Anda di halaman 1dari 32

Evaluasi Hasil Belajar

CRITICAL JURNAL REVIEW

Daftar Isi
Jurnal 13
EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA3

Jurnal 27
EVALUASI KINERJA GURU MATEMATIKA SMP BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI KABUPATEN BANTUL7

Jurnal 311
EVALUASI KINERJA GURU SMK YANG BERSERTIFIKAT PROFESIONAL DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Jurnal 415
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU SMP KELAS VIII DI KABUPATEN SUMBAWA15

Jurnal 518
BIAYA OPERASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KATEGORI SBI/RSBI DI DIY18

Jurnal 621
PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KOMPREHENSIF BERBASIS PROYEK PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN TERINTEGRASI DI SMK21

Jurnal 724
EVALUASI EFEKTIVITAS UNIT PRODUKSI DALAM MEMPERSIAPKAN KOMPETENSI KERJA SISWA SMK24

Jurnal 830
CONSTRUCTIVISM VERSUS OBJECTIVISM IMPLICATIONS FOR INTERACTION, COURSE DESIGN, AND
EVALUATION IN DISTANCE EDUCATION30

Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar I

Judul : EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA


PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jurnal : Jurnal Evaluasi Pendidikan
Volume dan halaman : Volume 1, no 2

Download : http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/jep/article/view/79

Tahun : 13 Juni 2013

Penulis : - Ismiyatun
Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 2
- Samsul Hadi

Reviewer : Zihan Manullang

Tanggal : 06 Oktober 2017

Tujuan Penelitian :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas implementasi standar penilaian


pendidikan pada pembelajaran batik sekolah menengah kejuruan (SMK) di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), khususnya tentang: (1) prinsip penilaian, (2) teknik dan instrumen penilaian,
(3) mekanisme dan prosedur penilaian, (4) penilaian yang dilakukan oleh pendidik, (5) penilaian
yang dilakukan oleh satuan pendidikan, dan (6) penilaian yang dilakukan oleh pemerintah.
Populasi dalam penelitian ini adalah lima SMK yang mengajarkan batik, yaitu: SMK Negeri 2
Sewon, SMK Negeri 5 Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 2 Lendah, SMK Negeri 1 Kalasan, dan
SMK Negeri 1 Kokap. Sumber data berasal dari kepala sekolah, guru yang mengajar batik, dan
siswa kelas XI yang belajar batik.

Subjek Penelitian : Guru SMK di DIY dan siswa kelas XI


Assesment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian yang
telah dilakukan.

Kata Kunci : Implementasi standar penilaian, pembelajaran batik, sekolah menengah


kejuruan

Metode Penelitian : Metode Angket (pendekatan deskriptif kuantitatif)

Langkah Penelitian :

Evaluasi Prinsip-Prinsip Penilaian


Beberapa prinsip yang harus diperhati-kan oleh guru dalam melakukan penilaian, meliputi: adil,
objektif, sahih, terbuka, terpadu, dan beracuan kriteria.
Penilaian hasil belajar peserta didik di lima SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilakukan
oleh pendidik, sekolah, dan pe-merintah sudah melaksanakan prinsip penilaian dengan baik tapi
belum optimal. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketercapaian prinsip-prin-sip penilaian oleh
lima SMK tersebut sebesar 65,78%.
Ketidaktercapaian sesuai dengan stan-dar penilaian pendidikan disebabkan oleh ada-nya
prinsip-prinsip penilaian yang belum dilak-sanakan dengan baik. Prinsip-prinsip penilaian tersebut
adalah prinsip objektif dalam mem-berikan penilaian dan prinsip sahih. Prinsip objektif dalam
penilaian berarti penilaian di-dasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai. Prinsip sahih dalam penilaian berarti penilaian didasar-kan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur.

Evaluasi Teknik dan Instrumen Penilaian

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 3


Evaluasi terhadap teknik dan instrumen penilaian meliputi pemahaman teknik penilaian dan
penggunaan instrumen penilaian yang be-rupa: tes (tertulis, lisan, praktik/kinerja), obser-vasi,
penugasan, portofolio, dan jurnal. Kom-binasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan
memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik. Hasil evaluasi
terhadap teknik dan in-strumen penilaian menunjukkan bahwa rata-rata pendidik SMK di Daerah
Istimewa Yogyakarta memahami dan menggunakan instrumen peni-laian dengan baik, meskipun
masih belum keseluruhan. Hasil evaluasi menunjukkan bah-wa tingkat ketercapaian implementasi
kompo-nen teknik dan instrumen penilaian SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 65,13%.
Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa ketidaktercapaian memenuhi sesuai de-ngan standar
penilaian disebabkan ada beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan.

Evaluasi Penilaian oleh Pendidik

Evaluasi penilaian oleh pendidik meli-puti pembuatan rancangan penilaian dan kriteria penilaian,
pengembangan indikator pencapaian kompetensi dasar dan teknik penilaian, pengem-bangan
instrumen, pelaksanan penilaian, peng-olahan hasil penilaian, pengembalian hasil penilaian,
pemanfaatan hasil penilaian, dan pelaporan hasil penilaian pada akhir semester. Hasil evaluasi
terhadap penilaian oleh pendidik menunjukkan tingkat ketercapaian rata-rata SMK di Daerah
Istimewa Yogyakarta sesuai dengan standar penilaian pendidikan adalah baik, yaitu sebesar
61,38%.
Ketidaktercapaian dalam memenuhi standar penilaian tersebut disebabkan karena beberapa aspek
belum terlaksana secara opti-mal. Aspek-aspek tersebut adalah: pembuatan rancangan penilaian
dan kriteria penilaian, pe-ngembangan indikator pencapaian kompetensi dasar dan teknik
penilaian, pengembangan in-strumen, dan pemanfaatan hasil penilaian.

Hasil Penelitian :

Hasil implementasi standar penilaian pada pembelajaran batik yang dilaksanakan di lima SMDIY
pada masing-masing kom-ponen tersebut adalah sebagai berikut.

Komponen Prinsip Penilaian

Komponen prinsip-prinsip penilaian yang dievaluasi meliputi: prinsip objektif, adil, terpadu, dan
terbuka. Hasil pengolahan angket evaluasi implementasi standar penilaian pada

Nilai rata-rata komponen prinsip pe-nilaian di SMK Negeri 5 Yogyakarta untuk angket
siswa sebesar 14,97 (66,47%) dan untuk angket guru sebesar 3,38 (79,33%). Sesuai de-ngan
kategori penilaian untuk komponen prin-sip penilaian untuk angket siswa nilai rata-rata masuk
dalam kategori baik. Sedangkan kom-ponen prinsip penilaian untuk angket guru nilai rata-ratanya
masuk dalam kategori sangat baik. Nilai keseluruhan adalah 18,35 (68,61%) ter-masuk dalam
kategori baik.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 4


Nilai rata-rata komponen prinsip peni-laian di SMK Muhammadiyah 2 Lendah untuk
angket siswa sebesar 13,75 (58,33%) dan untuk angket guru sebesar 3,50 (83,33%). Sesuai
dengan kategori penilaian untuk komponen prinsip penilaian untuk angket siswa nilai rata-rata
masuk dalam kategori baik. Sedangkan komponen prinsip penilaian untuk angket guru nilai rata-
ratanya masuk dalam kategori sangat baik. Nilai keseluruhan adalah 17,25 (62,5%) termasuk
dalam kategori baik.

Daftar Pustaka :

- Alkharusi, H. (2008). Effects of classroom assessment practices on students’ achievement


goals. [Versi electronik]. Educational Assessment, 13, 243-266.
- Badan Pusat Statistik. (2011). Keadaan ketenagakerjaan Agustus 2011. No. 74/11/Th.
XIV. Diambil pada tanggal 9 Agustus 2012, dari
(http://www.bps.go.id/brs_file/naker_07nov11.pdf).
-

Kekuatan Penelitian :Penulis menggunakan metode yang aman serta lengkap mulai dari analisis
data serta kelengkapan teori sang peneliti beserta perhitungan yang sangat
teliti.

Kelemahan Penelitian : Metode penelitian ini menggunakan analisis yang banyak sekali ,
sehingga banyak biaya yang dikeluarkan dikarenakan menggunakan
narasumber dengan 3-4 sekolah beserta para siswa/I nya .

