Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN EKTRAKSI

Ekstraksi adalah pemisahan sutu zat berdasarkan perbedaan kelarutan terhadap


dua cairan tdak saling larut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solvent) sebagai
separating agent. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Sebagai separating agent, solvent harus dipilih
sedemikian hingga kelarutannya terhadap salah satu komponen murninya adalah
terbatas atau sama sekali tidak saling melarutkan. Oleh karena itu, dalam proses
ekstraksi akan terbentuk dua fase cairan yang saling bersinggungan dan selalu
mengadakan kontak. Fase yang banyak mengandung diluent disebut fase rafinat,
sedangkan fase yang banyak mengandung solvent dinamakan ekstrak.

 Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk


ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan Istilah-istilah berikut ini umumnya
digunakan dalam teknik ekstraksi:

1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi


2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan
ekstraksi
3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi
4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya
6. Ekstraktor: Alat ekstraksi
7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat
8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi dari
bahan ekstraksi yang cair
Menurut Mc Cabe et al. (1999), ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua cara
berdasarkan wujud bahannya yaitu:

1. Ekstraksi padat cair, digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut dari
campurannya dengan zat padat yang tidak dapat larut.
2. Ekstraksi cair-cair, digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling
bercampur, dengan menggunakan pelarut dapat melarutkan salah satu zat.

 Tahap-tahap ekstraksi

1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling


berkontak. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada
bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi
yang sebenarnya, yaitu pelarutan ekstrak.
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan
atau filtrasi.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya
dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak
dapat langsung diolah lebih lanjut atau diolah setelah dipekatkan.
 Faktor- faktor yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut;
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal. Semakin kecil
ukurannya, semakin besar lusa permukaan antara padat dan cair; sehingga laju
perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan kata lain, jarak untuk berdifusi
yang dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.
2. Temperatur
Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di
dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk
memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.
3. Pengadukan fluida
Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan
proses difusi, sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan
partikel ke zat pelarut. Pemilihan juga diperlukan tahap-tahap lainnya.
pada ektraksi padat cair misalnya, dapat dilakukan pra-pengolahan
(pengecilan) bahan ekstraksi atau pengolahan lanjut dari rafinat (dengan
tujuan mendapatkan kembali sisa-sisa pelarut).
4. Waktu Ekstraksi
Lamanya waktu ekstraksi mempengaruhi volume ekstrak minyak dedak
yang diperoleh. Semakin lama waktu ekstraksi semakin lama juga waktu
kontak antara pelarut n-hexane dengan bahan baku dedak sebagai
padatan sehingga semakin banyak zat terlarut yang terkandung di dalam
padatan yang terlarut di dalam pelarut.
5. Zat pelarut
Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan pelarut
pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat
bersikulasi dengan mudah. Biasanya, zat pelarut murni akan diapaki pada
awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir, konsentrasi zat terlarut
akan naik dan laju ekstraksinya turun, pertama karena gradien konsentrasi
akan berkurang dan kedua zat terlarutnya menjadi lebih kental.

 Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut


ini :
a. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen lainnya dari bahan yang diekstrak. Dalam hal ini, larutan
ekstrak yang diperoleh harus dibersihkan yaitu dengan mengekstraksi
larutan tersebut dengan pelarut kedua.
b. Kelarutan
Pelarut harus mempunyai kemampuan untuk melarutkan solute
sesempurna mungkin. Kelarutan solute terhadap pelarut yang tinggi akan
mengurangi jumlah penggunaan pelarut, sehingga menghindarkan terlalu
besarnya perbandingan antara pelarut dan padatan.
c. Kerapatan
Perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan solute akan
memudahkan pemisahan keduanya.
d. Aktivitas kimia pelarut
Pelarut harus bahan kimia yang stabil dan inert terhadap komponen
lainnya didalam sistem.
e. Titik didih
Pada proses ekstraksi biasanya pelarut dan solute dipisahkan dengan cara
penguapan, distilasi atau rektifikasi. Oleh karena itu titik didih kedua
bahan tidak boleh terlalu dekat. Dari segi ekonomi akan menguntungkan
bila titik didih pelarut tidak terlalu tinggi.
f. Viskositas pelarut
Pelarut harus mampu berdifusi kedalam maupun ke luar dari padatan
agar bisa mengalami kontak dengan seluruh solute. Oleh karena itu,
viskositas pelarut harus rendah agar dapat masuk dan keluar secara
mudah dari padatan
g. Rasio pelarut
Rasio pelarut yang dipakai terhadap padatan harus sesuai dengan
kelarutan zat terlarut atau solute pada pelarut. Semakin kecil kelarutan
solut terhadap pelarut, semakin besar juga perbandingan pelarut
terhadap padatan, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian
perbandingan solute dan pelarut yang tepat akan mampu memberikan
hasil ekstraksi yang diharapkan.
KESETIMBANGAN ADALAH
Peristiwa tidak terjadinya lagi suatu perpindahan massa
komponen yang ditandai dengan kesamaan konsentrasi
dan kesamaan suhu sehingga suhu tidak mengalir atau
bisa disebut dalam keadaan jenuh dan beralir ke stage
berikutnya

HEAVY LIQUID ( CAIRAN BERAT )


Cairan berat adalah larutan atau zat kimia cair dengan
kepadatan tinggi dan viskositas yang relatif rendah.
Cairan berat sering digunakan untuk penentuan densitas
dalam mineralogi, untuk sentrifugasi gradien densitas
dan untuk memisahkan campuran.

