Anda di halaman 1dari 12

BUKU AJAR SENI RUPA

BAGIAN 8

KONSEP DAN WAWASAN SENI


Oleh: HAYATUL HAKIM

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA 2020

63
BAB V
BAHAN, ALAT DAN TEKNIK
BERKARYA SENI RUPA

A. Bahan Berkarya Seni Rupa


Dalam bab ini akan dipelajari pengetahuan bahan dengan dikelompokan
atas dasar bahan alam dan bahan olahan atau buatan. Bahan yang akan dipelajari
hanya terbatas pada bahan utama saja, sedangkan pengembangan bahan
diharapkan dikembangkan oleh para pe[ ]oiu4 uwndidik sesuai dengan lingkungan
alam yang ada. Guru harus kreatif mencari bahan dan alat yang tepat untuk siswa
yang dibimbingnya.

1. Bahan Baku Alami


Bahan baku alami adalah material yang bahan dasarnya berasal dari alam.
Bahan-bahan ini dapat digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan secara
kimiawi di pabrik atau industri terlebih dahulu. Keuntungan bahan-bahan ini
diantaranya adalah relatif aman dari racun (toxid) kimia sehingga relatif aman
pula untuk digunakan oleh anak-anak. Beberapa bahan alam yang dapat
dipergunakan untuk berkarya seni rupa tersebut adalah sebagai berikut.

a. Kayu
Kayu adalah bahan baku alami yang banyak dipakai dalam kebutuhan
hidup manusia, untuk bahan bangunan, alat rumah tangga, dan kebutuhan lainnya.
Indonesia adalah daerah tropis yang banyak menghasilkan berbagis jenis kayu.
Sungguh banyak jenis kayu yang tumbuh subur dinegara kita ini. Jenis kayu yang
banyak digunakan antara lain: jati, rasamala, albasiah, ramin, mahoni, manglid,
saninten, afrika, dan sebagainya (setiap daerah kadang-kadang memiliki nama
yang berbeda untuk jenis kayu yang sama).
Berdasarkan pada kegunaanya, kayu yang tumbuh di Indonesia umumnya
terbagi menjadi tiga: kayu untuk bahan bangunan, kayu untuk bahan perabotan
rumah tangga, dan kayu hanya sebagai bahan bakar. Menurut Balai Pelitian

64
Kehutanan, kayu dibagi dalam menjadi beberapa kelas. Penggolongan ini
terutama didasarkan atas kekuatan dan ketahanannya terhadap proses pelapukan
apabila ditempatkan di atas tanah atau di tempat yang memiliki kadar air tinggi:
1) Kayu kelas satu, contohnya kayu jati, onglen, kayu lara, kayu merbau. Jenis
kayu ini tahan air, artinya tahan terkena tanah yang basah dan udara yang
lembab. Jenis kayu ini bisa tahan sampai 20 tahun bahkan lebih.
2) Kayu kelas dua, contohnya kayu bangkirai, kayu merawan, dan kayu rasamala.
Sifatnya seperti kayu kelas satu hanya memiliki daya tahan sampai sekitar 15
tahun.
3) Kayu kelas tiga, contohnya kayu pasang dan puspa. Daya tahan kayu ini hanya
mencapai 10 tahun.
4) Kayu kelas empat, contohnya meranti. Daya tahannya di bawah 10 tahun.
5) Kayu kelas lima, contohnya jeungjing, albasia atau sengon. Kayu jenis ini
adalah jenis kayu yang daya tahannya paling rendah.

