Anda di halaman 1dari 26

FLUIDISASI

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“FLUIDISASI”

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I i


FLUIDISASI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padatan”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 3
Februari 2020 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
Kami sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan

laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum


yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik
khususnya jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 3 Februari 2020

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I ii


FLUIDISASI

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
INTISARI..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
I.1 Latar Belakang...............................................................................................1
I.2 Tujuan.............................................................................................................1
I.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
II.1 Secara Umum................................................................................................3
II.1.1 Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi...........3
II.1.2 Keuntungan dan Kerugian fluidisasi.......................................................4
II.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi.........................................................5
II.1.4 Aplikasi Fluidisasi dalam Industri...................................................6
II.1.5.Kecepatan minimum fluidisasi ….………....…………………….………..7
II.2 Sifat Bahan....................................................................................................9
II.3 Diagram Alir...............................................................................................10
II.4 Hipotesa.......................................................................................................11
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM........................................................12
III.1 Bahan yang Digunakan............................................................................12
III.2 Alat yang Digunakan................................................................................12
III.3 Gambar Alat..............................................................................................12
III.4 Rangkaian Alat..........................................................................................13
III.5 Prosedur.....................................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………..14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………….……………………………………...18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….…..…..19
APPENDIX………………………………………………………………………………...….20

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iii


FLUIDISASI

INTISARI
Fluidisasi merupakan suatu cara mengontakan butiran padatan dengan fluida
dalam suatu kolom hingga butiran padatan tersuspensi kedalam fluida dan
memiliki kecepatan konstan. Hal ini dapat melihat parameter pengukuran pressure
drop dengahn melihat perubahan ketinggian air raksa pada tabung manometer
pada system fluidisasi. Pecobaan fluidisasi dilakukan dengan mengamati
fenomena-fenomena fluidisasi seperti pergerakan butir.Pada kasus fluidisasi,
harus dapat menentukan kecepatan minimum pada saat butiran tepat
terfluisasi.Pada hal tersebut agar dapat menghemat daya yang digunakan untuk
memfluidisasikan butiran padatan.

Percobaan fluidisasi kali ini menggunakan 4 variabel tinggi unggun diam,


yaitu 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm. Pada percobaannya menggunakan waktu
sebanyak 5 detik. Pertama yang harus dilakukan sebelum percobaan adalah
mengecek kondisi dari alat Fluidisasi apakah masih berjalan dengan baik dengan
cara menyalakan pompa dengan posisi kran 3 ditutup, kran 1 dan 2 dibuka.
Kemudian setelah debitnya mulai konstan bias dimulai percobaan. Misalnya untuk
tinggi unggun diam yaitu 10 cm, kemudian amati kenaikan tinggi unggun dan
pada manometer. Serta ditampung volume air yang keluar pada tangki overflow.
Begitu seterusnya untuk percobaan variabel salnjutnya.

Pada percobaan fluidisasi yang telah dilakukan dengan menggunakan 5


variabel tinggi unggun diam, yaitu 10 cm, 20 cm , 30 cm, 40 cm, didapatkan laju
alir berpengaruh pada tinggi unggun yang bergerak, dimana semakin besar laju
alir maka tinggi unggun yang bergerak juga akansemakin besar. Begitu pula untuk
kecepatan liniernya, semakin besar laju alirnya maka kecepatan liniernya semakin
besar. Selain itu, kecepatan aliran yang tinggi akan menghasilkan tekanan yang
tinggi pula sehingga aktivitas butiran partikel didalam kolom akan semakin cepat
yang ditandai dengan meningkatkan ketinggian unggun pada kolom. Nilai
kecepatan minimum sebesar 5,3942 cm/s.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iv


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan industri dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat.Khusunya industri pabrik yang telah banyak mengalami kemajuan
menggunakan teknologi modern.Mesin-mesin produksi yang banyak digunakan
dalam sebuah industri menggunakan metode – metode yang bervariasi.Salah satu
metode yang banyak digunakan dalam dunia industry adalah fluidisasi. Fluidisasi
adalah suatu cara untuk mengontakkan butiran – butiran padatan dengan fluida
baik cairan maupun gas. Untuk itu, perlu dilakukannnya percobaan fluidisasi
untuk dapat memberikan pengetahuan dan memahami tentang fluidisasi.

