% Persamaan p=f(T)
function p=f(T)
PA0=exp(14.95-3764/T);
PB0=exp(16.07-4497/T);
PC0=exp(16.27-4934/T);
Membuat persamaan p = f(T)
xA=yA*Pt/PA0;
xB=yB*Pt/PB0;
xC=yC*Pt/PC0;
p=xA+xB+xC-1;
end
end
Soal 2: Akar-akar persamaan
Cairan dengan sifat-sifat fisis: rapat massa ρ, kekentalan µ, dialirkan dari
tangki melalui pipa berdiameter D. Tinggi permukaan cairan z. Ingin
3 2
Diketahui data-data: 1 g cm ; 0.01 g cm det ; g 981cm detik ; z 600 cm; D 3 cm; Le 40000 cm
Syntax: x = fzero(fun,x0)
Hasil:
Kecepatan = 117.9654 cm/detik v tebakan
Debit = 833.8481 cm3/detik 4. Persamaan p = f(v)
>>
Persamaan (2.3), (2.1) dan (2.5)
Soal 3: Akar-akar persamaan
Reaksi eksotermis fasa gas
A 2B
C
dijalankan dalam reaktor adiabatik. Umpan berjumlah F0 gmol/jam, bersuhu TF, mempunyai komposisi : 25% A
dan 75% B. Tekanan sepanjang reaktor tetap P atm. Ingin dicari harga konversi A pada kesetimbangan (z).
Persamaan yang tersedia:
PC
K 2
(3.1)
PA PB
B B (3.2)
K A exp atau T
T K
ln
A
T kesetimbangan
0
Diketahui data-data: H R 20000 cal gmol ; TF 400 K; P 20 atm; Tref 298 K;
Konversi kesetimbangan (z) dapat dihitung dengan persamaan (3.8). Trial nilai z hingga diperoleh nilai r→0.
r f z Tkesetimbangan Tneraca panas (3.8)
Jika diketahui z, bisa dihitung: Struktur pemrograman:
1. PA, PB dan PC dengan persamaan (3.3) 1. Data-data yang diketahui
sampai (3.5) 2. Masukan z tebakan
2. K dengan persamaan (3.1) 3. Solver untuk mencari nilai z yang memberikan
nilai r = f(z) = 0
3. T kesetimbangan dengan persamaan (3.2)
Persamaan r = f(z)
4. Nilai T juga dapat dihitung dari neraca
panas, yaitu dengan Persamaan (3.6) dan
(3.7) Syntax: x = fsolve(fun,x0)
5. Kemudian nilai r dapat dihitung (beda T z tebakan
hasil langkah 3 dan 4)
Targetnya dapat nilai r → 0. Caranya trial nilai 4. Persamaan r = f(z)
z.
Persamaan (3.3), (3.4),
(3.5), (3.1), (3.2), (3.6)
dan (3.7)
function Soal3_fzero
%Buku Pak Wahyudi, soal no. 2, hal 218
clc
clear function [r,Tkes,Tneraca,K]=f(z)
Pa=0.25*(1-z)/(1-0.5*z)*P;
Tf=400; Pb=(0.75-0.5*z)/(1-0.5*z)*P;
P=20; Pc=0.25*z/(1-0.5*z)*P;
A=8e-6;
B=4500; %Menghitung T dari kesetimbangan
Cpa=7; K=Pc/Pa/Pb^2;
Cpb=8; Tkes=B/log(K/A);
Cpc=12;
deltaHr0=-20000; %Menghitung T dari neraca panas
Tref=298; deltaHr=deltaHr0+(Cpc-Cpa-2*Cpb)*(Tf-Tref);
Tneraca=Tf-0.25*z*deltaHr/(0.25*(1-z)*Cpa+(0.75-
ztebakan=0.6; 0.5*z)*Cpb+0.25*z*Cpc);
z=fzero(@f,ztebakan);
[r,Tkes,Tneraca,K]=f(z); %Beda T dari kesetimbangan dan neraca panas
fprintf('Konversi A = %4.7f\n',z) r=Tkes-Tneraca;
fprintf('Suhu gas (dari kesetimbangan) = %4.7f K\ end
n',Tkes) end
fprintf('Suhu gas (dari neraca panas) = %4.7f K\
n',Tneraca)
fprintf('Konstanta kesetimbangan = %4.7e 1/atm^2\
n',K)
Hasil :
Konversi A = 0.4143397
Suhu gas (dari kesetimbangan) = 730.9732865 K
Suhu gas (dari neraca panas) = 730.9732865 K
Konstanta kesetimbangan = 3.7729681e-03 1/atm^2
>>
Soal 4:
Reaksi berlangsung dalam ssebuah CSTR dengan laju umpan FA0 dan FB0 (m3/s)
dengan komposisinya CA0 dan CB0. ReaksinyaL A+B C + D.
