Anda di halaman 1dari 46

Tutorial Pemrograman Komputer (S2)

(Semester Gasal 2021/2022)


Oleh : Meiga Putri Wahyu Hardhianti
Materi
a. Akar-akar persamaan nonlinear
b. Persamaan diferensial ordiner jenis IVP
c. Persamaan diferensial ordiner jenis BVP
Mencari akar-akar persamaan non-linier
Untuk mencari akar-akar persamaan, tersedia tool fzero atau fsolve di Matlab.
• fzero : persamaan non-linier tunggal
Syntax: x = fzero(fun,x0)
• fsolve : persamaan non-linier tunggal dan jamak (simultan)
Syntax: x = fsolve(fun,x0)
Contoh 1: Contoh 2:

x0=10; % nilai tebakan p0=[1 1];


hasil1=fzero(@f,x0) hasil=fsolve(@f1,p0)
hasil2=fsolve(@f,x0)
function F=f1(p);
function y=f(x) x=p(1);
y=-x.^2+6*x+16; y=p(2);
end f=2*x-y-exp(-x);
g=2*y-x.^2-exp(-y);
F=[f;g];
end
Soal 1: Akar-akar persamaan
Campuran uap dengan fraksi mol benzene (A) = 0.4; toluena (B) = 0.3 dan ortho-xylene (C) = 0.3
didinginkan pada tekanan tetap Pt = 76 cmHg. Ingin dicari pada suhu berapa (K) pengembunan
terjadi. Sistem mengikuti hukum Raoult-Dalton. Harga tekanan uap murni mengikuti persamaan:
 3764 
PA0  exp14.95   (1.1)
 T 
0  4497  (1.2)
PB  exp16.07  
 T 
0  4934  (1.3)
PC  exp16.27  
 T 
dengan Pi0 (cmHg) dan T (K).
Petunjuk: Kesetimbangan mengikuti hukum 0Raoult-Dalton
xi  Pi  yi  Pt
Jawaban Soal 1:
x A  xB  xc  1 Struktur pemrograman:
x A  xB  xc  1  0 (1.4) 1. Data-data yang diketahui
y A  Pt 2. Masukan T tebakan
xA  (1.5) 3. Solver untuk mencari nilai T yang
PA0
menghasilkan nilai p = f(T) = 0
y B  Pt (1.6)
xB  Persamaan p = f(T)
PB0
yC  Pt (1.7)
Syntax: x = fzero(fun,x0)
xC 
PC0 T tebakan

Persamaan (1.4) dapat diselesaikan dengan tool fzero. 4. Persamaan p = f(T)


Dibuat persamaan:
p  f T   x A  xB  xc  1 (1.8) Persamaan (1.1), (1.2),
(1.3), (1.5), (1.6), (1.7)
Menebak nilai T sehingga diperoleh nilai p = 0. dan (1.8)
function Soal1_fzero
% Buku Pak Wahyudi, soal no. 1, hal 217
clc
clear Hasil pemrograman:
% Data diketahui Suhu embun = 390.2252 K
yA=0.4; >>
yB=0.3; Memasukkan data-data
yC=0.3; yang diketahui
Pt=76;
% Penyelesaian
T0=300; Memasukkan tebakan awal T
Thasil=fzero(@f,T0); Mencari nilai T yang memberikan nilai p = 0 menggunakan fzero
fprintf('Suhu embun = %4.4f K\n',Thasil)

% Persamaan p=f(T)
function p=f(T)
PA0=exp(14.95-3764/T);
PB0=exp(16.07-4497/T);
PC0=exp(16.27-4934/T);
Membuat persamaan p = f(T)
xA=yA*Pt/PA0;
xB=yB*Pt/PB0;
xC=yC*Pt/PC0;
p=xA+xB+xC-1;
end
end
Soal 2: Akar-akar persamaan
Cairan dengan sifat-sifat fisis: rapat massa ρ, kekentalan µ, dialirkan dari
tangki melalui pipa berdiameter D. Tinggi permukaan cairan z. Ingin

z dicari kecepatan aliran, v dan debit, Q. Hubungan antara f dan Re


mengikuti persamaan:
0.0596
f  (2.1)
D, Le, v Re 0.215

3 2
Diketahui data-data:   1 g cm ;   0.01 g cm det ; g  981cm detik ; z  600 cm; D  3 cm; Le  40000 cm