b. Bambu
Pencinta bambu menyebut dengan sebutan rumput ajaib (wonder grass).
Bambu tergolong anggota rumput-rumputan yang menunjukkan perbedaan dari
kerabatnya. Bambu mampu mencapai tinggi sampai derngan 30 meter, dilengkapi
dengan batang yang memiliki ruas-ruas, dengan daun yang rimbun, memiliki
warna hijau, hitam dan kuning. Karena keindahannya sering dimanfaatkan sebagai
elemen hias taman. Bambu banyak tumbuh di dataran yang beriklim tropis,
termasuk di Indonesia. Kegunaan bambu sebagai alat kebutuhan sehari-hari
banyak ditemukan diantaranya, meja, kursi, tusuk gigi, tirai, berbagai jenis wadah,
topi dan sebagainya. Dari sekian banyak jenis bambu yang ada, 42 jenis
diantaranya dapat digunakan sebagai bahan baku keranjang, 36 jenis ntuk bahan
baku bangunan, 7 jenis sebagai bahan baku perabot rumah tangga, 5 jenis dapat
dijadikan sayuran, dan 9 jenis dapat dijadikan sebagai alat musik (Tocharman,
2006). Penggunaan bambu sebagai kebutuhan manusia cukup pesat, didukung
oleh umur produksinya yang relatif singkat. Bambu yang begitu tumbuh sebagai
rebung, dalam tempo satu tahun sudah mencapai tinggi maksimal, pada tahun

65
berikutnya adalah proses penuaan, dan stelah berusia tiga tahun bambu dapat
dipanen untuk berbagai jenis kebutuhan.
Beberapa jenis bambu yang sering digunakan sebagai bahan baku
kerajinan, antara lain:
1). Bambu Apus (gigantochloa apus).
2). Bambu Ater (gigantochloa atter).
3). Bambu Betung (dendrocalamus asper).
4). Bambu Gombong (gigantochloa pseudoarundinacea).
5). Bambu Hitam (gigantochloa atroviolacea).
6). Bambu Talang (schizostachyum brachycladum).
7). Bambu Kuning (vulgaris schrad).

c. Pandan
Selain bambu, bahan alami yang sering digunakan sebagai bahan anyaman
adalah pandan, terutama untuk membuat topi atau tikar, tas dan keranjang. Bahan
anyaman pandan diambil dari daunnya yang sudah cukup tua, dengan memiliki
ciri warnanya hijau tua. Ada tiga jenis tanaman pandan, pandan wangi, pandan
laut, dan pandan biasa. Pandan wangi hanya digunakan sebagai pewangi makanan.
Pandan laut, diantara ketiga jenis pandan, pandan laut yang memiliki ukuran
paling besar, dan hanya tumbuh di pinggir pantai. Pandan laut tidak lajim
digunakan sebagai bahan anyaman. Pandan biasa, bentuk dan warna daunnya
hampir sama dengan pandan wangi, hanya pada sisi daun berduri tajam seperti
pandan laut, berdaun tipis dan tidak kaku. Pandan jenis ini umumnya dapat
tumbuh disembarang tempat, dengan penyebaran tunas yang tumbuh pada bagian
batang.

d. Mendong
Mendong termasuk tumbuhan air, artinya tumbuh di sawah atau tempat
lain yang selalu digenangi air. Daunnya berbentuk batangan kecil, dapat
digunakan sebagai bahan anyaman dengan panjang sekitar 1 meter, dengan besar
batang sebesar pinsil dalam keadaan masih basah. Tanaman ini biasanya hanya
digunakan untuk membuat tikar biasa dan tikar gulung.

66
e. Lontar
Lontar adalam sejenis tumbuhan palma atau palem, pohonnya besar-besar
mirip pohon kelapa dengan ukuran lebih besar. Daun lontar yang masih muda
biasanya digunakan sebagai bahan anyaman untuk membuat mainan, keranjang
atau topi, tetapi tidak lajim untuk bahan tikar. Daun yang digunakan untuk bahan
anyaman adalah daun yang masih muda dengan warna yang bagus, mengingatkan
kita dengan warna jabur atau daun kelapa muda. Sampai kering warna daun lontar
ini relatif tidak berubah.

f. Tanah liat atau lempung (clay)


Tanah liat atau lempung adalah bahan utama untuk membuat gerabah.
Bahan mineral dari dalam bumi yang sebagian besar susunannya terdiri dari,
alumina, silikat dan air yang akan menjadi plastis apabila basah, dan keras seperti
batu kalau sudah dibakar. Lempung adalah bahan yang dipakai untuk
pembentukan gerabah. Tingkat keplastisan lempung sangat terkandung dengan
kadar kandungan air yang ada di dalamnya.Untuk memperoleh tekstur tanah yang
ideal untuk dijadikan bahan baku gerabah, lempung dapat dicampur pasir halus.
Komposisi ideal campuran antara pasir kasar 70 % dan pasir halus 30%. Bahan
campuran pasir kasar dan halus berfungsi agar porositas tanah berkurang, karena
butiran halus mengisi butiran kasar.
Bahan lunak yang termasuk bahan ini ialah bermacam-macam jenis tanah
liat. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi kaolin, tanah tahan api, tanah liat,
dan tanah merah untuk bahan bangunan.
1). Kaolin, adalah jenis tanah liat murni yang halus berwarna putih, di alam sering
bercampur dengan bahan lain sehingga warnanya, putih gading, abu-abu, atau
hitam kopi. Di pulau Bangka dan Belitung kaolin dieksploitasi sebagai hasil
tambang yang diekspor.
2). Tanah tahan api, adalah jemis tanah liat yang mempunyai kemampuan khusus
menahan api, sifat demikian disebut sifat refraktori. Tanah liat jenis ini sangat
baik untuk membuat batu bata tahan api, yang diperlukan untuk membuat tungku

67
pembakaran keramik, tanur tinggi peleburan logam, atau keperluan lain yang
memerlukan temperatur tinggi.
3). Tanah liat, atau disebut juga lempung, adalah sebagai bahan baku gerabah,
sifatnya lunak dan mudah dibentuk. Jenis warnanya cukup banyak. Tanah liat
banyak macam warnanya, karena tercampur dengan bahan lain. Tanah merah
adalah sejenis tanah liat yang berwarna kemerah-merahan, digunakan sebagai
bahan baku pembuatan batu-bata, genting dan pipa riool.

2. Bahan Baku Olahan


Bahan baku olahan adalah bahan-bahan alam yang telah diolah melalui
proses pabriksasi atau industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat
dan karakter khusus. Bebebrapa bahan olahan yang sering digunakan dalam
berkarya seni rupa adalah sebagai berikut.
a. Kertas.
b. Kertas daur ulang
c. Triplek
d. Tali

3. Pewarna
a). Cat
Cat adalah bahan pewarna cair yang digunakan untuk memulas bidang
dengan cara dipulaskan atau disemprotkan. Jenis cat sangat banyak ragamnya
sesuai dengan fungsinya. Jenis cat secara umum dapat dibedakan atas dasar jenis
cat: kayu, besi atau logam, kain dan kertas. Dalam uraian ini akan dibahas hanya
terbatas pada jenis cat yang lajim dipakai untuk membuat karya seni rupa. Jenis
cat ini antara lain:
1). Cat untuk melukis atau menggambar:
(a) Cat Air (Water Colour), jenis cat ini ada dua macam yang lajim ialah cat
yang dijual dalam bentuk tube berbentuk pasta dan cat yang dijual dalam
bentuk batangan yang kering yang dicairkan atau dicampur air pada saat
mau digunakan.

68
(b) Cat Poster (Poster Colour), jenis cat ini biasanya dijual dalam bentuk pasta
dan tersimpan dalam botol-botol kecil. Cat ini memiliki karakter warnanya
terang atau mencolok, dan bila dipulaskan akan saling menutup (opaque)
(c) Cat Ekolin, adalah jenis cat air yang dijual dalam bentuk cairan yang encer
biasa dijual dalam kemasan botol-botol kecil. Namun jenis cat ini sudah
jarang diperjual-belikan. Jenis cat ini praktis digunakan, karena pemakai
tidak usah mencampur lagi dengan air.
(d) Cat Minyak, sejenis cat yang biasa dipakai oleh para pelukis untuk melukis
di atas kanvas dengan bahan pengencer minyak. Pada waktu digunakan cat
jenis ini susah kering.
(e) Cat Akrilik, sejenis cat yang biasa dipakai oleh para pelukis untuk melukis
di atas kanvas, dengan bahan pengencer adalah air. Jenis cat ini memiliki
keistimewaan, sekalipun menggunakan bahan pengencer air, namun bila
lukisan sudah kering tidak luntur sekalipun tersiram air dan cat yang sudah
menempel di atas kanvas mudah kering.

