Anda di halaman 1dari 24

TANGKI BERPENGADUK

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“TANGKI BERPENGADUK”
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
INTISARI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1. Latar Belakang................................................................................................1
I.2 Tujuan...............................................................................................................1
I.3 Manfaat.............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
II.1 Tangki Berpengaduk.......................................................................................2
II.1.1 Pengadukan dan Pencampuran....................................................................3
II.1.2 Jenis – Jenis Pengaduk.................................................................................3
II.1.3 Persamaan – Persamaan...............................................................................4
II.1.4 Jenis – Jenis Aliran......................................................................................5
II.1.5 Arah Aliran..................................................................................................5
II.1.6 Aplikasi dari Tangki Berpengaduk..............................................................5
II.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengadukan............................................6
II.3 Sifat Bahan......................................................................................................6
II.4. Hipotesis........................................................................................................7
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM.............................................................8
III.1 Bahan.............................................................................................................8
III.2 Alat................................................................................................................8
III.3 Prosedur.........................................................................................................9
III.4 Variabel.........................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................11
IV.1 Hasil Perhitungan........................................................................................11

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I i


TANGKI BERPENGADUK

IV.2 Pembahasan.................................................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................17
V.1 Kesimpulan...................................................................................................17
V.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
LAMPIRAN 1........................................................................................................20

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I ii


TANGKI BERPENGADUK

INTISARI
Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut
cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya
mempunyai semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing) dilain pihak ialah
peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu
menyebar kedalam bahan yang lain dan sebaliknya. Sedang bahan-bahan itu
sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu,
umpama air satu tangki, dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur, kecuali jika
ada suatu bahan lain yang ditambahkan pada air itu.
Tujuan dari percobaan tersebut untuk memperoleh data bilangan Reynold
dan bilangan Power dari proses pengadukan. Untuk mengetahui hubungan antara
bilangan Reynold dan bilangan Power melalui kurva yang dibuat berdasarkan data
dengan variasi kecepatan, ketinggian dan ada tidaknya baffle. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses pengadukan. Selain itu dapat
menentukan kondisi optimum pencampuran. Dapat mengetahui hubungan antara
waktu pencampuran dengan kecepatan putaran. Dan mengetahui kebutuhan daya
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan putaran, adalah
konsentrasi suatu larutan, yaitu berpengaruh terhadap viskositas liquid tersebut.
Semakin tinggi konsentrasi nya semakin tinggi pula viskositas liquid semakin
lambat pengadukan, begitupun sebaliknya. Hubungan antara konsentrasi dengan
viskositas adalah berbanding lurus sedangkan hubungan antara konsentrasi
dengan kecepatan adalah berbanding terbalik. Ada tidaknya baffle juga
berpengaruh pada pengadukan, baffle bertujuan untuk menghilangkan vortex saat
pengadukan, vortex sangat tidak diinginkan pada proses pengadukan karena
menyebabkan zat tersebut tidak homogen karena tidak terdistribusi merata.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iii


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan suatu proses
pengadukan, seperti saat mencampur suatu larutan dengan gula. Keberhasilan
suatu proses pencampuran komponen sangat bergantung pada keefektifan
pengadukan. Pada proses pengadukan bisa terjadinya suatu aliran cairan yang
berputar jika meletakkan suatu pengaduk pada daerah tertentu. Akan tetapi kita
tidak mengetahui peletakan serta beberapa banyak bahan kecepatan yang
dibutuhkan untuk suatu pengaduk tersebut. Daya larut suatu bahan dengan bahan
lain belum tentu sama titik oleh karena itu dilakukan praktikum tangki
berpengaduk agar dapat mengetahui daya larut serta homogenitas dari suatu bahan
maupun cairan.