I.2 Tujuan
1. Untuk menentukan kecepatan fluidisasi minimum secara percobaan.
2. Untuk menentukan kurva karakteristik fluidisasi, yaitu kurva yang dapat
menggambarkan tinggi unggun dengan Umf
3. Untuk membandingkan kecepatan minimum fluidisasi teoritis dengan
percobaan

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahi faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena
-fenomena fluidisasi.
2. Agar praktikan dapat mengetahui penggunaan operasi fluidisasi dalam dunia
industri.
3. Agar praktikan dapat mengetahui fenomena – fenomena selama operasi
fluidisasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 1


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Fluidasi merupakan suatu cara mengontakan butiran padatan dengan fluida


baik cairan maupun gas dalam suatu kolom hingga butiran padatan tersuspensi
kedalam fluida dan memiliki kecepatan konstan. Salah satu fenomena yang terjadi
di dalam proses fluidisasi adalah Minimum fluidisasi. Kondisi minimum fluidisasi
ini adalah kondisi saat terbentuknya keadaan lapisan yang partikel-partikelnya
melayang-layang, akibat kecepatan fluida berangsur-angsur dinaikan, dan pressure
drop aliran fluida terhadap penampang melintang lapisan partikel (bed) juga naik.
Keadaan ini disebabkan gaya gesek antara partikel dan fluida tidak seimbang
terhadap berat partikel, komponen gaya vertical sebagai gaya tekan antara partikel
yang berdekatan hilang, dan pressure drop setiap penampang melintang (bed)
sama dengan berat fluida dan partikel. Aliran fluida ini dinamakan “terfluidisasi”.
Batasan pressure drop pada keadaan ini sama dengan jumlah berat fluida dan
partikel sedangkan kecepatan fluida yang terjadi adalah minimum fluidization
velocity, Umf. (Tim Dosen,2020).

II.1.1 Kecepatan Minimum Fluidisasi

Persamaan dari kecepatan minimum fluida bisa didapatkan dengan


menguraikan persamaan dasar tekanan yang hilang menjadi tahanan persatuan
luas. Persamaan untuk kecepatan fluidisasi minimum dapat diperoleh dengan
menetapkan penurunan tekanan dasar sama dengan berat persatuan luas
disepanjang bagian yang memungkinkan terjadi perpindahan cairan.
∆ P=g (1−∈ )( ρp−ρ ) L…………………..……………………………(1)

Keterangan :∈ = porositas bahan

∆P = perubahan tekanan (atm)

g = percepatan gravitasi (ft/s2)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


Pρ = massa jenis fluida (lbm/ft2)

ρ = massa jenis resin (lbm/ft2)

L = tinggi kolom (ft)

Pada awal fluidisasi, ∈ merupakan porositas minimum

∆P
=g ( 1−∈ m ) (ρp−ρ)……………………………………..….……………(2)
L

Pada titik fluidisasi yang baru jadi berikan persamaan kuadrat untuk kecepatan
fluidisasi minimum.

150 μ V ´0 M
¿ ¿ ……………………………………(3)
∅2 D2p

Kete rangan :
μ = Viskositas (lbm/ft dt)
V́ om = kecepatan minimum rata-rata (ft/dt)
∅ = bentuk partikel
εm = Porositas bahan ( Mc Cabe, 1994)

II. I. 2. Fenomena Proses Fluidisasi


Fluidisasi adalah metode pengontakkan utiran-butiran padat dengan
fluida, baik cair maupun gas dalam suatu kolom yang berisi sejumlah partikel
padat dengan mengalirkan fluida dari bawah ke atas. Fenomena-fenomena yang
dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1) Fenomena fixed bed
Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum
yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel tetap
diam.

Gambar 1. Unggun diam


2) Fenomena minimum of incipient fluidization
Fenomena minimum of incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir fluida

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 3


mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada
kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi.

Gambar 2. Unggun terfluidakan

3) Fenomena smooth or hemogenously fluidization


Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan dan
distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama
atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.

Gambar 3. Fenomena smooth or


homogenously fluidization
4) Fenomena bubbling fluidization

Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung-


gelembung pada unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak
homogen.

Gambar 4. Fenomena bubbling fluidization


5) Fenomena slugging fluidization
Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung- gelembung besar yang
mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pad partikel- partikel padat. Pada kondisi
ini terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4


Gambar 5. Fenomena slugging fluidization
6) Fenomena chanelling fluidization
Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam unggun
partikel padatan terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal.

