Anda di halaman 1dari 29

SOAL :

1. Jelaskan dengan lengkap mengenai metode Runge Kutta dengan lengkap.


Sebutkan pula metode-metode Rungkute untuk orde 1-4.
2. Pertumbuhan bakteri dapat dihitung dan ditentukan untuk mengetahui
seberapa banyak nutrisi yang diperlukan untuk mengubah suatu substrat ke
substrat lainnya. Persamaan mengenai pertumbuhan bakteri diketahui sebagai
berikut:
dP P
d =kP(1− )
dt P max
Dimana:
Pmax = Populasi maksimum makteri dalam suatu area, Y.000 (Y=
DIGIT TERAKHIR PERKALIAN NPM)
P0 = Populasi awal, X00 (X= DIGIT TERAKHIR PERTAMBAHAN
NPM).
k = konstanta pertumbuhan, 20/menit
t = waktu pertumbuhan, t/menit
Tentukan populasi pada waktu sampai dengan T menit. Gunakan metode
Runge-Kutta orde 4. Sertakan dengan algoritma, flowchart, script dan hasil
run. Kerjakan pada matlab dan Pascal
T:
1. 20
2. 40
3. 60
4. 80
5. 100

3. Laju pertumbuhan suatu kultu bakteri dapat kita buat model matematisnya
yaitu sebanding dengan fungsi eksponensial pangkat t, dengan t adalah waktu

1
4. (jam). Karena pertumbuhan bakteri sangat cepat maka terjadi overcrowding,
sehingga laju pertumbuhan bakteri juga berbanding terbalik dengan pangkat
empat dari jumlah bakteri pada saat itu (n). Suatu saat dilakukan sebuah
eksperimental yang diketahui bahwa konstanta dari laju pertumbuhan bakteri
adalah 1. Jika pada awal percobaan terdapat 1 bakteri saja, maka tentukan
berapa banyak bakteri dalam waktu 8 jam dengan memperhatikan laju
pertumbuhan bakteri sesuai kelompok masing-masing :

1. Setiap setengah jam

2. Setiap jam

3. Setiap 1.5 jam

4. Setiap 2 jam

5. Setiap 2.5 jam

5. Seorang pemilik toko es buah membeli sebuah balok es seberat 20 kg dari


penjual es balok. Es tersebut akan diangkut menggunakan becak hingga
sampai di tempat toko es buah miliknya dengan perkiraan waktu 8 menit.
Namun selama 8 menit itu, es akan meleleh karena lingkungan yang
temperaturnya meningkat. Diketahui laju pengurangan berat (laju pelelehan)
es per detik yaitu sebanding dengan 20 dikurangi berat es yang tersisa dan
konstanta pelelehan per detik sama dengan 1. Jika diketahui setelah 1 menit
berlangsung, berat es menjadi 19.5 kg, maka tentukan berapa berat es setelah
sampai di toko es buah

1. Kelompok 1,2,3 = setiap menit

2. Kelompok 4,5 = setiap 2 menit

192
JAWABAN :
1. Metode Runge Kutta memberikan solusi dengan ketelitian hasil yang lebih
besar dan tidak memerlukan turunan dari fungsi. Bentuk umum dari metode
Runge Kutta adalah sebagai berikut:
y i+1 = y i+ ϕ ( x i , y i , Δ x ) Δ x (4.9)
dengan ϕ ( x i , y i , Δ x )adalah fungsi pertambahan yang merupakan kemiringan
rerata pada interval. Fungsi pertambahan dapat dirulis dalam bentuk umum:
ϕ= a 1 k 1 +a 2 k 2+ .. . .. . .. . . .+ an k n (4.10)
dengan a adalah konstanta dan k adalah:
k 1=f ( x i , y i ) (a)
k 2=f ( x i + p1 Δ x , y i +q11 k 1 Δ x ) (b)
k 3=f ( x i + p2 Δ x , y i +q 21 k 1 Δ x+ q22 k 2 Δ x ) (c)
.
.
k n=f ( x i + pn−1 Δ x , y i +q n−1,1 k 1 Δ x +q n−1,2 k 2 Δ x+. . . .. . .+qn −1 , n−1 k n−1 Δ x ) (d)
Persamaan tersebut m enunjukkan bahwa nilai k memiliki hubungan
berurutan. Nilai dari k1 muncul dalam perhitungan unruk menghitung k2, yang
juga muncul dalam oerhitungan untuk menghitung k3, dan seterusnya.
Hubungan yang berurutan ini membuat runge kutta lebih efisien dalam
perhitungan. Ada beberapa jenis metode runge kutta yang tergantung pada nilai
n yang digunakan. Untuk n=1 yang disebut runge kutta orde 1, persamaan
(4.10) menjadi:
ϕ=a1 k 1=a1 f ( x i , y i )
Untuk a1=1 maka persamaan (4.9) menjadi:
y i+1 = y i+ f ( x i , y i ) Δ x
yang sama dengan metode Euler
Didalam metode Runge Kutta, setelah nilai n ditentukan, kemudian nilai a, p,
dan q dicari dengan menyamakan persamaan (4.19) dengan suku-suku dari
deret Taylor.
1. Metode Runge Kutta Order 2

