LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“DRYING”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Drying”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 17
Februari 2020 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
PRAKTIKUM OPERASI 1
TEKNIK KIMIA I
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................iii
Intisari…………………………………………………………………………….iv
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ............................................................................................1
I.2 Tujuan Percobaan........................................................................................1
I.3 Manfaat........................................................................................................1
Bab II Tinjauan Pustaka
II.1 Secara Umum.............................................................................................2
II.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi...........................................................6
II.3 Sifat Bahan ................................................................................................6
II.4 Hipotesa......................................................................................................8
Bab III Pelaksanaan Praktikum
III.1 Bahan Yang Digunakan............................................................................9
III.2 Alat Yang Digunakan................................................................................9
III.3 Gambar Alat..............................................................................................9
III.4 Rangkaian Alat .......................................................................................10
III.5 Diagram Alir...........................................................................................10
Bab IV Hasil dan Pembahasan
IV.1 Tabel Hasil Perhitungan .........................................................................11
IV.2 Grafik......................................................................................................13
IV.3 Pembahasan............................................................................................15
Bab V Simpulan Saran
V.1 Simpulan……………………………………………………………...…17
V.2 Saran.........................................................................................................17
Daftar Pustaka……………………………………………………………………18
Lampiran 1……………………………………………………………………….19
Lampiran 2………………………………………………………………………2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Drying merupakan proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat lainnya
dari bahan padatan, sehingga mengurangi kandungan air yang terikat pada zat
padat tersebut. Pengeringan ini merupakan proses yang tidak merusak zat atau
senyawa yang dikeringkan. Dasar terjadinya proses pengeringan adalah terjadinya
penguapan air ke udara karena perbedaan suhu oleh kandungan uap air dari bahan
yang dikeringkan. Lalu perpindahan kandungan dari air dalam bahan tersebut.
Proses pengeringan dilakukan dengan cara alami ataupun buatan dengan memakai
alat pengering oven salah satunya .Pada umumnya petani atau produser lebih
memilih pengeringan alami dengan cara penjemuran di bawah sinar matahari
dibandingkan dengan pengeringan oven keuntungan dari dibawah sinar matahari
adalah murah karena tidak membutuhkan bahan bakar. Dalam industry drying
digunakan dalam mengeringkan kandungan suatu cairan yang terdapat dalam
bahan agar dapat di proses lebih lanjut sehingga drying merupakan proses yang
penting dalam industry sehingga percobaan drying penting dilakukan.
I.2 Tujuan
1. Untuk menentukan laju pengeringan pada bahan yang diuji
2. Untuk menentukan kadar air pada bahan uji dalam proses pengeringan
3. Untuk menentukan pengaruh luas permukaan terhadap laju pengeringan
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui factor factor yang mempengaruhi proses
pengeringan
2. Agar praktikan dapat mengaplikasikan pengeringan dalam dunia industri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengeringan
Pada umumnya pengeringan atau drying zat padat berarti pemisahan sejumlah
kecil air atau zat cair lain dari padatan. sehingga mengurangi kandungan sisa zat
cair didalam padatan itu sampai suatu nilai rendah yang dapat di
terima.Pemisahan lain dari zat cair dalam zat padat dapat dilakukan dengan
memeras zat cair secara mekanik hingga keluar atau dengan pemisahan
sentrifugal.Pemisahan zat cair secara mekanik biasanya lebih murah harganya
.Pada zat padat biasanya di dalam berbagai bentuk misalnya serpih (flake) biji-
bijian (granule) kristal (Cristal) serbuk (powder) lempeng (slab) atau lembaran
senambung (continuous sheet) dan masih banyak lagi.
1. Pengering Talam
Pengeringan ini terdiri dari sebuah ruang dari logam lembaran yang berisi
2 buah titik yang mendukung itu. Setiap rak mempunyai talam dangkal titik
pengeringan talam sangat bermanfaat bila laju produksi kecil. alat ini dapat
digunakan untuk segala macam bahan, tetapi memerlukan tenaga kerja untuk
pemuatan dan pengosongan serta biaya operasional mahal. pengering talam
beroperasi dalam vakum.
2. Pengering Konveyor-tabir
Pengeringan di mana bahan diangkut melalui terowongan pengering.
keadaan sederetan terpisah yang masing-masing memiliki kipas dan pemanas
udara tersendiri. pada tahap masuk udara mengalir keatas melalui tabir dan zat
pada di dekat ujung keluar dimana bahan yang sudah kering dan mendebut , udara
di alirkan melalui tabir .