I.2 Tujuan
1. Untuk mencari waktu homogenitas suatu larutan
2. Untuk mencari daya terendah yang dibutuhkan dalam suatu proses
pengadukan
3. Untuk mencari bilangan reynold dan bilangan power pada daya
terendah
4. Untuk mencari kecepatan pengadukan pada daya terendah
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui dan menerapkan aplikasi tangki
berpengaduk dalam dunia industri
2. Agar praktikan dapat mengetahui proses pencampuran fluida dengan suatu
tangki berpengaduk
3. Agar praktikan dapat mengetahui hubungan daya agar dengan kecepatan
putaran

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengadukan dan Pencampuran


Pengaduk menunjukkan gerakan yang tereduksi menurut syarat tertentu
pada suatu bahan di dalam bejana di mana gerakan itu bergaya mempunyai
semacam pola sirkuit pencampuran, ialah peristiwa penyebarnya bahan-bahan
secara acak di mana bahan satu menyebar kedalam bahan yang lain dan
sebaliknya sedangkan bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase. Adapun
tujuan pengadukan antara lain ialah untuk membuat suspensi partikel zat padat.
Untuk meramu zat cair yang mampu bercampur umpamanya metil alkohol dan air
untuk untuk menyebarkan gas didalam zat cair dalam bentuk kelompok-kelompok
kecil untuk menyebarkan zat cair tidak dapat bercampur zat lain sehingga
membentuk emulsi atau spesi butiran-butiran halus untuk mempercepat
perpindahan kalor antara lain zat cair dengan kumparan atau kalor.
Zat cair biasanya jatuh di dalam suatu tangki atau bejana biasanya berbentuk
silinder dan sumbu terpasang vertikal bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja
ke udara atau dapat pula tertutup. Ujung bawah tangki biasanya agak membulat
jadi tidak hanya saja agar dapat terlalu banyak sudut atau daerah yang sulit
ditembus arus zat cair. di dalam tangki dipasang pada ujung poros menggantung
di tempuh dari atas dan digerakkan oleh motor.
II.1.1 Jenis-Jenis Pengaduk
Ada dua macam pelat pengaduk yaitu yang pertama membangkitkan arus
sejajar dengan sumbu poros simpel aliran radial sedangkan dari segi bentuk
terdapat tiga jenis simpulan yaitu
1. propeller atau baling-baling merupakan aliran aksial berkecepatan tinggi
untuk zat cair berviskositas rendah kecil berputar pada kecepatan motor
penuh yaitu 1.150 atau 1.750 put/min, propeller besar berputar pada 400-
800 put/min. Arus aliran pada propeller sangat gigih aki gator sangataktif
dalam bencana besar propeller yang berputar membuat pada helix didalam
zat cair jika tidak ada gelincir antara propeller dan zat cair. Satu putaran

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5


penuh peranakan memindahkan zat cair secara longitudinal. Rasio jarak
terhadap diameter jarak bagi (picth). Problem mempunyai jarak bagi 1.0
disebut jarak bujur sangkar (square pitch).
2. Paddles (dayung) untuk kelas sederhana katrol yang terdiri dari 1 dayung
datar yang berputar pada proses partikel merupakan pengaruh yang efektif.
kayak gini berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai
sedang dan mendorong secara radial dan tangensial dalam beberapa bentuk
daunnya disesuaikan dengan besar bejana yang bulat atau cekung,
sehingga dapat mengikis atau menyapu permukaan pada jarak dekat biasa
disebut agitator jangkar. sangat efektif mencegah air bentuknya endapan
atau kerak pada permukaan penukaran kalor seperti pada bejana proses
bermental tidak terlalu efektif sebagai alat penyembur. Kecepatan berputar
20-150 put/min panjangnya biasanya 50 sampai 80 persen dari diameter
bejana memakai dayung kecepatan tinggi jika zat cair akan berputar saja.
3. turbin kebanyakan cerpen untuk menyerupai di katoda yang berdaun
banyak dengan daun daunnya yang agak pendek dan berputar pada
kecepatan tinggi pada suatu proses yang dipasang di pusat bejana. Daun
daun dapat lurus dan cekung boleh besudu atau pola vertikal diameter
impelar biasanya lebih kecil dari diameter dayung yaitu antara 30-50
persen dan diameter dayung yaitu biasanya efektif untuk jangkauan
viskositas yang cukup luas. padam cairan berviskositas Sunda turbin
menimbulkan arus yang cukup kuat dan sangat deras berlangsung di
keseluruhan bejana mencapai kantong-kantong stagnan di dekat impeller
terdapat arus deras yang sangat bola dengan gesekan yang kuat. Arus
utama bersifat radial tangensial nya menimbulkan korteks dan arus putar
yang harus dihentikan dengan sekat atau diputar agar lebih efektif.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