193
Metode Runge Kutta order 2 mempunyai bentuk:
yi+1 = yi + (a1k1 + a2k2 ) ∆x (4.20.a)
dengan:
k1 = f ( xi, yi ) (4.20.b)
k2 = f ( xi + p1∆x, yi + q11 k1∆x ) (4.20.c)
Nilai a1, a2, p1, dan q11 dievaluasi dengan menggunakan persamaan (4.20.a)
dengan deret Taylor order 2, yaitu mempunyai bentuk:
∆x
yi+1 = yi + f (xi, yi) ∆x + f’ (xi, yi) (4.21)
2
dengan f (xi, yi) dapat ditentukan dari hukum berantai (chain rules) berikut:
∂ f ∂ f dy
f (xi, yi) = + (4.22)
∂ x ∂ x dx
Subsitusi persamaan (4.22) ke dalam Persamaan (4.21) menghasilkan:
∂ f ∂ f dy ∆ x
yi+1 = yi + f (xi, yi) ∆x + ( + ¿ (4.24)
∂ x ∂ x dx 2
Di dalam metode Runge-Kutta ini dicari nilai a1, a2, p1, dan q11
sedemikian sehingga Persamaan (7.22.a) ekivalen dengan Persamaan
(4.23). untuk itu digunakan deret Taylor untuk menggabungkan Persamaan
(4.20.c). Deret Taylor untuk fungsi dengan dua variabel mempunyai
bentuk:
∂f ∂f
g ( x + r, y + s) = g (x, y ) + r +s + .....
∂x ∂x
Dengan cara tersebut Persamaan (4.20.c) dapat ditulis dalam bentuk :
∂f ∂f
f (xi + p1∆x, yi + q11k1∆x) = f (xi, yi) + p1 ∆x +∆ x +q 11 k 1 + 0 (∆x2)
∂x ∂y
Bentuk di atas dan Persamaan (4.20.b) disubsitusikan ke dalam Persamaan
(4.20.a) sehingga menjadi:
∂f ∂f
yi+1 = yi + a1∆x f (xi, yi) + a2 ∆x f (xi, yi) + a2 p1 ∆x2 + a2q11 ∆x2 f (xi, yi)
∂x ∂x
+ 0 (∆x3)
atau

194
∂f ∂f
yi+1 = yi + [a1f (xi, yi) + a2 f (xi, yi)] ∆x + [a2 p1 2 + a2q11 f (xi, yi) ] ∆x2 +
∂x ∂x
0 (∆x3) (7.26)
Dengan membandingkan Persamaan (4.23) dan (4.24), dapat disimpulkan
bahwa kedua persamaan akan ekivalen apabila:
a1 + a2 = 1 (4.25.a)
1
a2 p1 = (4.25.b)
2
1
a2 q11 = (4.25.c)
2
Sistem persamaan diatas terdiri dari tiga persamaan mengandung empat
bilangan tak diketahui, sehingga tidak bisa diselesaikan. Untuk itu salah satu
bilangan tak diketahui ditetapkan, dan kemudian dicari ketiga bilangan yang
lain. Dianggap bahwa a2 ditetapkan, sehingga persamaan (4.20.a) sampai
(4.20.c) dapat diselesaikan dihasilkan :
a1 = 1- a2 (4.26.a)
1
p1 = q11 = (4.26.b)
2 a2
Karena nilai a2 dapat dipilih sembarang maka akan terdapat banyak metode
Runge-Kutta oder 2. Dalam sub bab ini akan diberikan tiga metode yang
sering digunakan.
a. Metode Heun
Apabila a2 dianggap ½ maka Persamaan (4.26.a) dan (4.26.b) dapat
diselesaikan dan diperoleh:
1
a1 =
2
p1 = q11 = 1
Paramter tersebut apabila disubsitusika ke dalam Persamaan (4.20.a)
akan menghasilkan:
1 1
yi+1 = yi + ( k1 + k2 ) ∆x
2 2
dengan
k1 = f (xi, yi)