Dari persamaan Bernoulli diperoleh


f  Le  v 2 v 2 (2.2)
z  0
2 gD 2g
 v D
Re  (2.3)


Q  D 2v (2.4)
4
Jawaban Soal 2:
Persamaan (2.2) dapat diselesaikan dengan Struktur pemrograman:
fzero. Dibuat persamaan:
2 2
1. Data-data yang diketahui
f  Le  v v (2.5)
p  f(v)  z   2. Masukan v tebakan
2 gD 2g
3. Solver untuk mencari nilai v yang
Jika diketahui nilai v, maka dapat dihitung: memberikan nilai p = f(v) = 0 dan
1. Re, dan f dengan persamaan (2.3), dan (2.1). menghitung nilai Q dengan persamaan
(2.4)
2. Nilai p dengan persamaan (2.5)
Ingin diperoleh nilai p = 0. Caranya trial v. Persamaan p = f(v)

Syntax: x = fzero(fun,x0)
Hasil:
Kecepatan = 117.9654 cm/detik v tebakan
Debit = 833.8481 cm3/detik 4. Persamaan p = f(v)
>>
Persamaan (2.3), (2.1) dan (2.5)
Soal 3: Akar-akar persamaan
Reaksi eksotermis fasa gas
A  2B 
 C

dijalankan dalam reaktor adiabatik. Umpan berjumlah F0 gmol/jam, bersuhu TF, mempunyai komposisi : 25% A
dan 75% B. Tekanan sepanjang reaktor tetap P atm. Ingin dicari harga konversi A pada kesetimbangan (z).
Persamaan yang tersedia:
PC
K 2
(3.1)
PA PB
B B (3.2)
K  A  exp  atau T 
T  K
ln 
    A 
T kesetimbangan

0
Diketahui data-data:  H R  20000 cal gmol ; TF  400 K; P  20 atm; Tref  298 K;

A  8  10- 6 atm; B  4500 K; C pA  7; C pB  8; C pC  12 cal mol K


Jawaban Soal 3:
A B C A  2B 
 C
Awal 0.25 F0 0.75 F0
Reaksi 0.25 z F0 0.5 z F0 0.25 z F0
Akhir 0.25 F0 (1 - z) F0 (0.75 – 0.5 z) 0.25 z F0
Total mol akhir (1 – 0.5 z) F0
0.251  z  Dari neraca panas:
PA  y A P  P (3.3)
1  0.5 z  H RF  H R0  C pC  C pA  2C pB  TF  Tref  (3.6)
0.75  0.5 z  P
PB  y B P  (3.4) 0.25 z H RF 
1  0.5 z  T  TF 
0.251  z C  0.75  0.5 z C  0.25  z  C (3.7)
0.25 z          pA       pB      pC
PC  yC P  P (3.5)
1  0.5 z 
T neraca panas