Pada aliran dalam bejana aduk. jenis aliran bejana yang sedang diadu
bergantung pada jenis impeller karakteristik fluida dan ukuran serta perbandingan
tangkis dekat dan kaki gatal kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki
mempunyai tiga komponen dan pola aliran keseluruhan di dalam tangki itu
bergantung pada variasi dari ketiga komponen yaitu dari satu lokasi lain.
1. Komponen yang bekerja secara tegak lurus terhadap proses Impeler
2. Komponen longitudinal yang bekerja pada arah dengan poros
3. komponen tangensial atau nasional yang bekerja pada era paralel dengan
poros pada arah singgung terhadap lintasan lingkar
mencegah arus putar aliran lingkaran dan harus putar dapat dicegah dengan
menggunakan dengan salah satu cara dalam tangki kecil dipasang diluar sumbu
tangki poros digeser sedikit demi sedikit dari pusat tangki lalu miringkan dalam
satu bidang yangtegak lurus terhadap pergeseran dalam tangki lebih besar lebih
yang mempunyai vertikal, cara yang paling baik untuk menangani harus putaran
ialah dengan memasang sekat yang berfungsi memotong aliran rotasi tanpa
menggangualiran radial atau aliran longitudinal yang sederhana namun efektif
dapat dibuat dengan memasang bila partikel terhadap dinding tangki.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


II.1.2 Persamaan-Persamaan
suatu pertimbangan yang sangat penting dalam memasang sekat ialah kebutuhan
daya yang benar untuk dapat ditaksir dari hasil yang didapat dari kain flanel dan
energi larutan. Kecepatan v2 sedikit lebih kecil dari kecepatan ujung akar 2 jika
rasio kedua ditandai dengan lamda maka v2=lamda.phi.n.da, yaitu:
pxgc
Nre =
n¿
Keterangan :
Np=Power number (kgm²/s²)
P=power (watt)
gc=konstanta gravitasi (1kgm/N.s²)
N=Keceptan Pengadukan
RHO=Densitas Fluida (kg/m³)
D=Diagram Pengaduk (m) (McCabe,1994)
untuk menaksir daya yang diperlukan untuk memutar yang benar pada kecepatan
contoh diperlukan suatu impeller mengenai daya bila faktor-faktor penting untuk
sementara kita baikan dan zat cair itu kita andaikan fluida maka P merupakan
fungsi fariabel lain.
ρx D 2 xN
Nre =
μ
Keterangan :
D=Diameter pengaduk (m)
N=Kecepatan putaran pengaduk(rps)
Rho=Densitas Fluida (kg/m³)
Miu=Viskositas Fluida (kg/ms)
Nre=Bilangan Reynold

N 2 xD
NFr¿
gc
Keterangan gc=Kosntanta Gravitasi (kg m/Ns²)
Da=Diameter(m)
N=Kecepatan putaran pengaduk(rps) (Marsis,2008)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


Tangki pengaduk di aplikasikan secara luas dalam industri kimia dan biokimia
untuk proses pencampuran antara fasa gas padat dan cair. contoh proses
pencampuran jenis meliputi 3 fase terdispersi dan fase kontinyu dan fasa gas
adalah proses hidrogenisasi dan oksidasi katalitik (Altway,2004). salah satu
metode yang diduga dapat diterapkan untuk mengurangi logam-logam berat jenis
pada diri sendiri membaca adalah pola secara umum dan pengendapan
(Sumada,1999)

II.2 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pengadukan


Faktor – faktor yang mempengaruhi pengadukan dalam side entering tank
meliputi sebagai berikut :
1. Kecepatan Putar Impeller
Jika kecepatan putar semakin tinggi, maka akan semakin cepat hasil
pengadukan.
2. Geometri dari Tangki
Tangki berbentuk silinder akan lebih optimal untuk pengadukan, karena
menghindari sudut tajam dalam pengadukan.
3. Jenis-jenis Fluida dan Sifat-sifat Fluida
Sifat Homogenitas yang tinggi, mempercepat proses pengadukan.
4. Jenis dan jumlah dari impeller
Semakin banyak impeller yang digunakan akan mempercepat molekul-
molekul partikel untuk bergerak sehingga homogen.
5. Letak atau posisi poros
Posisi poros dapat diletakkan di tengah bejana, dan dimiringkan untuk
menghindari bentuk aliran atau pada samping tangka dan juga poros yang
diletakkan dari bawah tangka. (Gustiayu, 2012)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9


