Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REPORT

CRITICAL BOOK REPORT


MK. KALKULUS

PRODI S1 PTE-FT

Skor Nilai :

NAMA : DINDA NURUL KHOLIFAH NASUTION


NIM : 5183131027
DOSEN PENGAMPU : Drs. Jongga Manullang, M. Pd.

MATA KULIAH : KALKULUS

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
November 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan CBR (Critical Book Report) ini.
Dalam CBR ini saya membahas tentang Kalkulus.
CBR ini dibuat dengan semaksimal mungkin oleh saya dan pihak pihak yang telah
membantu.Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terselesaikannya CBR ini.
Namun, saya menyadari masih terdapat kesalahan didalam pembuatan CBR ini.
Untuk itu, dengan sangat terbuka saya menerima kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya saya dapat membuat CBR yang lebih baik.
Akhirnya saya mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan menginspirasi pembaca.
                                                                        

Medan,  November 2018
                                                                       
 
Penyusun

i|KALKULUS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR 1


B. TUJUAN PENULISAN CBR 1
C. MANFAAT CBR 1
D. IDENTITAS BUKU 2

BAB II. RINGKASAN BUKU 3

A. Buku I 3
B. Buku II 14

BAB III. PEMBAHASAN 21

A.PEMBAHASAN BUKU 21
B.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN 21

BAB IV. PENUTUP 22

A.KESIMPULAN 22
B. SARAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

ii | K A L K U L U S
BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita.Misalnya dari segi analisis
bahasa, pembahasan tentangKalkulus.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi,terkhusus pada pokok bahasa tentangKalkulus.

B. TUJUAN PENULISAN CBR


1. Memenuhi tugas CBR yang diberikan oleh dosen
2. Mengkritisi isi materi Kalkulus
3. Menguraikan isi buku
4. Melatih mahasiswa agar lebih kritis dan berani berargumentasi berdasarkan
materi Kalkulus

C. MANFAAT CBR
1. Untuk menambah wawasan tentang materi Kalkulus
2. Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan memahami materi dalam
bukuKalkulus

1|KALKULUS
D. Identitas Buku:

Buku I
Judul : KALKULUS
Tahun Terbit : 2018
Penerbit : Unimed Press
Kota Terbit : Medan

Buku II

Judul : KALKULUS DAN GEOMETRI ANALITIS

Tahun Terbit : 1987

Penerbi : Erlangga
Kota Terbit : Bandung

2|KALKULUS
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BUKU 1
BAB 1. SISTIM BILANGAN RIIL
1. Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional
Bilangan asli adalah sistim bilangan yang paling sederhana yaitu:
1,2,3,4,5,6,7,…
Bilangan ini dapat digunakan untuk (menghitung) berbagai jenis benda
(barang). Jika kepada sistim bilangan asli digandengkan negatifnya dan nol, maka
terbentuk sistim bilangan bulat, yaitu
…,-3,-2,-1,0,1,2,3,…
Bilangan bulat tidak tidak cukup apbila mengukur panjang, berat, kuat arus
listrik, karena tidak memberikan ketelitian yang memadai. Untuk itu diperlukan
hasil bagi (ratio) antara bilangan-bilangan bulat seperti
1 2 4 10 16 −7
, , , , ,
2 3 5 11 11 8
Bilangan-bilangan yang dapat ditulis dengan m/n, dimana m dan n adalah
bilangan bulat dan n≠ 0 disebut sebagai bilangan rasional. Apabila pembilang
dibagi dengan penyebut akan diperoleh sebuah bilangan decimal. Sebagai contoh
1 3 3
=0,5 ; =0 ,375 ; =0,428571428571425871….
2 8 7
Setiap bilangan rasional dapat dapat dinyatakan sebagai bilangan desimal,
demkian juga sebaliknya, setiap bilangan desimal berulang adalah bilangan
rasional.
Contoh: Tunjukkan bahwa a) 1,09090909… adalah bilangan rasional.
Penyelesaian:
m
Bilangan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk x= dengan m, n bilangan asli
n
dan n≠ 0.
´ , sehingga
a) Misal x = 1,090909…….. = 1 , 09
´ (dikalikan 100 karena ada dua digit yang
100x = 109,090909…….. = 109,09
berulang).
´ 1 , 09
Jadi (100x – x) = (109,09– ´ )