Kesimpulan :
Berdasarkan evaluasi yang telah dila-kukan terhadap komponen-komponen standar
penilaian di lima SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut. (1)
Implementasi prinsip-prinsip penilaian pada pembelajaran batik SMK di DIY sudah dilak-sanakan
dengan baik, tapi belum optimal. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketercapaian implementasi
prinsip-prinsip penilaian oleh lima SMK di DIY sebesar 65,78% termasuk dalam kategori baik.
(2) Implementasi kompo-nen teknik dan instrumen penilaian menunjuk-kan bahwa rata-rata
pendidik SMK di DIY memahami teknik dan menggunakan instrumen penilaian dengan baik,
meskipun masih belum seluruhnya. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian
implementasi komponen teknik dan instrumen penilaian SMK di DIY sebesar 65,13% termasuk
dalam kategori baik. (3) Implementasi mekanisme dan prosedur penilaian oleh pendidik dan
satuan pendidikan menunjukkan bahwa rata-rata tingkat keter-capaian SMK di DIY sesuai dengan
standar penilaian pendidikan adalah baik, yaitu sebesar 60,96%. (4) Implementasi komponen
penilaian oleh pendidik menunjukkan tingkat ketercapai-an rata-rata SMK di DIY sesuai dengan
standar penilaian pendidikan adalah baik, yaitu sebesar 61,38%. (5) Evaluasi komponen penilaian
oleh satuan pendidikan menunjukkan bahwa aspek-aspek dalam komponen ini sudah dilaksanakan
dengan sangat baik oleh semua SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tingkat ketercapaian rata-
rata SMK di DIY yaitu sebesar 84,27%. (6) Evaluasi penilaian oleh pemerintah yang me-liputi

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 5


pelaksanaan ujian nasional dan pemanfa-atan hasil ujian nasional pada pembelajaran batik yang
dilaksanakan di lima SMK di DIY hasilnya adalah baik dengan total capaian sebesar 73,33%.
Keseluruhan hasil evaluasi im-plementasi standar penilaian pada pembelajaran batik SMK di DIY
adalah baik dengan tingkat ketercapaian sebesar 68,43%.

Saran :
Saran dari hasil penelitian ini adalah: (1) perlu keberanian guru untuk memberikan
penilaian secara lebih objektif kepada siswa. Hal ini diperlukan agar siswa terbiasa dengan
kebenaran dan dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada selanjutnya dapat mem-
perbaiki kekurangan tersebut, (2) hendaknya sekolah lebih memperhatikan pelaksanaan stan-dar
penilaian dengan mengacu pada komponen-komponen yang ada dalam standar penilaian
pendidikan, terutama peningkatan dalam objek-tivitas penilaian, peningkatan penilaian bentuk
portofolio dan adanya jurnal untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan siswa dalam belajar, (3)
dukungan dari pemerintah daerah terhadap sekolah dalam rangka implementasi standar penilaian
pendidikan sangat diperlukan agar implementasi dapat berjalan secara maksimal sesuai patokan
dan standar yang sudah ada.

Referensi :
- Sugiyono. (1997). Metode penelitian administrasi. Bandung. Alfabeta.
- Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar (2004). Evaluasi program pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
- William, D., Lee, C., Harrison, C., et al. (2010). Teachers developing assessment for
learning: impact on student achievement. Assessment in Education: Principles, Policy &
Practice. 11:1, 49-65.
- Wilson, D.H. (2010). Vocational education in high school: a future outlook. (Disertasi
doctor, Capella University, 2010). Diambil pada tanggal 24 Juni 2013, dari
http://search.proquest.com/docview/305244953?accountid=31324.

Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar II

Judul : EVALUASI KINERJA GURU MATEMATIKA SMP


BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI KABUPATEN BANTUL
Jurnal : Jurnal Evaluasi Pendidikan
Volume dan halaman : Volume 3, no 2

Download : http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/jep/article/view/1270

Tahun : September (2015)

Penulis : - Marianus Supar Jelahut

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 6


-Suyata

Reviewer : Zihan Manullang

Tanggal : 06 Oktober 2017

Tujuan Penelitian :

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kinerja guru Matematika bersertifikat


pendidik tingkat SMP di Kabupaten Bantul berdasarkan proses pembelajaran dalam kelas.
Penelitian ini termasuk penelitian evaluasi yang menggunakan model diskrepansi, dan pendekatan
deskriptif kuantatif dan kualitatif. Fokus penelitian adalah kinerja guru dalam proses pembelajaran
di kelas yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran
sesuai dengan standar proses dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Populasi penelitian
adalah guru Matematika bersertifikat pendidik tingkat SMP di Kabupaten Bantul. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015.

Subjek Penelitian : Guru Matematika bersertifikat pendidik di Kabupaten Bantul


Assesment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian yang
telah dilakukan.

Kata Kunci : evaluasi, kinerja guru, sertifikasi, Matematika

Metode Penelitian : Model evaluasi Discrepancy.

Langkah Penelitian :

Penelitian evaluasi ini dilakukan di beberapa SMP di Kabupaten Bantul. Penelitian


dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015. Po-pulasi penelitian adalah guru-guru Matematika
bersertifikat pendidik tingkat SMP di kabupaten Bantul. Sekolah yang menjadi sampel peneliti-an
ini adalah SMP Negeri 1 Jetis, SMP Negeri 1 Piyungan, SMP Negeri 1 Sedayu, SMP Ne-geri 1
Bambanglipuro, SMP Negeri 1 Sewon, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 25 orang guru
Matematika yang sudah disertifikasi dan teknik penentuan besaran sampelnya dilakukan dengan
teknik cluster random sam-pling. Selain itu, sampel peserta didik sebanyak 1065 peserta didik
yang terlibat dalam proses pembelajaran tahun ajaran 2014/2015 dan teknik penentuan besaran
sampelnya dilakukan dengan propotional random sampling.

Teknik pengumpulan data yang diguna-kan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
angket, dan wawancara. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh dan mengumpul-kan
data kinerja guru Matematika yang berser-tifikat pendidik berupa dokumen rencana pelak-sanaan
pembelajaran (RPP) yang dibuat guru. Instrumen yang digunakan adalah telaah doku-men.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang kinerja
guru Matematika berkaitan dengan pe-laksanaan pembelajaran dalam kelas. Instrumen yang
digunakan adalah angket. Teknik wawan-cara yang digunakan peneliti adalah wawancara
terencana terstruktur. Instrumen pedoman wa-wancara digunakan untuk melengkapi informasi
yang dikumpulkan dari instrumen angket dan telaah dokumen.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 7


Pengujian validitas dan reliabilitas in-strumen merupakan suatu hal yang sangat urgen dan
substansial dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang baik. Instrumen-instru-men
pengumpulan data dalam penelitian ini diuji validitas isi dan validitas konstruknya. Validitas isi
perlu diuji dengan maksud untuk melihat bagaimana butir-butir instrumen yang dirumuskan dan
digunakan mencakup keselu-ruhan isi objek yang diukur.Validitas konstruk digunakan untuk
mengetahui apakah hasil pengukuran yang diperoleh melalui butir-butir instrumen memiliki
korelasi atau hubungan dengan konstruk teoritik yang mendasari pe-nyusunan instrumen tersebut.

Hasil Penelitian :

Hasil penelitian Hesti Sadtyadi tentang pengembangan instrumen penilaian kinerja


guru sekolah dasar berbasis tugas pokok dan fungsi menyatakan bahwa indikator tugas guru
dalam mengajar terdiri dari 1) membuat rencana prog-ram mengajar, 2) melaksanakan program
meng-ajar, 3) melaksanakan tindak lanjut program mengajar (Sadtyadi & Kartowagiran 2014,
p.302). Dalam konteks ini, kinerja guru ber-sertifikat pendidik SMP dalam proses pembel-ajaran
Matematika dapat diukur dengan melihat pelaksanaan tugas-tugas tersebut.
Kinerja guru Matematika bersertifikat pendidik tingkat SMP yang dievaluasi dalam penelitian ini
berkaitan dengan proses pembel-ajaran dalam kelas yang dilakukan guru dalam tugasnya sebagai
guru yaitu perencanaan, pe-laksanaan dan penilaian pembelajaran.

Kineja Guru Matematika SMP Bersertifikat Pendidik dalam Perencanaan Pembelajaran

Tahapan perencanaan pembelajaran adalah tahapan yang berhubungan dengan


kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dlilihat dari cara atau proses
penyusunan kegiatan pembelajaran yaitu mengembangkan rencana pelaksanaan pembel-ajaran.
Berdasarkan analisis isi yang dilakukan para rater terhadap dokumen RPP yang dikum-pulkan dari
25 orang guru Matematika berserti-fikat pendidik, skor rata-rata kinerja guru dalam perencanaan
pembelajaran Matematika sebesar 44,60, dengan standar deviasi sebesar 3,06. Besaran rata-rata
ini tergolong dalam kategori baik. Fakta ini menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran Matematika yang dibuat oleh 25 guru bersertifikat pendidik ter-golong baik.

Daftar Pustaka :

- Abbas, H. (12 Juni 2013). Fokus kebijakan pendidikan. Diakses tanggal 15 Sep-tember
2014 dari http://print.kompas.com
- Azwar, S. (2013). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Bactiar. (2011). Implementasi kebijakan sertifi-kasi guru dalam rangka meningkatkan
profesionalitas guru di kota Yogyakar-ta. Jurnal Studi Pemerintahan.2,2,1-20.
- Berk, R. A., (1986). Performance assesment. London: The John Hopkins Press Ltd.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 8


- Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Kabu-paten Bantul (2014): Data Guru Serti-fikasi
dan SMP di Kabupaten Bantul.
- Harsono & Susilo, (2010). Pemberontakan guru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kekuatan Penelitian :Penulis menggunakan metode yang aman serta lengkap mulai dari
perhitungan dengan menggunakan grafik dan analisis datanya.