195
k2 = f (xi + ∆x , yi + k1 ∆x)
dimana k1 adalah kemiringan fungsi pada awal interval dan k2 adalah
kemiringan fungsi pada akhir interval. Dengan demikian metode
Rungke-Kutta order 2 adalah sama dengan metode Heun.
b. Metode Poligon (a2 = 1)
Apabila a2 dianggap 1/2 , maka persamaan (4.26.a) dan (4.26.b) dapat
diselesaikan dan diperoleh:
a1 = 0
p1 = q11 = ½
parameter tersebut apabila disubstitusikan ke dalam persamaan (4.20.a)
akan menghasilkan:
yi+1 = yi + k2 ∆x
dengan
k1 = f (xi, yi)
1 1
k2 = f (xi + ∆x , yi + k1 ∆x)
2 2
c. Metode Ralston
Dengan memilih a2 = 2/3 akan menghasilkan kesalahan pemotongan
minimum untuk metode Runge-Kutta order 2. Dengan a2 = 2/3 didapat:
a1 = 1/3
p1 = q11 = ¾
sehingga:
1 2
yi+1 = yi + ( k1 + k2 ) ∆x (4.29 a)
3 3
dengan:
k1 = f (xi, yi) (4.29 b)
3 3
k2 = f (xi + ∆x , yi + k1 ∆x) (4.29 c)
4 4
Contoh 3
Selesaikan persamaan differensial berikut dengan metode Ralston!
dy
= -2x3 + 12x2 – 20x + 8,5
dx

196
Dari x = 0 sampai x =4 dengan menggunakan langkah ∆ x = 0,5.
Kondisi awal pada x = 0 adalah y = 1
Penyelesaian:
Langkah pertama adalah menghitung k1 dan k2 dengan menggunakan
Persamaan (4.29.b) dan (4.29.c)
k1 = f (xo, yo) = -2(0)3 + 12(0)2 – 20) + 8,5 = 8,5
3 3
k2 = f (xi + ∆x , yi + k1 ∆x) = f (0,375 ; 14,875)
4 4
= -2(0,375)3 + 12(0,375)2 – 20,375) + 8,5 = 2,58203125
Kemiringan rerata adalah:
1 2
φ= (8,5) + (2,58203125) = 4,5546875
3 3
Nilai y(0,5) dihitung dengan Persamaan (4.29.a)
y(0,5) = yo + φ ∆x
= 1 + 4,5546875(0,5) = 3,27734375
2. Metode Runge Kutta Order 3
Metode runge kutta order 3 diturunkan dengan cara yang sama dengan
runge kutta order 2 untuk nilai n=3 . Hasilnya adalah 6 persamaan denga 8
bilangan tidak diketahui oleh Karena itu 2 bilangan tidak diketahui harus
ditetapkan untuk mendapatkan 6 bilangan tak diketahui lainnya. Hasil yang
biasa digunakan adalah:
1
y i+1 = y i+ ( k 1+ 4 k 2+ k 3) Δ x (4.30)
6
Dengan:
k 1=f ( x i , y i )

(a)
1 1
(
k 2=f xi + Δ x , y i+ Δ x k 1
2 2 )
(b)
k 3=f ( x i + Δ x , yi −Δ x k 1 +2 Δ x k 2)