II.3 Sifat Bahan
II.3.1 Air
1). Fase = Cair
2). Warna = Tidak Berwarna
3). RumusMolekul = H2O
4). BeratMolekul = 18,02 gr/mol
5). Densitas = 1 gr/cm
6). Viskositas = 0,899 mPas (Perry, 1999)
Fungsi : Sebagai bahan uji dalam menentukan Daya pengaduk.
II.3.2 ZatPewarnaMetilenBiru
1). Fase = Padat
2). Warna = HijauTua
3). RumusMolekul = C 16 H 18 CI N 3 S
4). BeratMolekul = 319,85 gr/mol (Widihati, 2011)
Fungsi : Sebagai bahan pewarna biru dalam uji pengadukan.
III.4. Hipotesa
Dalam percobaan tangka berpengaduk, diharapkan hasil waktu
homogentitas larutan yang di pengaruhi oleh kecepatan putarang pengaduk

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan
1. Air
2. Zat Pewarna

III.2. Alat
1. Tangki Berpengaduk
2. Stopwatch
3. Beaker Glass
4. Piknometer
5. Viskometer

III.3.1 Gambar Alat

Beaker Glass Piknometer Stopwatch Viscometer Ostwald

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


III.3.1 Rangkaian Alat

4
Keterangan:
1. Tangki Berpengaduk
2. Impeler

1 3. Sekat
4.Motor
3

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


III.4 Prosedur

Masukkan air dengan volume 750 ml kedala Beaker Glass

Lakukan pengadukan dengan kecepatan tertentu (100-300 rpm)

Masukkan 10 ml zat warna kedalam Tangki

Tentukan Waktu HomogenitasLarutan

Hitung Nre, Npo atau Daya yang dibutuhkan untuk mencapai larutan
yang Homogen

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


III.5. Variabel
A. Jarak Ketinggian Pengaduk : 1). 3 cm
2). 5 cm
B. Kecepatan Putaran Pengaduk : 1). 100 rpm
2). 150 rpm
3). 200 rpm
C. Penggunaan Sekat dalam Tangki : 1). Tanpa Sekat
2). Bersekat
D. Konsentrasi Zat Warna: 1) 5%
2) 10%
3) 20%

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Perhitungan


IV. 1. 1 Tabel Perhitungan Tangki Berpengaduk Tanpa Sekat

ketinggian
N (Rps) Nre Nfr Npo P (cm.N/s)
(cm)

1.67 4 102.6017 0.606848 4 13668.1092


1.67 4 96.5396 0.606848 4 15203.00973
2.5 4 167.7566 1.3599627 3.8 43372.2607
2.5 4 115.2671 1.3599627 3.7 36500.32764
3.333 4 231.5343 2.4172279 3.7 101133.5176
3.333 4 152.4233 2.4172279 3.6 84263.62329

IV. 1. 2 Tabel Perhitungan Tangki Berpengaduk dengan Sekat

ketinggian
N (Rps) Nre Nfr Npo P (cm.N/s)
(cm)

1.67 4 105.0189 0.606848 1.9 6532.57366


1.67 4 97.3564 0.606848 1.89 7359.098618
2.5 4 155.3925 1.3599627 2 21765.06827
2.5 4 116.7356 1.3599627 1.88 18181.31967
3.333 4 212.9807 2.4172279 1.84 50904.91034
3.333 4 152.2905 2.4172279 2 42509.60278

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


IV.2 Grafik

IV. 2. 1 Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Nre) Vs Bilangan Power (Npo) Tanpa
Sekat

Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Nre) Vs


Bilangan Power (Npo)
4.5 Nre Vs Npo
4 f(x) = 0.03 x − 2.32 Pada
Konsentrsai
Bilangan Power (Npo)

R² == −0.74
f(x) 0.01 x + 4.56
3.5 5%
R² = 0.8
3 Linear (Nre
Vs Npo Pada
2.5
Konsentrsai
2 5%)
1.5 Nre Vs Npo
Pada
1 Konsetrasi
0.5 10%
0 Linear (Nre
Vs Npo Pada
50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000
Konsetrasi
Bilangan Reynold (Nre) 10%)

IV. 2. 2 Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Nre) Vs Bilangan Power (Npo) Dengan
Sekat

Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Nre) Vs


Bilangan Power (Npo)
Nre Vs Npo
1.92 Pada
Konsentrsai
Bilangan Power (Npo)