Kelemahan Penelitian : Metode penelitian ini menggunakan subyek penelitian sebanyak-banyak


nya yang dimana semua subyek penelitiannya adalah guru MTK yang
sudah bersertifikat se-kota Bantul.

Kesimpulan :
Hasil evaluasi kinerja guru Matematika SMP bersertifikat pendidik di kabupaten Bantul
dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, kinerja guru bersertifikat pendidik dalam
perencanaan pembelajaran Matematika di kabupaten Bantul baik. Hal ini bisa dilihat pada
indikator-indikator yang telah disusun oleh para guru tersebut. Kedua, kinerja guru bersertifikat
pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika di SMP di kabupaten Bantul sudah sangat
baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sudah menggunakan media dan metode yang
bervariasi, dan memanfaatkan sarana prasarana pembelajaran yang ada di sekolah secara optimal.
Dengan kata lain, guru sudah menjalankan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan komponen-
komponen yang ada atau sesuai dengan standar proses. Ketiga, kinerja gurudalam penilaian
pembelajaran Matematika baik. Guru bersertifikat pendidik memberikan penilaian kepada peserta
didik sesuai dengan indikator-indikator yang dijabarkan.

Saran :
Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran, antara lain: Bagi remaja,
diharpkan bisa memahami serta menguasai emosinya, sehingga mampu mencapai kondisi
emosional yang adaptif, serta dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga
tidak perlu melakukan kegiatan yang tak berguna seperti kenakalan remaja. Bagi orang tua,
diharapkan orang tua mampu mengetahui kebutuhan anak dan mampu bersikap bijaksana dalam
segala permasalahan yang dialami oleh anak, serta mendukung kegiatan positif sianak dan
diharapkan orang tua dapat berperan dengan baik dalam membimbing dan menjaga anaknya
masing-masing.
Referensi :
- Kemendiknas. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
- Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan In-strumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra
Cendikia.
- Mardapi, D. (2012). Pengukuran, penilaian dan evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repub-lik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007,
tentang Standar Proses Pembelajaran.
- Permendiknas Nomor 22, tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 9


Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar III

Judul : EVALUASI KINERJA GURU SMK YANG BERSERTIFIKAT


PROFESIONAL DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT
Jurnal : Jurnal Evaluasi Pendidikan
Volume dan halaman : Volume 2, no 2

Download : http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/jep/article/view/79

Tahun : 21 Maret 2014

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 10


Penulis : - Donal Hallo

- Sudji Munadi

Reviewer : Zihan Manullang

Tanggal : 06 Oktober 2017

Tujuan Penelitian :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kinerja guru SMK yang bersertifikat
profesional di Kabupaten Halmahera Barat dilihat dari tugasnya sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, penilai/evaluator, dan pengembangan profesi guru. Penelitian ini merupakan
penelitian evaluatif. Evaluasi yang digunakan adalah Model Evaluasi Kesenjangan. Pengumpulan
data menggunakan teknik angket dan wawancara. Validitas yang digunakan adalah validitas isi
dan konstruk. Reliabilitas yang digunakan adalah metode Cronbach Alpha.

Subjek Penelitian : Guru bersertifikat professional di Kabupaten Halmahera Barat


Assesment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian yang
telah dilakukan.

Kata Kunci : Kinerja guru, sertifikat profesional, sertifikasi guru

Metode Penelitian : Analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Langkah Penelitian :

Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif.
Penelitian evaluatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap
efektifitas suatu tindakan, kegiatan, atau program. Tujuan penelitian eveluasi adalah me-
nyediakan informasi untuk membuat keputusan suatu kebijakan, program, proyek atau aktifitas
tertentu, baik untuk kepentingan perbaikan, sustainbilitas (keberlanjutan), terminasi (peng-
hentian) maupun untuk kepentingan akuntabilitas publik. Penelitian evaluatif dibedakan menjadi
penelitian evaluasi formatif yang me-nekankan pada proses dalam menghasilkan suatu keputusan
dan penelitian evaluasi sumatif yang menekankan pada pencapaian penerapan keputusan tertentu.
Penelitian evaluatif ini termasuk pada penelitian evaluasi sumatif, dimana penilaian dilakukan
terhadap kinerja guru SMK yang bersertifikat profesional di Kabupaten Halmahera Barat.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMK yang bersertifikat profesional di
Kabupaten Halmahera Barat yang lulus serti-fikasi tahun 2007 sampai tahun 2012 yang berjumlah
80 orang. Penelitian ini mengguna-kan metode sensus. Penelitian dengan metode sensus disebut
juga dengan penelitian populasi. Hal ini dilakukan mengingat jumlah populasi penelitian relatif
kecil. Dengan metode sensus, seluruh elemen populasi pada penelitian ini diikutsertakan dalam
proses penelitian.

Variabel Penelitian

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 11


Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel Kinerja Guru SMK Sebagai Pendidik


Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata
nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Tata nilai termasuk norma, moral,
estetika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai
anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasil-kan
sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut harus mampu mem-
belajarkan kepada siswanya tentang kedisip-linan diri, belajar membaca, mencintai buku,
menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar
bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam me-
laksanakan tugas dan kewajibannya.

Hasil Penelitian :

Pendidikan Evaluasi terhadap kinerja guru SMK bersertifikat profesional dalam


penelitian ini dilakukan terhadap guru SMK yang berada di Kabupaten Halmahera Barat. Adapun
jumlah guru SMK bersertifikat profesional di Kabupaten Halmahera Barat adalah sebanyak 80
orang guru. Seluruh guru SMA bersertifikat profesional di Kabupaten Halmahera Barat kemudian
dievaluasi kinerja-nya berdasarkan 5 aspek, yaitu kinerja guru sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, peni-lai, dan pengembangan profesi. Penilaian dila-kukan oleh 4 pihak, yaitu Kepala
Sekolah, diri sendiri, teman sejawat, dan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa masing-masing pihak memiliki penilaian yang tidak
jauh berbeda mengenai kinerja guru, baik secara keseluruhan maupun pada berbagai aspek kinerja
yang dinilai. Hasil rerata nilai skor evaluasi menunjukkan bahwa diri sendiri, teman sejawat, dan
siswa menilai bahwa kinerja guru secara keseluruhan dari guru SMK bersertifikat profesional di
Kabupaten Halma-hera Barat tergolong sangat baik. Sedikit ber-beda dengan penilaian tersebut,
Kepala Sekolah menilai bahwa kinerja guru secara keseluruhan tergolong dalam kategori baik.

Apabila dilihat dari aspek guru sebagai pendidik, maka diketahui bahwa Kepala Seko-lah,
diri sendiri, teman sejawat, maupun siswa telah menilai bahwa guru SMK bersertifikat profesional
di Kabupaten Halmahera Barat telah memiliki kinerja yang baik. Pada aspek guru sebagai
pengajar, hasil penelitian menun-jukkan bahwa Kepala Sekolah dan siswa meni-lai bahwa kinerja
guru sebagai pengajar ter-golong baik, sedangkan guru sendiri dan teman sejawat menilai bahwa
kinerja guru sebagai pengajar tergolong sangat baik. Kondisi ini sama dengan penilaian terhadap
kinerja guru sebagai penilai. Kepala Sekolah dan siswa me-nilai bahwa guru SMK bersertifikat
profesional di Kabupaten Halmahera Barat tergolong baik dalam kinerjanya sebagai penilai,
sedangkan guru sendiri dan teman sejawat menilai bahwa kinerjanya sebagai penilai sudah
tergolong sangat baik.

Penilaian terhadap aspek guru sebagai pembimbing menunjukkan bahwa guru sendiri,
teman sejawat, dan siswa menilai bahwa kinerja guru sebagai pembimbing tergolong sangat baik,
sedangkan Kepala Sekolah masih menilai bahwa kinerja guru sebagai pembimbing ter-golong
baik. Selain berperan sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan penilai, guru juga berperan

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 12


dalam pengembangan profesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menilai kinerja guru
SMK bersertifikat profesional di Kabupaten Halmahera Barat dalam pengem-bangan profesi
tergolong sangat baik. Penilaian ini berbeda dengan penilaian dari guru sendiri dan dari teman
sejawat. Guru dan teman sejawat menilai bahwa kinerja guru SMK ber-sertifikat profesional di
Kabupaten Halmahera Barat dalam pengembangan profesi tergolong baik, sedangkan kepala
Sekolah menilai bahwa kinerja guru SMA bersertifikat profesional di Kabupaten Halmahera Barat
dalam pengem-bangan profesi tergolong cukup.

Daftar Pustaka :

- Allen, M. J., & Yen, W. M. (1979). Introduction to measurement theory. California:


Brooks/Cole Publishing Company.
- Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
- Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kekuatan Penelitian :Penulis menggunakan metode yang aman serta lengkap mulai dari analisis
data serta kelengkapan teoiri sang peneliti.