3|KALKULUS
99x = 108
108 12
X= = adalah bilangan rasional
99 11

Bilangan tak rasional (irrasional) adalah bilangan yang tidak dapat ditulis
sebagai hasil bagi antara dua bilangan bulat.Misal √ 2 , √ 3 , e , π . Bilangan irrasional
juga dapat dinyatakan sebagai bilangan desimal.contoh:
√ 2=1,4142135623 … .. π=3,1415926535
Jadi bilangan irrasional adalah bilangan desimal yang tidak berulang, atau
sebaliknya bilangan desimal yang tidak berulang adalah bilangan irrasional.
2. Bilangan Riil
Himpunan bilangan-bilangan rasional dan tak rasional yang dapat
mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol dinamakan bilangan
riil(real).
Untuk mengenal kelas-kelas bilangan yang telah diuraikan diatas digunakan
lanbang- lambing baku: N untuk biangan asli,ℤ untuk bilangan bulat, ℚ untuk
bilangan rasional, dan ℝ untuk bilangan riil. Dalam bentuk notasi himpunan
dinyatakan sebagai berikut
N ⊆Z ⊆ Q⊆ R
3. Operasi Aljabar Bilangan Riil
Operasi penambahan dan perkalian antara unsure-unsur bilangan riil
mempunyai sifat yang disebut sifat medan(field), sebagai berikut:
i. Sifat tertutup: Jika x, y ∈ R, maka terdapat satu dan hanya satu bilangan real
yang dinyatakan dengan x + y atau xy
ii. Hukum Komutatif: x + y = y + x dan xy = yx
iii. Hukum Assosiatif: x + (y + z) = (x + y) + z dan x(yz) = (xy)z.
iv. Hokum Distributif: x(y + z) = xy + xz
v. Unsur-unsur identitas: Terdapat dua unsur bilangan riil yang berbeda yaitu 0
dan 1 yang memenuhi sifat: x + 0 = 0 + x = x dan x.1 = 1.x = x
vi. Balikan (invers) setiap bilangan riil x mempunyai balikan additive (disebut juga
negatif) yaitu –x, yang memenuhi x + (-x) = 0. Setiap bilangan riil x kecuali 0

4|KALKULUS
1
mempunyai balikan perkalian (disebut juga kebalikan) yaitu x−1 atau yang
x
memenuhi x. x−1 = 1
Pengurangan dan pembagian didefinisikan sebagai
x
x – y = x + (-y) dan =x y−1
y
4. Urutan Bilangan Riil
Bilangan-bilangan riil bukan nol, dipisahkan menjadi dua himpunan terpisah
yaitu bilangan riil positif dan bilangan riil negatif. Dengan demikian dapat
digunakan relasi urutan “¿” (kurang dari) yaitu
x¿ y ⇔ y – x positif
dan relasi “≤ (kurang dari atau sama) yaitu
x≤ y ⇔ y – x positif atau nol
sifat-sifat turunan
i. Trikotomi: Jika x dan y adalah bilangan riil, maka salah satu di antara yang
berikut ini pasti benar x < y atau x = y atau x > y
ii. Transitifitas: x< y dan y < z ⇒ x < z
iii. Penambahan: x < y ⇒ x + z < y + z
iv. Perkalian: untuk bilangan z positif, x < y ⇒ xz < yz
Untuk bilangan z negatif, x < y ⇒ xz > yz

5. Ketidaksamaan
Ketidaksamaan adalah suatu kalimat matematika yang mengandung tanda tak
sama yaitu “<”, “>”, “≤ “, atau “≥”. Himpunan pemecahan dari suatu ketidaksamaan,
biasanya adalah terdiri dari suatu keseluruhan selang bilang, atau suatu gabungan dari
beberapa selang. Berikut ini diberikan cara penulisan berbagai selang.

Penulisan Penulisan Grafik Keterangan


Himpunan Selang
{ x : a< x< b } (a,b) ( ) Terbuka
a b
{x: a≤x≤b} [a,b] [ ] Tertutup
a b
{ x : a ≤ x <b } ¿ [ ) Tertutup terbuka

5|KALKULUS
a b
{ x : a< x ≤ b } (a,b] ( ] Terbuka tertutup
a b
{ x : x ≤ b} (∞ , b] ]
B
{ x : x <b } (∞ , b) )
B
{ x : x ≥ a} ¿ [
A
{ x : x >a } (a , ∞) (
A
R (∞ , ∞)

Untuk meyelesaikan ketidaksamaan dengan menempuh langkah-langkah sebagai


berikut:
1. Tambahkan yang sama kepada kedua ruas ketidaksamaan
2. Kalikan kedua ruas ketidaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Kalikan kedua ruas ketidaksamaan dengan suatu bilangan negatif, tetapi kemudian
harus membalik tanda ketidaksamaan
Contoh:
1. Selesaikan: 2x-7< 4x – 2
Penyelesaian: 2x – 7 < 4x – 2
2x < 4x + 5 tambahkan 7
-2x < 5 tambahkan -4x
5 1
x>- kalikan dengan -
2 2

6. Nilai Mutlak, Akar dan Kuadrat


Nilai mutlak suatu bilangan riil x, dinyatakan dengan |x| yang didefinisikan sebagai

|x|= x , jika x ≥ 0
{−x , jika x< 0}
Contoh: Ubahlah bentuk nilai mutlak berikut ke dalam bentuk tanpa nilai mutlak
|2x – 5|
Penyelesaian:
5
a) Besaran |2x – 5| berganti tanda di x=
2