197
(c)
Contoh 4:
Selesaikan persamaan berikut dengan menggunakan metode Runge Kutta
order 3:
dy
=−2 x3 +12 x 2−20 x+ 8,5
dx
dari x=0 sampai x=4 dengan menggunakan langkah Δ x=0.5 , kondisi awal
pada x=0 dan y= 1
Penyelesaian:
Langkah pertama dalam metode runge kutta order 3 adalah menghitung k 1, k2,
dan k3
k 1=−2 ( 0 )3+ 12 ( 0 )2−20 ( 0 ) +8,5=8,5

k 2=−2 ( 0.25 )3+ 12 ( 0.25 )2 −20 ( 0.25 )+ 8,5=4,21875

k 3=−2 ( 0.5 )3 +12 ( 0.5 )2−20 ( 0.5 ) +8,5=1,25


Dengan persamaan (4.xx) menghitung nilai y(x):
1
y ( 0,5 )=1+ [ 6 ]
( 8,5+ 4 ( 4,21875 ) +1,25 ) 0,5 = 3,21875

Dan seterusnya hingga y(4) ketemu.


3. Metode Runge Kutta order 4
Metode Runge Kutta order 4 banyak digunakan Karena memiliki ketelitian
yang tinggi. Bentuk umum dari metode inu adalah:
1
y i+1 = y i+ (k 1+ 2k 2+2 k 3+ k 4 ) Δ x (4.31)
6
Dengan
k 1=f ( x i , y i )

(a)
1 1
(
k 2=f xi + Δ x , y i+ Δ x k 1
2 2 )
(b)

198
1 1
(
k 3=f xi + Δ x , y i+ Δ x k 2
2 2 )
(c)
k 3=f ( x i + Δ x , yi Δ x k 3 )

(d)

199
Contoh 5:
Selesaikan persamaan berikut dengan menggunakan metode Runge Kutta
order 4:
dy
=−2 x3 +12 x 2−20 x+ 8,5
dx
dari x=0 sampai x=4 menggunakan langkah Δ x=0.5, kondisi awal pada x=0
dan y= 1
Penyelesaian:
Langkah pertama dalam metode runge kutta order 3 adalah menghitung k 1, k2,
k3, dan k4
k 1=−2 ( 0 )3+ 12 ( 0 )2−20 ( 0 ) +8,5=8,5

k 2=−2 ( 0.25 )3+ 12 ( 0.25 )2 −20 ( 0.25 )+ 8,5=4,21875

k 3=−2 ( 0.25 )3 +12 ( 0.25 )2−20 ( 0.25 ) +8,5=4,21875

k 4=−2 ( 0.5 )3 +12 ( 0.5 )2−20 ( 0.5 ) +8,5=1,25


Dengan menggunakan persamaan (4.xx), hitung nilai y(x):
1
y ( 0,5 )=1+ [ 6 ]
( 8,5+2 ( 4,21875 ) +2 ( 4,21875 )+1,25 ) 0,5 = 3,21875

Dan seterusnya hingga y(4) ketemu.


(TimDosen,2020)

200
2. A. Algoritma
1. Memulai program
2. Memasukkan persamaan differensial = 28*x*(1-(x/7340712))
3. Memasukkan nilai x awal =5
4. Memasukkan nilai y awal =2
5. Memasukkan batas x = 500
6. Memasukkan nilai delta x = 40
7. Melakukan perulangan for nilai x awal sama dengan nilai y awal
8. Memproses menggunakan rumus:
a. Perhitungan numerik
1. Hasil substitusi persamaan differensial dengan nilai x awal (k1)
2. Nilai x kedua= nilai x awal+(0.5*delta x)
3. Nilai y kedua= nilai y awal+(0.5*k1*delta x)
4. Hasil substitusi persamaan differensial dengan nilai x kedua (k2)
5. Nilai y tengah= nilai y awal+(0.5*k2*delta x)
6. Hasil substitusi persamaan differensial dengan nilai x kedua (k3)
7. Nilai x akhir= nilai x awal+delta x
8. Nilai y akhir= nilai y awal+(k3*delta x)
9. Hasil substitusi persamaan differensial dengan nilai x akhir (k4)
10. Nilai numerik= nilai y awal+((delta x/6)*(k1+(2*k2)+(2*k3)+k4)
b. Perhitungan analitik
1. Nilai x pertama= nilai x awal+delta x
2. Persamaan differensial kedua= integral persamaan differensial+1
3. Nilai analitik= hasil substitusi persamaan differensial kedua dengan
x pertama
c. Perhitungan % kesalahan
%kesalahan=absolut(analitik-numerik)/analitik)*100
9. Menampilkan hasil nilai x, y numerik, y analitik, % kesalahan, k1, k2, k3,
dan k4
10. Program selesei