Kelemahan Penelitian : Metode penelitian ini menggunakan analisis yang banyak sekali ,
sehingga orang awam yang membaca dapat kebingungan , dengan kata lain
jurnal ini agak sedikit berbelit-belit tidak to the point .

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)
kinerja guru SMK yang bersertifikat profesional di Kabupaten Halmahera Barat menurut kepala
sekolah, diri sendiri, teman sejawat dan siswa tergolong sangat baik. Dengan rincian pada aspek
guru sebagai pendidik, pengajar, pem-bimbing, dan penilai atau evaluator tergolong sangat baik,
sedangkan pada aspek pengem-bangan profesi guru tergolong baik. (2) hasil wawancara sebagian
responden mengatakan bahwa kinerja guru SMK yang bersertifikat profesional di Kabupaten
Halmahera Barat yang berkaitan dengan tugasnya sebagai pen-didik, pengajar, pembimbing,
penilai dan pe-ngembangan profesi guru sudah baik, dan sebagian lagi mengatakan belum baik.
(3) hasil evaluasi menunjukkan bahwa kinerja guru SMK yang bersertifikat profesional di Kabu-
paten Halmahera Barat sudah cukup sesuai dengan standar kinerja guru. Hasil ini dapat diketahui
dari fakta yang diperoleh dari peneli-tian. Data faktual hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden menilai kinerja guru tergolong sangat baik pada aspek kinerja sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, peni-lai, dan pengembangan profesi. Penilaian responden yang
berada dalam kategori sangat baik ini mengindikasikan kesesuaian antara data faktual kinerja guru
dengan standar kinerja guru. Hal ini disebabkan karena penyusunan angket penilaian kinerja guru
sudah didasarkan pada standar kinerja guru.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 13


Saran :
Saran yang dapat diberikan peneliti terkait dengan hasil penelitian ini adalah: (1) bagi guru
SMK bersertifikat profesional di Kabupaten Halmahera Barat diharapkan dapat meningkatkan
kinerjanya. Kinerja guru dapat ditingkatkan antara lain melalui upaya pem-benahan administrasi
pembelajaran, memper-siapkan silabus dan RPP sebelum melaksanakan pembelajaran,
meningkatkan disiplin, etos kerja, serta lebih berdedikasi terhadap tugas dan tanggung jawabnya
sebagai seorang guru. (2) bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat diharapkan dapat
melakukan berbagai upaya yang dapat mendukung guru SMK yang bersertifikat profesional di
Kabupaten Hal-mahera Barat dalam meningkatkan kinerjanya. Hal ini dapat dilakukan melalui
pelaksanaan supervisi dan pengawasan secara sistematis dan terstruktur terhadap guru yang telah
lulus sertifikasi. Diharapkan adanya tindak lanjut dari Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera
Barat terhadap guru yang masih memiliki kinerja buruk. (3) bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat melakukan pengembangan terhadap pene-litian ini. Pengembangan antara lain dapat
dilakukan melalui penambahan penilai yang melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kinerja
guru. Selain itu, penelitian dapat juga dikembangkan dengan membandingkan kinerja guru SMK
yang bersertifikat profesional pada suatu daerah dengan daerah lainnya.

Referensi :
- Rizali, A., Sidi, I. D., & Dharma, S. (2009). Dari Guru Konvensional Menuju Guru
Profesional. Jakarta: Grasindo.
- Stronge, J. H. (2006). Evaluating Teaching, A Guide to Current Thinking and Best
Practice Second Edition. Thousand Oaks, CA: Corwin Press.
- Sudibyo, A. (8 Desember 2013). Jumlah Guru di Indonesia Capai 2,92 Juta. Artikel Online
dalam http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2013/12/08/182542, diakses
tanggal 28 Juni 2014.

Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar IV

Judul : EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU


SMP KELAS VIII DI KABUPATEN SUMBAWA
Jurnal : Jurnal Evaluasi Pendidikan
Download : http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/jep/article/view/1227

Volume dan Halaman : Volume 3 No.01

Tahun : Maret (2015)

Penulis : -Roni Hartono

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 14


-Aman

Reviewer : Zihan Manullang

Tanggal : 06 Oktober 2017

Tujuan Penelitian :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pembelajaran, untuk mengetahui


output pembelajaran, dan untuk mengetahui kualitas program pembelajaran IPS terpadu di
Kabupaten Sumbawa. Jenis penelitian ini adalah evaluatif menggunakan model EKOP. Populasi
dalam penelitian ini adalah SMP Negeri yang melaksanakan program pembelajaran IPS
Terpadu. Sampel penelitian berupa kepala sekolah, guru, dan siswa SMP Negeri kelas VIII.
Sampel kepala sekolah dan guru menggunakan purposive sampling dan sampel untuk siswa
menggunakan cluster sampling menggunakan rumus Slovin

Subjek Penelitian : Kepala sekolah, guru, dan siswa SMP Negeri kelas VIII
Assessment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian
yang telah dilakukan.
Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam pene-litian ini adalah model Evaluasi
Kualitas dan Output Pembelajaran (EKOP)

Kata Kunci : evaluation, program, integrated social studies learning

Langkah Penelitian :

Ditinjau dari jenis dan sumber data yang digunakan, dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan campuran deskriftif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Pendekatan kuantitatif
digunakan untuk menjaring hasil angket berupa data-data yang diperoleh dari penyebaran angket
untuk selanjutnya di analisis dengan menghitung rata-rata skor dengan microsoft exel 2007 yang
dibandingkan dengan kriteria pembanding.

Teknik penetapan sampel yang diguna-kan sebagai sumber informasi untuk siswa adalah
propotional random sampling. Metode penarikan sampel menggunakan rumus Slovin yang
bertujuan untuk proporsi siswa sebagai responden agar sampel representatif mewakili populasi
siswa secara keseluruhan. Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% (0,05)
dan galat 10% (0,10) karena mengingat penelitian ini adalah penelitian pendidikan dengan jumlah
responden yang banyak sebesar 6.931 responden dan adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti
dalam melakukan penelitian serta luasnya daerah yang akan dilakukan penelitian.

Hasil Penelitian :

Hasil penelitian mengenai kualitas pembelajaran IPS SMP di Kabupaten Sumbawa dalam
masing-masing komponen diuraikan sebagai berikut.IPS yang terdiri atas 5 item pernyataan
berda-sarkan penilaian kepala sekolah diperoleh rata-rata 4,48 berada dalam kategori sangat baik.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 15


Berdasarkan rata-rata setiap item pernyataan hasil penilaian siswa, penilaian guru, dan
kepala sekolah terhadap kinerja guru IPS didapatkan total rata-rata sebesar 4,34 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja guru IPS berdasarkan penilaian siswa, guru, dan kepala termasuk
dalam kriteria sangat baik. Pencapaian rata-rata skor terendah 4,2 pada sub-indikator penguasaan
strategi pembelajaran oleh guru IPS sedangkan yang tertinggi yaitu 4,53 terdapat pada sub-
indikator pemahaman karakteristik siswa sehingga semua berada pada kriteria baik.

Daftar Pustaka :

- Cholisin., & Hisyam, D. (2006). Reorientasi dan pengembangan: ilmu pengetahuan sosial
di era Indonesia baru. Yogyakarta: Efisiensi Press.
- Depdiknas, (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
- Mardapi, D. (2012). Pengukuran penilaian dan evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Kekuatan Penelitian : Penulis menggunakan metode yang mudah dibanding metode lainnya.

Kelemahan Penelitian : Subjek penelitian sipenulis yang pelajar SMP menggunakan siswa/I
kelas 8 , seharusnya penulis memulai nya dari SMP kelas 7,8,9 juga .

Kesimpulan :

Kualitas pembelajaran IPS di Kabupa-ten Sumbawa secara keseluruhan berada pada


kategori baik, hal ini ditunjukkan oleh kinerja guru, fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap
siswa, serta motivasi siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu termasuk dalam kategori baik.

Output pembelajaran IPS terpadu di Kabupaten Sumbawa berada pada kategori baik, hal
ini ditunjukkan kecakapan akademik,, keca-kapan personal, serta kecakapan sosial siswa dalam
pembelajaran IPS Terpadu di Kabupaten Sumbawa termasuk dalam kategori baik. Kua-litas
program pembelajaran IPS Terpadu di kabupaten Sumbawa termasuk dalam kategori baik dilihat
dari kualitas pembelajaran dan output

Saran :

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, disarankan kepada pihak-pihak yang
terkait dan memiliki hubungan erat dengan pelaksanaan program pembelajaran IPS terpadu
supaya dapat berhasil sesuai dengan yang di-harapkan, maka saran peneliti untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 16


Sebaiknya dilakukan pelatihan bagi guru dalam meningkatkan kemampuannya ter-utama
dalam penguasaan materi IPS, pemaham-an karakteristik siswa di dalam kelas, pengem-bangan
pengelolaan pembelajaran, strategi pembelajaran yang aktraktif serta metode peni-laian pada
pembelajaran yang lebih obyektif.

