Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

“BELERANG DAN ASAM SULFAT”


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT  yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam semoga  dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
sahabat, juga para pengikutnya.
Dalam penyusunan  makalah  ini penulis dapat menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik  agar dapat memberikan sebuah
informasi agar kedepannya bisa membuat makalah lebih baik lagi

Surabaya, 10 Maret 2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI…………………….……………………..…………………………ii

BAB I.......................................................................................................................1
I.1.Latar Belakang..............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
II.1. Pengertian Be;erang Dan Asam Sulfat.....................................................3
II.1.1 Bahan Baku Industri Belerang dan Asam Sulfat..............................4
II.1.2 Proses Industri Belerang dan Asam Sulfat........................................6
II.1.3 Produk dalam Industri Asam Sulfat................................................18
II.1.4 Manfaat Dan Bahaya Produk yang dihasilkan dalam Industri
Belerang dan Asam Sulfat............................................................................20
BAB III..................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................22
III.1 Kesimpulan...............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah
pegunungan dan hutan tropis. Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar,
stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain. Bentuknya adalah non-
metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya,
adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai
unsur murni atau sebagai mineralmineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting
untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya
terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan
fungisida. Belerang dikenal masyarakat (khususnya para petani) adalah sejenis bahan
untuk digunakan pembasmi tikus. Dengan alat khusus, belerang diubah untuk
menjadi asap yang dimasukkan pada lubang-lubang tikus di persawahan, sehingga
tikus dibuatnya semaput. Manfaat belerang padahal cukup banyak khususnya untuk
dunia industri.
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi,
antara lain industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam
sulfat merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam
kapasitas besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam
sulfat agar mengurangi biaya pembelian bahan baku. Oleh karena itu, agar kita lebih
memahami mengenai industri belerang dan asam sulfat, maka makalah ini akan
membahas mengenai industri belerang dan asam sulfat.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa karakteristik bahan baku yang digunakan dalam industri belerang dan
asam sulfat?
2. Bagaimana proses industri belerang dan asam sulfat?
3. Bagaimanakah karakteristik produk dari industri belerang dan asam
sulfat?
4. Apa manfaat dan bahaya produk yang dihasilkan industri belerang dan asam
sulfat?
1.3 Tujuan Penulisan

1
1. Mengetahui karakteristik bahan baku yang digunakan dalam industri
belerang dan asam sulfat.
2. Memahami proses industri belerang dan asam sulfat.
3. Mengetahui produk dalam industri dan asam sulfat
4. Memahami manfaat dan bahaya produk yang dihasilkan dalam industri
belerang dan asam sulfat.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Mengetahui karakteristik bahan baku yang digunakan dalam industri
belerang dan asam sulfat.
2. Memahami proses industri asam sulfat.
3. Mengetahui produk dalam industri belerang dan asam sulfat
4. Memahami manfaat produk yang dihasilkan dalam industri belerang dan
asam sulfat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Be;erang Dan Asam Sulfat


Belerang atau Sulfur adalah unsure kimia dalam SPU yang memiliki
lambing S dan nomor atom 16. Belerang merupakan unsur non-logam yang
tidak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat
kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau
sebagai mineral-mineral sulfida dan sulfat. Belerang adalah unsur penting
untuk kehidupan dan ditemukan dalam 2 asam amino. Belerang di Indonesia
banyak terdapat bebas di daerah gunung berapi. Selain terdapat sebagai unsur
bebas, juga terdapat dalam bentuk senyawa logam dalam bijih belerang.
Belerang digunakan terutama untuk membuat asam sulfat. Pada industri ban,
belerang digunakan untuk vulkanisasi karet yang bertujuan agar ban
bertambah ketegangannya serta kekuatannya. Selain itu belerang juga
digunakan dalam pembuatan pupuk, bubuk mesiu, korek api, insektisida, dan
fungisida.

Pada mulanya unsur ini disebut brimsone yang berarti batu yang
mudah terbakar. Belerang juga terdapat dalam gas alam, minyak bumi, dan
batu bara. Dalam keadaan bebas, umumnya belerang terdapat di daerah
gunung berapi. Adapun dalam bentuk senyawanya, belerang ditemukan
dalam bentuk mineral sulfida, seperti besi sulfida (FeS2), gips
(CaSO4.2H2O), dan seng sulfida (ZnS). Belerang terkandung dalam gas alam
seperti H2S dan SO2.