3. Pengering Menara
Sederetan talam bundar tersusun dalam suatu proses dengan bentuk poros.
umpan pada dijatuhkan pada talam teratas dan dikenakan pada arus udara panas
atau gas yang melintas talang kemudian dikikis keluar dan dijatuhkan dalam
berikutnya.
4. Pengering Putar
Sebuah selongsong yang berputar horizontal atau agak miring ke bawah ke
arah keluar umpan masuk dari ujung silinder kemudian bahan kering keluar dari
ujung satu lagi.
(McCabe, 2005)
II.1.6 Moisture Content
Moisture content digunakan sebagai satuan ukuran menentukan kadar
kelembaban
massa awal ( g )−massa akhir (g)
Kandungan air= x 100 %
massa akhir ( g)
(Carneiro, 2018)
Pada pengeringan,dapat kandungan air pada bahan basah turun dengan
seiring lamanya waktu pengering
Sifat Kimia:
a. Kadar air dalam kentang sekitar 80%. (Hani, 2012)
Fungsi:
Sebagai bahan yang akan dikeringkan dalam proses pengeringan
2. Ketela Rambat
Sifat Fisika:
a. Berwarna ungu
b. Berbentuk bulat
c. Berukuran rlatif besar
Sifat Kimia :
a. Kadar air kurang dari 65% . (Firgianti,2018)
Fungsi :
Sebagai bahan uji untuk menghitung laju pengeringan
II.4 Hipotesa
Pada percobaan drying diharapkan dengan adanya proses pemanasan dari
draying dapat mengurangi kadar air dalam waktu bahan padatan serta dapat
menentukan luas terhadap laju pengeringan. Semakin besar luas permukaan
semakin cepat laju pengeringannya.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu
Pengeringan Xt
(Menit) Kentang Ketela Rambat
Bola Kubus Balok Bola Kubus Balok
5 0.1371 0.20256 0.23669 0.17534 0.21017 0.21064
10 0.1150 0.16892 0.19915 0.15073 0.18042 0.19683
15 0.0950 0.14504 0.1716 0.13572 0.13542 0.19224
20 0.0911 0.11458 0.13898 0.11334 0.13048 0.14919
25 0.03543 0.09214 0.11336 0.09207 0.10455 0.12245
30 0.03217 0.06394 0.08262 0.07136 0.07906 0.09329
35 0.02002 0.04504 0.06045 0.05609 0.05585 0.07073
40 0.01812 0.0257 0.03699 0.03903 0.03536 0.04908
45 0.00734 0.01175 0.02823 0.01567 0.01844 0.01529
50 0 0 0 0 0 0
Tabel 2. Drying Rate (R)
Waktu Drying Rate
Pengeringan
(Menit) Kentang Ketela Rambat
Bola Kubus Balok Bola Kubus Balok
5 0.0135 0.0104 0.0184 0.0173 0.0109 0.0164
10 0.0021 0.0017 0.0029 0.0024 0.0015 0.0010
15 0.0019 0.0012 0.0021 0.0014 0.0023 0.0003
20 0.0004 0.0015 0.0025 0.0022 0.0002 0.0003
25 0.0054 0.0011 0.002 0.0021 0.0013 0.0020
30 0.0003 0.0014 0.0024 0.0020 0.0013 0.0022
35 0.0012 0.0009 0.0017 0.0015 0.0012 0.0017
40 0.0001 0.001 0.0018 0.0016 0.0010 0.0016
45 0.0010 0.0007 0.0006 0.0023 0.0008 0.0026
50 0.0007 0.0006 0.0022 0.0015 0.0009 0.0012
IV.3 Grafik
0.2
0.15
Kadar Air
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (Menit)
0.2
0.15
Kadar Air
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (Menit)
Drying Rate(gr/cm^2.menit)
0.02
0.01
0.01
0.01 Bola
0.01 Kubus
Balok
0.01
0
0
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Kadar Air
0.01
0.01
0.01
Bola
0.01 Kubus
0.01 Balok
0
0
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Kadar Air
V.1 Simpulan
1. Besar drying rate rata rata dari bahan kentang berbentuk bola kubus dan balok
selama 50 menit secara berturut turut sebesar 0.00271 gr/menit. Cm2; 0.002094
gr/menit.Cm2; dan 0.00369 gr/menit.Cm2. Besar drying rate rata rata dari bahan
ketela rambat berbentuk bola kubus dan balok selama 50 menit secara berturut
turut sebesar 0.00347 gr/menit.Cm2; 0.00219 gr/menit.Cm2; 0.0033 gr/menit.