6|KALKULUS
5
Jika x ≥ maka 2x – 5 ≥ 0, sehingga |2x – 5| = 2x -5
2
5
Jika x < maka 2x – 5 < 0, sehingga |2x – 5| = 5 – 2x
2
Sehingga hasilnya dapat dituliskan sebagai berikut:
5
|2 x−5|=
{
2 x−5 , jika x ≥

5−2 x , jika x<


2
5
2
}
Nilai mutlak mempunyai sifat sebagai berikut
1. |ab| = |a| |b|
a
2. ||
b
=¿ a∨ ¿ ¿
¿ b∨¿ ¿
3. |a+ b|≤|a|+|b|
4. |a−b|≥|a|−|b|
Katidaksamaan yang menyangkut nilai mutlak
|a| < a ⇔ -a < x < a
|a| > a ⇔ x < -a atau x > a
Contoh: Selesaikan ketidaksamaan |3x – 5| ≥ 1
Penyelesaian: Ketidaksamaan ini dapat ditulis secara berurutan sebagai
3x – 5 ≤ -1 atau 3x – 5 ≥ 1
3x ≤ 4 atau 3x ≥ 6
4
x≤ atau x≥ 2
3
4
Jadi himpunana penyelesaian adalah gabungan dari dua selang yaitu(−∞ , ¿∪ ¿
3
Akar Kuadrat
Setiap bilangan riil positif mempunyai dua akar kuadrat, misalnya 9 mempunyai
akar kuadrat 3 dan -3. Akar kuadrat dari bilangan riil a≥0 dilambangkan dengan√ a disebut
akar kuadrat utama dari a, yang menunjukkan akar kuadrattak negative dari a. jadi

√ x 2=|x|
Kuadrat
Dari sifat nilai mutlak diperoleh
|x|2 = |x|
7|KALKULUS
Selanjutnya
|x|<|y|⇔ x 2< y 2

7. Sistim Koordinat Siku Empat (Cartesius)


Setiap titik P pada bidang dapat dinyatakan sebagai pasangan bilangan riil yang
dinamakan koordinat Cartesius bilangan itu.
Rumus Jarak
2 2

d(P,Q) = ( X 2 −X 1 ) + ( Y 2−Y 1 )

Persamaan Lingkaran
( x−h)2−( y−k)2 = r 2
Garia Lurus
Dua titik yang terletak pada sebuah garis lurus
Y 2−Y 1
m=
X 2− X 1
Sehingga persamaan garis lurus tersebut
y− y 1 Y 2−Y 1
=
x−x 1 X 2−X 1
Garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik A(x,y) memiliki persamaan
Y − y 1=m ( x− x1 )
Garis lurus memiliki kemiringan m dan memotong sumbu tegak (y) di titik (0,b)
Y = mx + b
Grafik persamaan
Dapat digambarkan dengan langkah-langkah berikut:
1. Dapatkan koordinat beberapa titik yang memenuhi persamaan
2. Tandai titik-titik tersebut pada bidang
3. Hubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah kurva mulus

BAB 2. BILANGAN KOMPLEKS


Jika a dan b adalah bilangan riil, maka pasangan (a,b) disebut bilangan kompleks.
a) Kesamaan : (a,b) = (c,d) berarti a = c dan b = d
b) Penjumlahan : (a,b) + (c,d) = (a+c,b+d)

8|KALKULUS
c) Perkalian : (a,b)(c,d) =ac-bd,ad+bc

1. Operasi Bilangan Kompleks


Hukum komutatip: x + y = y + x; dan xy = yx
Hukum assosiatip: x + (y + z) = (x + y) + z dan
x(yz) = (xy)z
Hukum distributip: x(y + z) = xy + xz
Elemen Identitas
Penjumlahan : (0,0) disebut bilangan kompleks nol, sebab(a,b )+(0,0) = (0,0)+(a,b)
Perkalian : ( 1,0) sebab ( a,b) (1,0) = (1,0) (a,b) =(a,b)
Elemen invers ( balikan)
Penjumlahan : ∀ (a,b)∈ C, ∃-( a,b) = (-a,-b )∈C ∋(a,b) = (a,b) + a,B = (0,0)
Perkalihan : misalkan (a,b) ≠ (0,0).

2. Satuan imajiner ( j atau i)


1. Pada sistim bilangan real ,persamaan x 2 + 1 =0 tidak mempunyai
penyelesaian,tetapi dalam sistim bilangan kompleks,ternyata (0,1) adalah
penyelesaian dari persamaan itu, karena (0,1)2 = (0,1 ) = ( 0-1,0+0 ) = (-1,0) =
-1
2. konjugat (sekawan ) bilangan kompleks.
Jika Z= x + jy x-jy disebut konjugat (sekawan ) dari z yang dilambangkan
dengan ź . jadi Z = x + iy => z z= x –iy

3. interprestansi geometri bilangan kompleks adalah pasangan berurtan bilangan


real(x,y) maka (x,y) dapat diwakili secara geomatrik oleh sebuah titik pada bidang
atau oleh sebuah anak panah (vektor geomatrik ) dari titik asal ke titik (x,y )
.dalam konteks ini bidang (x,y) yang merupakan tempat merepretasikan bilangan
komplek dinamakan sebagai bidang komplek atau disebut jugadiagram argand.