2). Krayon
Krayon adalah jenis alat gambar yang terbuat dari lilin yang dicampur
bahan pewarna, memiliki sifat keras dan licin agak sulit dipulaskan. Harganya
jauh lebih murah dari Oil Pastel. Banyak orang yang keliru menyebut krayon
tertukar dengan Oil Pastel.

3). Oil Pastel


Oil Pastel adalah bahan pewarna untuk melukis atau menggambar di atas
kertas atau kanvas, berbentuk batangan, memilki sifat yang berbeda dengan
Krayon. Oil Pastel merupakan campuran bahan kapur, lilin dan pewarna, bersifat
empuk bila digoreskan sehingga sangat disukai oleh anak-anak usia sekolah dasar.
Dijual dalam jumlah warna 12, 18, 24, 36, 50 bahkan ada yang dijual dengan
jumlah warna yang berbeda lebih dari 100 warna.

69
4). Pensil
Pensil bukan barang yang aneh, karena sejak anak memasuki dunia
sekolah sudah akan dikenalkan dengan alat tulis berupa pensil. Pensil dapat
dibedakan atas dasar jenis karakter selain dapat dibedakan atas dasar merk pensil
tersebut. Pensil yang banyak digunakan di sekolah dan diperjual-belikan di toko
alat tulis adalah jenis pensil HB, H, dan B. Inisial H pada pensil adalah (hard)
yang berarti keras, sedangkan inisial B adalah (black) yang artinya hitam. Pensil
yang berinisial HB adalah pensil yang memiliki karakter keras dan hitam,
biasanya sangat cocok untuk menulis karena tidak terlalu keras dan berwarna
cukup hitam. Pensil yang berinisial B, 2B, 3B, 4B, 5B dan 6B memiliki karakter
hitam dan lunak. Makin tinggi menunjukkan makin hitam jejaknya, dan makin
lunak. Jenis pensil ini banyak digunakan oleh para penggambar potret. Pensil
dengan inisial H, 2H, 3H, 4H, makin tinggi menunjukkan ciri makin keras, biasa
digunakan oleh arsitektur pada waktu menggambar rancangan bangunan. Karena
sifatnya yang keras sehingga sangat memungkinkan untuk diruncingkan tajam,
sehingga dapat membuat garis yang sangat tipis.

B. Alat Berkarya Seni Rupa


Alat untuk berkarya seni rupa sangat banyakjenis dan ragamnya. Beberapa
karya seni rupa bahkan memiliki peralatan khusus yang tidak dipergunakan pada
jenis karya lainnya. Tetapi ada juga alat atau bahan yang dipergunakan hampir
disemua proses berkarya seni rupa. Alat-alat tulis misalnya, adalah peralatan yang
digunakan oleh hampir seluruh proses berkarya seni rupa, terutama saat membuat
rancangan karya seni tersebut. Alat dalam berkarya seni rupa secara umum dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Alat untuk menggambar dan mewarnai
Alat untuk menggambar dan mewarnai yang paling populer dan
dipergunakan pada hampir seluruh proses berkarya seni rupa adalah pinsil dan
kuas. Pinsil dapat dikategorikan sebagai bahan sekaligus alat. Pinsil pada
umumnya bersatu dengan gagangnya yang terbuat dari kayu sehingga gagang
kayu ini akan ikut habis bila ujung pinsil diasah. Tetapi ada pula pinsil yang bisa

70
diganti isinya saja, seperti pinsil mekanik. Alat gambar lainnya adalah pena yang
juga berfungsi sebagai alat tulis. Alat ini digunakan untuk memindahkan bahan
tinta pada permukaan bidang gambar.