Fasilitas pembelajaran sebaiknya lebih mementingkan kegunaannya dibandingkan de-ngan


melengkapi media pembelajaran. Untuk iklim kelas sebaiknya guru menciptakan iklim kelas yang
lebih kondusif terutama lebih me-libatkan keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran

Referensi :

- Parkay, F.W., & Stanford, B.H. (2008). Menjadi seorang guru, edisi ketujuh. Jakarta:
Indeks.
- Sapriya. (2012). Pendidikan IPS konsep dan pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
- Widoyoko, S.E.P. (2014). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Puslitjak, (2013). Kajian efektivitas dan efisiensi layanan pendidikan orang

Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar V

Judul : BIAYA OPERASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


NEGERI KATEGORI SBI/RSBI DI DIY
Jurnal : Jurnal Evaluasi Pendidikan
Volume dan halaman : Volume 18, no 1

Download : https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/2124/1769

Tahun : 12 September 2014

Penulis : Moch Alip

Reviewer : Zihan Manullang

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 17


Tanggal : 06 Oktober 2017

Tujuan Penelitian :

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap besar biaya operasi dan dana operasi
nonpersonalia dalam penyusunan anggaran Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf Internasioanl di
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Subjek Penelitian : Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kategori SBI/RSBI Di DIY


Assesment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian yang
telah dilakukan.

Kata Kunci : Biaya operasi, SMK

Metode Penelitian : Evaluatif model discrepancy menggunakan pendekatan penghitungan


biaya berbasis kegiatan

Langkah Penelitian :
Jenis penelitian ini adalah evaluatif model discrepancy menggunakan pendekatan
penghitungan biaya berbasis kegiatan (activity based costing, disingkat ABC), namun tidak secara
penuh karena kegiatan tertentu tidak ada datanya dan pola penyusunan anggaran berbeda
antarsekolah terteliti. ABC dipilih berdasarkan asumsi bahwa program keahlian tertentu
memerlukan lebih banyak bahan praktek sehingga biaya dan anggaran lebih besar (Daljono, 2011;
dan Hoeckel, 2008). Data dari dua pola anggaran yang berbeda ditransfer ke dalam pola yang
sama, yaitu berbasis pengeluaran seperti yang dipakai pada Permendiknas No 69 Tahun 2009.

Penelitian ini dilakukan di SMK-BI di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun
2011, namun data yang diteliti adalah dokumen anggaran sekolah tahun 2010. Populasi penelitian
ini adalah sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) di DIY yang sudah dinyatakan sebagai SBI
dan RSBI sebanyak 10 sekolah dan tidak dilakukan sampling. Berdasarkan bidangnya, sekolah
dikelompokkan menjadi dua, yaitu SMK Teknik dan Non-Teknik. Variabel pada penelitian ini
adalah besar biaya operasi nonpersonalia, besar dana tersedia, dan komponen kegiatan pada
program pembentukan kompetensi lulusan SMK.

Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan kaji dokumen. Wawancara relatif
singkat karena pada awal wawancara sudah diketahui bahwa istilah “biaya operasi sekolah” dan
Permendiknas No 69 Th 2009 belum dikenal oleh pengelola sekolah, sehingga pengumpulan data
fokus melalui kaji dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Sumber data
(informan) adalah kepala sekolah, petugas yang ditunjuk kepala sekolah untuk memegang
dokumen RKAS dan pengelola anggaran sekolah. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengelompokkan jenis pengeluaran. Analisis
kuantitatif digunakan untuk menganalisis besar anggaran. Validasi data dilakukan melalui
triangulasi sumber data primer, yaitu dokumen diperoleh langsung dari (a) pimpinan sekolah
(kepala dan wakil kepala sekolah), (b) pengelola anggaran sekolah, dan (c) kepala Tata Usaha.

Hasil Penenlitian :

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 18


Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka di ketahui bahwa komite sekolah (orang tua
peserta didik) harus menanggung BO nonpersonalia penyelenggaraan SMK-BI sebesar 90,60%
untuk kelompok bidang teknik atau 84,70% untuk nonteknik.

Kondisi demikian menunjukkan bahwa Pemerintah kurang atau tidak konsekuen dalam
menyelenggarakan program peningkatan mutu lulusan seperti SMK-BI dan sejenisnya dengan
tidak menyediakan dana yang memadai, khususnya untuk peserta didik dari kelompok ekonomi
lemah. Akibatnya, timbul polemik tentang mahalnya biaya SMK-BI.

Besar BO nonpersonalia penyelenggaraan SMK-BI lebih besar dari Standar Biaya SMK
SSN merupakan kondisi yang tidak perlu dipersoalkan bila dilihat dari adanya empat komponen
pengeluaran tambahan, yaitu (1) benchmark kurikulum dan bahan ajar dg OECD, (2) kemitraan
dengan industri dan sister school, (3) kegiatan lain, dan (4) pengelolaan. Masalah yang perlu
dicari solusinya adalah proporsi dana dari Pemerintah, orang tua peserta didik, dan pihak lain
yang berkepentingan.

Kesimpulan :

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya operasi (BO) nonpersonalia


penyelenggaraan SMK-BI/RSBI di DIY adalah sebagai berikut:(a) pengelola belum pernah
menghitung besar BO nonpersonalia per Program Keahlian (PK) karena pengelola sekolah belum
tahu bahwa ada Permendiknas No 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya SSN dan anggaran
sekolah disusun sesuai dengan arahan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang belum
mengakomodasi perbedaan kebutuhan BAHP antarPK; (b) rerata besar BO nonpersonalia per
satuan pendidikan (bukan per PK) adalah sebesar Rp2.166.237,00 untuk kelompok bidang non-
teknik dan sebesar Rp2.287.066,00 untuk kelompok bidang teknik, berarti hampir sama dengan
BO nonpersonalia pada SMK SSN; c) dana untuk BO penyelenggaraan SMK-BI/RSBI dari
Pemerintah relatif kecil, yaitu 10% s.d. 16% sehingga tidak cukup untuk pengadaan BAHP yang
mencapai 10,5% untuk kelompok non-teknik dan 19,4% untuk kelompok teknik. Akibatnya,
komite sekolah (orang tua siswa) harus menanggung sebagian besar (84% sampai dengan 90%)
BO nonpersonalia, suatu beban yang cukup berat bagi orang dari golongan ekonomi lemah.

Saran :

Pemerintah perlu lebih aktif melakukan sosialisasi Permendiknas No 69 Tahun 2009


tentang Standar Biaya SSN dan menghitung biaya program peningkatan mutu sekolah seperti
SMK-BI atau sejenisnya; pemerintah mengalokasikan dana penyelenggaraan program
peningkatan mutu sekolah seperti SMKBI sesuai dengan kebutuhan dikuti dengan panduan
penerapan anggaran berbasis kinerja untuk meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana.

Kelebihan : Data yang digunakan beragam sehingga memudahkan pembaca untuk mencari tau
data yang diperlukan. Banyak hal juga yang dipaparkan penulis sehingga mudah dimengerti
pembaca.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 19


Kekurangan : Penulis memaparkan pada kegiatan tertentu tidak ada datanya dan pola
penyusunan anggaran berbeda antarsekolah terteliti. Penghitungan biaya berbasis kegiatan dipilih
berdasarkan asumsi bahwa program keahlian tertentu memerlukan lebih banyak bahan praktek
sehingga biaya dan anggaran lebih besar.

Daftar Pustaka :

- Abbas Ghozali (2010). Ekonomi Pendidikan. Jakarta: Lemlit UIN Syarif Hidayatullah.
- Achieve, Inc. (2007). Creating a World-Class Education System in Ohio. www.achieve.
org
- Amat Jaedun. (2010). Pencapaian IKKT pada Operasi SMK RSBI di DIY. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 19 N0 2 Th 2010.
- Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. (2007). Pedoman Penjaminan Mutu
Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas.
- Bray, M. (2002). The Cost and Financing of Education: Trend and Policy Implication.
Manila: ADB
- Brock, W., Marshall, R., and Tucker, M. (2009). 10 Steps to World-Class Schools.

Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar VI

Judul : PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KOMPREHENSIF


BERBASIS PROYEK PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
TERINTEGRASI DI SMK
Jurnal : Jurnal Evaluasi Pendidikan
Download : https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1144

Volume dan Halaman : Vol 16 No 2

Tahun : 2012

Penulis : Endang Mulyani

Reviewer : Zihan Manullang

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 20


Tanggal : 06 Oktober 2017

Tujuan Penelitian :

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model penilaian komprehensif berbasis


proyek pendidikan kewirausahaan terintegrasi di SMK. Pengembangan model penilaian ini
menggunakan Four-D model meliputi tahap define, design, develop, dan disseminate. Rancangan
model dalam penelitian ini belum sampai pada tahap disseminate, sehingga hanya meliputi tiga
tahapan yaitu tahap define, design, dan develop. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI program
studi penjualan, guru ekonomi, dan guru kewirausahaan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah angket, observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis diskriptif,dan Confirmatory Factor Analysis (CFA).