4. operasi aljabar
Perkalian dan pembagian dalam bentuk kutub

9|KALKULUS
Misalkan z 1 = r 1 ( cos01+ i sin 01 ) = z 2 = r 2 ( cos02 + i sin 02 ) hasil kalian kedua
bilangan itu adalah.
z 1. z 2 = z 1 = r 1 ( cos01+ i sin 01 ) z 2 = r 2 ( cos02 + i sin 02 )
= r 1/ r 2[cos ¿ ¿+ 02 ) + i sin (01 +0 2)
z 1. z 2 = r 1/ r 2 <¿(01 +0 2)

Pangkat bilangan bulat bilangan kompleks


Berdasarkan aturan perkalian kompleks dalam bentuk polar , ternyata untuk suatu n
bilangan bulat dan z = r (cos θ + i sin θ ) = r ¿ θ
z n= r n(cos θ + i sin θ )
= r ¿θ
Akar bilangan kompleks
Jika z = w n= ( n = 1,2,3 ) maka untuk setiap nilai w terdapat suatu nilai z.
Selanjutnya untuk setiap z  0, ada tepat n nilai w yang berbeda. Masimg – masing
nilai itu disebut akar ke n dari z yang dilambangkan .
W =N√ Z
Dan W n = Rn ((cos θ + i sin θ )

BAB 3.FUNGSI DAN LIMIT

DIK; suatu fungsi f ialah suatu aturan padanan yang memasangkan tiap objek x dalam
suatu himpunan yang disebut daerah asal ( domain ) ,dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari
himpunan
range

domain kodomain

10 | K A L K U L U S
untuk penulisan fungsi dipakai huruf tunggal. G / f .dengan demikian f (x) yang
dibaca “f dan x” menunujkan nilai diberikan pada f atau x.
Misal: f(x) = x 3-4 memberikan f (2)= 23- 4 = 4

I. Fungsi aljabar
Fungsi aljabar terdiri atas beberapa jenis ,tetapi yang terutama ada tiga.
1. Polinom(suku banyak)
Terbentuk :p(x) AoX n+ A1 X n−1.... An−1 X + An , dimana a adallah konstanta dan n
bilangan bulat .termasuk kedalam kelompok fungsi kontatnta ,fungsi linier ,fungsi
kwadrat .
2. Fungsi rasional
F( X )
Berbentuk F(X); ,dimana f(x) dan g(x) masing - masing adalah fungsi
G(X )
polinom.
3. Fungsi irasional
F ( X ) ¿ , yang dasarnya alah akar dari fungsi rasional.
Berbentuk : I (X) =

N
¿
II . limit fungsi
Untuk memahamin konsep limit, perlu kiranya meninjau secara ringkas mengenai
kekontinuan fungsi. Agar suatu fungsi kontinu pada sebuah titik fungsi harus ada dititik itu
dan setiap perubahan kecil pada x hanya mengakibatkan perubahan kecil pada f(X).
Contoh ; kita amatin prilaku fungsi f(x) += 2x + 1 untuk X - 2 .karena kita tidak
menggunakan x= 2 ,kita perlu membuat table sebai berikut ;
X 1,000 1,500 1,900 1,990 1,999

F(x) 3,000 4,000 4,800 4,980 4,998

X 3,000 2,500 2,100 2.010 2,001


F(x) 7,000 6,000 5,200 5,020 5,002

F(x) apabila x mendekatin 2 dari tas maupun dari bawah ,karena F(X)  5 untuk x
,dikatakan bahwa adalah limit f(X)  2.
Lim f (X) = L
XA

11 | K A L K U L U S
TEOREMA –TEOREMA
Teorema limit utama.
Andaikan n dibilang bulat positif ,k kontanta serta f dan g adalah fungsi – fungsi yang
mempunyai limit di c. Berlaku
A. Lim k = k
XC
B. Lim x = c
XC
C. Lim k.f(x) = k lim F(X)
XC XC
Fungsi trigonometri
Suatu sudut standrad adalah sudut dengan titik asak titik 0. Jika diukur berlawanan maka
sudut itu positif ,sebaliknya jika diukur berlawanan ,
Sebagai berikut ;
Y sin θ X X 1 R
sin θ= cos θ= = cos θ = CSc θ= =
R cos θ Y Y sinθ Y
sin θ Y sinθ X 1 r
tanθ= = cot θ= = secθ= =
cos θ R cos θ Y cos θ x

BAB 4. TURUNAN
1. Pengertian Turunan
Untuk memahamin konsep turunan ,ditinjau beberapa masalah yang berkaitan
dengan konsep turunan .

Misalkan= y= f (X).