1.9 5%
f(x) = − 0 x + 1.96
1.88 f(x)
R²==−10 x + 2 Linear (Nre
R² = 0.96 Vs Npo
1.86 Pada
Konsentrsai
1.84 5%)
Nre Vs Npo
1.82 Pada
Konsentrasi
1.8 10%
Linear (Nre
1.78 Vs Npo
50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000 Pada
Konsentrasi
Bilangan Reynold (Nre) 10%)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


IV. 2. 3 Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Nre) Vs Daya (P) Tanpa Sekat

Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Nre) Vs Daya


(P)
120000.0000
100000.0000 Nre Vs P
f(x) = 677.58 x − 60632.87 (daya) Pada
80000.0000 R² = 0.96
f(x) 1242.8 x − 105566.03 Konsentrasi 5%
Daya (P)

R² = 1 Linear (Nre Vs
60000.0000 P (daya) Pada
Konsentrasi
40000.0000 5%)
Nre Vs P
20000.0000 (daya) Pada
Konsentrasi
0.0000 10%
50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000

Bilangan Reynold (Nre)

IV. 2. 4 Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Nre) Vs Daya (P) Dengan Sekat

Grafik Hubungan Bilangan Reynold (Nre) Vs Daya


(P) Nre Vs
60000 P(daya)
Pada
50000 Konsentrasi
f(x) = 413.25 x − 38809.61 5%
40000 R²==645.35
f(x) 0.98 x − 56131.32
Daya (P)

Linear (Nre
30000 R² = 1 Vs P(daya)
Pada
20000 Konsentrasi
5%)
10000
Nre Vs
0 P(daya)
Pada
50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000 Konsentrasi
10%
Bilangan Reynold (Nre)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


IV. 2. 5 Grafik Hubungan Kecepatan Pengadukan (rpm) Vs Bilangan Reynold
(Nre) Tanpa Sekat

Grafik Hubungan Kecepatan Pengadukan (rpm) vs


Bilangan Reynold (Nre)
rpm Vs Nre
250.0000 Pada
Bilangan Reynold (Nre)

Konsentrsai
f(x) = 1.29 x − 26.1 5%
200.0000 R² = 1
Linear (rpm
Vs Nre Pada
150.0000 Konsentrsai
f(x) = 0.56 x + 37.58 5% )
100.0000 R² = 0.97
rpm Vs Nre
Pada
50.0000 Konsentrsai
10%
0.0000 Linear (rpm
Vs Nre Pada
80 100 120 140 160 180 200 220 Konsentrsai
10% )
Kecepatan Pengadukan (rpm)

IV. 2. 6 Grafik Hubungan Kecepatan Pengadukan (rpm) Vs Bilangan Reynold


(Nre) Dengan Sekat

Grafik Hubungan Kecepatan Pengadukan (rpm) vs


Bilangan Reynold (Nre)
rpm Vs Nre
250.0000 Pada
Bilangan Reynold (Nre)

Konsentrsai 5%
200.0000 f(x) = 1.08 x − 4.15 Linear (rpm Vs
R² = 1 Nre Pada
150.0000 Konsentrsai
f(x) = 0.55 x + 39.73 5%)
100.0000 R² = 0.97
rpm Vs Nre
50.0000 Pada
Konsentrasi
10%
0.0000
80 100 120 140 160 180 200 220 Linear (rpm Vs
Nre Pada
Konsentrasi
Kecepatan Pengadukan (rpm) 10%)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