Konversi kesetimbangan (z) dapat dihitung dengan persamaan (3.8). Trial nilai z hingga diperoleh nilai r→0.
r  f z   Tkesetimbangan  Tneraca panas (3.8)
Jika diketahui z, bisa dihitung: Struktur pemrograman:
1. PA, PB dan PC dengan persamaan (3.3) 1. Data-data yang diketahui
sampai (3.5) 2. Masukan z tebakan
2. K dengan persamaan (3.1) 3. Solver untuk mencari nilai z yang memberikan
nilai r = f(z) = 0
3. T kesetimbangan dengan persamaan (3.2)
Persamaan r = f(z)
4. Nilai T juga dapat dihitung dari neraca
panas, yaitu dengan Persamaan (3.6) dan
(3.7) Syntax: x = fsolve(fun,x0)
5. Kemudian nilai r dapat dihitung (beda T z tebakan
hasil langkah 3 dan 4)
Targetnya dapat nilai r → 0. Caranya trial nilai 4. Persamaan r = f(z)
z.
Persamaan (3.3), (3.4),
(3.5), (3.1), (3.2), (3.6)
dan (3.7)
function Soal3_fzero
%Buku Pak Wahyudi, soal no. 2, hal 218
clc
clear function [r,Tkes,Tneraca,K]=f(z)
Pa=0.25*(1-z)/(1-0.5*z)*P;
Tf=400; Pb=(0.75-0.5*z)/(1-0.5*z)*P;
P=20; Pc=0.25*z/(1-0.5*z)*P;
A=8e-6;
B=4500; %Menghitung T dari kesetimbangan
Cpa=7; K=Pc/Pa/Pb^2;
Cpb=8; Tkes=B/log(K/A);
Cpc=12;
deltaHr0=-20000; %Menghitung T dari neraca panas
Tref=298; deltaHr=deltaHr0+(Cpc-Cpa-2*Cpb)*(Tf-Tref);
Tneraca=Tf-0.25*z*deltaHr/(0.25*(1-z)*Cpa+(0.75-
ztebakan=0.6; 0.5*z)*Cpb+0.25*z*Cpc);
z=fzero(@f,ztebakan);
[r,Tkes,Tneraca,K]=f(z); %Beda T dari kesetimbangan dan neraca panas
fprintf('Konversi A = %4.7f\n',z) r=Tkes-Tneraca;
fprintf('Suhu gas (dari kesetimbangan) = %4.7f K\ end
n',Tkes) end
fprintf('Suhu gas (dari neraca panas) = %4.7f K\
n',Tneraca)
fprintf('Konstanta kesetimbangan = %4.7e 1/atm^2\
n',K)
Hasil :
Konversi A = 0.4143397
Suhu gas (dari kesetimbangan) = 730.9732865 K
Suhu gas (dari neraca panas) = 730.9732865 K
Konstanta kesetimbangan = 3.7729681e-03 1/atm^2
>>
Soal 4:
Reaksi berlangsung dalam ssebuah CSTR dengan laju umpan FA0 dan FB0 (m3/s)
dengan komposisinya CA0 dan CB0. ReaksinyaL A+B C + D.
Ingin dicari komposisi keluaran reaktor pada suhu 300 sampai 400
K dengan increment 10 K, diketahui parameter sbg:
• Persamaan Neraca Massa Komponen
Soal 5: Penyelesaian Persamaan Diferensial
Reaksi fasa gas bolak-balik, eksotermis:
A  B  C
dijalankan dalam sebuah reaktor tabung plug-flow, berdiameter dalam D dan panjang L. Kecepatan reaksi
dapat didekati dengan persamaan:
 C C 
rA  k  C A  B A  (5.1)
 K 
dengan,
 E 
k  A exp   (5.2)
 RT 
 
K  exp    (5.3)
 T
Perubahan entalpi reaksi mengikuti persamaan:

H R  H R0  c pB  c pC  c pA T  Tref  (5.4)


Dengan ΔHR0 adalah perubahan entalpi reaksi pada suhu T ref. Umpan reaktor berjumlah F0 (gmol/detik)
bersuhu T0, dengan komposisi 90% A dan 10% inert (I).
Tekanan sepanjang reaktor dianggap tetap. Untuk menjaga agar suhu reaktor tidak terlalu tinggi,
pendingin berupa cairan jenuh bersuhu Ts dialirkan di luar tabung (dalam anulus). Pendingin

meninggalkan annulus dalam keadaan uap jenuh pada suhu Ts (sehingga suhu pendingin tetap).
Koefisien perpindahan panas antara gas-gas dan pendingin dihitung berdasalkan luas
permukaan dalam tabung = U. Kapasitas panas gas-gas dianggap tetap. Ingin dicari konversi A
(x) dan suhu gas (T) pada berbagai posisi (z), pada keadaan steady.
Data-data yangcal
diketahui:
   gmol 
U  0.0085  2 ;
 0F  10  ; x0  0; P  7 atm; D  35 cm; L  1000 cm;
 cm det  K   detik 
 cal  0  cal   cm 2 atm 
c pA  20; c pB  10; c pC  15;c pl  10  ; H R  35000  ; R  82  ;
 gmol  K   gmol   gmol  K 
A  10000 detik -1 ; ( E / R)  6500K ;   12.3;   4400K ; Tref  273K ; T0  470K ; Ts  421K
Ringkasan persamaan-persamaan pada kasus ini (penjabaran lengkap persamaan bisa dilihat di
Buku Pak Wahyudi, hal 135):
dx   D 2  P  k   0.91  x    0.9 x  P 1 
2

 
    (5.5)
dz   1  0.9 x   1  0.9 x  RT K 
3.6  F0  R  T
dx
0.9  F0   H R   U    D  T  Ts 
dT dz
 (5.6)
dz F0  0.91  x c pA  0.9 xc pB  c pC  0.1c pl 
 E 
k  A exp   (5.2)
 RT 
 