Turunan fungsi y terhadap x adalah


dy Δy
lim = =lim f ¿¿
dx Δx

∆x0 ∆ x0

2. Aturan pencarian turunan

12 | K A L K U L U S
Untuk menentukan suatu fungsidigunakan suatu aturan (rumus) tertentu sesuai
dengan bentuk fungsi tersebut,yang pada dasarnya melalui suatu proses sesuai
dengan definisi turunan .berikut :
dy
a. Aturan konstatnta ; y = f(x) =k => =0
dx
dy
b. Aturan identintas ; y = f(x) = x => =1
dx
dy
c. Aturan pangkat ; y = f(x) X N => = NX N −1
dx

3. Turunan fungsi trigonometri


dy
A. Turunan fungsi sinus. = COS X
dx
dy
B. Turunan fungsi sinus = - SIN X
dx

4. Dalil (aturan ) rantai


Untuk menetukan turunan (dy/dx) dari suatu fungsi komposisi berbentuk y = f(u)
,dengan u = g(X) digunakan sesuatu aturan yang disebut rantai sebagai berikut .
dy dy du
Jika y = f(u) = g(x) maka =
dx du dx

5. Turunan tingkat tinggih


Turunan tingkat tinggih berikut diartikan sebagai turunan ,hal tersebut dapat
dijelaskan dengan contoh berikut. Sebuah partikel bergerak sepanjang garis
koordinat ,dengan persamaan lintasan s= f (T) = 2t -1 2t + 8
dv
Adalah laju perubahan jarak terhadap waktu yaitu a= = 4 t -12 maka
dt
percepatan adalah

6. Pendefinisialan implist
Turunan implist digunakan pada fungsi yang dinyatakan secara implist ,misalnya
untuk menentukan gradien singgung kurva 2 y 3+ xy+ 1=0 dititik (−3,1 ) .
untuk menyelesaikan soal seperti ini diperlukan aturan pendefinisialan implist

13 | K A L K U L U S
dy dy du
=
dx du dx

BUKU 2 :KALKULUS dan GEOMETRI ANALITIS

PENGGUNAAN TURUNAN

1. Maksimum dan Minimum

Andaikata kita mengetahui fungsi f dan domain ( daerah asal ) S seperti pada gambar.
Tugas kita yang pertama adalah menentukan apakah f memiliki nilai maksimum atau
minimum pada S. Anggap bahwa nilai-nilai tersebut ada, kita ingin mengetahui lebih lanjut
dimana dalam S nilai-nilai itu berada.

  Andaikan S, daerah asal dari f, mengandung titik c. Kita katakan bahwa:


 f(c) adalah nilai maksimum f pada S jika f(c) ≥ f(x) untuk semua x di S;
 f(c) adalah nilai minimum f pada S jika f(c) ≤ f(x) untuk semua x di S;
 f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau minimum.
 Fungsi yang ingin kita maksimumkan atau minimumkan adalah fungsi objektif

Teorema A
Teorema keberadaan maksimum-minimum jika f pada selang tutup 
[ a , b ] ,   m a k a   f   mencapai nilai maksimum dan minimum.
Dimana terjadinya nilai-nilai ekstrim ?
Biasanya fungsi yang ingin kita maksimumkanatau minimumkan akan mempunyai suatu
selang I sebagai daerah asalnya. Beberapa dari selang ini memuat tiitik-titik ujung ;
beberapa tidak. Misalnya ,I = [a,b]

14 | K A L K U L U S
Memuat titik ujung dua-duanya; (a,b) hanya memuat titik ujung kiri ; (a,b) tidak memuat
titik ujung satupun. Nilai-nilai ekstrim sebuah fungsi yang didefinisikan pada selangn
tertutup sering kali terjadi pada titik-titik ujung.
Teorema B
Teorema titik kritis:Andaikan f terdefinisikan pada selang I yang memuat titik c.
Jika (c) adalah nilai ekstrim, maka c haruslah berupa suatu titik kritis; yakni c berupa
salah satu:
 Titik ujung dari I;
 Titik stasioner dari f(f’(c)=0); atau
 Titik singular dari f(f’(c) tidak ada)
Bukti:
f (c) berupa nilai maksimum f pada  I dan andaikan c bukan titik ujung ataupun
titiksingular. Karena f(c) adalah nilai maksimum, maka f(x) ≥ f(c) untuk semua x dalam I
yaituf(x) – f(c) ≤ 0
Jadi jika x < c, sehingga x-c < 0 maka (1) f(x) – f(c) ≥ 0 x – c sedangkan jika x > c, maka:
(2) f(x) – f(c) ≤ 0 x – c Tetapi f’(c) ada, karena c bukan titik singular.
Akibatnya bila kita biarkan x c¯ dalam (1) dan x c+dalam (2), kita memperoleh
masing-masing f’(c) ≥ 0 danf’(c) ≤ 0. kita simpulkan bahwa f’(c) = 0.
Kemonotonan dan kecekungan
 Definisi:
 Andaikan f terdefinisi pada selang I (terbuka, tertutup, atau tak satupun). Dapat
katakanbahwa:
 f naik pada I jika, untuk setiap pasang bilangan x1dan x2dalam I,
x1< x2f(x1 ) < f(x2)
 f turun pada I jika, untuk setiap pasang bilangan x1 dan x2 dalam I,
 x1< x2f(x1  ) > f(x2  )
 f monoton murni pada I jika f naik pada I atau turun pada I.
Turunan pertama dan kemonotonan
Turunan pertama f’(x) memberi kita kemiringan dari garis singgung pada
grafik f dititik x. Kemudian jika f’(x) > 0 maka garis singgung naik kekanan.Dan jika
f’(x) < 0 makagaris singgung turun kekanan.
Teorema A