Subjek Penelitian : Siswa kelas XI program studi penjualan, guru ekonomi, dan guru
kewirausahaan SMK N 1 Depok, SMK N 1 Pengasih dan SMK
Muhammmadiyah 2 Bantul
Assesment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian yang
telah dilakukan.

Kata Kunci : model, penilaian, komprehensif, proyek, pendidikan kewirausahaan

Metode Penelitian : Pengembangan model penilaian ini mengikuti prosedur pengembangan


yang diajukan Thiaragajan, Semmel & Semmel (1974: 35) yang dikenal
dengan Four-D model. Tahapan dalam Four-D model meliputi empat tahap
yaitu: define, design, develop, dan desseminate. Rancangan model dalam
penelitian ini hanya meliputi tiga tahap. Untuk memperoleh data yang
terpercaya diperlukan instrumen yang valid dan reliabel

Langkah Penelitian :
Rancangan model dalam penelitian ini hanya meliputi tiga tahap. Untuk memperoleh data
yang terpercaya diperlukan instrumen yang valid dan reliabel. Guna memenuhi hal tersebut,
instrumen yang sudah dikembangkan tersebut perlu diuji validitas konstruknya. Secara teoretis, uji
validitas konstruk sudah dilakukan dalam proses pengembangan instrumen, yaitu dengan
mengembangkan definisi operasional berdasarkan teori sampai dengan penulisan kisi-kisi dan
instrumen penelitian. Namun demikian, guna memenuhi validitas konstruk secara empiris, perlu
dilakukan pengujian dengan menggunakan model Confirmatory Factor Analysis (CFA).

Sebelum diimplementasikan, model penilaian yang dikembangkan dalam penelitian


dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan dua kali yaitu uji coba terbatas (SMK N 1 Depok) dan uji
coba luas (SMK N 1 Depok, SMK N II Pengasih, dan SMK Muhammadiyah II. Hasil uji coba
dianalisis untuk mendapatkan model yang fit. Ujicoba dilakukan dengan metode eksperimen semu
dengan model pretest-postest control group desain. Subjek untuk uji coba terbatas adalah guru dan
siswa SMK N I Depok kelas XI. Guru yang terlibat sebagai subyek uji coba adalah satu guru
Ekonomi dan satu guru Kewirausahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 21


penelitian ini berupa: observasi, angket, dokumentasi dan wawancara.Teknik analisis data dalam
penelitian ini digunakan teknik analisis diskriptif dan Confirmatory Faktor Analysis (CFA).

Hasil Penelitian :

1. Hasil Pengembangan Model Penilaian Komprehensif Berbasis Proyek Pendidikan


Kewirausahaan Terintegrasi di SMK
a. Hasil pra uji coba
 Hasil Penilaian Pakar tentang Model Penilaian Komprehensif Berbasis Proyek
Pendidikan Kewirausahaan  Baik
 Hasil Validasi Pakar tentang Instrumen Penilaian Model Penilaian
Komprehensif Berbasis Proyek Pendidikan Kewirausahaan  Sangat baik
b. Hasil uji coba terbatas
 Hasil Uji Konstruk Model Penilaian Komprehensif Besbasis Proyek
Pendidikan Kewirausahaan Pada Uji Coba Terbatas  Untuk keperluan uji
konstruk model penilaian komprehensif berbasis proyek pendidikan
kewirausahaan digunakan teknik analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA)
dan dianalisis dengan menggunakan SEM.
 Hasil Uji Keterlaksanaan Model Penilaian Komprehensif Berbasis Proyek
Pendidikan Kewirausahaan pada Uji Coba Terbatas  instrumen ini digunakan
untuk mengumpulkan data tentang keterlaksanaan model penilaian. Observer
yang menilai keterlaksanaan model penilaian ini terdiri dari dua orang
observer. Observer dalam pelaksanaan uji coba ini adalah guru ekonomi dan
guru kewirausahaan.
c. Hasil uji coba luas
 dilaksanakan di SMKN I Depok, SMKN I Pengasih, dan SMK Muhammadiyah
2 Bantul. Uji coba dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, tiap pertemuan
selama 2 jam pelajaran. Setelah dilakukan uji konstruk secara keseluruhan,
perlu dilakukan uji konstruk secara individual. Hasil uji konstruk secara
individual menunjukkan bahwa muatan faktor afektif merupakan faktor yang
paling dominan dalam mengukur sikap kewirausahaan, faktor
kesesuaian/kecocokan memiliki nilai muatan faktor yang paling besar dalam
mengukur minat berwirausaha, muatan faktor percaya diri merupakan faktor
yang paling dominan dalam mengukur perilaku kewirausahaan, faktor
kemampuan akademik aspek kognitif merupakan faktor yang paling dominan
dalam mengukur kemampuan akademik, dan faktor perilaku kewirausahaan
merupakan faktor yang paling dominan dalam mengukur hasil belajar.
 Hasil Uji Keterlaksanaan Model Penilaian Komprehensif Berbasis Proyek
Pendidikan Kewirausahaan Pada Uji Coba Luas  Setelah instrumen ini dinilai
pakar dan dinyatakan dapat digunakan, selanjutnya instrumen ini digunakan
untuk mengumpulkan data tentang keterlaksanaan model penilaian
komprehensif berbasis proyek pendidikan kewirausahaan terintegrasi di SMK.
Observer yang menilai keterlaksanaan model penilaian ini terdiri dari dua
orang observer. Dua orang observer tersebut adalah guru mata pelajaran

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 22


ekonomi dan guru mata pelajaran kewirausahaan dari SMK yang menjadi
subyek penelitian. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa bahwa
nilai rata-rata keterlaksanaan model diperoleh skor 3, berarti termasuk dalam
kategori baik (dapat dilaksanakan).

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil análisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dilihat dari hasil penilaian pakar, setelah dilakukan revisi model penilaian komprehensif
berbasis proyek pendidikan kewirausahaan terintegrasi di SMK dinyatakan baik dan dapat
digunakan.

2. Dilihat dari hasil analisis dengan menggunakan model CFA, menunjukkan terjadi konsistensi
hasil pengujian model pada uji coba terbatas dan uji coba luas. Hal ini terbukti dari hasil
pengujian model pada uji coba terbatas dan uji coba luas sama-sama menghasilkan bahwa model
tersebut fit dengan data empiris pada taraf signifikansi 5%.

Kelebihan : dengan dilakukan penelitian ini dapat diketahui bahwa sistem penilaian
komprehensif proyek pendidikan kewirausahaan terintrasi di SMK dinyatan baik dan layak
digunakan.

Kekurangan : uji coba penelitian hanya digunakan pada kelas IX saja sehinggu kurang diketahui
hasilnya jika dilakukan pada kelas X dan XII

Daftar Pustaka :

Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Undang-Undang RI Nomor 23, tentang Standar Kompetensi Lulusan


(SKL).

Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar VII

Judul : EVALUASI EFEKTIVITAS UNIT PRODUKSI DALAM


MEMPERSIAPKAN KOMPETENSI KERJA SISWA SMK
Jurnal : Jurnal Evaluasi Pendidikan
Download : http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1124

Volume dan Halaman : Vol 16 No 2

Tahun : 2012

Penulis : Adi Sutopo

Reviewer : Zihan Manullang

Tanggal : 06 Oktober 2017

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 23


Tujuan Penelitian :

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: 1) keefektifan kegiatan belajar mengajar; 2)


peningkatan kemampuan kompetensi kerja siswa; 3) pemanfaatan faktor pendukung dan
mengatasi faktor penghambat unit produksi (UP), serta dampaknya bagi SMK.

Subjek Penelitian : SMKN 2 Yogyakarta, SMKN 2 Depok Sleman, SMKN 2 Pengasih Kulon
Progo dan SMKN 2 Wonosari Gunung Kidul.

Assesment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian yang
telah dilakukan.

Kata Kunci : unit produksi, kemampuan kompetensi kerja, sekolah menengah kejuruan

Metode Penelitian :

Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluasi yang meliputi: effort evaluation, Process
evaluation dan treatment specification approach. Metode penelitian evaluasi ini menggunakan
mixed method designs dengan concurrent triangulation designs (Creswell, 2009: 213).

Langkah Penelitian :

Variabel dalam penelitian ini meliputi: context, input (fasilitas praktek, program unit
produksi, kemampuan guru, siswa, dan teknisi), process (KBM, produksi), product (kompetensi
kerja, kualitas barang), dan outcome (dampak bagi sekolah).

Pengumpulan data kuantitatif melalui kuesioner, lembar penilaian dengan skala Likert 1-4
dan 1-5 dan dokumetasi. Langkah penyusunan instrumen: (1) merumuskan kisi-kisi instrumen; (2)
uji coba instrumen; dan (3) uji validitas dan reliabilitas instrumen.

Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam semi terstruktur dan
melalui observasi. Uji reliabilitas pedoman wawancara dengan cara (a) mengecek apakah
pedoman wawancara dan observasi tidak mengandung keraguan serta kesalahan; (b) konsistensi
antara kode, dan definisi; (c) berkoordinasi dan mengkomunikasikan diantara anggota dan sharing
data; dan (d) mengadakan cross chek dengan peneliti lain (Creswel, 2009). Uji validitasnya
dengan cara: (a) triangulasi; (b) member checking, dan (c) use rich, thick description.

Selain itu untuk menjaga keabsahan data dengan cara: a) peneliti sebagai instrumen utama;
(b) subyek wawancara dari berbagai sumber; (c) menggunakan alat bantu perekam suara; (d)
wawancara dilakukan pada sekelompok subyek; (e) menjaga kondisi dan situasi wawancara secara
alamai dan; (f) cross chek hasil wawancara.

Analisis data dilaksanakan dengan tiga cara yaitu: (1) analisis data kuantitatif dengan
menggunakan statistik deskriptif untuk melihat kecenderungan kategori setiap variabel, (2)
analisis data kualitatif dengan menggunakan model Miles dan Huberman (1984) yaitu: data
reduction, data display dan conclusion drawing/ verification., dan (3) analisis data gabungan
menggunakan logical framework analysis (LFA).

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 24


Hasil Penenlitian :

Hasil penelitian adalah:

1) sebagian besar UP aktif, namun sumbangan sebagai sarana pembelajaran dan sumber
pembiayaan operasional relatif kecil;

2) sebagian besar program UP mampu menyelaraskan program kurikulum, namun pemanfaatan


sarpras dan SDM belum optimal;

3) peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa tercapai, namun jumlahnya terbatas;

4) keefektifan sebagai sarana pembelajaran tercapai, namun jumlah siswa dan guru yang terlibat
relatif kecil;

5) kualitas konstruksi dan bahan tinggi serta harga jual standar, namun kualitas tampilan belum
maksimal;

6) menambah kesejahteraan warga sekolah, dan pendapatan sekolah; dan

7) sebagian besar UP dipercaya masyarakat/industri.

Kesimpulan :

1. Sebagian besar unit produksi di SMKN RSBI-SBI aktif, namun sumbangan sebagai
sarana pembelajaran siswa dan guru, serta sebagai sumber biaya operasional relatif kecil

2. Sebagian besar unit produksi mampu menyelaraskan antara program kurikulum dan program
unit produksi, namun pemanfaatan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (siswa,
teknisi dan guru) belum optimal

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui belajar dengan konsep teori situated
cognition, situated learning, teori belajar constructivism dan experiential learning kolb tercapai,
namun terbatas pada sebagian kecil siswa

4. Keefektifan penyelenggaraan unit produksi sebagai sarana pembelajaran tercapai, namun


jumlah siswa dan guru yang terlibat relatif kecil

5. Kualitas konstruksi dan bahan baku produk unit produksi tinggi dengan harga jual sesuai
standar, namun kualitas tampilan belum sebaik produk pabrik

6. Unit produksi mampu menambah kesejahteraan guru dan karyawan di SMK, namun jumlahnya
relatif kecil.

7. Sebagian besar unit produksi dipercaya masyarakat dan industri melalui kerja sama proses
produksi/jasa, pemanfaatan produk/jasa, pelatihan tenaga kerja dan proses penerimaan tenaga
kerja.

Kelebihan : Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menjelaskan secara rinci dari pendahuluan
yang di cantumkan.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 25


Kekurangan : Dalam melakukan penenlitian, peneliti hanya melakukannya hanya pada beberapa
orang hal ini dikarenakan karena terbatasnya pesanan produk/jasa.

Daftar Pustaka :

Creswell, John W. (2009). Research design, qualitative, quantitative, and mixed methods
approaches. Los Angeles. Sage.

Kolb, D.A., Richard E.B., & Charalampos, M. (1999). Experiential learning theory:
Previous Research and New Directions.

Direktorat Pembinaan SMK. (2006). Penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan


bertaraf internasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.(2005). Kebijakan pendidikan menengah


kejuruan 2005-2009. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Depertemen
Pendidikan Nasional.

Djoyonegoro, Wardiman. (1998). Pengembangan sumber daya manusia, melalui sekolah


menengah kejuruan (SMK). Jakarta. PT. Jayakarta Agung Offset. Badan Penelitian dan
Pengembangan

Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar VIII

Judul : CONSTRUCTIVISM VERSUS OBJECTIVISM IMPLICATIONS FOR


INTERACTION, COURSE DESIGN, AND EVALUATION IN
DISTANCE EDUCATION.
Jurnal : Jurnal Edukasi Telekomunikasi
Download :

https://www.researchgate.net/profile/Vrasidas_Charalambos/publication/252241255_Constructivism_ve
rsus_objectivism_Implications_for_interaction_course_design_and_evaluation_in_distance_education/li
nks/53dbbde80cf2cfac9928f8fa.pdf

Volume dan Halaman : -

Tahun : 2012

Penulis : Charalambos Vrasidas

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 26


Reviewer : Zihan Manullang

Tanggal : 06 Oktober 2017

Tujuan Penelitian :

This paper discusses the basic philosophical assumptions of objectivism and


constructivism including their implications for course design, interaction, and evaluation in
distance education. First, I provide a brief overview of the construct of interaction as it is used in
the field of distance education. Second, I address the major philosophical ideas of objectivism and
constructivism as they relate to education. Third, I discuss how curriculum designers from each
paradigm design a distance education course. Finally, I compare and contrast the two approaches
to distance education course design and provide suggestions for practitioners

Subjek Penelitian : Teacher telecommunications technologies and the students


Assesment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian yang
telah dilakukan.
Kata Kunci :-

Metode Penelitian :

Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluasi yang meliputi: effort evaluation, Process
evaluation dan treatment specification approach. Metode penelitian evaluasi ini menggunakan
mixed method designs dengan concurrent triangulation designs (Creswell, 2009: 213).

Langkah Penelitian :

Interaction is one of the most important components of any learning experience (Dewey,
1938; Vygotsky, 1978) and it has been identified as one of the major constructs in distance
education research (McIsaac & Gunawardena, 1996; Moore, 1989; Wagner, 1994). Dewey (1938)
argued that education is based on the interaction of an individual’s external and internal
conditions. Interaction and the situation during which one experiences the world cannot be
separated because the context of interaction is provided by the situation. He postulated that
“An experience is always what it is because of a transaction taking place between an individual
and what, at the time, constitutes his environment...” (p. 43). The idea of transaction suggests the
intersubjectivity between the individual herself, other people, and her surrounding environment.
Simpson and Galbo (1986) argued that interaction is an important component of the learning
process. An objectivist educator believes that there is one true and correct reality, which we can
come to know following the objective methods of science. By studying the world we can identify
its structure and entities with their properties and relations, which we can then represent, using
theoretical models and abstract symbols. These models and abstract symbols we can then map on
the learner's mind. The learner's thought processes will manipulate those abstract symbols and she
will come to know the world, only when her mind mirrors reality. In Lakoff's (1987) words
"knowledge consists in correctly conceptualizing and categorizing things in the world and
grasping the objective connections among those things and those categories" (p. 163). Knowledge
and learning are achieved when the abstract symbols that the learner came to know correspond to
the one and only real world. There is one correct understanding of any topic. Learning is simply

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 27


defined as change in behavior and/or change in the learner’s cognitive structures. Therefore,
instruction should be designed to effectively transfer the objective knowledge in the learner's
head.

Hasil Penenlitian :
The objectivist paradigm is based on the assumption that there is a real world and the purpose of
education is to map the entities of that world on the learner's mind. The constructivist paradigm is
based on the idea that reality is constructed during interaction with the environment and peers and
that knowledge is both individual and communal. Therefore, in a constructivist course the major
goal is to cultivate the learners' thinking and knowledge construction skills. Radicals of each camp
argue that is impossible to mix the two paradigms. You can either be an objectivist or a
constructivist instructional designer because philosophical assumptions of each paradigm are
contradicting each other (Bednar et al., 1992). However, dominant paradigms, in both the physical
and social sciences, rarely replace each other by falsification (Erickson, 1986; Lakatos, 1978).
Instead they tend to co-exist and are used whenever they are appropriate. For example,
quantitative and qualitative research methods are based on different epistemological assumptions.
They coexist and they are used when they are appropriate. Some research questions lend
themselves more to be examined using quantitative methods whereas some other questions lend
themselves more to qualitative methods. This paper argues that reality is constructed in the mind
through social interaction. Knowledge is both individual and shared. There is an objective world
that shapes our experience and places constraints on our interpretations and meanings. As
an instructional designer, the author rejects idealism, according to which everyone constructs his
or her own reality. There is a shared reality and some interpretations of experience are more
robust and plausible than others. Different approaches to instructional design and curriculum
development should be seen as a set of tools from which educators can choose the most
appropriate for a given purpose. Posner (1995) refers to this approach as “reflective eclecticism”
(p. 4). Specifically, he argued that “different situations require different practices” (p.4). This is a
pragmatic view of curriculum development.

