajaran Matematika, Biologi, dan sebagainya. Dalam pemilihan teknik tes
juga harus mempertimbangkan ciri indikator, contoh, apabila tuntunan
indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah tes unjuk kerja
(performance), sedang bila tuntunan indikator berkaitan dengan pemahan
konsep, maka teknik penilaiannya adalah tes tulis. Tingkat berpikir yang
digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai yang rendah sampai
yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai dnegan jenjang
pendidikan.
3. Menetapkan panjang Tes : langkah menetapkan panjang tes, meliputi
berapa waktu yang tersedia untuk melakukan tes, hal ini terkait erat dengan
penetapan jumlah item-item tes yang akan dikembangkan. Apabila oleh
pendidik ada materi yang dinilai lebih penting dan mempunyai tingkat
kesulitan yang lebih tinggi, guru bisa memberikan pembobotan yang berbeda
dari setiap soal yang disusun. Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan jumlah soal, yaitu bobot masing-masing bagian yang telah
ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan yang diinginkan, dan waktu yang
tersedia.
a. Menulis Butir Pertanyaan
Setelah selesai mencermati dan menjabarkan setiap indikator menjadi diskriptor-
diskriptor, dan telah ditetapkan ukurannya, maka pendidik mulai dapat mengembangkan
atau menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Ada 3
kegiatan pokok dalam menulis butir soal yaitu:
1. Menulis draft soal : Menulis soal bagi Anda pasti sudah menjadi pekerjaan
rutin sebelum ulangan, tetapi seharusnya Anda perlu mencermatinya
karena langkah ini juga memerlukan kecermatan dalam memilih kalimat-
kalimat yang mudah dimengerti dan tidak menimbulkan interpretasi
ganda. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan butir
pertanyaan yaitu format pertanyaan dan alternatif jawaban. Dalam hal ini
perlu diperhatikan beberapa hal yaitu, (1) apakah pertanyaan mudah
dimengerti? (2) apakah sudah sesuai dengan indikator (3) apakah tata letak
11
keseluruhan baik? (4) apakah perlu pembobotan (5) apakah kunci jawaban
sudah benar?
4. Revisi soal : Hasil dari uji coba kemudian dilakukan analisis untuk
mencari tingkat kesulitan soal dan penggunaan bahasa yang kurang
komunikatif, untuk kemudian dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya revisi dilakukan untuk; (1) Eliminasi butir-butir yang jelek, (2)
Menambah butir-butir baru, (3) Memperjelas petunjuk, dan (4)
Memodifikasi format dan urutan, dsbnya.
5. Memberikan skor pada hasil tes: Yaitu memeriksa hasil jawaban dari para
siswa, untuk memberikan skor atau angka sebagai penghargaan terhadap
setiap poin soal yang dapat dikerjakan, hasilnya berupa angka yang disebut
skor mentah, angka yang menunjukkan berapa soal yang bisa dijawab
benar oleh siswa.
Penentuan jumlah soal yang bisa dijawab benar ini tidak menjadi masalah
untuk tes obyektif. Namun untuk bentuk soal tes uraian masalah ini akan
menjadi persoalan, karena setiap siswa akan mengemukakan argumentasi
yang berbeda-beda untuk menjawab soal dan permasalahan tes. Sehingga
dalam melakukan langkah ini harus pula dijaga obyektivitas dengan
selalu menggunakan kunci jawaban dan indikator keberhasilan.
6. Melakukan Analisis Hasil Tes : Setelah semua pekerjaan siswa dikoreksi
langkah berikutnya adalah melakukan analisis terhadap skor hasil tes.
Materi tentang ini akan secara khusus dibahas pada UNIT 6.
prinsip yang harus dipedomani adalah memberi waktu untuk berpikir, baru
menunjuk peserta untuk menjawab pertanyaan. Tingkat berpikir untuk pertanyaan
lisan di kelas cenderung rendah, seperti pengetahuan dan pemahaman. Jawaban
salah satu siswa harus dikembalikan ke forum kelas untuk ditanggapi siswa
yang lain.
16
c. Bentuk Tes uraian Obyektif
Bentuk ini tepat digunakan untuk bidang Matematika dan IPA, karena kunci
jawabannya hanya satu. Pengerjaan soal ini melalui suatu prosedur atau
langkahlangkah tertentu. Setiap langkah ada skornya. Objektif disini dalam arti
apabila diperiksa oleh beberapa guru dalam bidang studi tersebut hasil
penskorannya akan sama. Pertanyaan pada bentuk soal ini di antaranya adalah:
hitunglah, tafsirkan, buat kesimpulan dsbnya.
18
5) Sikap terhadap permasalahan faktual yang ada di sekitarnya
Penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam kejujuran, integritas,
keadilan, dan nilai kebebasan. Fokus penilaian afektif dapat dikenakan terhadap
permasalahan-permasalahan aktual di sekitar siswa.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik antara lain:
observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Hasil observasi
perilaku dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Perilaku adalah
kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal.
Pada tes ini biasanya digunakan dengan memanfaatkan skala likert. Langkah-
langkah dalam menyusun skala likert antara lain adalah: (1) Memilih variabel
afektif yang akan diukur; (2) Membuat beberapa pernyataan tentang variabel
afektif yang dimaksudkan; (3) Mengklasifikasikan pernyataan positif atau
negatif; (4) Menentukan jumlah gradual dan frase atau angka yang dapat menjadi
alternatif pilihan; (5) Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah
alat penilaian; (6) Melakukan ujicoba; (7) Membuang butir-butir pernyataan yang
kurang baik; dan (8) Melaksanakan penilaian.