15 | K A L K U L U S
Teorema kemonotonan:Andaikan f kontinue pada selang I dan terdefinisikan pada setiap
titik-dalam dari I.
 Jika f’(x) > 0 semua x titik-dalam I, maka f naik pada I.
 Jika f’(x) < 0 semua x titik-dalam I, maka f turun pada I
Turunan kedua dan kecekungan
Suatu fungsi mungkin naik dan tetap mempunyai grafik yang bergoyang. Jika
garissinggung berbelok secara tetap dalam arah yang berlawanan arah outaran
jarum jam, kitakatakan bahwa grafik cekung ke atas, dan jika garis singguang berbelok
searah putaran jarum jam, maka grafik cekung ke arah bawah.

Definisi kecekungan
Andaikan f terdiferensialkan pada selang terbuka I, kita mengatakan bahwa f (dan
grafiknya)cekung ke atas pada I jika f’ naik pada I, dan kita mengatakan bahwa f cekung
ke bawah padaI jika f’ turun pada I.
Teorema A
Teorema kecekungan:Andaikan f terdeferensiasikan dua kali pada selang buka I.
 Jika f”(x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke atas pada I.
 Jika f”(x) < 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke bawah pada I.
Titik balik 
Andaikan f kontinue di c, kita sebut (c. f(c)) suatu titik balik dari grafik f jika f cekung
keatas pada satu sisi dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari c.
Maksimum dan Minimum Lokal
 Definisi 
 Andaikan S daerah asal dari f, mengandung titik c, dapat dikatakan bahwa:
 f(c) adalah suatu nilai maksimum lokal dari f jika terdapat sebuah interval (a,b)
yang berisi c sehingga f(c) adalah nilai maksimum dari f pada (a,b) simbol
gabungan S;
 f(c) adalah suatu nilai minimum lokal dari  f jika terdapat sebuah interval (a,b)
yang berisi c sehingga f(c) adalah nilai minimum dari f pada (a,b) simbol
gabungan S;
 f(c) adalah suatu nilai  ekstrim lokal dari f jika kedua-duanya adalah sebuah nil
aimaksimum lokal atau sebuah nilai minimum lokal.
16 | K A L K U L U S
Teorema AUji turunan pertama:
Andaikan f kontinu pada selang buka (a,b) yang memuat titik kritis c.
 Jika f’(x) > 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x) < 0 untuk semua x
dalam (c,b),maka f(c) adalah nilai maksimum lokal.
 Jika f’(x) < 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x) > 0 untuk semua x
dalam (c,b),maka f(c) adalah nilai minimum lokal.
 Jika f(x) bertanda sama pada kedua pihak c, maka f(c) bukan nilai ekstrim lokal f.
Bukti (i)
Karena f’(x) > 0 untuk semua x dalam (a,c), maka menurut teorema kemonotonan f naik
pada(a,c].Karena f’(x) < 0 untuk semua x dalam (c,b), maka f turun pada [c,b). Jadi f’(x) <
f’(c) untuks e m u a x d a l a m ( a , b ) , k e c u a l i t e n t u s a j a d i x = c . K i t a
m e n y i m p u l k a n b a h w a f ( c ) a d a l a h maksimum lokal. Demikian juga untuk bukti
(ii) dan (iii).
Teorema BUji Turunan kedua:
Andaikan f’ dan f” ada pada setiap titik selang terbuka (a,b) yang memuat c,
dan andaikanf’(c) = 0.
 Jika f”(c) < 0, f(c) adalah nilai maksimum lokal f.
 Jika f”(c) > 0, f(c) adalah nilai minimum lokal f.
1. Kemonotonan dan KecekunganDefinisi :
Andaikan f terdefinisi pada selang I (terbuka, tertutup atau tak satupun). Kita katakan
bahwa:
i.f adalah naik pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1dan x2 dalam  I , x1< x2→f(x1)
<f(x2)
ii. f  adalah turun padaI  jika untuk setiap pasang bilangan x1dan
x2dalam I  , x1> x2→f(x1)>f(x2)
iii. f monoton murni pada I jika ia naik pada I atau turun pada I 
Teorema A
(Teorema Kemonotonan). Andaikan f kontinu pada selang I dan dapat
dideferensialkan pada setiap titik dalam dari  I 
i. jika f’ (x) > 0 untuk semua titik dalam x dari I,makaf naik pada I 
ii. jika   f’ (x) < 0 untuk semua titik dalam x dari I,maka f turun pada I 
Turunan Pertama dan Kemonotonan