Kesimpulan :
Depending on the paradigm to which a distance educator subscribes, her teaching beliefs
will be shaped accordingly. Instructional designers should always be aware of their
epistemological and philosophical assumptions because those assumptions will guide their
teaching and evaluation practices. When as a teacher I situate myself on the continuum, I avoid
the two extreme ends. I believe that there are times that a more objectivist approach is appropriate
and there are other times that a more constructivist is appropriate. It always depends on the
context, content, resources, and learners. Learning theories and epistemological assumptions of
different instructional design paradigms are tools which educators can use to make informed
instructional decisions as they undertake the task of developing curricula and designing
instruction.

Kelebihan : Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menjelaskan secara rinci dari pendahuluan
yang di cantumkan.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 28


Kekurangan : Dalam melakukan penenlitian, peneliti hanya melakukannya hanya pada beberapa
orang hal ini dikarenakan karena terbatasnya jasa narasumber.

Daftar Pustaka :

- Baynton, M. (1992). Dimensions of "control" in distance education: A factor analysis. The


American Journal of Distance Education, 6(2), 17-31.
- Bednar, A. K., Cunningham, D., Duffy, T. M., & Perry, J. D. (1992). Theory into practice:
How do we link? In T. M.
- Duffy, & D. H. Jonassen (Eds.), Constructivism and the Technology of Instruction (pp. 17-
34). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates Inc.
- Blumer, H. (1969). Symbolic interactionism: Perspective and method. Englewood Cliffs,
NJ: Prentice Hall.
- Bobbit, F. (1918). How to make a curriculum. Boston: Houghton Mifflin.
- Bransford, J. D., Sherwood, R. D., Hasselbring, T. S., Kinzer, C. K., & Williams, S. M.
(1990). Anchored instruction: Why we need it and how technology can help. In D.
- Nix, & R. Spiro (Eds.), Cognition, education, and multimedia: Exploring ideas in high
technology (pp. 115-141). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Critical Review Jurnal Evaluasi Hasil Belajar IX

Judul : CONSTRUCTIVISM VERSUS OBJECTIVISM IMPLICATIONS FOR


INTERACTION, COURSE DESIGN, AND EVALUATION IN
DISTANCE EDUCATION.
Jurnal : Jurnal Edukasi Telekomunikasi
Download :

https://www.researchgate.net/profile/Vrasidas_Charalambos/publication/252241255_Constructivism_ve
rsus_objectivism_Implications_for_interaction_course_design_and_evaluation_in_distance_education/li
nks/53dbbde80cf2cfac9928f8fa.pdf

Volume dan Halaman : -

Tahun : 2012

Penulis : Charalambos Vrasidas

Reviewer : Zihan Manullang

Tanggal : 06 Oktober 2017

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 29


Tujuan Penelitian :

This paper discusses the basic philosophical assumptions of objectivism and


constructivism including their implications for course design, interaction, and evaluation in
distance education. First, I provide a brief overview of the construct of interaction as it is used in
the field of distance education. Second, I address the major philosophical ideas of objectivism and
constructivism as they relate to education. Third, I discuss how curriculum designers from each
paradigm design a distance education course. Finally, I compare and contrast the two approaches
to distance education course design and provide suggestions for practitioners

Subjek Penelitian : Teacher telecommunications technologies and the students


Assesment Data : Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian yang
telah dilakukan.
Kata Kunci :-

Metode Penelitian :

Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluasi yang meliputi: effort evaluation, Process
evaluation dan treatment specification approach. Metode penelitian evaluasi ini menggunakan
mixed method designs dengan concurrent triangulation designs (Creswell, 2009: 213).

Langkah Penelitian :

Interaction is one of the most important components of any learning experience (Dewey,
1938; Vygotsky, 1978) and it has been identified as one of the major constructs in distance
education research (McIsaac & Gunawardena, 1996; Moore, 1989; Wagner, 1994). Dewey (1938)
argued that education is based on the interaction of an individual’s external and internal
conditions. Interaction and the situation during which one experiences the world cannot be
separated because the context of interaction is provided by the situation. He postulated that
“An experience is always what it is because of a transaction taking place between an individual
and what, at the time, constitutes his environment...” (p. 43). The idea of transaction suggests the
intersubjectivity between the individual herself, other people, and her surrounding environment.
Simpson and Galbo (1986) argued that interaction is an important component of the learning
process. An objectivist educator believes that there is one true and correct reality, which we can
come to know following the objective methods of science. By studying the world we can identify
its structure and entities with their properties and relations, which we can then represent, using
theoretical models and abstract symbols. These models and abstract symbols we can then map on
the learner's mind. The learner's thought processes will manipulate those abstract symbols and she
will come to know the world, only when her mind mirrors reality. In Lakoff's (1987) words
"knowledge consists in correctly conceptualizing and categorizing things in the world and
grasping the objective connections among those things and those categories" (p. 163). Knowledge
and learning are achieved when the abstract symbols that the learner came to know correspond to
the one and only real world. There is one correct understanding of any topic. Learning is simply
defined as change in behavior and/or change in the learner’s cognitive structures. Therefore,
instruction should be designed to effectively transfer the objective knowledge in the learner's
head.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 30


Hasil Penenlitian :
The objectivist paradigm is based on the assumption that there is a real world and the purpose of
education is to map the entities of that world on the learner's mind. The constructivist paradigm is
based on the idea that reality is constructed during interaction with the environment and peers and
that knowledge is both individual and communal. Therefore, in a constructivist course the major
goal is to cultivate the learners' thinking and knowledge construction skills. Radicals of each camp
argue that is impossible to mix the two paradigms. You can either be an objectivist or a
constructivist instructional designer because philosophical assumptions of each paradigm are
contradicting each other (Bednar et al., 1992). However, dominant paradigms, in both the physical
and social sciences, rarely replace each other by falsification (Erickson, 1986; Lakatos, 1978).
Instead they tend to co-exist and are used whenever they are appropriate. For example,
quantitative and qualitative research methods are based on different epistemological assumptions.
They coexist and they are used when they are appropriate. Some research questions lend
themselves more to be examined using quantitative methods whereas some other questions lend
themselves more to qualitative methods. This paper argues that reality is constructed in the mind
through social interaction. Knowledge is both individual and shared. There is an objective world
that shapes our experience and places constraints on our interpretations and meanings. As
an instructional designer, the author rejects idealism, according to which everyone constructs his
or her own reality. There is a shared reality and some interpretations of experience are more
robust and plausible than others. Different approaches to instructional design and curriculum
development should be seen as a set of tools from which educators can choose the most
appropriate for a given purpose. Posner (1995) refers to this approach as “reflective eclecticism”
(p. 4). Specifically, he argued that “different situations require different practices” (p.4). This is a
pragmatic view of curriculum development.

Kesimpulan :
Depending on the paradigm to which a distance educator subscribes, her teaching beliefs
will be shaped accordingly. Instructional designers should always be aware of their
epistemological and philosophical assumptions because those assumptions will guide their
teaching and evaluation practices. When as a teacher I situate myself on the continuum, I avoid
the two extreme ends. I believe that there are times that a more objectivist approach is appropriate
and there are other times that a more constructivist is appropriate. It always depends on the
context, content, resources, and learners. Learning theories and epistemological assumptions of
different instructional design paradigms are tools which educators can use to make informed
instructional decisions as they undertake the task of developing curricula and designing
instruction.

Kelebihan : Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menjelaskan secara rinci dari pendahuluan
yang di cantumkan.

Kekurangan : Dalam melakukan penenlitian, peneliti hanya melakukannya hanya pada beberapa
orang hal ini dikarenakan karena terbatasnya jasa narasumber.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 31


Daftar Pustaka :

- Baynton, M. (1992). Dimensions of "control" in distance education: A factor analysis. The


American Journal of Distance Education, 6(2), 17-31.
- Bednar, A. K., Cunningham, D., Duffy, T. M., & Perry, J. D. (1992). Theory into practice:
How do we link? In T. M.
- Duffy, & D. H. Jonassen (Eds.), Constructivism and the Technology of Instruction (pp. 17-
34). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates Inc.
- Blumer, H. (1969). Symbolic interactionism: Perspective and method. Englewood Cliffs,
NJ: Prentice Hall.
- Bobbit, F. (1918). How to make a curriculum. Boston: Houghton Mifflin.
- Bransford, J. D., Sherwood, R. D., Hasselbring, T. S., Kinzer, C. K., & Williams, S. M.
(1990). Anchored instruction: Why we need it and how technology can help. In D.
- Nix, & R. Spiro (Eds.), Cognition, education, and multimedia: Exploring ideas in high
technology (pp. 115-141). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Critical Journal Review – Zihan Manullang (5153111050) | 32

Anda mungkin juga menyukai