K  exp    (5.3)
 T
H R  H R0  c pB  c pC  c pA T  Tref  (5.4)

dengan keadaan batas:


z  0; x  0; T  T0 (5.7)
Jawaban Soal 5:
Persamaan (5.5) dan (5.6) dapat diselesaikan menggunakan ode45, dengan Kondisi awal (5.7)
Struktur Pemrograman:
1. Data-data yang diketahui
2. Kondisi awal (5.7) dan zspan
3. Solver: ode45
Syntax : [z,y] = ode45(odefun,zspan,y0)
odefun – persamaan diferensial yang akan diselesaikan
zspan – interval integrasi
y0 – kondisi awal
4. Persamaan diferensial (5.5) dan (5.6) dengan nilai k, K dan ΔHR nya dihitung dengan
persamaan (5.2), (5.3) dan (5.4)
function Soal5
% Buku Pak Wahyudi, Kasus 5, Hal 135
clc
clear
clf % Solver
zspan=linspace(0,L,101);
% Data-data yang diketahui xT0=[x0 T0];
U=0.0085; [z,xT]=ode45(@f,zspan,xT0);

F0=10;
% Hasil
x0=0;
fprintf('=================================\n')
P=7; fprintf('Jarak, cm\tKonversi\tSuhu,K\n')
D=35; fprintf('=================================\n')
L=1000; fprintf('%4.0f\t%10.4f\t%11.4f\n',[z(1:10:end)
cpA=20; xT(1:10:end,:)]')
cpB=10; fprintf('=================================\n')

cpC=15;
figure(1)
cpl=10;
subplot(1,2,1)
deltaHr0=-35000; plot(z,xT(:,1))
R=82; xlabel('Jarak, cm')
A=10000; ylabel('Konversi')
ER=6500;
alfa=-12.3; subplot(1,2,2)
plot(z,xT(:,2))
beta=4400;
xlabel('Jarak, cm')
Tref=273;
ylabel('Suhu, K')
T0=470;
Ts=421;
function dxTdz=f(z,xT)
x=xT(1);
T=xT(2);
k=A*exp(-ER/T);
K=exp(alfa+beta/T);
deltaHr=deltaHr0+(cpB+cpC-cpA)*(T-Tref);
dxdz=pi*D^2*P/3.6/F0/R*(k/T)*((0.9*(1-x)/(1+0.9*x))-(0.9*x/(1+0.9*x))^2*(P/R/T/K));
dTdz=(0.9*F0*-deltaHr*dxdz-U*pi*D*(T-Ts))/(F0*(0.9*(1-x)*cpA+0.9*x*(cpB+cpC)+0.1*cpl));
dxTdz=[dxdz;dTdz];
end
end
Hasil Pemrograman
Soal 6:
Suatu reaksi berurutan fasa cair order 1:
k1 k2
A  B  C
dijalankan dalam sebuah reaktor batch yang beroperasi secara isotermis. Harga-harga k1 dan k2
mengikuti persaman:
 E 
k1  A1 exp  1  (6.1)
 RT 
 E2 
k 2  A2 exp   (6.2)
 RT 
Ingin dicari konsentrasi A dan B pada berbagai waktu, jika data-data yang diketahui:
A1  0.145 1 menit ; A2  0.05 1 menit ; E1  1167.8 ; E2  1580.8 cal gmol ;
C A0  2.0 gmol L  ; T  376 K ;  60 menit ; R  1.987 cal gmol K
Jawaban Soal 6:
Persamaan-persamaan: Persamaan (6.3), (6.4) dan (6.5) dapat diselesaikan
menggunakan ode45, dengan Kondisi awal (6.6)
Dari neraca massa A
Struktur Pemrograman:
dC A
  k1C A (6.3) 1. Data-data yang diketahui
dt 2. Kondisi awal (6.6) dan tspan
Dari neraca massa B 3. Solver: ode45
dC B Syntax :
 k1C A  k 2C B (6.4)
dt [t,y] = ode45(odefun,tspan,y0)
Dari neraca massa C odefun – persamaan diferensial yang akan
diselesaikan
dCC
 k 2C B (6.5) tspan – interval integrasi
dt
y0 – kondisi awal
Kondisi Awal 4. Persamaan diferensial (6.3), (6.4) dan (6.5) dengan
t  0; C A  C A0 ; C B  0 (6.6) nilai k1 dan k2 nya dihitung dengan persamaan (6.1)
dan (6.2)
Hasil Pemrograman
Soal 7: UTS Pematkom Semester Gasal 2019/2020
Larutan dalam tangki berpengaduk sebanyak V liter mula-mula mengandung senyawa pengotor A
dengan konsentrasi C0 g/L. Ke dalam tangki tersebut dimasukan adsorbent berupa padatan
berbentuk bola dengan jari-jari R (relatif kecil) sejumlah N butir, yang dapat menyerap pengotor
tersebut. Karena butir adsorben relatif kecil, maka dapat dianggap konsentrasi A dalam padatan
selalu seragam. Densitas padatan dianggap tetap ρs. Kesetimbangan konsentrasi A di larutan (CAS)
dan padatan adsorbent (XA) mengikuti:
C AS  H  X A (7.1)