17 | K A L K U L U S
Ingat kembali bahwa turunan p e r t a m a  f’ ( x ) memberi kita
k e m i r i n g a n d a r i g a r i s singgung f dititik x, kemudian jika f’ (x) > 0, garis singgung
naik ke kanan, serupa, jika f’ (x) <0, garis singgung jatuh ke kanan.
Turunan Kedua dan Kecekungan
Sebuah fungsi mungkin naik dan tetap mempunyai grafik yang sangat bergoyang
(Gambar B ) , m a k a k i t a p e r l u m e m p e l a j a r i b a g a i m a n a g a r i s s i n g g u n g
b e r l i k u s a a t k i t a b e r g e r a k sepanjang grafik dari kiri ke kanan.Jika secara tetap
berlawanan arah putaran jarum jam, kitakatakan bahwa grafik cekung ke atas, jika
garis singgung berliku searah jarum jam, grafik cekung ke bawah padaI.
Teorema B(Teorema kecekungan).
Andaikan f  terdeferensial dua kali pada selang terbuka (a,b).
i. jika   f’’ (x) > 0 ntuk semua x dalam (a,b) maka f cekung ke atas pada (a,b)
ii. jika   f’’ (x) < 0 ntuk semua x dalam (a,b) maka f cekung ke bawah pada (a,b)
Titik Balik 
Andaikan f kontinu di c, kita sebut (c,f (c)) suatu titik balik dari grafik f 
jika f cekung ke atas pada satu sisi dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari c. grafik
dalam Gambar Cmenunjukkan sejumlah kemungkinan.
soal :
Jika f(x) = x3+ 6x2+ 9x + 3 cari dimana f naik dan dimana turun?
Penyelesaian: Mencari turunan f
 f’(x) = 3x2+ 12x + 9= 3 (x2+ 4x + 3)= 3 (x+3)(X+1)
Kita perlu menentukan (x+3) ( x+1) > 0 dan (x+3) (x+ 1) < 0 terdapat titik pemisah-3
dan -1, membagi sumbu xatas tiga selang ( -∞, -3), (-3, -1) dan (-1, ∞). Dengan
memakaititik uji -4, -2, 0 didapat f `(  x) > 0 pada pertama dan akhir selang
dan f `(  x) < 0 pada selangtengah.Jadi, f naik pada (-∞, -3] dan [-1, ∞) dan turun pada [-3,
-1]
Grafik  f (-3) = 3 f (-1) = -1 f (0) = 3

2.Maksimum dan Minimum Lokal


Definisi :
Andaikan S, daerah asal  f  , memuat titik c. kita katakan bahwa :
i.f( c) nilai maksimum lokal  f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c
sedemikiansehingga f (c) adalah nilai maksimum  f  pada (a,b) ∩ S

18 | K A L K U L U S
ii.  f  (c) nilai minimum lokal  f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c
sedemikiansehingga f (c) adalah nilai minimum f pada (a,b) ∩ S
iii. f (c) nilai ekstrim lokal f  jika ia berupa nilai maksimum lokal atau minimum lokal
Teorema titik kritis pada dasarnya berlaku sebagaimana dinyatakan dengan nilai
ekstrimdiganti oleh nilai ekstrim lokal, bukti pada dasarnya sama. Jika turunan adalah
positif padasalah satu pihak dari titik kritis dan negative pada pihak lainnya,
maka kita mempunyaiekstrim lokal.
 MAKS.LOKAL DAN MINIM LOKAL
Teorema A
(Uji Turunan Pertama untuk Ekstrim Lokal) . Andaikan f kontinu pada
selang terbuka(a,b) yang memuat titik kritis c.
i. jika   f’ (x) > 0 untuk semua x dalam (a,c) dan  f’ (x) < 0 untuk semua x dalam
(c,b),maka f (c) adalah nilai maksimum lokal f
ii. jika  f’ (x) < 0 untuk semua x dalam (a,c) dan  f’ (x) < 0 untuk semua x
dalam (c,b),maka f (c) adalah nilai minimum lokal f 
iii. jika  f’ (x) bertanda sama pada kedua pihak c, maka f (c) bukan nilai ekstrim lokal f .