Ingin dicari komposisi keluaran reaktor pada suhu 300 sampai 400
K dengan increment 10 K, diketahui parameter sbg:
• Persamaan Neraca Massa Komponen
Soal 5: Penyelesaian Persamaan Diferensial
Reaksi fasa gas bolak-balik, eksotermis:
A B C
dijalankan dalam sebuah reaktor tabung plug-flow, berdiameter dalam D dan panjang L. Kecepatan reaksi
dapat didekati dengan persamaan:
C C
rA k C A B A (5.1)
K
dengan,
E
k A exp (5.2)
RT
K exp (5.3)
T
Perubahan entalpi reaksi mengikuti persamaan:
meninggalkan annulus dalam keadaan uap jenuh pada suhu Ts (sehingga suhu pendingin tetap).
Koefisien perpindahan panas antara gas-gas dan pendingin dihitung berdasalkan luas
permukaan dalam tabung = U. Kapasitas panas gas-gas dianggap tetap. Ingin dicari konversi A
(x) dan suhu gas (T) pada berbagai posisi (z), pada keadaan steady.
Data-data yangcal
diketahui:
gmol
U 0.0085 2 ;
0F 10 ; x0 0; P 7 atm; D 35 cm; L 1000 cm;
cm det K detik
cal 0 cal cm 2 atm
c pA 20; c pB 10; c pC 15;c pl 10 ; H R 35000 ; R 82 ;
gmol K gmol gmol K
A 10000 detik -1 ; ( E / R) 6500K ; 12.3; 4400K ; Tref 273K ; T0 470K ; Ts 421K
Ringkasan persamaan-persamaan pada kasus ini (penjabaran lengkap persamaan bisa dilihat di
Buku Pak Wahyudi, hal 135):
dx D 2 P k 0.91 x 0.9 x P 1
2
(5.5)
dz 1 0.9 x 1 0.9 x RT K
3.6 F0 R T
dx
0.9 F0 H R U D T Ts
dT dz
(5.6)
dz F0 0.91 x c pA 0.9 xc pB c pC 0.1c pl
E
k A exp (5.2)
RT
K exp (5.3)
T
H R H R0 c pB c pC c pA T Tref (5.4)
F0=10;
% Hasil
x0=0;
fprintf('=================================\n')
P=7; fprintf('Jarak, cm\tKonversi\tSuhu,K\n')
D=35; fprintf('=================================\n')
L=1000; fprintf('%4.0f\t%10.4f\t%11.4f\n',[z(1:10:end)
cpA=20; xT(1:10:end,:)]')
cpB=10; fprintf('=================================\n')
cpC=15;
figure(1)
cpl=10;
subplot(1,2,1)
deltaHr0=-35000; plot(z,xT(:,1))
R=82; xlabel('Jarak, cm')
A=10000; ylabel('Konversi')
ER=6500;
alfa=-12.3; subplot(1,2,2)
plot(z,xT(:,2))
beta=4400;
xlabel('Jarak, cm')
Tref=273;
ylabel('Suhu, K')
T0=470;
Ts=421;
function dxTdz=f(z,xT)
x=xT(1);
T=xT(2);
k=A*exp(-ER/T);
K=exp(alfa+beta/T);
deltaHr=deltaHr0+(cpB+cpC-cpA)*(T-Tref);
dxdz=pi*D^2*P/3.6/F0/R*(k/T)*((0.9*(1-x)/(1+0.9*x))-(0.9*x/(1+0.9*x))^2*(P/R/T/K));
dTdz=(0.9*F0*-deltaHr*dxdz-U*pi*D*(T-Ts))/(F0*(0.9*(1-x)*cpA+0.9*x*(cpB+cpC)+0.1*cpl));
dxTdz=[dxdz;dTdz];
end
end
Hasil Pemrograman
Soal 6:
Suatu reaksi berurutan fasa cair order 1:
k1 k2
A B C
dijalankan dalam sebuah reaktor batch yang beroperasi secara isotermis. Harga-harga k1 dan k2