Gambar 6. Fenomena chanelling fluidization


7) Fenomena disperse fluidization
Fenomena ini terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui kecepatan
maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran
fluida.
II.1.3. Pengertian kecepatan minimum dan terminal
Kecepatan minimum fluidisasi adalah kecepatan awal terjadinya fluidisasi
di dalam unggun. kecepatan minimum diperoleh dari persamaan ergun dan dapat
ditentukan secara grafis dan teoritis. Teknik grafis dapat dilakukan apabila
tersedia kurva karakteristik fluidisasi (antara Log U terhadap log ∆p) Namun
karena adanya penyimpangan seperti padatan yang menyebabkan partikel
menyatu sehingga kecepatan udara yang dibutuhkan untuk memenuhi disajikan
partikel tersebut juga bertambah besar. Sedangkan kecepatan terminal adalah
istilah untuk kecepatan suatu benda yang dicapai ketika gaya tarik atau gaya
apung yang mendorong terhadap benda adalah sama dengan gaya gravitasi yang
menariknya ke bawah. Sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian awalnya akan
mempercepat karena gravitasi. (Iswara,2017)

II.1.4. Aplikasi fluidisasi dalam industri


Penggunaan ekstensi fluidisasi dimulai dalam industri perminyakan
dengan pengembangan perengkahan katalitik fluid-bed. Fluidisasi digunakan
dalam proses katalitik laninnya, seperti sintesis akrilonitril dan untuk melakukan
reaksi gas padat. Lapisan terpenuhi disasi juga digunakan untuk memanggang biji,
mengeringkan padatan halus dan adsorpsi gas. (MC Cabe,19994)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5


II.1.5. Hukum-hukum pada fluidisasi
1. Hukum Archimedes
Fluida mengerjakan gaya keatas pada suatu benda yang sama besarnya
dengan berat fluida yang mula-mula menempati bidang atas yang garis
kerjanya melewati pusat berat semula
2. Hukum Newton 1
Sekali Sebuah benda, maka tidak lagi diperlukan adanya gaya yang
bekerja terhadapnya agar benda tersebut tetap bergerak
3. Hukum Newton 2
Jika suatu benda melakukan gaya pada benda lainnya, maka benda lainnya
melakukan gaya pula pada benda pertama yang besarnya sama berlawanan
arah dan mempunyai garis kerja yang sama
4. Hukum poisevvile
Bila fluida tidak dapat mengalir dalam pipa yang seragam dan
berpampangan melintang berbentuk lingkaran
5. Hukum kekentalan tenaga
Jika tak ada tenaga yang ditambahkan atau hilang maka aliran masuk =
aliran keluar

II.2. Faktor yang mempengaruhi fluidisasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kecepatan minimum fluidisasi
seperti dinyatakan dalam persamaan ergun. Diantaranya adalah diameter partikel,
viskositas udara, percepatan gravitasi dan berat jenis partikel dan biasanya
persamaan yang banyak dipakai dalam penelitian fluidized bed ini tidak
memperhitungkan gaya antar partikel dan dimana rongga udara (vedage) pada saat
terjadi peluit isasi dapat diabaikankan. (Febijanto, 2009)
Adapun faktor-faktor lainnya yaitu:
1. Diameter kolom fluidisasi
Pada diameter kolam fluidisasi maka semakin besar diameter kolom
fluidisasi maka harga NRe nya semakin besar pula
2. Berat jenis partikel
Pada berat jenis partikel, berat jenis partikel mempengaruhi gerak tinggi
unggun
3. Partikel ukuran
Ukuran partikel mempengaruhi gerak tinggi unggun
4. Putaran kran
Pada putaran kran semakin besar putaran kran maka laju air juga akan
semakin besar. Sehingga tinggi unggun yang bergerak akan semakin
bertambah
5. Bentuk partikel
Bentuk partikel mempengaruhi besarnya kecepatan minimum. (Tim
Dosen,2020)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


II. 3 Sifat Bahan
1. Air
A. Sifat Fisika
a. Warna : Tidak berwarna
b. Bau : Tanpa Bau
c. Titik Didih : 100oC
d. Titik Leleh : 0oC
B. Sifat Kimia
a. Rumus kimia : H2O
b. Berat molekul : 18,02 gr/mol
c. Stabilitas : stabil
d. Korosivitas : Tidak korosif
e. Viskositas :
f. Densitas :
(perry,1999)
C. Fungsi : Sebagai media kontak dalam proses fluidisasi
2. Resin
A. Sifat Fisika
a. Fase : padat
b. Warna : kuning
c. Ukuran partikel : tidak berbau
d. Densitas : 1,16 gr/cm3
e. Titik leleh : 95-105 0 C
B. Sifat Kimia
a. Stabilitas : Stabil
b. Toksisitas : Alergi pada kulit
c. Reaktivitas : Kontak asam, basa, dan amina
(perry,1999)
C. Fungsi : Sebagai zat padat yang di fluidisasikan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