201
B. Flowchart

202
C. Script
clear all;
clc;
syms x;
disp('~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~');
disp(' PROGRAM PERHITUNGAN PERTUMBUHAN BAKTERI
');
disp(' DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE-4 ');
disp('~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~');
disp(' ');
disp('^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^');
f=input('Masukkan Persamaan = ');
a=input('Masukkan Nilai x = ');
b=input('Masukkan Nilai y = ');
yo=input('Masukkan Nilai Batas x = ');
d=input('Masukkan delta x = ');
disp('^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^');
xo=b;
i=1;
a1=0;
a2=1;
disp('*********************************************************
*********************************************');
fprintf('%5s%15s%15s%11s%13s%13s%13s
%13s\n','x','ynumerik','yanalitik','%','k1','k2','k3','k4');
disp('*********************************************************
*********************************************');
for xo=a:d:yo
%numeris

203
k1=subs(f,x,xo);
xb=xo+(0.5*d);
yb=yo+(0.5*k1*d);
k2=subs(f,x,xb);
yb1=yo+(0.5*k2*d);
k3=subs(f,x,xb);
xb1=xo+d;
yb2=yo+(k3*d);
k4=subs(f,x,xb1);
y1=yo+((d/6)*(k1+(2*k2)+(2*k3)+k4));
%Analitis
x1=xo+d;
f2=int(f)+1;
y=subs(f2,x,x1);
%Kesalahan
e=abs((y-y1)/y)*100;
fprintf('%5.0f%15.3f%15.3f%13.3f%13.3f%13.3f%13.3f
%13.3f\n',xb1,y1,y,e,k1,k2,k3,k4);
disp('_______________________________________________________
_______________________________________________');
i=i+1;
yo=y1;
xo=xb1;
end

204
D. Hasil Run

Gambar 1. Hasil Run Perhitungan Pertumbuhan Bakteri

205
3. A. Algoritma
1. Memulai program
2. Memasukkan persamaan differensialm = (e^x)/(n^4)
3. Memasukkan nilai x awal =1
4. Memasukkan nilai y awal =0
5. Memasukkan nilai delta x =1
6. Memasukkan batas x =8
7. Memproses menggunakan rumus:
a. Hasil substitusi persamaan differensial dengan nilai x (k1)
b. Nilai x pertama(x2)=nilai x(a)+(3/4*delta x(dx)
c.Nilai y pertama(y2)=nilai y(b)+(3/4*k1*delta x(dx)
d. Hasil substitusi persamaan differensial dengan nilai x2 (k2)
e. Metode Raltson (yb)=nilai y(b)+((1/3* hasil substitusi dengan x awal
(k1)+2/3* hasil substitusi dengan x pertama (k2))*delta x (dx)))
8. Menampilkan hasil nilai x, nilai y, k1 dan k2
9. Melakukan perulangan while nilai x < nilai batas x
10. Memproses menggunakan rumus:
a. Nilai x(a)=a+delta x(dx)
b. Hasil substitusi persamaan differensial dengan nilai x (k1)
c. Nilai x pertama (x2)=nilai x(a)+(3/4*delta x(dx)
d. Nilai y pertama (y2)=nilai y(b)+(3/4*k1*delta x(dx)
e. Hasil substitusi persamaan differensial dengan nilai x2 (k2)
f. Metode Raltson (yb)=nilai y(b)+((1/3*hasil substitusi dengan x
awal(k1)+2/3* hasil substitusi dengan x pertama (k2)*delta x (dx)))
11. Menampilkan hasil nilai x, nilai y, k1 dan k2
12. Program selesei

206
B. Flowchart

207
C. Script
clear all;
clc;
syms x;
syms y;
disp('~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~');
disp(' PROGRAM PERHITUNGAN PERSAMAAN ');
disp(' DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE-2 ');
disp(' METODE RALSTON ');
disp('~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~');
e=2.718;
n=1;
disp(' ');
disp('+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++');
fd=input('Masukkan Persamaan Differensial = ');
a=input('Masukkan Nilai x =');
b=input('Masukkan Nilai y =');
dx=input('Masukkan Nilai Delta X =');
bt=input('Masukkan Batas x =');
disp('+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++');
disp(' ');
k1=subs(fd,x,a);
x2=a+(3/4*dx);
y2=b+(3/4*k1*dx);
k2=subs(fd,x,x2);
yb=b+((1/3*k1+2/3*k2)*dx);
disp('***********************************************');
disp(' x y k1 k2');
disp('***********************************************');
fprintf('%5.0f%13.3f%13.3f%13.3f\n',a,b,k1,k2);
disp('_______________________________________________');