Teorema B
(Uji Turunan Kedua untuk Ekstrim Lokal).Andaikan f ’ dan f’’ ada pada setiap titik
dalamselang terbuka (a,b) yang memuat c, dan andaikan  f’  (c) = 0
i. Jika f’’ (c) < 0,  f  (c) adalah nilai maksimum lokal f 
ii. Jika f’’ (c) > 0, f (c) adalah nilai minimum lokal f Ditunjukkan oleh grafik di bawah ini.
soal :
Cari (jika mungkin) nilai maksimum dan minimum dari f ( x) = x3  – 3 x2+4pada ( -∞,
∞). Penyelesaian :
 f `(  x) = 3 x2 – 6x = x(3 x– 6)x=0 dan x= 2
 f (2) =0
 f (0) =4
fungsi memiliki nilai maksimum 4
(pada 0) dan nilai minimum 0 (pada 2)
5. Penerapan Ekonomik
Dalam mempelajari banyak masalah ekonomi sebenarnya kita menggunakan
konsepkalkulus.Misalkan dalam suatu perusahaan, PT ABC. Jika ABC menjual

19 | K A L K U L U S
x satuan barangtahun ini, ABC akan mampu membebankan harga, p(x) untuk setiap
satuan. Kita tunjukkan bahwa p tergantung pada x. pendapatan total yang diharapkan
ABC diberikan oleh R(x) = x p(x), banyak satuan kali harga tiap satuan.
Untuk memproduksikan dan memasarkan x satuan, ABC akan mempunyai biaya
totalC(x). Ini biasanya jumlah dari biaya tetap ditambah biaya
variable.Konsep dasar untuksebuah perusahaan adalah total laba P(x), yakni slisih
antara pendapatan dan biaya.
P(x) = R(x) – C(x) = x p(x) – C(x)
Umumnya, sebuah perusahaan berusaha memaksimumkan total labanya.
Pada dasarnya suatu produksi akan berupa satuan-satuan diskrit. Jadi R(x),
C(x) danP(x) pada umumnya didefinisikan hanya untuk x= 0,1,2,3,
…..dan sebagai akibatnya, grafiknyaa k a n   t e r d i r i   d a r i   t i t i k t i t i k   d i s k r i t .   A g a r   k
i t a   d a p a t   m e m p e r g u n a k a n   k a l k u l u s ,   t i t i k - t i t i k tersebut kita hubungkan satu
sama lainsehingga membentuk kurva. Dengan demikian, R,C,dan P dapat dianggap ebagai
fungsi yang dapat dideferensialkan.
Penggunaaan Kata Marjinal 
Andaikan ABC mengetahui fungsi biayanya C(x) dan ntuk sementara
direncanakanmemproduksi 2000 satuan tahun in.ABC ingin menetapan biaya tambahan
tiap satuan. Jikafungsi biaya adalah seperti pada gambar A, Direktur Utama ABC
menanyakan nilai ∆C/∆X pada saat ∆x = 1. tetapi kita mengharapkan bahwa ini akan
sangat dekat terhadap nilai Lim
Pada saat x = 2000. ini disebut biaya marjinal. Kita mengenalnya sebagai
dc/dx, turunn Cterhadap x. dengan demikian, kita definisikan harga marjinal
sebagai dp/dx, pendapatan marjinal dR/dx, dan keuntungan marjinal sebagai dP/dx.

20 | K A L K U L U S
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pemabahasan isi buku

a. Buku I
 Buku ini membahas lebih mendalam tentang kalkulus.
 Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.

b. Buku II
• Buku ini sangat sulit saya bahas karena ada bahasa yang saya tidak tau.
• Isi buku memiliki banyak teori-teori.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Kelebihan

 Ada soal-soal pembahasannya sehingga dapat menguji kemampuan

Kekurangan
• Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.

21 | K A L K U L U S
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan yang saya temukan setelah melakukan critical book terhadap buku pertama dan buku
kedua saya dapat menyimpulkan bahwa buku yang lebih mudah untuk digunakan para pembaca adalah buku
pertama, banyak hal yang mendasari mengapa buku pertama akan lebih mudah dipahami oleh pembaca
seperti bebrapa teorema yang diberikan oleh kedua buku, pebuktian yang dijelaskan dari kedua buku dan yang
terpenting adalah variasi soal-soal yang dicantumkan oleh kedua buku tersebut beserta penyelesaiannya
sehingga memudahkan para pebaca untuk lebih lagi memahami isi dari buku tersebut.

SARAN

Hal penting untuk membuat pembaca lebih paham dengan sebuah buku adalah jika pada buku tersebut
terdapat teorema ataupun contoh soal yang diberi dan dijelaskan secara mendetail ataupun mendasar sehingga
pembaca yang kurang memahami secara dasar sebuah topik pada buku tersebut akan lebih mudah
memahaminya secara rinci. Semoga hasil critical book yang saya buat dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Jika terdapat kesalahan baik secara bahasa ataupun tulisan yang tidak saya sengajakan mohon
berikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

22 | K A L K U L U S
DAFTAR PUSTAKA

Leithold, Louis. KALKULUS DAN GEOMETRI ANALITIS.Bandung: Erlangga, 1987


Manullang, Jongga, dkk. KALKULUS. Medan: Unimed Press, 2018

23 | K A L K U L U S

Anda mungkin juga menyukai