II.4 Hipotesa

Pada percobaan Operasi Teknik Kimia I tentang fluidisasi ini dapat ditarik
hipotesa yakni semakin besar putaran pada kran maka laju alir fluida juga akan
semakin besar, dan semakin besar laju alir pada fluidanya maka tinggi unggun
yang bergerak semakin bertambah karena tekanan yang diberikan semakin besar
pula.Nilai Umf dipengaruhi media unggun oleh karena itu laju alir tidak
dipengaruhi oleh nilai Umf.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang Digunakan


1. Air
2. Resin
III.2 Alat yang Digunakan
1. Gelas ukur
2. Stopwatch
3. Satu set alat fluidisasi
4. Piknometer
5. Beaker Glass
6. Neraca Analitik
III.3 Gambar Alat

Stopwatch Gelas Ukur Neraca Analitik

Piknometer

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9


Rangkaian Alat

Keterangan :
a) Tangki over flow
b) Kran 1
c) Kran 2
d) Pompa
e) Manometer
f) Resin
g) Kolom fluidisasi
h) Pipa fluidisasi
i) Bak penampung

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


III.4 Prosedur

Mengisi bak penampung air

Melakukan kalibrasi debit

Memasukkan resin kedalam kolom


fluidisasi

Menyalakan pompa

Melakukan pengaturan debit hingga unggun


bagian atas mulai begerak kemudian catat
debit dari aliran tersebut

Melakukan perhitungan Umf

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Perhitungan


Tabel Perhitungan Umf Teoritis
∆p
Tinggi Laju linier persamaan
unggun (cm) (cm/s) Nre 1-Ɛf ergun Umf Teoritis
11.5 0.304822778 57 0.709565217 21.65235253 35.4544499
23.6 0.35295269 66 0.691525424 25.97685414 51.45853545
41.7 0.43316921 81 0.58705036 28.36407148 61.53806922
67.2 0.673818772 126 0.485714286 46.58570529 167.6536393

Tabel perbandingan Umf pengamatan dengan Umf Teoritis

Tinggi Unggun (cm) Umf pengamatan Umf Teoritis % kesalahan


11.5 5.3942 35.4544499 84.78554874
23.6 12.1369 51.4585354 76.41421407
41.7 33.7138 61.5380692 45.21472572
67.2 48.5279 167.653639 71.05466944

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


IV.2 Grafik

Grafik Umf (Pengamatan) Vs Tinggi Unggun

60

50
f(x) = 0.72 x
40 R² = 0.99

30

20

10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Tinggi Unggun

Grafik Umf (Teoritis) Vs Tinggi Unggun


180
160
140 f(x) = 2.23 x
R² = 0.96
120
100
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Tinggi Unggun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


IV.3. Pembahasan
Percobaan kali ini adalah mengenai fluidisasi dengan tujuan dapat
menentukan peramater peristiwa fluidisasi. Pada percobaan ini, di gunakan resin
sebagai bed ( partikel unggun ) dan air sebagai fluidanya. Sebelum dialiri fluida
patikel bed akan diam, rapat dan memiliki gaya tarik yang besar antar partikelnya.
Saat partikel bed tersebut dialiri fluida, partikel bed tersebut bergerak seperti
gelombang seperti unggun. Pada praktikum fluididsasi, dilakukan dengan 5 kali
percobaan dengan waktu selama 5 detik saat penampungan volume didapatkan
tabel waktu, tinggi unggun, volume overflow, dan selisih manometer. Kemudian
pada tabel perhitungan didapatkan debit, laju linier, porositas, Nre kemudian dapat
dicari persamaan ergun, dan dapat dicari kecepatan minimum fluidisasi
persamaan.
Pada percobaan fluidisasi ini digunakan unggun diam (resin) dengan tinggi
yang berbeda-beda dan didapatkan data pengamatan berupa, tinggi unggun,
volume, debit, dan waktu. Percobaan pertama dengan tinggi unggun diam sebesar
10cm didapatkan hasil percobaan berupa volume, tinggi unggun, perubahan
tekanan dan laju alir. Didapatkan volume sebesar sebesar 190 ml kemudian tinggi
unggun sebesar 11,5 cm, dan perubahan tekanan sebesar 0,2 cmHg serta laju alir
yang diperoleh yaitu 38 ml/s. Percobaan kedua dengan tinggi unggun diam
sebesar 20 cm didapatkan volume sebesar 220 ml, kemudian tinggi unggun
sebesar 23,6 cm, dan perubahan tekanan sebesar 0,3 cmHg, serta laju alir yang
diperoleh yaitu 44 ml/s. Percobaan ketiga dengan tinggi unggun diam sebesar 30
cm di dapatkan volume sebesar 270 ml, kemudian tinggi unggun sebesar 41,7 cm,
dan perubahan tekanan sebesar 0,5 cmHg, serta laju alir yang diperoleh yaitu 54
ml/s. Dan percobaan terakhir dengan tinggi unggun diam sebesar 40 cm,
didapatkan volume sebesar 420 ml, kemudidian tinggi unggun sebesar 67,2 cm,
dan peruban tekanan sebesar 0,6 cmHg, serta laju alir yg di peroleh yaitu 85 ml/s.
Data tersebut menghasilkan perhitungan nilai ∆P persamaan ergun sebesar
28,36407148 dengan persen kesalahan paling kecil diantara perhitungan ∆P pada
tinggi unggun diam yaitu 30 cm, maka dapat dihitung juga besar kecepatan
minimum sebesar 33,7138 cm/s. Pada grafik Umf teoritis vs titik unggun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


didapatkan grafik berbanding lurus hal ini dikarenakan dengan semakin besarnya
Umf teoritis maka titik unggun juga semakin besar, begitupun pada grafik Umf
pengamatan didapat berbanding lurus dengan titik unggun hal ini berarti dengan
semakin besarnya titik unggun maka semakin besar pula Umf pengamatan.
Berdasarkan hasil percobaan, untuk nilai Umf pengamatan sebesar 5,3942
cm/s terjadi pada tinggi unggun diam 10 cm sedangkan pada Umf teoritis sebesar
35,4544499 maka hasil pengamatan pada percobaan ini tidak sesuai dengan teori
(persamaan ergun) . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi percobaan
fluidisasi ini.Diantara factor yang mempengaruhi percobaan ini adalah viskositas.
Dimana jika viskositas semakin besar, maka kecepatan minimum akan semakin
besar. Kemudian densitas jika densitasnya besar maka kecepatan minimum juga
semakin besar, Faktor lain yang mempengaruhi percobaan ini adalah diameter
padatan yang mempengaruhi pergerakan butiran pada saat diberikan aliran. Media
unggun (partikel) akan mempengaruhi nilai kecepatan minimum fluida karena
memiliki bentuk,ukuran,densitas yang berbeda-beda. Selain itu juga ada tinggi
unggun pada saat kecepatan minimum dengan semakin tingginya tinggi unggun
maka kecepatan minimum semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan
Pada percobaan fluidisasi yang telah kelompok kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pada percobaan fluidisasi didapatkan kecepatan minimum pada tinggi
unggun 11,5cm sebesar 5,3942; 23,6cm sebesar 12,1369; 41,7cm sebesar
33,7138; dan pada tinggi unggun 67,2cm sebesar 48,5479.
2. Berdasarkan data yang didapat dari Umf dan tinggi unggun didapatkan
pada kurva Umf (Pengamatan) vs Tinggi Unggun berupa slope sebesar
0,722 dan pada kurva Umf (Teoritis) vs Tinggi Unggun berupa slope
sebesar 2,225.
3. Pada tinggi unggun 11,5cm didapatkan Umf teoritis sebesar 35,4544499
sedangkan Umf pengamatan sebesar 5,3942. Lalu pada tinggi unggun
23,6cm didapatkan Umf teoritis sebesar 51,4585 sedangkan Umf
pengamatan sebesar 12,1369. Kemudian pada tinggi unggun 41,7cm Umf
teoritis sebesar 61,5380 sedangkan pada Umf pengamatan 33,7138.
Terakhir, untuk tinggi unggun 67,2 didapatkan Umf teoritis 167,6536
sedangkan pada Umf pengamatan sebesar 48,5279.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan harus teliti dan cekatan pada saat membuka dan
menutup kran serta menyalakan dan mematikan pompa, harus mengikuti
prosedur yang ada agar hasil yang didapat akurat.
2. Sebaiknya praktikan harus lebih teliti menentukan tinggi unggun karena
pergerakan partikel yang terus bergerak mempengaruhi ketelitian
pengukuran
3. Sebaiknya praktikan memahami konsep dasar fluidisasi sehingga mampu
mengambil kesimpulan yang sesuai teori