Asam sulfat merupakan salah satu senyawa yang paling


penting yang dibuat oleh industri kimia. Asam sulfat digunakan sebagai
untuk membuat ratusan senyawa kimia yang dibutuhkan oleh hampir
setiap industri. asam sulfat skala industri yang dapat menopang berbagai
industri lainnya di Indonesia. Di Indonesia sendiri asam sulfat juga ada

3
diproduksi, namun hasil produksi tidak sejalan dengan kebutuhan asam
sulfat sehingganya pabrik-pabrik yang ada harus mengimpornya dari luar
negri, yang tentunya dengan harga tinggi.

Gambar 1. Struktur Asam sulfat

Secara alami Asam sulfat terbentuk melalui oksidasi mineral


sulfide misalnya pada besi sulfida, yaitu pada asam tambang yang berasal
dari air yang dihasilkan dari oksidasi,yang mana air dapat melarutkan
logam-logam yang ada pada biji logam sulfida tersebut, melalui
membentukan uap awan yang beracun. Asam sulfat diproduksi dari bahan
baku utama yaitu belerang, air, dan oksigen.

II.1.1 Bahan Baku Industri Belerang dan Asam Sulfat


Belerang terdapat dalam keadaan unsur bebas ataupun dalam
senyawa sulfida Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah sulfur
atau belerang, yang berwarna kuning. Belerang di alam terdapat di kulit
bumi meliputi kira-kira 0,1% dari massa kulit bumi. Belerang dalam
keadaan unsur bebas terdapat di alam (daerah gunung berapi dan dalam
tanah). Dalam bentuk senyawa, belerang terdapat pada bijih-bijih seperti
pyrit (FeS2), sfalerit (ZnS), kalkoprit (CuFeS2), galena (PbS), atau pada
garam-garam sulfat seperti gips CaSO4, barium sulfat (BaSO4), maupun
magnesium sulfat (MgSO4). Sekitar 56% belerang diperoleh dengan
penambangan dari sulfur alam, 19% diperoleh dari senyawa-senyawa
sulfur seperti pyrite atau batuan sulfida/ sulfat lainnya, dan dari gas
buangan industri minyak bumi/ batu bara (H2S, SO2) 25%.

4
Penyebaran penambangan endapan belerang di Indonesia saat ini
baru diketahui terdapat dienam propinsi, dengan total cadangan sekitar
5,4 juta. Untuk belerang tipe sublimasi, karena proses terjadinya
didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka selama gunung berapi
aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi. Dengan demikian sumber daya
belerang sublimasi dapat dianggap tidak terbatas. Saat ini belerang
termurah dihasilkan dari China dan India.

Berikut daerah yang memiliki sumber belerang, antara lain:

1. Jawa barat : Gunung Tangkuban perahu, Danau Putri,


Galunggung, Ceremai, Telaga bodas
2. Jawa tengah : Gunung Dieng
3. Jawa timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, kawah Ijen.
4. Sumatera utara : Gunung Namora
5. Sulawesi utara : Gunung Mahawu, Soputan
6. Maluku : Pulau Damar

Dari total jumlah sulfur yang diproduksi tersebut, sekitar 70-85%


digunakan untuk pembuatan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat banyak
digunakan untuk industri pupuk (37%), industri bahan kimia (18%), industri
bahan warna (8%), pulp dan kertas (7%), besi baja, serat sintetis, minyak bumi
dan lain-lain.

5
pupuk
Refining minyak bumi
Proses kontak Asam fosfat

Sulfur alam pyrite SO2 H2SO4 Alumunium sulfat

Proses bilik Rayon dan serat


timbal Pulp
Bahan warna dan lain-lain

Gambar 1. Skema bahan baku dan penggunaan asam sulfat


II.1.2 Proses Industri Belerang dan Asam Sulfat
1. Penambangan dan Pembuatan Belerang

a) Pengambilan belerang alam dari dalam tanah (Proses Frasch)


Sebelum proses Frasch dikembangkan, belerang unsur ditambang
dengan cara manual, yaitu belerang dalam bijih dikonsentrasi dengan
membakar sebagian belerang itu dalm tumpukan agar sebagian
belerang lainnya meleburdan zat cairnya ditarik keluar, kemudian
dicetak dalam cetakan.
Proses Frasch. Sejak akhir tahun 1890-an, Herman Frasch telah
menciptakan cara yang cerdik untuk melebur belerang di bawah tanah
atau di bawah laut, untuk kemudian dipompakan ke permukaan.

6
Gambar 2. Skema Penambangan Belerang

Lubang-lubang bor digali sampai ke dasar lapisan yang mengandung


belerang dengan menggunakan peralatan pemboran minyak biasa,
sampai kedalaman 150 – 750 m. Kemudian suatu sarangan yang terdiri
dari tiga pipa dengan diameter berkisar antara 3 cm sampai 20 cm
dilewatkan melelui strata yang mengandung belerang dan berhenti di
bagian atas anhidrat yang tidak mengandungnya, seperti pada gambar.

Sebuah pipa 10 cm dimasukkan ke dalam pipa 20 cm, sehingga


terbentuk sebuah ruang anulus di antara keduanya yang menjangkau
sampai hampir ke dasar batuan yang mengandung belerang, dan duduk
pada suatu kalung yang menutup rapat ruang anulus antara pipa 20 cm
dan 10 cm tersebut. Sebuah pipa dengan diameter 3 cm dijulurkan di
tengah-tengah sampai sedikit di atas kalung. Lubang-lubang dibagian
atas digunakan untuk air panas keluar dan lubang dibagian bawah untuk
belerang lebur masuk.

o
Untuk mengoperasikan proses Frasch ini, air panas bersuhu 160 C
dilewatkan melalui ruang anulus antara pipa 20 cm dan pipa 10 cm. Air
itu akan keluar melalui perforasi (lubang-lubang) ke dalam formasi

7
berpori di dasar sumur. Batuan yang mengandung belerang di sekitar
sumur, yang dilalui oleh sirkulasi air panas tersebut akan menjadi panas
dan suhunya naik sampai di atas titik cair belerang, yaitu kira-kira
o
115 C. Belerang cair yang lebih berat dari air akan tenggelam dan
membentuk suatu kolam di sekitar dasar sumur, kemudian masuk
melalui perforasi sebelah bawah, lalu naik ke atas melelui ruang antara
pipa 10 cm dan pipa 3 cm. belerang cair itu didorong ke atas oleh
tekanan air panas sampai kira-kira separuh ketinggian ke permukaan.
Udara bekanan air panas dipompakan melalui pipa 3 cm untuk
mengaerasi belerang cair dan menurunkan densitasnya sehingga naik
kepermukaan.

Sedangkan air ditarik keluar dari formasi itu dengan laju aliran kira-kira
sama dengan laju injeksinya, agar tidak terjadi peningkatan tekanan yang
dapat menyebabkan pemasukannya terhenti. Setelah sampai dipermukaan,
belerang cair itu dialirkan melalui pipa-pipa yang dipanaskan dengan uap ke
dalam pemisah (separator), dimana udara dikeluarkan. Belerang itu
kemudian dibiarkan memadat di dalam tong-tong penimbunan atau tetap
dalam keadan cair di dalm tangki penimbunan yang dipanaskan dengan
uap.

b) Pengambilan belerang alam dari gunung berapi (Indonesia)


Deposit sulfur di gunung berapi dapat berupa batuan, lumpur sedimen
atau lumpur sublimasi, kadarnya tidak begitu tinggi (30 – 60%) dan
jumlahnya tidak begitu banyak (600 - 1000 juta ton). Untuk pemanfaatan
sumber alam ini diperlukan peningkatan kadar sulfur terlebih dahulu,
antara lain dengan cara flotasi dan benefication proses. Dalam flotasi
dilakukan penambahan air dan frother, sehingga sulfur akan terapung dan
dapat dipisahkan. Prinsip kerja dari proses flotasi didasarkan pada
perbedaan tegangan permukaan dari mineral di dalam air (aqua) dengan
cara mengapungkan mineral ke permukaan. Secara garis besar pemisahan
dengan cara flotasi dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap conditioning dan
tahap pengapungan mineral (flotasi). Tahap conditioning bertujuan untuk

8
membuat suatu mineral tertentu bersifat hidrofobik dan mempertahankan
mineral lainnya bersifat hidrofilik. Pada tahap conditioning ini, ke dalam
pulp dimasukkan beberapa reagen flotasi. Sedangakan tahap flotasi atau
aerasi adalah tahap pengaliran udara kedalam pulp secara mekanis baik
agitasi maupun injeksi udara.

Dari gambar di atas terlihat bahwa pada proses flotasi mineral yang akan
dipisahkan bersama dengan reagen akan menempel pada gelembung udara
dan naik ke permukaan, sedangkan sisanya berupa pasir halus dan air yang
disebut tailing. Sedangkan dalam benefication proses, sulfur setelah
ditambahkan air dan reagen-reagen dipanaskan dalam autoklaf selama ½ -
¾ jam pada tekanan 3 atm, sehingga setiap partikel kecil sulfur terkumpul,
kemudian dilakukan pencucian dengan air untuk menghilangkan tanah,
lalu dipanaskan kembali dalam autoklaf sehingga sulfur terpisah sebagai
lapisan sulfur dengan kadar 80 – 90%.

c) Pengambilan belerang dari gas buang bahan bakar


Sulfur dapat diperoleh dari gas buang pembakaran batubara atau
pengilangan minyak bumi yang tidak boleh dibuang ke udara karena dapat
menimbulkan pencemaran.

Pengolahan gas buang untuk memperoleh sulfur ini biasa dilakukan


dengan menggunakan proses Claus. Pada proses ini, gas-gas tersebut (H2S)
terlebih dahulu diadsorpsi dengan menggunakan etanolamin untuk
memisahkannya dari gas-gas lain, yang kemudian akan masuk ke unit

9
Claus. Terdapat dua tahapan pada proses Clause, yaitu thermal step dan
catalityc step.

Pada thermal step, sebagian gas H 2S akan teroksidasi dengan udara, ini
o
dilakukan dalam tungku reaksi pada suhu tinggi (1000 – 1400 C ).
Sehingga sulfur akan terbentuk dan akan dihasilakan pula gas SO2, namun
beberapa gas H2S tetap tidak bereaksi. Dengan reaksi sebagai berikut:

H2S+3O2 2SO2 +2H2O - 24,89 kcal


Kemudian pada catalityc step, gas H2S yang belum teroksidasi pada
thermal step direaksikan dengan SO2 pada suhu yang lebih rendah (sekitar
o
200 – 350 C) selama katalis untuk memperoleh belerang. Dengan reaksi
sebagai berikut:

4H2S + 2SO2 S6 + 4H2O - 42,24 kcal


Pada tahap kedua dibutuhkan katalis untuk membantu gas H2S bereaksi
lebih cepat dengan SO2. Tetapi pada tahap ini tidak semua gas H 2S dapat
cepat bereaksi sehingga dibutuhkan dua atau tiga tahap katalitik, seperti
yang terlihat pada gambar. Setelah melalui kedua tahap tersebut masih ada
sejumlah kecil gas H2S yang masih tertinggal dalam tail gas, dan biasanya
dapat ditangani dengan proses unit tail gas, sehingga secara keseluruhan
akan didapatkan sekitar 99,8% sulfur.

10
Berikut gambar unit pemulihan belerang proses Claus dalam industri pada
pabrik Okotoks.

d) Pengambilan belerang dari batuan sulfide


Sulfur dapat pula diambil dari batuan sulfida atau sulfat, seperti pyrite
FeS2, colcopyrite CuFeS2, covelite CuS, galena PbS, Zn blende ZnS, gips
CaSO4, anglesite PbSO4, dan lain-lain. Proses yang dapat digunakan untuk
pemulihan belerang unsur dari pyrite adalah proses peleburan-kilat
Outokumpu, proses Orkla, dan proses Noranda, tetapi dewasa ini hanya
proses Outokumpu yang masih beroperasi secara komersial. Pada proses
ini akan dihasilkan gas yang mengandung sulfur dioksida (SO 2) cukup
tinggi untuk pembuatan asam sulfat.

Contoh reaksi utama pengolahan pyrite:

FeS2 S2(g) + FeS +25,98 kcal

2FeS + 3½O2 Fe2O3 + 2SO2 -295,02 kcal

11
2. Pembuatan Asam Sulfat
a. Proses kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri dengan
produk yang cukup besar adalah dengan proses kontak. Prinsip proses
kontak adalah reaksi oksidasi gas SO2 dengan oksigen dari udara dengan
memakai katalis padat dilanjutkan dengan absorpsi gas SO3 yang
dihasilkan untuk membentuk asam sulfat. Reaksi Utama :

Pt merupakan katalis yang mula-mula dipakai karena katalis ini aktif pada
suhu di atas 4000C. Reaksinya merupakan reaksi keseimbangan dan
ekoterm sehingga digunakan sejumlah konverter adiakat yang dipasang
secara seri dan dipasang pendingin di antara masing-masing konverter untuk
mendapatkan konversi sampai 95%. Konversi reaksi harus tinggi karena
SO2 yang tak bereaksi menimbulkan polusi udara.
a) Simbol Kontak dengan Absorpsi Tunggal
Bila menggunakan bahan baku seperti bijih sulfida, asam
bekas pakai atau lumpur asam, diperlukan pemurnian gas yang
cukup ekstensif. Kalor yang dilepas pada waktu reaksi katalitik
dimanfaatkan untuk memanaskan gas SO2 di dalam penukar kalor
sebelum masuk konversi katalitik. Kalor yang keluar dalam
pemanggangan bijih atau dalam pembakaran asam bekas biasanya
dipulihkan dalam bentuk uap bertekanan rendah.

Bahan yang digunakan pada proses ini adalah belerang dan


melalui proses berikut :

1) Belerang dibakar di udara, sehingga bereaksi dengan oksigen dan


menghasilkan gas belerang dioksida.

12
2) Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen dan dihasilkan
belerang trioksida.

Reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat dengan katalis


vanadium pentaoksida (V2O5) pada suhu ± 450 °C.

3) SO3 yang dihasilkan, kemudian dipisahkan, dan direaksikan


dengan air untuk menghasilkan asam sulfat.

4) Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan menghasilkan asam


sulfat yang sangat korosif. Untuk mengatasi hal ini, gas SO3
dialirkan melalui menara yang di dalamnya terdapat aliran H2SO4
pekat, sehingga terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) atau disebut
“oleum”. Asam pirosulfat direaksikan dengan air sehingga
menghasilkan asam sulfat dengan kadar 98%.

Berikut ini adalah diagram alir pabrik asam sulfat kontak yang
menggunakan pembakaran belerang dan absorpsi tunggal.

13
b) Proses Kontak dengan Absorpsi Ganda

Proses kontak kemudian mengalami modifikasi secara berangsur-


angsur dan menggunakan absorpsi ganda (juga disebut katalis
ganda), sehingga hasilnya lebih tinggi dan emisi SO2 yang belum
terkonversi dari cerobong asap berkurang.

Dalam konfigurasi aliran ini, gas yang keluar dari menara absorpsi
pertama dipanaskan lagi melalui pertukaran kalor dengan gas
konverter bawah dan masuk kembali dalam tahap akhir konverter
itu. Oleh karena itu, kadar sulfur trioksidanya rendah, reaksinya:

SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g)

Reaksi dapat berlangsung lebih jauh pada arah yang dihendaki dan
pemulihan dapat lebih tinggi dan mencapai 99,7%. Berikut ini adalah
diagram alir pabrik asam sulfat kontak yang menggunakan
pembakaran belerang dan absorpsi tunggal.

14
b. Proses Bilik Timbal

Proses bilik timbal yang dikembangkan pada pertengahan kedua abad ke-18,
membakar sulfur dalam bejana tanah liat. Sejumlah kecil SO3 yang
dihasilkan (bersamaan dengan SO2 yang menjadi produk utamanya)
diembunkan dan dimasukan ke dalam air untuk membuat asam sulfat. Suatu
penemuan yang tak sengaja mengungkapkan bahwa penambahan natrium
nitrat dan kalium nitrat meningkatkan rendemen SO3. Garam-garam ini
terurai untuk menghasilkan nitrogen dioksida yang bereaksi dengan SO2
dan menghasilkan SO3 :

SO2(g) + NO2(g) SO3(g) + NO(g)

Pada tahun 1736, Joshua Ward mengambil langkah penting berikutnya


dengan mengganti bejana tanah liat tempat sulfur dibakar dengan botol kaca
besar yang disusun berseri, untuk mempercepat proses.