IV.3 Pembahasan
Pada percobaan tangki berpengaduk bertujuan untuk mencari waktu
homogenitas suatu larutan. Kedua, untuk mencari daya terendah yang dibutuhkan
dalm suatu proses pengadukan. Ketiga, untuk mencari bilangan reynold (Nre) dan
bilangan power (Npo) pada daya terendah. Terakhir, untuk mencari kecepatan
pengadukan (rpm) pada daya terendah. Bahan yang digunakan pada percobaan
adalah aquadest dan zat pewarna. Percobaan ini dilakukan dengan kecepatan
pengaduk yang bervariasi yaitu 100 rpm, 150 rpm, dan 200 rpm dengan
ketinggian pengaduk yang sama yaitu 4 cm dengan ada dan tidak adanya sekat.
Pada percobaan tangki berpengaduk, hal yang pertama kali dilakukan,
yaitu menghitung densitas dan viskositas dari aquadest. Kemudian, melakukan
pengadukan aquadest dengan zat pewarna dalam beaker glass lalu, menentukan
waktu homogenitas larutan. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan sekat
dan tanpa sekat. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa penggunaan sekat
berpengaruh terhadap terbentuknya vortex. Dihitung pula nilai densitas dan
viskositas dari larutan hasil pengadukan.
Data yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu bilangan Reynold (Nre),
bilangan power (Npo), bilangan Fraude (Nfr), dan daya (P). Pada pengaduk tanpa
sekat berkecepatan 100 rpm, 150 rpm, dan 200 rpm dengan ketinggian 4 cm
diperoleh bilangan Reynold (Nre) berturut-turut bernilai 102,6017; 167,7566;
231,5343 dan bilangan power (Npo) bernilai 4; 3,8; 3,7. Sedangkan dengan
ketinggian 4 cm yang lainnya diperoleh bilangan Reynold (Nre) berturut-turut
bernilai 96,5396; 115,2671152,4233 dan bilangan power (Npo) bernilai 4; 3,7;
3,6. Pada pengaduk yang menggunakan sekat berkecepatan 100 rpm, 120 rpm,
140 rpm dan 160 rpm dengan ketingggian 4 cm diperoleh bilangan Reynold
berturut-turut bernilai 105,0189; 155,3925; 212,9807 dan bilangan power bernilai
1,9; 2; 1,84. Sedangkan dengan ketinggian 4 cm yang lainnya diperoleh bilangan
Reynold berturut-turut bernilai 97,3564; 116,7356; 152,2905 dan bilangan power
bernilai 1,89; 1,88; 2 Dari data percobaan dapat diperoleh grafik hubungan antara
bilangan Reynold (Nre) dengan bilangan power (Npo) dalam bentuk linier dengan
hasil berbanding terbalik namun agak tidak beraturan. Dan diperoleh pula grafik

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dan daya (P) hasilnya berbanding lurus
berbentuk linier secara tidak beraturan juga. Serta penggunaan sekat
mempengaruhi terbentuknya vortex dimana apabila digunakan sekat maka tidak
terbentuk vortex sedangkan tanpa sekat dapat terbentuk vortex. Dari percobaan
diperoleh perbandingan variabel kecepatan putaran pengaduk dan penggunaan
sekat. Semakin cepat putaran pengaduknya maka semakin singkat waktu
pengadukan. Penggunaan sekat menyebabkan tidak terbentuknya vortex sehingga
semakin singkat waktu pengadukan. Pada perocbaan tangki berpengaduk, data
yang diperoleh untuk pengadukan tanpa sekat dan menggunakan sekat sudah
sesuai teori yang ada. Karena dari percobaan ini diperoleh dari grafik hubungan
antara bilangan Reynold berbanding terbalik dengan bilangan power baik dengan
menggunakan sekat atau tanpa menggunakan sekat, dimana semakin besar
bilangan Reynold maka semakin kecil bilangan powernya, dan juga semakin lama
waktu mengaduk, semakin besar juga densitas dan viskositas dari larutan tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dari hasil percobaan tangki
berpengaduk diantaranya faktor alat : ada tidaknya sekat, bentuk atau jenis
pengaduk, ukuran pengaduk, jarak pengaduk terhadap dasar tangki, pola
pemasangan dan jumlah daun pengaduk (Gustiayu,2012). Faktor bahan
diantaranya perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk,
perbandingan viskositas, jumlah keduacairan yang diaduk, dan jenis cairan yang
diaduk.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Kecepatan pengadukan, ketinggian pengaduk dan penggunaan sekat paling
terbaik pada percobaan tangki berpengaduk adalah dengan kecepatan
pengadukan 100 rpm, ketinggian pengaduk 4 cm dan dengan
menggunakan sekat yang membutuhkan daya sebesar 6532,57366 cm.N/s
2. Hubungan Npo dan Nre adalah berbanding terbalik dimana semakin besar
nilai Nre maka nilai Npo semakin kecil
3. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa daya yang
dibutuhkan pada proses pengadukan yaitu tangki tanpa sekat ketinggian 4
cm pada 100 rpm sebesar 13668,1092 cm.N/s dan 15203,0097 cm. N/s,
pada 150 rpm 43373,2607 cm.N/s dan 36500,3276 cm.N/s, pada 200 rpm
sebesar 101133,5176 cm.N/s dan 84263,6233 cm.N/s. Sedangkan pada
tangki dengan sekat pada 100 rpm sebesar 6532,57366 cm.N/s dan
7359,098618 cm.N/s, pada 150 rpm 21765,06827 cm.N/s dan
18181,31967 cm.N/s, pada 200 rpm sebesar 50904,91034 cm.N/s dan
42509,60278 cm.N/s.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengunakan stopwatch pada saat
menentukan waktu homogenitas larutan agar diperoeh waktu yang tepat.
2. Sebaiknya praktikan mengatur letak sekat dalam beaker glass agar tidak
bersentuhan dengan pengaduk dan tidak mengganggu kerja pengaduk.
3. Sebaiknya praktikan mengukur volume air dengan menggunakan gelas
ukur sebelum dipindahkan ke dalam beaker glass agar volume larutan
tepat dan akurat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21


