Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MATEMATIKA & STATISTIKA TEKNIK PERMINYAKAN

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Farhan


Nim : 2001129
Kelas : Teknik Perminyakan D

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS
BALIKPAPAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Matematika & Statistika Teknik Perminyakan

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Amiruddin,S.Pd.,M.Pd selaku dosen Matematika & Statistika Teknik Perminyakan.
Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang didapatkan dari berbagai literatur buku, jurnal
dan internet. Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi materi maupun secara penyajian makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan
masukan saran maupun kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
BAB 1
PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

 Pendahuluan

Persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang memuat satu atau lebih turunan
parsial dengan dua atau lebih variabel bebas. Orde dari PD parsial : tingkat tertinggi dari
derivatif yang ada dalam PD. Derajat dari PD parsial : pangkat tertinggi dari turunan tingkat
tertinggi yang ada dalam PD.

PD parsial dikatakan linier jika hanya memuat derajad pertama dari variabel - variabel
bebasnya dan derivatif - derivatif parsialnya. Beberapa contoh PD parsial yang penting :

persamaan gelombang satu dimensi

persamaan konduksi panas satu dimensi

persamaan laplace dua dimensi

persamaan poisson dua dimensi

persamaan laplace tiga dimensi


Pembentukan PD Parsial

Membentuk persamaan differensial parsial dapat dilakukan dengan :


A. Eliminasi konstanta
B. Eliminasi fungsi.

A. Eliminasi konstanta
Contoh :
Bentuklah PD parsial dari : x2 + y2 + ( z – c )2 = a2

Jawab:

x2 + y2 + ( z – c )2 = a2 (Ada 2 konstanta yaitu a dan c)


z
Turunkan persamaan tehadap x: 2x + 2( z – c ) x 0

z
Turunkan persamaan tehadap y : 2y + 2( z – c ) 0
y
Eliminasi c dengan cara: sehingga:

B. Eliminasi fungsi
Contoh: Bentuklah PD Parsial dari: z = f(x2 – y2 )

Jawab : p = z
= f’( x2 – y2 )(2x)............................(1)
x
z
q = 2 2
y = f’( x – y )(-2y)...........................(2)

dari (1) dan (2) didapat :

sehingga:

PD Parsial Linier Orde 2

Persamaan umum :

(5-1)

u = variabel tak bebas, merupakan fungsi dari x dan y x,

y = variabel bebas dari PD

A, B, C, D, E, F, G = koefisien, bisa konstan atau merupakan fungsi dari x atau y tetapi bukan
fungsi dari u.

Jika: G=0 disebut PD homogen

G≠0 disebut PD non homogen

Jika: B2 - 4ac < 0 disebut PD Eliptik


B2 - 4ac = 0 disebut PD Parabolis

B2 - 4ac > 0 disebut PD Hiperbolis

Metode Penyelesaian PD Parsial


Beberapa Penyelesaian PD parsial yang akan dibahas adalah:
A. Integral Langsung
B. Pemisalan u = eax+by
C. Pemisahan Variabel

Integral Langsung

Mencari penyelesaian umum dengan metoda yang digunakan dalam PD biasa (dengan
mengintegralkan masing - masing ruas ke setiap variabel bebasnya).

Contoh :

a. Selesaikan PD :

b. Tentukan masalah nilai batas yang memenuhi z(x, 0) =x2 ; z(1, y) = cos y

PENYELESAIAN :

→ Diintegralkan terhadap x

→ Diintegralkan terhadap y

PUPD : ; G(x) dan H(y) fungsi sembarang

b.
2. Selesaikan PD :

Syarat batas 1 :
Penyelesaian : Syarat

batas 2 :

Pemisalan u = eax+by

PD parsial linear orde 2 dengan A,B,C,D,E,F konstan, PU PD ditentukan dengan memisalkan u =


eax+by ; a,b konstanta yang harus dicari.