Pengembangan bilik-timbal (lead chamber) berukuran kamar, yang


digunakan pertama kali oleh John Roebuck pada tahun 1746, secara
dramatis memperluas manufaktur asam sulfat. Produk dari bejana tanah liat
yang kuno itu hanya beberapa gram, dan botol kaca Ward dapat
menghasilkan beberapa kilogram. Sebaliknya, bilik-timbal dapat
memproduk asam sulfat dalam jumlah ratusan pound hingga berton-ton,
menurunkan harga produk karena skalanya yang besar serta menurunkan
biaya tenaga kerja. Dalam proses bilik-timbal, campuran sulfur dan kalium
nitrat diletakan dalam cedok (ladle) dan dibakar di dalam bilik besar yang
dilapisi timbal, lantainya digenangi dengan air. Gas mengembun pada
dinding dan diabsorpsi oleh air. Sesudah proses ini diulang beberapa kali,
asam sulfat encer diambil dan dididihkan untuk memekatkannya lebih
lanjut. Pengembangan terakhir meliputi penghembusan uap air untuk
mempercepat reaksi dengan air dan menyebarkan gas serta memisahkan
bilik pembakar dari bilik absorpsi.

15
Joseph Gay Lussac mengambil langkah maju yang nyata pada tahun 1835
ketika ia membangun menara untuk mengambil kembali NO yang
sebelumnya telah dihembuskan keluar dan dan mengkonversinya kembali
menjadi NO2 melalui reaksi dengan oksigen. Tepatnya, dalam menara Gay
Lussac, NO dikonversikan menjadi asam Nitrit (HNO2) yang dilarutkan
dalam asam sulfat berair;

2NO(g) + ½ O2(g) + H2O(l) 2HNO2(aq)

Asam nitrit kemudian direaksikan dalam menara kedua yang diberi nama
sesuai dengan pengembangannya, John Glover untuk mengoksidasi sulfur
dioksida :

2HNO2(aq) + SO2(g) H2SO4(g) + 2NO(g)

Reaksi keseluruhan langkah-langkah ini ternyata :


SO2(g) + ½ O2(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Pendaur ulangan oksida nitrogen sangat mengurangi konsumsi natrium
nitrat atau kalium nitrat, yang hanya sekarang diperlukan untuk
menggantikan dalam kehilangan dalam proses. Disamping itu, menara
Glover memproduksi asam sulfat yang lebih pekat 75 sampai 85 persen
H2SO4 berdasar massa dibandingkan 60 sampai 70 persen yang diperoleh
dengan metode terdahulu. Berikut adalah proses mendapatkan asam sulfat
dengan cara bilik timbal.

16
c. Proses Pemekatan Asam Sulfat
Asam encer dapat dipekatkan menjadi asam dengan konsentrasi yang agak
lebih tinggi dengan mencelupkan gelungan uap pemanas yang terbuat dari
timbal, di dalam tangki timbal atau tangki yang berlapis timbal dan bata.
Berdasarkan gambar konsentrator dengan tiupan uap seperti gambar
dibawah ini. Gas panas pada suhu sekitar 680 oC diperoleh dari pembakaran
minyak atau gas bahan bakar. Gas pembakaran yang panas ini ditiupkan dari
arah yang berlawanan terhadap asam sulfat itu di dalam kompartemen pada
drum pemekat dan air keluar bersama gelembung-gelembung gas dari asam.
Gas keluar paada suhu 230oC sampai 250oC dari kompartemen pertama
drum itu, masuk ke dalam kompartemen kedua, bersama dengan sebagaian
gas panas dari tanur pembakaran. Kemudian gas yang dihasilkan ini akan
keluar pada suhu 170oC sampai 180oC, dan masuk ke dalam drum pendingin
gas, dimana gas tersebut didinginkan lagi menjadi 100oC sampai 125oC
sambil menaikkans uhu asam encer ke titik didihnya. Oleh karena sebagian
asam sulfat itu terbawa ikut sebagai kabut, gas panas dilewatkan melalui
pembasuh venture dan separator siklon, kemudian dicuci dengan asam
umpan dan air untuk menyingkirkan kabut asam, sebelum dibuang ke udara.
Cara ini dapat menurunkan kabut asam sampai sekitar 35 mg/m 3 dengan

17
biaya investor yang lebih rendah dari pada bila menggunakan prisipitator-
kabut elektrostatik. Prosedur ini akan menghasilkan asam dengan
konsentrasi akhir 93%.