LIGHT LIQUID ( CAIRAN RINGAN )


DIFUSI

Difusi merupakan kejadian atau peristiwa berpindahnya suatu zat


dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan
dinamakan gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga semua
partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan
di mana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan
konsentrasi.

Proses difusi terjadi ketika adanya pergerakan atau perpindahan


partikel suatu zat baik itu zat padat, cair maupun gas dari suatu tempat
yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi rendah yang mana
pastinya melewati suatu membra.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:[1]

 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin


cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi
semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin
lambat kecepatan difusi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat
kecepatan difusinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin
lambat kecepatan difusinya.
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi
untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula
kecepatan difusinya.
Recovery mrpkn persentase harapan, dlm
hal ini brp persen harapan sdr utk minyak dlm bhn
baku bisa terelstraksi..
Klo recovery 95% artinya sdr berharap 95% dari
minyak yg masuk bisa diekstrasi kedlm produk..
%Rec = ( jumlah minyak 'yg terekstrak'/ jmlh
minyak yg masuk) ×100%

Karena itu tdk bisa sdr gunakan %recovery utk


menghitung solven..
EKSTRAKSI PADAT-CAIR

Ekstraksi padat cair (leaching) adalah proses pemisahan suatu zat terlarut
yang terdapat dalam suatu padatan dengan mengontakkan padatan tersebut
dengan pelarut (solvent) sehingga padatan dan cairan bercampur dan kemudian
zat terlarut terpisah dari padatan karena larut dalam pelarut. Pada ekstraksi padat
cair terdapat dua fase yaitu fase overflow (ekstrak) dan fase underflow
(rafinat/ampas).

Ekstraksi padat cair atau leaching merupakan suatu proses pemisahan satu
atau beberapa komponen dari campurannya dalam padatan secara difusional
dengan bantuan pelarut. Saat pengontakan padatan dengan pelarut, terjadi
perpindahan sebagian solute kedalam fasa cair (pelarut) secara difusional yang
berlangsung hingga kesetimbangan tercapai. Cara pengontakan dapat dilakukan
dengan mengaduk suspensi padatan di dalam tangki (dispersi) atau dengan
menyusun padatan tersebut dalam suatu unggun tetap kemudian cairan pelarut
mengalir diantara butiran padatan (imersi) . Perpindahan massa berlangsung pada
bidang kontak antara fasa padat dan fasa cair. Pengecilan ukuran padatan
dilakukan untuk memperluas permukaan kontak dan memperkecil lintasan kapiler
dalam padatan yang harus dilewati pelarut saat berdifusi sehingga mengurangi
tahanan perpindahan massanya
 Metode Operasi Ekstraksi Padat-Cair
terdapat 4 jenis metoda operasi ekstraksi padat-cair.

1. Operasi dengan Sistem Bertahap Tunggal


Dengan metode ini, pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan
sekaligus, dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa.
Cara ini jarang ditemukan dalam operasi industri karena perolehan solute
yang rendah.

Gambar 2.1 Sistem Operasi Ekstraksi Bertahap Tunggal

2. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar atau


aliran silang.
Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut dalam
tahap pertama; kemudian aliran bawah dari tahap ini dikontakkan dengan
pelarut baru pada tahap berikutnya, dan demikian seterusnya. Larutan yang
diperoleh sebagai aliran atas dapat dikumpulkan menjadi satu seperti yang
terjadi pada sistem dengan aliran sejajar, atau ditampung secara terpisah,
seperti pada sistem dengan aliran silang.

Gambar 2.2 Sistem Bertahap Banyak dengan Aliran Sejajar co current

Gambar 2.3 Sistem Bertahap Banyak dengan Aliran Silang cross current

3. Operasi Secara Kontinu dengan Aliran Berlawanan (Counter Current)


Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan.
Operasi dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat
yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru. Operasi berakhir
pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut
baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Dapat dimengerti
bahwa sistem ini memungkinkan didapatkannya perolehan solut yang tinggi,
sehingga banyak digunakan di dalam industri.
4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran
berlawanan
Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun
berderet atau dalam lingkaran yang dikenal sebagai rangkaian ekstraksi
(extraction battery). Di dalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam
setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa larutan yang konsentrasinya
makin menurun. Padatan yang hampir tidak mengandung solute
meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut baru,
sedangkan larutan pekat sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu
dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.

 Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi


atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair, yaitu:
a. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa
padat dan fasa cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan
yang seluas mungkin.
b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju
alir bahan ekstraksi.
c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

LANJUTAN DI JENIS2 EKSTRAKSI


EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute
dipisahkan dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran
diluen dan solven ini adalah heterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika
dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak).
Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada
keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan)
solute dari larutan yang ada. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan
terjadinya proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari
kondisi setimbang.

Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.

Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.

LANJUTAN DI MAKALAH EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Anda mungkin juga menyukai