Contoh:
Pemisahan Variabel:
BAB II
DERET FOURIER

PENDAHULUAN
Deret Fourier ditemukan oleh ilmuan Perancis, Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) yang
menyatakan bahwa semua bentuk fungsi/sinyal periodik dapat direpresentasikan ke dalam Deret
Fourier yang merupakan deret Sinusoidal (sinus & cosinus). Perhatikan gambar sinyal berikut :

Gelombang = Getaran = Sinyal = Fungsi (model matematiknya) mengakibatkan tekanan molekul


udara di suatu daerah menjadi tinggi & daerah lain rendah. Jika tekanan diukur sebagai fungsi dari t,
maka akan diperoleh fungsi periodik f(t). Catatan :
1. Jika suatu bentuk sinyal/fungsi tertentu akan berulang dengan bentuk yangg sama dalam
setiap periode, maka sinyal tersebut dikatakan sebagai sinyal periodik.
2. Gelombang suara merupakan gelombang sinus murni dengan frekwensi tertentu.
3. Frekwensi resultan gelombang suara merupakan sejumlah nada dengan frekwensi 2, 3, 4, ...
kali frekwensi dasar.
4. Frekwensi lebih tinggi berarti periode lebih pendek.
5. Jika 𝐬𝐢𝐧 𝜔𝒕 dan 𝐜𝐨𝐬 𝜔𝒕 = ferkwensi dasar, maka 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝜔𝒕 dan 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝜔𝒕 = nada harmonik
yang lebih tinggi.
6. Kombinasi antara frekwensi dasar & harmoniknya membentuk fungsi periodik dengan
periode dasar.
7. Setiap sinyal periodik dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari sinyal-sinyal harmonik.
8. Penjumlahan sinyal-sinyal harmonik dari suatu sinyal periodik dinyatakan dalam Deret
Fourier.
FUNGSI/SINYAL PERIODIK
Fungsi f(x) dikatakan punya periodik T atau f(x) periodik dengan periode T, jika untuk setiap x
berlaku :
𝒇𝒙+𝐓=𝒇𝒙

T = konstanta positif (T > 0), nilai terkecil T dinamakan periode terkecil atau disingkat f(x).
Grafik suatu sinyal/fungsi dengan periode T didapat dengan menggambarkan grafik fungsi
dasarnya secara berulang seperti gambar berikut :

DERET FOURIER
Andaikan f(x) adalah sebuah fungsi periodik dengan periode T yang terdefinisikan dalam
selang dasar a < x < a + T, yakni f(x) = f(x + T), maka fungsi f(x) dapat diuraikan dalam
deret Fourier sebagai berikut :
𝒇 𝒙 = 𝒂𝟎 𝟐 + 𝒂𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝒏𝝅𝒙 𝑳 + 𝒃𝒏 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝝅𝒙 𝑳 ∞ 𝒏=𝟏
Dengan koefisien-koefisien a0 , an , dan bn yang disebut sebagai koefisien-koefisien
Fourier, ditentukan oleh fungsi f(x) melalui hubungan integral sebagai berikut :
CONTOH SOAL
1. Diketahui fungsi f(x) sebagai berikut :
1, 0 < 𝑥 < 1
𝒇 𝒙 =𝑓(𝑥) = {
0, 1 < 𝑥 < 2
Periodik dengan periode 2, sehingga 𝒇 𝒙 ± 𝟐 = 𝒇(𝒙), uraikan fungsi tersebut dalam
deret Fourier!
Penyelesaian : Periode T = 2, sehingga L = ½ T = 1, interval dasarnya 0  x  2,
jadi a = 0. Ekspansi f(x) dalam daerah kiri dan kanan sumbu x dapat dilihat pada
gambar berikut :
Syarat Dirichlet
Persyaratan sebuah fungsi f(x) agar dapat dinyatakan dalam deret Fourier ditentukan
oleh syarat Dirichlet sebagai berikut :
Jika
a) f(x) periodik dengan periode T
b) bernilai tunggal serta kontinu bagian demi bagian dalam interval dasarnya :
a  x  a + T, dan
𝑎+𝑡
c) ∫ 𝑎 |𝑓(𝑥)|𝑑𝑥nilainya berhingga,
Maka deret Fourier di ruas kanan konvergen ke nilai :
- f(x) di semua titik kekontinuan f(x) dan
- ½ 𝐥𝐢𝐦 𝒇 𝒙𝟎− + 𝒍𝒊𝒎 𝒇 𝒙𝟎+ di setiap titik ketakkontinuan x0 (pada
daerah lompatan).
Contoh

Penyelesaian :

Anda mungkin juga menyukai