mengikuti persaman:
E
k1 A1 exp 1 (6.1)
RT
E2
k 2 A2 exp (6.2)
RT
Ingin dicari konsentrasi A dan B pada berbagai waktu, jika data-data yang diketahui:
A1 0.145 1 menit ; A2 0.05 1 menit ; E1 1167.8 ; E2 1580.8 cal gmol ;
C A0 2.0 gmol L ; T 376 K ; 60 menit ; R 1.987 cal gmol K
Jawaban Soal 6:
Persamaan-persamaan: Persamaan (6.3), (6.4) dan (6.5) dapat diselesaikan
menggunakan ode45, dengan Kondisi awal (6.6)
Dari neraca massa A
Struktur Pemrograman:
dC A
k1C A (6.3) 1. Data-data yang diketahui
dt 2. Kondisi awal (6.6) dan tspan
Dari neraca massa B 3. Solver: ode45
dC B Syntax :
k1C A k 2C B (6.4)
dt [t,y] = ode45(odefun,tspan,y0)
Dari neraca massa C odefun – persamaan diferensial yang akan
diselesaikan
dCC
k 2C B (6.5) tspan – interval integrasi
dt
y0 – kondisi awal
Kondisi Awal 4. Persamaan diferensial (6.3), (6.4) dan (6.5) dengan
t 0; C A C A0 ; C B 0 (6.6) nilai k1 dan k2 nya dihitung dengan persamaan (6.1)
dan (6.2)
Hasil Pemrograman
Soal 7: UTS Pematkom Semester Gasal 2019/2020
Larutan dalam tangki berpengaduk sebanyak V liter mula-mula mengandung senyawa pengotor A
dengan konsentrasi C0 g/L. Ke dalam tangki tersebut dimasukan adsorbent berupa padatan
berbentuk bola dengan jari-jari R (relatif kecil) sejumlah N butir, yang dapat menyerap pengotor
tersebut. Karena butir adsorben relatif kecil, maka dapat dianggap konsentrasi A dalam padatan
selalu seragam. Densitas padatan dianggap tetap ρs. Kesetimbangan konsentrasi A di larutan (CAS)
dan padatan adsorbent (XA) mengikuti:
C AS H X A (7.1)
Untuk keadaan unsteady state, kasus ini dapat didekati dengan persamaan matematis untuk
sebagai berikut: 2
dC A R Nkc
C A C AS (7.2)
dt V
dX A 3k c
C A C AS (7.3)
dt 4 R s
Kondisi awal: t 0; C A C0 ; X A 0 (7.4)
Nilai-nilai parameter untuk persamaan tersebut adalah:
Selesaikan kasus tersebut secara numeris dalam program MATLAB. Buatlah grafik hubungan CA
dan XA terhadap t untuk 120 detik pertama.
Hasil Pemrograman
Soal 8: UTS Pematkom Semester Gasal 2019/2020
Reaktor tabung memiliki panjang L m dan luas penampang S m2 digunakan untuk
mereaksikan cairan yang mengandung A menjadi B (reaksi order satu dengan
konstanta kecepatan reaksi = k detik-1). Kecepatan aliran cairan reaktan A masuk
sebesar U m3/detik dengan konsentrasi reaktan A sebesar C0 gmol/m3. Karena
aliran tidak begitu cepat, difusi A dalam cairan tidak dapat diabaikan, dimana
konstanta difusi A dalam cairan dapat dianggap tetap sebesar D m2/detik.
Pada keadaan steady, kasus ini dapat didekati dengan persamaan matematis:
d 2C A U dC A k (8.1)
2
CA 0
dz D S dz D
Dengan keadaan batas penyelesaian:
z 0; C A C0 (8.2)
dC A
z L; 0 (8.3)
dz
Diketahui:
Syntax:
sol = bvp4c(odefun,bcfun,solinit)
solinit = bvpinit(x,yinit)
atau
dy U k
y CA (8.6)
dz D S D
Kondisi batas berubah menjadi:
z 0; C A C0 (8.2)
z L; y 0 (8.7)
Untuk membuat bcfun, modifikasi Kondisi batas (8.2) dan (8.7) dulu.
a b z 0; C C 0Aa 0 (8.8)
z=0 z=L z L; yb 0 (8.9)
CAa CAb
ya yb
function Soal8_bvp4c % Hasil
clc fprintf('===================================\n')
clear fprintf('Posisi,m\tKonsentrasi A, gmol/m3\n')
clf fprintf('===================================\n')
fprintf('%4.0f\t%15.4f\n',[z(1:10:end)'
% Data-data yang diketahui CAhasil(1:10:end)']')
U=0.2;
fprintf('===================================\n')
D=1e-10;
S=5;
plot(z,CAhasil)
k=0.01;
xlabel('Posisi, m')
C0=50;
L=20;
ylabel('Konsentrasi A, gmol/m3')
N=200; % jumlah inkremen
% Solver
z=linspace(0,L,N+1);
Cyinit=[20 -12];
solinit=bvpinit(z,Cyinit);
sol=bvp4c(@odefun,@bcfun,solinit);
Cyhasil=deval(sol,z);
CAhasil=Cyhasil(1,:);
function bc=bcfun(Cya,Cyb)
CAa=Cya(1);ya=Cya(2); % di titik awal
CAb=Cyb(1);yb=Cyb(2); % di titik akhir
bc1=CAa-C0; % dari persamaan (8.8)
bc2=yb; % dari persamaan (8.9)
bc=[bc1;bc2];
end
function dCydz=odefun(z,Cy)
CA=Cy(1);
y=Cy(2);
dCAdz=y;
dydz=U/D/S*y+k/D*CA;
dCydz=[dCAdz;dydz];
end
end
Hasil
Penyelesaian dengan FDA
Finite difference approximation untuk Persamaan (8.1):
Ci 1 2Ci Ci 1 U Ci 1 Ci 1 k
2
Ci 0
z DS 2z D
U x k x 2
Ci 1 2Ci Ci 1 Ci 1 Ci 1 Ci 0
2DS
D
P Q
d 2C Ci 1 2Ci Ci 1
2
2
(centered)
dz z
dC Ci 1 Ci 1
(centered)
dz 2z
dC A
CA=C0 0
dz
z=0 z=L
i=0 1 2 3 ………………………………………... N-1 N
Untuk i = 1
1 P C11 2 Q C1 1 P C11 0
1 P C0 2 Q C1 1 P C2 0
2 Q C1 1 P C2 1 P C0 (8.11)
Untuk i = 2 sampai N-1
1 P Ci 1 2 Q Ci 1 P Ci 1 0 (8.10)
dC A
CA=C0 0
dz
z=0 z=L
i=0 1 2 3 ………………………………………... N-1 N
C N C N 1
0 (backward)
z
C N 1 C N 0 (8.12)
Penyelesaiannya:
2 Q 1 P C1 1 P C0
1 P 2 Q 1 P C 0
2
1 P 2 Q 1 P C3 0
1 P 2 Q 1 P C N 1 0
1 1 C N 0
=A =C =B
AC B
C A1 B
function Soal8_FDA % Membuat Matriks
clc A=zeros(n,n);
clear B=zeros(n,1);
Cres=zeros(n,1);
clf
A(1,1)=-2-Q;
% Data
A(1,2)=1-P;
U=0.2;
B(1)=-(1+P)*C0;
D=1e-10;
S=5; A(end,end)=1;
k=0.01; A(end,end-1)=-1;
C0=50; B(end)=0;
L=20;
n=200; for i=2:n-1
delx=L/n; A(i,i-1)=1+P;
zspan=0:delx:L; A(i,i)=-2-Q;
P=U*delx/2/D/S; A(i,i+1)=1-P;
Q=k*delx^2/D; B(i)=0;
end
Cres=A\B;
% Hasil
CAhasil=[C0;Cres];
fprintf('====================================\n')
fprintf('Posisi, m\tKonsentrasi A, gmol/m3\n')
fprintf('====================================\n')
fprintf('%4.0f\t%15.4f\n',[zspan(1:10:end)' CAhasil(1:10:end)]')
fprintf('====================================\n')
plot(zspan,CAhasil)
xlabel('Posisi, m')
ylabel('Konsentrasi A, gmol/m3')
end
Hasil
Terima kasih