DAFTAR PUSTAKA
Gustiayu S. Brilliant, Ayu Ratna S, Tantular Nugroho dan Sugeng Winardi.2012.
Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-
Entering Impeller untuk Suspensi Padat-cair. Jurnal Teknik POMITS,
1(1), 1
Marsis, Wisjnu P. dan Doni Saputra.2008.Analisis Reaktor Alir Tangki Pengaduk
pada Kapasitas 20mᵌ dengan Temperatur 152ᵒC. Jurusan Teknik Mesin,
25-26
McCabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriott. 1994.Operasi Teknik
Kimia. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1999.Chemical Engineering HandBook. 7th
Edition. New York: McGraw-Hill Book Company
Sumada, Ketut., Shinta Liring K, Yhoppu Harta. 1999.PENURUNAN
KONSENTRASI LOGAM Pb LIMBAH CAIR INDUSTRI PIPA BAJA
SECARA KIMIA DALAM TANGKI BERPENGADUK DENGAN SISTEM
BATCH.MIP UPN “VETERAN” JAWA TIMUR, ISSN 0853-9553,
VOL.IX(21).
Widihati, Ida Ayu Gede, Ni Putu Diantariani, dan Yuliana Frahatun
Nikmah.2012.FOTODEGRADASI METILEN BIRU DENGAN SINAR
UV DAN KATALIS Al2 O 3.Jurnal Kimia,5(1),31

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 22


LAMPIRAN

1. Tabel Pengamatan
a. Tangki Berpengaduk Tanpa Sekat

Ketinggian Densitas Viskositas waktu Keterangan


N (Rps)
(cm) (gr/cmᵌ) (cm.p.s) (sekon) Vortex

4 1.4043 1.12 50 tidak ada


1.666
4 1.562 1.324 64 tidak ada
4 1.3982 1.021 25 ada
2.5
4 1.20847 1.2843 34 ada
4 1.41302 0.9967 19 ada
3.333
4 1.21002 1.2965 25 ada

b. Tangki Berpengaduk Dengan Sekat

Ketinggian Densitas Viskositas waktu Keterangan


N (Rps)
(cm) (gr/cmᵌ) (cm.p.s) (sekon) Vortex

4 1.413 1.101 46 tidak ada


1.666
4 1.6002 1.345 53 tidak ada
4 1.422 1.121 20 tidak ada
2.5
4 1.1847 1.2432 28 tidak ada
4 1.4302 1.0967 13 tidak ada
3.33
4 1.2002 1.2871 17 tidak ada

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 23


2. Perhitungan
a. Perhitungan Bilangan Reynold (Nre) pada ketinggian 4 cm, 100 rpm,
tanpa sekat
N x D2 x ρ
Nre =
μ
gr
1.67 rps x (7 cm)2 x 1.4043
= cm3
1.12cm . p . s
= 102.6017
b. Perhitungan nilai Froud (NFr) pada ketinggian 4 cm, 100 rpm, tanpa
sekat
N2D
Nfr =
gc
(1.67 rps )2 x 7 cm
=
32,17 cm/s 2
= 0.60685
c. Perhitungan kebutuhan daya (P) pada ketinggian 4 cm, 100 rpm tanpa
sekat
ρ x N 3 x Npo x D 5
P=
g
1.4043 gr /cm3 x (1,67 rps )3 x 4 x (7 cm)5
=
980 cm/ s2
= 13668.1092 cm.N/s

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 24

Anda mungkin juga menyukai