Untuk keadaan unsteady state, kasus ini dapat didekati dengan persamaan matematis untuk
sebagai berikut: 2
dC A R Nkc
 C A  C AS  (7.2)
dt V
dX A 3k c
 C A  C AS  (7.3)
dt 4 R s
Kondisi awal: t  0; C A  C0 ; X A  0 (7.4)
Nilai-nilai parameter untuk persamaan tersebut adalah:

Selesaikan kasus tersebut secara numeris dalam program MATLAB. Buatlah grafik hubungan CA
dan XA terhadap t untuk 120 detik pertama.
Hasil Pemrograman
Soal 8: UTS Pematkom Semester Gasal 2019/2020
Reaktor tabung memiliki panjang L m dan luas penampang S m2 digunakan untuk
mereaksikan cairan yang mengandung A menjadi B (reaksi order satu dengan
konstanta kecepatan reaksi = k detik-1). Kecepatan aliran cairan reaktan A masuk
sebesar U m3/detik dengan konsentrasi reaktan A sebesar C0 gmol/m3. Karena
aliran tidak begitu cepat, difusi A dalam cairan tidak dapat diabaikan, dimana
konstanta difusi A dalam cairan dapat dianggap tetap sebesar D m2/detik.
Pada keadaan steady, kasus ini dapat didekati dengan persamaan matematis:
d 2C A U dC A k (8.1)
2
  CA  0
dz D  S dz D
Dengan keadaan batas penyelesaian:
z  0; C A  C0 (8.2)
dC A
z  L; 0 (8.3)
dz
Diketahui:

Selesaikan persamaan tersebut secara numeris dalam program MATLAB dan


buatlah grafik profil konsentrasi CA pada berbagai posisi.
Penyelesaian dengan bvp4c
Persamaan (8.1) dapat diselesaikan dengan bvp4c atau dengan FDA.

Syntax:
sol = bvp4c(odefun,bcfun,solinit)
solinit = bvpinit(x,yinit)

odefun – persamaan diferensial yang akan diselesaikan dalam bentuk y’=f(x,y)


bcfun – kondisi batas dalam bentuk g(y(a),y(b))=0
solinit – tebakan awal yang dibuat dengan fungsi bvpinit(x,yinit)
x - initial mesh
yinit - nilai tebakan awal
Modifikasi Persamaan (8.1)
d 2C A U dC A k (8.1)
2
  CA  0
dz D  S dz D
Misalkan
dC A (8.4)
y
dz
Substitusi Persamaan (8.4) ke Persamaan (8.1):
dy U k
 y  CA  0 (8.5)
dz D  S D

atau
dy U k
 y  CA (8.6)
dz D  S D
Kondisi batas berubah menjadi:
z  0; C A  C0 (8.2)
z  L; y  0 (8.7)

Jadi, odefun berisi persamaan diferensial (8.4) dan (8.6).

