Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Latar Belakang
Persamaan Diophantine terdiri dari persamaan Diophantine linear dan persamaan
Diophantine non-linear. Persamaan ini pertama kali ditulis oleh “Diophantus” (250 M ) di
dalam bukunya yang berjudul “Arithmetica” dan buku ini dikenal sebagai buku aljabar yang
pertama kali.

Riwayat dari Diophantus:


Sekitar athun 250 seorang matematikawan Yunani yang bermukim di Alexandria
melontarkan problem matematika yang tertera di atas batu risanya. Tidak ada catatn
terperinci tentang kehidupan Diophantus, namun meninggalkan problem tersohor itu pada
Palatine Anthology, yang ditulis setelah meninggalnya. Pada batu nisan Diophantus tersamar
(dalam persamaan) umur Diophantus.

Karya Diophantus:
Diophantus menulis Aritmetica yang mana isinya merupakan pengembangan aljabar
yang dilakuakn dengan membuat beberapa persamaan. Persamaan – persamaan tersebut
disebut persamaan “Diophantine”, digunakan pada matematika sampai sekarang. Diophantus
menulis 15 namun hanya 6 buku yang dapat dibaca, sisanya ikut terbakar pada penghancuran
perpustakaan besar Alexandria. Sisa karya Diophantus yang selamat sekaligus merupakan
teks bangsa Yunani yang terakhir dan diterjemahkan. Buku terjemahan pertama kali dalam
bahasa latin diterbitkan pada tahun 1575. Prestasi Diophantus mer4upakan akhir kejayaan
Yunani kuno. Susunan – susunan dalam Aritmatika tidak secara sistematik operasi – operasi
aljabar, fungsi – fungsi aljabar atau solusi terhadap persamaan – persamaan aljabar. Di
dalamnya terdapat 150 problem, semua diberikan lewat contoh – contoh numeric yang
spesifik meskipun barangkali metode secara umum juga diberiakn. Sebagai contoh
persamaan kuadrat mempunyai hasil dua akar bilangan positif dan tidak mengenal akar
bilangan negative. Diophantus menyelesaiakan problem – problem menyangkut beberapa
bilangan taidak diketahui dan dengan penuh keahlian menyajikan banyak banyak bilangan –
bilangan yang tidak diketahui.
Contoh:
Diketahui bilangan dengan jumlah 20 dan jumlah kuadratnya 208, angka bukan diubah
menjadi x dan y, tapi ditulis sebagai 10 + x dan 10 – x (dalam notasi modern). Selanjutnya
(10 + x )2 + (10 – x)2 = 208, diperoleh x = 2 dan bilangan yang tidak diketahui adalah 8 dan
12.

Diophantus dan Aljabar:


Dalam Aritmetica meski bukan merupakan teks aljabar akan tetapi didalamnya
terdapat problem persamaan x2 = 1 + 30y2 dan x2= 1 + 26y2 yang kemudian diubah menjadi
persamaan pell x2 = 1 + py2, sekali lagi didapat jawaban tunggal, karena Diophantus adalah
pemecah problem bukan menciptakan persamaan dan buku berisikan kumpulan problem dan
aplikasi pada aljabar. Problem Diophantus untuk menemukan bilangan x, a dan y, a dalam
persamaan x2 + y2 = a2 atau x3+ y3 = a3, kelak mendasari fermat mencetuskan TTF (Theorema
Terakhir Fermat). Prestasi ini membuat Diophantus seringkali disebut dengan ahli aljabar dan
babylonia dan karyanya disebut dengan aljabar Babylinia.
Misal umur x, sehingga x = akan diperoleh x = 84, umur Diophantus.
Di dalam persamaan Diophantine linear paling sederhana adalah memuat dua
variable,dimana pada umumnya dinyatakan dengan ax + by = c dengan a, b, c Є Z,
sedangkan di dalam persamaan Diophantine non-linear membahas tentang triple Pythagoras
dan jumlah kuadrat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Diophantine Linear


2.1.1 Memuat Dua Variabel
Persamaan Diophantine linear paling sederhana adalah memuat dua variable.
Pada umumnya dinyatakan dengan ax + by = c, dengan a, b, c, Є Z.
Teorema 1.
Tentukan (a,b) c, maka ax + by = c tidak mempunyai penyelesaian.
Bukti:
Misalkan x dan y adalah bilangan – bilangan bulat yang memenuhi ax + by = c
d = (a,b) → (d | a dan d | b)
d = | a → d | ax
d | b → d | by
(d | ax dan d | by) → d | (ax + by) → d | c
jadi,jika d | c, maka bertentangan dengan d = 9a,b) dan d | c, yaitu ax + by = c tidak
mempunyai pemyelesaian.
Contoh :
1. 4x + 6y = 7

Jawab:
(4,6) = 2 7 persamaan tidak mempunyai penyelesaian

Teorema 2.
Ditentukan (a,b) | c, maka persamaan ax + by = c mempunyai penyelesaian bulat yang tak
hingga banyaknya, yaitu pasangan (x,y) dengan: x = x0 + ( dan y = y0– ( dengan n Є Z
dan (x0,y0) adalah suatu penyelesaian bulat.
Bukti:
Misalkan x,y Є Z memenuhi ax + by = c dan d | c
Karena d = ( a,b), maka tentu ada (x1, y1 Є Z ) sehingga d = ax1 + by1
d | c → c = kd ( k Є Z) → c = k ( ax1 + by1 ) → c = a (kx1) + b (ky1) → (c = ax1 + by1 atau
ax1 + by1 = c)
Ternyata dengan mengambil x0 = kx1 dan y0 = ky1, maka (x0,y0) memenuhi persamaan,
sehingga (x0,y0) merupakan satu penyelesaian.
Untuk menunjukkan terdapat tak hingga banyaknya penyelesaian,
ambil: x = x0 + ( dan y = y0 - ( dengan n Є Z
Jika nilai – nilai x dan y disubstitusikan ke dalam persamaan, maka diperoleh:
ax + by = a {x0 + ( } + b {y0 – ( }
= ax0 + a ( + by0 – b (
= ax0 + by0 + (a ( – (a ( /n)
ax + by = c
Karena n Є Z, maka terdapat tak hingga banyaknya (x,y) dengan:
x = x0 + ( dan y = y0 – (
dan memenuhi persamaan ax + by = c.
Sekarang akan ditunjukkan bahwa setiap penyelesaian dari ax + by = c dalam bentuk:
x = x0 + ( dan y = y0 – (
Misalkan x,y Є Z dan ax + by = c
Karena ax + by + c dan ax0 + by0 = c, maka:
a(x – x0) + b(y – y0) = 0
a(x – x0) = b(y0 – y)
( (x – x0) = ( (y0 –y) → ( | ( (y0 – y)
{( | ( (y0 – y) dan ( , ) = 1} → ( | (y0 – y)
( | (y0 –y) → y0 – y = n(a/d) → y = y0 – (
{y = y0 – ( dan a(x – x0) = b(y0 – y) }
→ a(x – x0) = b(
→ x – x0 = (
→ x = x0 + (
Contoh:
2. 4x + 5y = 10

jawab:
(4,5) = 1 | 10 persamaan mempunyai penyelesaian.
Sesuai dengan dalil Algoritma Euclides, karena (4,5) = 1, maka tentu ada x1,y1 Є Z sehingga
4x1 + 5y1 = 1.
Karena 5 = 1.4 + 1 atau (4)(-1) + (5)(1) = 1, maka x1 = -1 dan y1 =1
(4)(-1) + (5)(1) = 1
10{(4)(-1) + (5)(1)} = 10.1
4(-10) + 5(10) = 10 (Ingat: 4x + 5y = 10)
jadi, x0 = -10 dan y0 = 10
Penyelesaian persamaan adalah:
x = -10 + 5k dan y = 10 – 4k dengan k Є Z

3. 91x + 221y = 1066

Jawab:
221 = 2 . 91 + 39 → 39 = 221 – 2 . 91
91 = 2 . 39 + 13 → 13 = 91 – 2 . 39
39 = 3 . 13
(91 . 221) = 13
Karena 1066 = 82 . 13, maka 13 | 1066
13 | 1066 persamaan mempunyai penyelesaian.
Sesuai dengan Dalil: 1 Algoritma Euclides, karena (91,221) = 13, maka tentu ada x1 . y1 Є Z
sehingga 91x1 + 22y1 = 13
13 = 91 . 2(39) = 91 . 2(221 – 2 . 91) = 5 . 91 + 22(-2)
13= 5.91 + 221(-2) . 91.5 + 221(-2) = 13
82(91.5 + 221 (-2)) = 82.13
91(410 + 221(-64) = 1066
Jadi x0 = 410 dan y0 = -164
Penyelesaian persamaan adalah x = 410 + 17s dan y = -164 – 7s.s Є Z

2.1.2 Cara Reduksi


Cara reduksi dalam menyelesaikan persamaan Diophantine linear adalah mereduksi
koefisien (bukan meruduksi variable) melalui pembagian berulang (serupa dengan pembagian
Algoritma), sehingga diperoleh bentuk tanpa pecahan.
Selanjutnya dengan bekerja mundur, nilai – nilai penyelesaian akan diperoleh dan
variable lain yang digunakan dan tidak tercantum dalam persamaan semula, antara lain: r, s, t
dan u, meskipun tanpa keterangan semuanya diambil bulat.
Contoh:
1. 4x + 5y = 10

Jawab:
4x + 5y = 10
4x = 10 – 5y
x=
=
=
= (2 – y) +
Ambil t , sehingga:
t == atau 2 – y = 4t atau y = 2 – 4t,
sehingga dari y = 2 – 4t diperoleh:
x = (2 – y) +
= 2 – (2 – 4t) +
= 4t + t
= 5t
x = 0 + 5t
Penyelesaian persamaan adalah: x = 0 + 5t dan y = 2 – 4t.

2. 3x + 8y = 11

Jawab:
3x + 8y = 11 3x = 11 8y

Ambil atau atau atau


dari

Ambil u, sehingga:
=
t = -2u y = ( 1 + 2u) +
= 1 + 2u + u
= 1 + 3u
x = 3 – 2y +
= 3 – 2( 1+ 3u ) +
= 3 – 2 – 6u – 2U
=1 – 8u
Jadi, Penyelesaian persamaan adalah :
x = 1 – 8u dan y = 1 + 3u

3. 8x – 5y + 7z = 21

Jawab:
8x – 5y + 7z = 21
-5y = -8x – 7z + 21
y=
y = (x + z – 4) +
Ambil t,sehingga
t = → -5t = -3x – 2z + 1 → -2z = 3x – 5t – 1 → z =
z = (-x + 2t) +

Ambil u,sehingga:
u = → -2u = x – t – 1 →x = -2u +t + 1
z = (-x + 2t) + u = - (-2u + t + 1) + 2t + u + 3u + t – 1
y = (x + z – 4) + t = 9-2u + t + 1) + (3u + t – 1) – 4 + t = u + 3t –4

Penyelesaian persamaan adalah:


x = -2u + t + 1
y = u + 3t – 4
z = 3u + t -1

2.1.3 Cara Kongruensi


Penyelesain persamaan linear dengan menggunakan cara kongruensi melebatkan
penyelesaian kongruensi linear dan system kongruensi linear. Meskipun hasil yang diperoleh
mungkin mempunyai bentuk yang berbeda dengan hsil yang diperoleh dengan menggunakan
cara yang lain, sebenarnya hasil itu adalah sama.

Contoh:
1. 35x + 14y = 91
Jawab:
35x + 14y + 91 → 14y = 91 – 35x → 14y ≡ 91 (mod 35) → 14y ≡ 21 ( mod 35)
Karena ( 14,21) = 7 | 35,
maka kongruensi mempunyai penyelesaian:
14y ≡ 21 ( mod 35) → 2y ≡ 3 (mod 5) → y ≡ 4 (mod 5) → y = 4 + 5t
35x + 14y = 91 → 35x = 91 – 14y = 91 – 14 (4 + 5t) = 91 – 56 – 70t = 35 – 70t
x = 1 – 2t
Penyelesaian persamaan adalah:
x = 1 – 2t
y = 4 + 5t

2. 2x + 5y = 11

Jawab:

2x +5y = 11→ 5y = 11- 2x


5y 11 (mod 2)
y 1 (mod 2)

y 1 (mod 2) → y = 1 + 2t

2x +5y = 11 → 2x = 11 – 5y
2x = 11 – 5 ( 1 + 2t )
2x = 11 -5 -10t
2x = 6 – 10t
x = 3 – 5t

Penyelesaian kongruensi adalah


x = 3 – 5t dan y = 1 + 2t

Pengecekan:
T x y 2x 5y 2x + 5y

1 2 3 -4 5 11
2 -7 5 -14 25 11
4 -17 9 -34 45 11

3. 17x + 13y = 21

Jawab:
17x + 13y = 21 → 13y = 21 – 17x → 13y ≡ 21(mod 17) → 13y ≡ 4(mod 17)
Proses penyelesaian:
13y ≡ 4(mod 17) y=

17z ≡ -4(mod)

4z ≡ -4 (mod 13) z=

13t ≡ 4(mod 4)
t ≡ 0(mod4) t=0

Proses penyelesaian di atas menunjukkan bahwa:


y ≡ -1(mod 17) ≡ 16(mod 17)
y ≡ 16(mod 17) → y = 16 + 17t
17x = 21 – 13y → 17x = 21 – 13(16 + 17t)
= 21 – 208 – 221t
= -187 – 221t
x = -11 – 13t
Penyelesaian persamaan adalah:
x = -11 – 13t
y = 16 + 17t

4. 6x + 15y = 8

Jawab:
6x + 5y = 8 → 6x = 8 – 15y → 6x ≡ 8 (mod 15)
Karena (6,8) = 2 15, maka kongruensi ini tidak mempunyaipenyelesaian, berarti pula
persamaan 6x + 15y = 8 mempunyai tidak mempunyai penyelesaian.

BAB IIi
PENUTUP
 Kesimpulan :
Suatu sistem persamaan linear dapat diselesaikan dengan beragam cara yang berbeda. Jika
kita hanya tertarik pada solusi yang merupakan bilangan bulat, dapat digunakan persamaan
Diophantine. Dengan persamaan Diophantine, jika hanya diinginkan hasil yang tak negatif,
banyaknya persamaan dapat kurang dari banyaknya peubah. Untuk lebih menyederhanakan
persamaan Diophantine, dapat kita manfaatkan algoritma Eucliedean. Dengan ini, kita akan
membutuhkan peubah tambahan sebagai parameter. Selanjutnya dengan melakukan
perhitungan terhadap peubah tersebut akan didapat bilangan bulat yang sesuai. Dengan
persamaan Diophantine semula. Satu hal yang harus diingat ketika melakukan persamaan
Diophantine adalah kita harus berhati-hati dalam mencatat “jejak” dari paramer yang
digunakan. Karena diakhir proses, kita harus menyulihkan kembali setiap “jejak” ke dalam
“jejak” sebelummya.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, 1997. Ilmu Bilangan. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.


http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2007-2008/Makalah/MakalahIF2153-
0708-030.pdf
http://hendrydext.blogspot.com/2008/09/persamaan-diophantine.html.

Anda mungkin juga menyukai