Disusun oleh :
Puji dan syukur kita panjatkan atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Matematika & Statistika Teknik Perminyakan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Amiruddin,S.Pd.,M.Pd selaku dosen Matematika & Statistika Teknik Perminyakan.
Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang didapatkan dari berbagai literatur buku, jurnal
dan internet. Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi materi maupun secara penyajian makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan
masukan saran maupun kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
BAB 1
PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL
Pendahuluan
Persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang memuat satu atau lebih turunan
parsial dengan dua atau lebih variabel bebas. Orde dari PD parsial : tingkat tertinggi dari
derivatif yang ada dalam PD. Derajat dari PD parsial : pangkat tertinggi dari turunan tingkat
tertinggi yang ada dalam PD.
PD parsial dikatakan linier jika hanya memuat derajad pertama dari variabel - variabel
bebasnya dan derivatif - derivatif parsialnya. Beberapa contoh PD parsial yang penting :
A. Eliminasi konstanta
Contoh :
Bentuklah PD parsial dari : x2 + y2 + ( z – c )2 = a2
Jawab:
z
Turunkan persamaan tehadap y : 2y + 2( z – c ) 0
y
Eliminasi c dengan cara: sehingga:
B. Eliminasi fungsi
Contoh: Bentuklah PD Parsial dari: z = f(x2 – y2 )
Jawab : p = z
= f’( x2 – y2 )(2x)............................(1)
x
z
q = 2 2
y = f’( x – y )(-2y)...........................(2)
sehingga:
Persamaan umum :
(5-1)
A, B, C, D, E, F, G = koefisien, bisa konstan atau merupakan fungsi dari x atau y tetapi bukan
fungsi dari u.
Integral Langsung
Mencari penyelesaian umum dengan metoda yang digunakan dalam PD biasa (dengan
mengintegralkan masing - masing ruas ke setiap variabel bebasnya).
Contoh :
a. Selesaikan PD :
b. Tentukan masalah nilai batas yang memenuhi z(x, 0) =x2 ; z(1, y) = cos y
PENYELESAIAN :
→ Diintegralkan terhadap x
→ Diintegralkan terhadap y
b.
2. Selesaikan PD :
Syarat batas 1 :
Penyelesaian : Syarat
batas 2 :
Pemisalan u = eax+by
Contoh:
Pemisahan Variabel:
BAB II
DERET FOURIER
PENDAHULUAN
Deret Fourier ditemukan oleh ilmuan Perancis, Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) yang
menyatakan bahwa semua bentuk fungsi/sinyal periodik dapat direpresentasikan ke dalam Deret
Fourier yang merupakan deret Sinusoidal (sinus & cosinus). Perhatikan gambar sinyal berikut :
T = konstanta positif (T > 0), nilai terkecil T dinamakan periode terkecil atau disingkat f(x).
Grafik suatu sinyal/fungsi dengan periode T didapat dengan menggambarkan grafik fungsi
dasarnya secara berulang seperti gambar berikut :
DERET FOURIER
Andaikan f(x) adalah sebuah fungsi periodik dengan periode T yang terdefinisikan dalam
selang dasar a < x < a + T, yakni f(x) = f(x + T), maka fungsi f(x) dapat diuraikan dalam
deret Fourier sebagai berikut :
𝒇 𝒙 = 𝒂𝟎 𝟐 + 𝒂𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝒏𝝅𝒙 𝑳 + 𝒃𝒏 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝝅𝒙 𝑳 ∞ 𝒏=𝟏
Dengan koefisien-koefisien a0 , an , dan bn yang disebut sebagai koefisien-koefisien
Fourier, ditentukan oleh fungsi f(x) melalui hubungan integral sebagai berikut :
CONTOH SOAL
1. Diketahui fungsi f(x) sebagai berikut :
1, 0 < 𝑥 < 1
𝒇 𝒙 =𝑓(𝑥) = {
0, 1 < 𝑥 < 2
Periodik dengan periode 2, sehingga 𝒇 𝒙 ± 𝟐 = 𝒇(𝒙), uraikan fungsi tersebut dalam
deret Fourier!
Penyelesaian : Periode T = 2, sehingga L = ½ T = 1, interval dasarnya 0 x 2,
jadi a = 0. Ekspansi f(x) dalam daerah kiri dan kanan sumbu x dapat dilihat pada
gambar berikut :
Syarat Dirichlet
Persyaratan sebuah fungsi f(x) agar dapat dinyatakan dalam deret Fourier ditentukan
oleh syarat Dirichlet sebagai berikut :
Jika
a) f(x) periodik dengan periode T
b) bernilai tunggal serta kontinu bagian demi bagian dalam interval dasarnya :
a x a + T, dan
𝑎+𝑡
c) ∫ 𝑎 |𝑓(𝑥)|𝑑𝑥nilainya berhingga,
Maka deret Fourier di ruas kanan konvergen ke nilai :
- f(x) di semua titik kekontinuan f(x) dan
- ½ 𝐥𝐢𝐦 𝒇 𝒙𝟎− + 𝒍𝒊𝒎 𝒇 𝒙𝟎+ di setiap titik ketakkontinuan x0 (pada
daerah lompatan).
Contoh
Penyelesaian :