1) Menyusun Soal
Menyusun soal dapat diawali dengan mencermati kisi-kisi instrumen
psikomotor yang telah dibuat. Soal harus dijabarkan dari indikator dengan
memperhatikan materi pokok dan pengalaman belajar. Namun adakalanya soal
ranah psikomotor untuk ujian blok yang biasanya sudah mencapai tingkat
psikomotor manipulasi, mencakup beberapa indikator.
20
2.5 Pengembangan Alat Evaluasi
Pengertian Evaluasi
Evaluasi, dalam bahasa Indonesia berarti penilain. Evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu (Edwin Wandt dan Gerald W. Brown, 1997). Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan, tujuan tersebut dinyatakan dalam
rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah
menyelesaiakan kegiatan belajar. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pengajaran serta kualitas proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, perlu
dilakukan suatu usaha penilaian atau evaluasi terhadap siswa. Kegunaan evaluasi dalam
proses pendidikan adalah untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai tujuan
pelajaran yang telah ditetapkan guru sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik
dalam menguasai materi yang telah diajarkan. Dengan demikian, maka seorang guru
memerlukan alat evaluasi pembelajaran yang instrument penilaian.
Instrument penilaian harus memenuhi syarat-syarat tertentu antara lain harus valid
dan reliable. Dengan instrument penilaian yang valid dan reliable akan menghasilkan
informasi tingkat penguasaan komptensi peserta didik yang akurat dan terpercaya.
Begitupula sebaliknya, jika instrument yang digunakan tidak disusun sesuai dengan
kaidah penulisan instrument maka data yang diperoleh subjektif dan tidak bisa
dipergunakan sebagai informasi yang sebenarnya. (Lembaga Administarsi Negera)
mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut :
1. Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan
dnegan tujuan yang telah ditentukan.
2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi
penyempurnaan pendidikan.
21
tes maupun non- test. Tes dapat berbentuk obyektif atau uraian; sedang non-tes dapat
berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa,
hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes uraia
yang juga disebut dengan tes subyektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas terbatas,
dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau nontes, seorang guru
harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes atau non
tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen. yang baik, minimal syarat
pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliable (dapat dipercaya).
Alat-alat yang digunakan dalam rangka melakukan evaluasi hasil belajar mencakup teknik
tes dan teknik nontes
1. Teknik Tes
Dalam evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur
dalam rangka pengukuran dan penilaian yang berupa pemberian tugas sehingga
dihasilkan nilai yang menunjukkan prestasi siswa. Secara umum, fungsi tes adalah
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik,
dan mengukur keberhasilan program pengajaran.
a. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau
kemajuan peserta didik
i. Tes seleksi : Dilaksanakan dalam rangka penerimaan siswa baru
ii. Tes Awal (pre-test) : dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana materi atau
bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
iii. Tes akhir (post-test) : dilaksanakan untuk mengetahui apakah semua materi sudah
dapat dikuasai oleh peserta didik
iv. Tes diagnostic : dilaksanakan untu menentukan secara tepat jenis kesukaran yang
dihadapi peserta didik
v. Tes formatif (ulangan harian) : dilaksakanan pada setiap kali selesai satuan pelajaran
atau subpokok bahasan
vi. Tes sumatif : pada umumnya disusun atas dasar materi pelajaran yang telah
diberikan selama satu semester.
22
b. Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis
i. Tes intelegensi (intellegency test) Dilaksanakan untuk menentukan tingkat
kecerdasan
ii. Tes kemampuan (aptitude test) Dilaksanakan untuk mengungkap kemampuan dasar
atau bakat
iii. Tes sikap (attitude test) Dilaksanakan untuk mengungkap kecenderungan seseorang
untuk melakukan suatu respon atau obyek tertentu
iv. Test kepribadian (personality test) Dilaksanakan untuk menentukan ciri khas yang
bersifat lahiriah seperti gaya bicar, cara berpakaian, nada suara, hobi, dan
sebagainya.
v. Tes hasil belajar atau tes pencapaian (achievement test) Dilaksanakan untuk
menentukan tingkat prestasi belajar
c. Penggolongan lain-lain
i. Tes individu
ii. Tes kelompok
iii. Tes tertulis
iv. Tes lisan
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus
dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih atau ditanggapi, atau tugas-tugas yang
harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untukmm mengukur suatu aspek tertentu dari
peserta tes.
Pendidikan sekarang ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat sehingga alat
pengembangan evaluasi pun berkembang. Pengembangan alat evaluasi merupakan suatu alat
penilaian guru untuk menentukkan kompetensi dasar yang akan diuji berdasarkan butir-butir
soal yang telah disiapkan dan kemudiaan akan dianalisis sejauh mana pemahaman peserta
didik menguasai pembelajaran yang diberikan pendidik.
3.2 Saran
Sebagaimana kesimpulan dari hasil penulisan di atas maka penulis mengemukakan
sebuah saran sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan laporan ini sebagai berikut :
Seorang pendidik diharapkan dapat mengembang alat evaluasi yang akan
digunakannya lagi dengan mengembangkan materi lain dan tes-tes yang perlu
dikembangkan lagi agar peserta didik mampu mencapai indikator kompetensi yang
diharapkan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Komariah, Nur. 2016. Jurnal I-Afkar. Vol V, No. 1. Pemanfaatan Blog Sebagai
Media Pembelajaran Berbasis ICT. : Universitas Islam Indragiri.
26