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


DAFTAR PUSTAKA

Febijanto, Irhan. 2009. “Efek Gaya Antar Partikel Dan Diameter Partikel
Terhadap Kecepatan Minimum Fluidisasi”. Jurnal Energi dan
Lingkungan.5.58.

Iswara, MochammadAgung Indra. 2107. “Penentuan Kecepatan Minimum


Fluidisasi dan Bubbling Batu Bara di Dalam Fluidized Bed Dengan
Simulasi CFD”. Jurnal Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya. 51-57.

Mc Cabe. W. L., Smith, J. C. and Harriot, P. 1993. “Unit Operation of Chemical


Engineering”.6th Edition. Mc Graw-Hill, Inc. New York.

Perry.R.H. and Green D.W.1999.”P erry’s Chemical Engineer’s Hard Book, 7 th


edition” Mc Grow Hill Back Company. Singapore

Tim dosen. 2019. “Fluidisasi”. Surabaya: Jurusan Teknik Kimia UPN Veteran
Jawa Timur
Widayati. 2010. “Fenomena dan Kecepatan Minimum (Umf) Fluidisasi”.
Eksergi.10.42.44

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


LAMPIRAN I

Diketahui data sebagai berikut:


a. Densitas (ρ) Air Ledeng : 0,921 gr/cm 2
b. Densitas (ρ) Air raksa : 13,6 gr/cm2
c. Tinggi Unggun Diam : 10 cm
d. Diameter partikel resin : 0,3 mm

Diambil sampel pehitungan pada valve dengan bukaan 1/15


1. Perhitungan Porositas
1−0,184
( 1−εf )=
h unggun
h unggun diam
1−0,184
¿
11,5
10
0,816
¿
1,15
¿ 0,70956
εf =1−0,816
¿ 0,184

2. Luas kolom (A)


Diameter (D) kolom = 12.6 cm
1
A= π D 2
4
1
A= .3,14. 12,62
4
A=124,6626 cm2

3. Viskositas (μ) air ledeng


gr
μ aquades=0,0085
cm s

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


ρ air ledeng .t
μ air ledeng= x μ aquades
ρ aquadest . t
0,921 .5
μ air ledeng= x 0,0085
1 .5
gr
μ air ledeng=0,0078
cm s

4. Laju Linear (v0 )(bukaan 160)


Q
v 0=
A
v 0=38/ 124,6626
cm
v 0=0,304822
s

5. Menghitung Nilai bilangan Reynold


Diameter pipa = 1,5799 cm
D p . v 0 . ρ air ledeng
N ℜ=
μ air ledeng
1,5799 .0,5676 .0,921
N ℜ=
0,0078
= 111,484

6. ∆P Persamaan Ergundalam unggun diam


2 2 2
∆ P 150 . ( 1−εf ) . ρ airledeng . v 0 1,75. ρ air ledeng v 0 ( 1−εf )
= +
L ∅ 2 . N ℜ . D p . g c . εf 3 ∅2 . D p . gc . εf 3

2 2 ❑ 2
∆ P 150 . ( 0,709565217 ) .0,921 . 0,304822778 1,75 . ( 0,709565217 ) . 0,304822778 . 0,709
= +
L 12 . 57 .1,5799 . 1. 0,184 3 12 .57.1,5799 .1 .0,184 3
¿21,65235253

7. Umf persamaan ergun


∆ P2 persamaan ergun−( ρ raksa− ρ airledeng ) gc
Umf =
μ air ledeng x 1650

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


21,652362−( 13,6−0,921 ) x 1
¿
0,0078 x 1650
¿ 35,4544499

8.% Kesalahan ∆P

35,4544499−5,3942
% kesalahan ∆P = x100%
35,4544499
= 84,7855 %

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


LAMPIRAN II

Gambar 1. Mengukur tinggi unggun Gambar 2. Menimbang piknometer


kosong

Gmabar 3. Menimbang piknometer isi Gambar 4. Mengamati kenaikan


resin

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21


PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 22

Anda mungkin juga menyukai