208
u=a;
while u<bt
b=yb;
a=a+dx;
k1=subs(fd,x,a);
x2=a+(3/4*dx);
y2=b+(3/4*k1*dx);
k2=subs(fd,x,x2);
yb=b+((1/3*k1+2/3*k2)*dx);
fprintf('%5.0f%13.3f%13.3f%13.3f\n',a,b,k1,k2);
disp('_______________________________________________');
u=u+dx;
end
disp(':::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::');
fprintf('%0s%4.4f\n','Jadi Nilai y Adalah = ',b);
disp(':::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::');

209
D. Hasil Run

Gambar 2. Hasil Run Perhitungan dengan Runge Kutta Orde 2 Metode Ralston

210
4. A. Algoritma
1. Memulai program
2. Memasukkan persamaan differensial = (x/60)×((20-y)-((20-19.5)÷60))
3. Memasukkan nilai x awal = 0,5
4. Memasukkan nilai y awal =1
5. Memasukkan nilai delta x =1
6. Memasukkan batas x =8
7. Memproses menggunakan rumus:
a. Substitusi persamaan differensial dengan nilai x awal dan y awal
sebagai nilai k1
b. Nilai x kedua =x awal+delta x
c.Nilai y kedua =y awal+k1
d. Hasil x kedua dan y kedua disubstitusi ke persamaan differensial
sebagai nilai k2
9. Melakukan perulangan while nilai x < nilai batas x
10. Memproses menggunakan rumus:
a. Nilai x =x awal+delta x
b. Nilai y = y awal+k1
c. Substitusi persamaan differensial dengan nilai x awal dan y awal
sebagai nilai k1
d. Hasil x kedua dan y kedua disubstitusi ke persamaan differensial
sebagai nilai k2
d. Nilai y baru = y+((1/2+k1)+(1/2×k2))
11. Menampilkan hasil nilai x, nilai y, k1 dan k2
12. Program selesai

211
B. Flowchart

212
C. Script
syms x
syms y
disp('******************');
disp(' METODE HEUN');
disp('******************');
f=input('Masukkan Persamaan =');
xaw=input('Masukkan Nilai x =');
yaw=input('Masukkan Nilai y =');
deltax=input('Delta x =');
batas=input('Masukkan batas x =');
k1x=subs(f,x,xaw);
k1tot=subs(k1x,y,yaw);
x2=xaw+deltax;
y2=yaw+k1tot*deltax;
k2x=subs(f,x,x2);
k2tot=subs(k2x,y,y2);
yb=yaw+((1/2*k1tot)+(1/2*k2tot));
disp('***************************************');
disp(' x y k1 k2 ');
disp('(menit ke-) (berat es) ');
disp('***************************************');
fprintf('%5.4f%11.4f%11.4f%11.4f\n',xaw,yaw,k1tot,k2tot);
p=xaw;
while p<batas
yaw=yb;
xaw=xaw+deltax;
k1x=subs(f,x,xaw);
k1tot=subs(k1x,y,yaw);
x2=xaw+deltax;

213
y2=yaw+k1tot*deltax;
k2x=subs(f,x,x2);
k2tot=subs(k2x,y,y2);
yb=yaw+((1/2*k1tot)+(1/2*k2tot));
fprintf('%5.4f%11.4f%11.4f%11.4f\n',xaw,yaw,k1tot,k2tot);
p=p+deltax;
end;
disp('***************************************');
fprintf('%0s%4.4f\n','nilai y =',yaw);

214
D. Hasil Run

Gambar 3. Hasil Run Perhitungan dengan Runge Kutta Orde 2 Metode Heun

215
DAFTAR PUSTAKA

Dosen, Tim. 2020. Modul VIII Memahami Metode Runge Kutta Orde 2,3,dan 4.
Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

216
LAMPIRAN
Perhitungan Manual No.2
Perhitungan Manual No 3
Perhitungan Manual No 4

Anda mungkin juga menyukai