Cm2
2. Diperoleh data rata rata kadar air dari kentang berbentuk bola kubus dan balok
berturut turut sebesar 0.05504; 0.086966 dan 0.1068. Kadar air rata rata dari
ketela rambat berbentuk bola kubus dan balok berturut turut sebesar 0.08493;
0.09489 dan 0.1099.
3. Pengaruh luas permukaan dengan laju pengeringan adalah berbanding lurus
dimana semakin besar luas permukaan dari suatu benda uji maka laju
pengeringan akan semakin cepat
V.2 Saran
1. Sebaiknya Praktikan memperhatikan berat bahan saat penimbangan agar
mendapat hasil yang lebih akurat
2. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan suhu operasi pengeringan agar
proses pengeringan berjalan dengan baik
3. Sebaiknya praktikan lebih presisi dalam pemotongan bahan uji agar mendapat
hasil yang lebih akurat
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, dkk. (2013). Different Drying Methods: Their Applications and Recent
Advances. International Journal of Food Nutritions and Safety, 4(1):34-
42.
Ariani, L., Estiasih, T., & Martati, E. (2019). Pengaruh Konvensional Terhadap
Karakteristik Fisik Indigo Bubuk. Jurnal Teknologi Pertanian, 18(2):119-
128.
Atika, V., & Isnaini. (2019). Pengaruh Konvensional Terhadap Karakteristik Fisik
Indigo Bubuk. Jurnal Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan
Sumber Daya Alam Indonesia, C4:1-6.
Carneiro, d. (2018). The Oven-Drying Method for Determination of Water
Content In Brazil Nut. Bioscience Journal, 34(3):595-602.
Firgianti, G., & Sunyoto, M. (2018). Karakterisasi Fisik dan Kimia Ubi Jalar
Ungu (Ipomoea Batatas L) Varietas Biang Untuk Mendukung Penyediaan
Bahan Baku Tepung Ubi Jalar Ungu. Caraka Tani Agriculture Science
Journal, 2(1):104-110.
Hani, A. M. (2012). Pengeringan Lapisan Tipis Kentang (Solanum Tuberosum L)
Varietas Granola. Program Studi Teknik Pertanian, FAPERTA,
Universitas Hassanudin, Makassar.
Hargianto, R., Chatib, D., & R, M. (2017). Studi Karakteristik Fisiokimia Tepung
Labu Kuning (Cucurbita moschata, Durch). Program Studi Teknik
Pertanian, FAPERTA, Universitas Andalas, Padang.
Hariyadi,Tri.(2018).Pengaruh Suhu Operasi terhadap Penentuan Karakteristik
Pengeringan Basa Sari Buah Tomat Menggunakan Tray Dryer. Journal
Rekayasa Proses.12(2)104-113
McCabe, W. L., Smith, J. C., & Harriott, P. (2005). Unit Operations of Chemical
Engineering Seventh Edition. New York: McGraw Hill International
Edition.
Nurhadianty, d. (2018). Pengantar Teknologi Fermentasi Skala Industri. Malang:
UB Press.
LAMPIRAN 1
1 . Tabel Pengamatan
Tabel 1. Berat Awal dan Dimensi Bahan
Bahan Bentuk Dimensi (cm) Massa awal (gr)
3) Slope
y 2− y 1
Slope¿
x 2−x 1
1. Slope pada grafik = 0.0009
2. 5 menit
0,13715
Slope =
5
= 0,02743
3. 10 menit
(0,1150−0.13715)
Slope =
(10−5)
= -0.0044
4. 15 menit
(0,9508−0,1150)
Slope =
(15−10)
= -0.004
5. 20 menit
(0,09011−0,9508)
Slope =
(20−15)
= -0.001
6. 25 menit
(0,03543−0,09011)
Slope =
(25−20)
= -0.0109
7. 30 menit
(0,03217−0,03543)
Slope =
(30−25)
= -0.0007
8. 35 menit
(0,02002−0,03217)
Slope =
(35−30)
= -0.0024
9. 40 menit
(0,01812−0,02002)
Slope =
(40−35)
= -0.0004
10. 45 menit
(0,00734−0,01812)
Slope =
(45−40)
= -0.0022
11. 50 menit
(0−0,00734)
Slope =
(50−45)
= -0.0015