II.1.3 Produk dalam Industri Asam Sulfat


Produk asam sulfat yang dihasilkan oleh PT. Dunia Kimia Utama memiliki
konsentrasi 98,5%. Sifat fisik asam sulfat yang dihasilkan yaitu:

No. Parameter Sifat Fisik Produk

1. Bentuk Cairan
2. Warna Jernih
3. Bau Menyengat
o
4. Titik Didih 340 C
o
5. Titik Leleh 10,49 C

18
Sedangkan sifat kimia asam sulfat yang dihasilkan yaitu:

No. Parameter Sifat Kimia Produk

1. Rumus Molekul H2SO4


2. BM 98,08 gr/mol
3
3. Densitas 1,84 g/cm

4. Spgr 1,834
5. Kelarutan Larut dalam air dengan semua
perbandingan
6. Viskositas
26,7 cP (20 °C)

Perbandingan produksi dengan menggunakan proses kontak dengan proses


bilik timbal.

No Karakteristik Proses Kontak Proses Bilik Timbal

1 Tekanan 1 atm -

0 0
2 Suhu 450-500 C 400-600 C

19
II.1.4 Manfaat Dan Bahaya Produk yang dihasilkan dalam Industri
Belerang dan Asam Sulfat
A. Manfaat produk yang dihasilkan, yaitu :
1. Belerang

Khasiat belerang bagi tubuh manusia, antara lain:


a) Mengobati dari luka bekas gigitan binatang berbisa
b) Obat gatal-gatal pada kulit
c) Menghilangkan panu/kurap yang menghiasi kulit.
d) Selain berkhasiat bagi tubuh manusia, lebih dari 90% belerang yang
digunakan dikonversi menjadi asam sulfat, tetapi penggunaan di
industri pun banyak. Di antaranya adalah pembuatan pulp kertas,
karbon disulfida, insektisida, fungisida, bahan pemutih, karet
vulkanisasi, detergen, produk farmasi dan zat warna.
2. Asam Sulfat
Kegunaan asam sulfat adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat
pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu
mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras.
Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida.
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia.
Sebagai contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya
digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam,
yang digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat
asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4
digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis
untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana.

20
B. Bahaya dari produk yang dihasilkan, yaitu :

1. Belerang
Efek dari gas belerang terhadap manusia sangatlah bervariasi.
Dimana dengan konsentrasi rendah pada 1 ppm yang telah dihirup
manusia akan mengalami pengurangan fungsi paru-paru. Bila kedapatan
selama 20 menit mencapai konsentrasi 8 ppm akan memerahkan
tenggorokan, gangguan pada hidung, dan iritasi pada tenggorokan. Sekitar
20 ppm merupakan titik kritis dari iritasi konsentrasi SO2.

Pada beberapa kasus dimana terdapat konsentrasi SO2 yang sangat


tinggi pada ruangan tertutup, dapat mengakibatkan gangguan saluran
udara, hypoxemia (kekurangan oksigen pada darah), dan kematian dalam
hitungan menit.

2. Asam Sulfat

Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya.


Resiko utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan
luka bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam
pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran
pernafasan, dan membran mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan
cepat setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru apabila
kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom
akibat paparan kronis aerosol asam sulfat yang paling umumnya
dilaporkan adalah pengikisan gigi.

21
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh mengenai Industri Belerang dan asam
sulfat antara lain sebagai berikut.
1. Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam
industri pengolahan kimia.
2. Bahan baku yang digunakan dalam industri asam sulfat adalah belerang.
3. Proses industri asam sulfat terdiri dari proses kontak (absorpsi tunggal
dan ganda) dan proses bilik timbal.
4. Proses kontak dan bilik timbal memakai bahan dasar SO2 dari
pembakaran belerang.
5. Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko
utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka
bakar dan penghirupan aerosol asap.
6. Kegunaan asam sulfat adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta :

Erlangga.

Diawati, Chansyanah. 2010. Diktat Kimia Industri. Bandar Lampung :


Universitas Lampung.

Oxtoby, David W. 2003. Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

23

Anda mungkin juga menyukai