Untuk membuat bcfun, modifikasi Kondisi batas (8.2) dan (8.7) dulu.
a b z  0; C  C  0Aa 0 (8.8)
z=0 z=L z  L; yb  0 (8.9)
CAa CAb
ya yb
function Soal8_bvp4c % Hasil
clc fprintf('===================================\n')
clear fprintf('Posisi,m\tKonsentrasi A, gmol/m3\n')
clf fprintf('===================================\n')
fprintf('%4.0f\t%15.4f\n',[z(1:10:end)'
% Data-data yang diketahui CAhasil(1:10:end)']')
U=0.2;
fprintf('===================================\n')
D=1e-10;
S=5;
plot(z,CAhasil)
k=0.01;
xlabel('Posisi, m')
C0=50;
L=20;
ylabel('Konsentrasi A, gmol/m3')
N=200; % jumlah inkremen

% Solver
z=linspace(0,L,N+1);
Cyinit=[20 -12];
solinit=bvpinit(z,Cyinit);
sol=bvp4c(@odefun,@bcfun,solinit);
Cyhasil=deval(sol,z);
CAhasil=Cyhasil(1,:);
function bc=bcfun(Cya,Cyb)
CAa=Cya(1);ya=Cya(2); % di titik awal
CAb=Cyb(1);yb=Cyb(2); % di titik akhir
bc1=CAa-C0; % dari persamaan (8.8)
bc2=yb; % dari persamaan (8.9)
bc=[bc1;bc2];
end

function dCydz=odefun(z,Cy)
CA=Cy(1);
y=Cy(2);
dCAdz=y;
dydz=U/D/S*y+k/D*CA;
dCydz=[dCAdz;dydz];
end
end
Hasil
Penyelesaian dengan FDA
Finite difference approximation untuk Persamaan (8.1):
Ci 1  2Ci  Ci 1 U Ci 1  Ci 1 k
2
  Ci  0
z DS 2z D
U  x k  x 2
Ci 1  2Ci  Ci 1   Ci 1  Ci 1   Ci  0
2DS
  D
P Q

Ci 1  2Ci  Ci 1   PCi 1  Ci 1   QCi  0


1  P Ci 1   2  Q Ci  1  P Ci 1  0 (8.10)

d 2C Ci 1  2Ci  Ci 1
2
 2
(centered)
dz z
dC Ci 1  Ci 1
 (centered)
dz 2z
dC A
CA=C0 0
dz
z=0 z=L
i=0 1 2 3 ………………………………………... N-1 N

Untuk i = 0 (di z = 0, Kondisi batas (8.2))


C0  C0

Untuk i = 1
1  P C11   2  Q C1  1  P C11  0
1  P C0   2  Q C1  1  P C2  0
 2  Q C1  1  P C2  1  P C0 (8.11)
Untuk i = 2 sampai N-1
1  P Ci 1   2  Q Ci  1  P Ci 1  0 (8.10)
dC A
CA=C0 0
dz
z=0 z=L
i=0 1 2 3 ………………………………………... N-1 N

Untuk i = N (dipakai Kondisi batas (8.3))


dC
0
dz zL

C N  C N 1
0 (backward)
z
 C N 1  C N  0 (8.12)
Penyelesaiannya:
 2  Q  1  P    C1   1  P C0 
 1  P   2  Q  1  P   C   0 
  2   
 1  P   2  Q  1  P    C3   0 
    
        
         
    
         
 1  P   2  Q  1  P   C N 1   0 

 1 1   C N   0 

=A =C =B
AC  B
C  A1  B
function Soal8_FDA % Membuat Matriks
clc A=zeros(n,n);
clear B=zeros(n,1);
Cres=zeros(n,1);
clf

A(1,1)=-2-Q;
% Data
A(1,2)=1-P;
U=0.2;
B(1)=-(1+P)*C0;
D=1e-10;
S=5; A(end,end)=1;
k=0.01; A(end,end-1)=-1;
C0=50; B(end)=0;
L=20;
n=200; for i=2:n-1
delx=L/n; A(i,i-1)=1+P;
zspan=0:delx:L; A(i,i)=-2-Q;
P=U*delx/2/D/S; A(i,i+1)=1-P;
Q=k*delx^2/D; B(i)=0;
end
Cres=A\B;
% Hasil
CAhasil=[C0;Cres];
fprintf('====================================\n')
fprintf('Posisi, m\tKonsentrasi A, gmol/m3\n')
fprintf('====================================\n')
fprintf('%4.0f\t%15.4f\n',[zspan(1:10:end)' CAhasil(1:10:end)]')
fprintf('====================================\n')

plot(zspan,CAhasil)
xlabel('Posisi, m')
ylabel('Konsentrasi A, gmol/m3')
end
Hasil
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai