Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
sahabat, juga para pengikutnya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis dapat menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik agar dapat memberikan sebuah
informasi agar kedepannya bisa membuat makalah lebih baik lagi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI…………………….……………………..…………………………ii
BAB I.......................................................................................................................1
I.1.Latar Belakang..............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
II.1. Pengertian Be;erang Dan Asam Sulfat.....................................................3
II.1.1 Bahan Baku Industri Belerang dan Asam Sulfat..............................4
II.1.2 Proses Industri Belerang dan Asam Sulfat........................................6
II.1.3 Produk dalam Industri Asam Sulfat................................................18
II.1.4 Manfaat Dan Bahaya Produk yang dihasilkan dalam Industri
Belerang dan Asam Sulfat............................................................................20
BAB III..................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................22
III.1 Kesimpulan...............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah
pegunungan dan hutan tropis. Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar,
stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain. Bentuknya adalah non-
metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya,
adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai
unsur murni atau sebagai mineralmineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting
untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya
terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan
fungisida. Belerang dikenal masyarakat (khususnya para petani) adalah sejenis bahan
untuk digunakan pembasmi tikus. Dengan alat khusus, belerang diubah untuk
menjadi asap yang dimasukkan pada lubang-lubang tikus di persawahan, sehingga
tikus dibuatnya semaput. Manfaat belerang padahal cukup banyak khususnya untuk
dunia industri.
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi,
antara lain industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam
sulfat merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam
kapasitas besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam
sulfat agar mengurangi biaya pembelian bahan baku. Oleh karena itu, agar kita lebih
memahami mengenai industri belerang dan asam sulfat, maka makalah ini akan
membahas mengenai industri belerang dan asam sulfat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik bahan baku yang digunakan dalam industri belerang dan
asam sulfat?
2. Bagaimana proses industri belerang dan asam sulfat?
3. Bagaimanakah karakteristik produk dari industri belerang dan asam
sulfat?
4. Apa manfaat dan bahaya produk yang dihasilkan industri belerang dan asam
sulfat?
1.3 Tujuan Penulisan
1
1. Mengetahui karakteristik bahan baku yang digunakan dalam industri
belerang dan asam sulfat.
2. Memahami proses industri belerang dan asam sulfat.
3. Mengetahui produk dalam industri dan asam sulfat
4. Memahami manfaat dan bahaya produk yang dihasilkan dalam industri
belerang dan asam sulfat.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Mengetahui karakteristik bahan baku yang digunakan dalam industri
belerang dan asam sulfat.
2. Memahami proses industri asam sulfat.
3. Mengetahui produk dalam industri belerang dan asam sulfat
4. Memahami manfaat produk yang dihasilkan dalam industri belerang dan
asam sulfat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada mulanya unsur ini disebut brimsone yang berarti batu yang
mudah terbakar. Belerang juga terdapat dalam gas alam, minyak bumi, dan
batu bara. Dalam keadaan bebas, umumnya belerang terdapat di daerah
gunung berapi. Adapun dalam bentuk senyawanya, belerang ditemukan
dalam bentuk mineral sulfida, seperti besi sulfida (FeS2), gips
(CaSO4.2H2O), dan seng sulfida (ZnS). Belerang terkandung dalam gas alam
seperti H2S dan SO2.
3
diproduksi, namun hasil produksi tidak sejalan dengan kebutuhan asam
sulfat sehingganya pabrik-pabrik yang ada harus mengimpornya dari luar
negri, yang tentunya dengan harga tinggi.
4
Penyebaran penambangan endapan belerang di Indonesia saat ini
baru diketahui terdapat dienam propinsi, dengan total cadangan sekitar
5,4 juta. Untuk belerang tipe sublimasi, karena proses terjadinya
didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka selama gunung berapi
aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi. Dengan demikian sumber daya
belerang sublimasi dapat dianggap tidak terbatas. Saat ini belerang
termurah dihasilkan dari China dan India.
5
pupuk
Refining minyak bumi
Proses kontak Asam fosfat
6
Gambar 2. Skema Penambangan Belerang
o
Untuk mengoperasikan proses Frasch ini, air panas bersuhu 160 C
dilewatkan melalui ruang anulus antara pipa 20 cm dan pipa 10 cm. Air
itu akan keluar melalui perforasi (lubang-lubang) ke dalam formasi
7
berpori di dasar sumur. Batuan yang mengandung belerang di sekitar
sumur, yang dilalui oleh sirkulasi air panas tersebut akan menjadi panas
dan suhunya naik sampai di atas titik cair belerang, yaitu kira-kira
o
115 C. Belerang cair yang lebih berat dari air akan tenggelam dan
membentuk suatu kolam di sekitar dasar sumur, kemudian masuk
melalui perforasi sebelah bawah, lalu naik ke atas melelui ruang antara
pipa 10 cm dan pipa 3 cm. belerang cair itu didorong ke atas oleh
tekanan air panas sampai kira-kira separuh ketinggian ke permukaan.
Udara bekanan air panas dipompakan melalui pipa 3 cm untuk
mengaerasi belerang cair dan menurunkan densitasnya sehingga naik
kepermukaan.
Sedangkan air ditarik keluar dari formasi itu dengan laju aliran kira-kira
sama dengan laju injeksinya, agar tidak terjadi peningkatan tekanan yang
dapat menyebabkan pemasukannya terhenti. Setelah sampai dipermukaan,
belerang cair itu dialirkan melalui pipa-pipa yang dipanaskan dengan uap ke
dalam pemisah (separator), dimana udara dikeluarkan. Belerang itu
kemudian dibiarkan memadat di dalam tong-tong penimbunan atau tetap
dalam keadan cair di dalm tangki penimbunan yang dipanaskan dengan
uap.
8
membuat suatu mineral tertentu bersifat hidrofobik dan mempertahankan
mineral lainnya bersifat hidrofilik. Pada tahap conditioning ini, ke dalam
pulp dimasukkan beberapa reagen flotasi. Sedangakan tahap flotasi atau
aerasi adalah tahap pengaliran udara kedalam pulp secara mekanis baik
agitasi maupun injeksi udara.
Dari gambar di atas terlihat bahwa pada proses flotasi mineral yang akan
dipisahkan bersama dengan reagen akan menempel pada gelembung udara
dan naik ke permukaan, sedangkan sisanya berupa pasir halus dan air yang
disebut tailing. Sedangkan dalam benefication proses, sulfur setelah
ditambahkan air dan reagen-reagen dipanaskan dalam autoklaf selama ½ -
¾ jam pada tekanan 3 atm, sehingga setiap partikel kecil sulfur terkumpul,
kemudian dilakukan pencucian dengan air untuk menghilangkan tanah,
lalu dipanaskan kembali dalam autoklaf sehingga sulfur terpisah sebagai
lapisan sulfur dengan kadar 80 – 90%.
9
Claus. Terdapat dua tahapan pada proses Clause, yaitu thermal step dan
catalityc step.
Pada thermal step, sebagian gas H 2S akan teroksidasi dengan udara, ini
o
dilakukan dalam tungku reaksi pada suhu tinggi (1000 – 1400 C ).
Sehingga sulfur akan terbentuk dan akan dihasilakan pula gas SO2, namun
beberapa gas H2S tetap tidak bereaksi. Dengan reaksi sebagai berikut:
10
Berikut gambar unit pemulihan belerang proses Claus dalam industri pada
pabrik Okotoks.
11
2. Pembuatan Asam Sulfat
a. Proses kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri dengan
produk yang cukup besar adalah dengan proses kontak. Prinsip proses
kontak adalah reaksi oksidasi gas SO2 dengan oksigen dari udara dengan
memakai katalis padat dilanjutkan dengan absorpsi gas SO3 yang
dihasilkan untuk membentuk asam sulfat. Reaksi Utama :
Pt merupakan katalis yang mula-mula dipakai karena katalis ini aktif pada
suhu di atas 4000C. Reaksinya merupakan reaksi keseimbangan dan
ekoterm sehingga digunakan sejumlah konverter adiakat yang dipasang
secara seri dan dipasang pendingin di antara masing-masing konverter untuk
mendapatkan konversi sampai 95%. Konversi reaksi harus tinggi karena
SO2 yang tak bereaksi menimbulkan polusi udara.
a) Simbol Kontak dengan Absorpsi Tunggal
Bila menggunakan bahan baku seperti bijih sulfida, asam
bekas pakai atau lumpur asam, diperlukan pemurnian gas yang
cukup ekstensif. Kalor yang dilepas pada waktu reaksi katalitik
dimanfaatkan untuk memanaskan gas SO2 di dalam penukar kalor
sebelum masuk konversi katalitik. Kalor yang keluar dalam
pemanggangan bijih atau dalam pembakaran asam bekas biasanya
dipulihkan dalam bentuk uap bertekanan rendah.
12
2) Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen dan dihasilkan
belerang trioksida.
Berikut ini adalah diagram alir pabrik asam sulfat kontak yang
menggunakan pembakaran belerang dan absorpsi tunggal.
13
b) Proses Kontak dengan Absorpsi Ganda
Dalam konfigurasi aliran ini, gas yang keluar dari menara absorpsi
pertama dipanaskan lagi melalui pertukaran kalor dengan gas
konverter bawah dan masuk kembali dalam tahap akhir konverter
itu. Oleh karena itu, kadar sulfur trioksidanya rendah, reaksinya:
Reaksi dapat berlangsung lebih jauh pada arah yang dihendaki dan
pemulihan dapat lebih tinggi dan mencapai 99,7%. Berikut ini adalah
diagram alir pabrik asam sulfat kontak yang menggunakan
pembakaran belerang dan absorpsi tunggal.
14
b. Proses Bilik Timbal
Proses bilik timbal yang dikembangkan pada pertengahan kedua abad ke-18,
membakar sulfur dalam bejana tanah liat. Sejumlah kecil SO3 yang
dihasilkan (bersamaan dengan SO2 yang menjadi produk utamanya)
diembunkan dan dimasukan ke dalam air untuk membuat asam sulfat. Suatu
penemuan yang tak sengaja mengungkapkan bahwa penambahan natrium
nitrat dan kalium nitrat meningkatkan rendemen SO3. Garam-garam ini
terurai untuk menghasilkan nitrogen dioksida yang bereaksi dengan SO2
dan menghasilkan SO3 :
15
Joseph Gay Lussac mengambil langkah maju yang nyata pada tahun 1835
ketika ia membangun menara untuk mengambil kembali NO yang
sebelumnya telah dihembuskan keluar dan dan mengkonversinya kembali
menjadi NO2 melalui reaksi dengan oksigen. Tepatnya, dalam menara Gay
Lussac, NO dikonversikan menjadi asam Nitrit (HNO2) yang dilarutkan
dalam asam sulfat berair;
Asam nitrit kemudian direaksikan dalam menara kedua yang diberi nama
sesuai dengan pengembangannya, John Glover untuk mengoksidasi sulfur
dioksida :
16
c. Proses Pemekatan Asam Sulfat
Asam encer dapat dipekatkan menjadi asam dengan konsentrasi yang agak
lebih tinggi dengan mencelupkan gelungan uap pemanas yang terbuat dari
timbal, di dalam tangki timbal atau tangki yang berlapis timbal dan bata.
Berdasarkan gambar konsentrator dengan tiupan uap seperti gambar
dibawah ini. Gas panas pada suhu sekitar 680 oC diperoleh dari pembakaran
minyak atau gas bahan bakar. Gas pembakaran yang panas ini ditiupkan dari
arah yang berlawanan terhadap asam sulfat itu di dalam kompartemen pada
drum pemekat dan air keluar bersama gelembung-gelembung gas dari asam.
Gas keluar paada suhu 230oC sampai 250oC dari kompartemen pertama
drum itu, masuk ke dalam kompartemen kedua, bersama dengan sebagaian
gas panas dari tanur pembakaran. Kemudian gas yang dihasilkan ini akan
keluar pada suhu 170oC sampai 180oC, dan masuk ke dalam drum pendingin
gas, dimana gas tersebut didinginkan lagi menjadi 100oC sampai 125oC
sambil menaikkans uhu asam encer ke titik didihnya. Oleh karena sebagian
asam sulfat itu terbawa ikut sebagai kabut, gas panas dilewatkan melalui
pembasuh venture dan separator siklon, kemudian dicuci dengan asam
umpan dan air untuk menyingkirkan kabut asam, sebelum dibuang ke udara.
Cara ini dapat menurunkan kabut asam sampai sekitar 35 mg/m 3 dengan
17
biaya investor yang lebih rendah dari pada bila menggunakan prisipitator-
kabut elektrostatik. Prosedur ini akan menghasilkan asam dengan
konsentrasi akhir 93%.
1. Bentuk Cairan
2. Warna Jernih
3. Bau Menyengat
o
4. Titik Didih 340 C
o
5. Titik Leleh 10,49 C
18
Sedangkan sifat kimia asam sulfat yang dihasilkan yaitu:
4. Spgr 1,834
5. Kelarutan Larut dalam air dengan semua
perbandingan
6. Viskositas
26,7 cP (20 °C)
1 Tekanan 1 atm -
0 0
2 Suhu 450-500 C 400-600 C
19
II.1.4 Manfaat Dan Bahaya Produk yang dihasilkan dalam Industri
Belerang dan Asam Sulfat
A. Manfaat produk yang dihasilkan, yaitu :
1. Belerang
20
B. Bahaya dari produk yang dihasilkan, yaitu :
1. Belerang
Efek dari gas belerang terhadap manusia sangatlah bervariasi.
Dimana dengan konsentrasi rendah pada 1 ppm yang telah dihirup
manusia akan mengalami pengurangan fungsi paru-paru. Bila kedapatan
selama 20 menit mencapai konsentrasi 8 ppm akan memerahkan
tenggorokan, gangguan pada hidung, dan iritasi pada tenggorokan. Sekitar
20 ppm merupakan titik kritis dari iritasi konsentrasi SO2.
2. Asam Sulfat
21
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh mengenai Industri Belerang dan asam
sulfat antara lain sebagai berikut.
1. Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam
industri pengolahan kimia.
2. Bahan baku yang digunakan dalam industri asam sulfat adalah belerang.
3. Proses industri asam sulfat terdiri dari proses kontak (absorpsi tunggal
dan ganda) dan proses bilik timbal.
4. Proses kontak dan bilik timbal memakai bahan dasar SO2 dari
pembakaran belerang.
5. Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko
utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka
bakar dan penghirupan aerosol asap.
6. Kegunaan asam sulfat adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
22
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Oxtoby, David W. 2003. Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
23