2. Alat mencetak
Alat mencetak yang dimaksud adalah alat untuk mereproduksi imaji atau
bentuk pada proses pembuatan karya seni rupa baik dua dimensi maupun tiga
dimensi. Pada karya seni rupa dua dimensi kekhususan alat-alat cetak ini
menyebabkan penggolongan jenis karya seni rupa grafis atau seni grafis. Pada
karya seni rupa tiga dimensi, alat cetak ini kerap digunakan terutama dengan
menggunakan teknik cor.

3. Alat membentuk
Alat membentuk dalam proses pembuatan karya seni rupa terutama
digunakan dalam pembuatan karya seni rupa 3 dimensi. Alat-alat ini bentuknya
bermacammacam karena kebutuhan untuk membentuk berbagai permukaan benda
dengan tingkat kepadatan dan elastisitas yang berbeda. Untuk bahan keras seperti
kayu dan batu maka umumnya alat untuk membentuk yang digunakan adalah
pahat. Sedangkan untuk bahan lunak seperti tanah liat dan plastisin digunakan
butsir.
Selain ketiga kategori alat tersebut, kita juga mengenal alat-alat Bantu
lainnya yaitu alat-alat yang peruntukannya tidak secara khusus untuk kegiatan
berkarya seni rupa tetapi sangat diperlukan dalam kegiatan berkarya seni rupa
seperti: alat pemotong (pisau dan gunting), alat pengering, alat pengukur dan
sebagainya.Alat-alat ini bersifat penunjang untuk memudahkan proses pembuatan
karya.
Karena kemajuan teknologi, saat ini semua fungsi alat yang dipergunakan
dalam berkarya seni rupa relatif dapat dilakukan oleh komputer. Walaupun
demikian perlu disadari betul bahwa komputer hanyalah alat bantu. Karya seni
bagaimanapun juga membutuhkan kepekaan rasa yang tidak mungkin dihasilkan
oleh program komputer. Kepekaan rasa adalah kompetensi unik dan khas yang
hanya dimilki manusia, berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.

71
C. Teknik Berkarya Seni Rupa
Dalam membuat karya seni rupa murni atau terapan dikenal beberapa
teknik yang memiliki istilah sangat khusus. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa
istilah yang berkaiatan dengan teknik pembuatan karya seni rupa. Penjelasan
istilah ini dimaksudkan agar para guru dapat menggunakan istilah yang tepat.
Istilah teknik tersebut antara lain:
Melukis, membuat gambar di atas kain kanvas dengan menggunakan bahan cat
minyak, cat akrilik atau yang lainnya.
Membatik, dapat diartikan membuat gambar di atas kain katun atau sutra dengan
menggunakan teknik celup rintang. Disebut celup rintang karena terjadinya
gambar pada kain batik, karena bidang kain yang dicelup ada yang
terintangi/terhalangi malam.
Ngarengreng, merupakan bagian dari kegiatan membatik, ialah menggambari
kain dengan bahan malam batik, dengan menggunakan alat yang disebut Canting.
Batik Tulis, membuat karya batik yang diawali dengan menggambari kain dengan
bahan malam batik yang dituliskan menggunakan canting.
Batik Cap, membuat karya batik yang diawali dengan menggambari kain dengan
bahan malam yang dicapkan dengan acuan cetak yang terbuat dari logam.
Batik Sablon, motif kain batik yang diterapkan pada kain dikerjakan dengan
teknik cetak saring.
Batik Jumputan atau Celup Ikat, membuat karya batik dengan teknik celup
rintang. Bahan perintang yang digunakan dengan cara membuat ikatan – ikatan
sehingga bahan pewarna tidak dapat menempel pada kain.
Nerusi, merupakan bagian dari kegiatan membatik dan lanjutan dari kegiatan
ngarengreng, ialah menggambari bagian belakang kain dengan bahan lilin dan
menggunakan canting.
Melorod, Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dalam pembuatan batik, ialah
membuang malam yang menempel pada kain setelah selesai pencelupan,
dilakukan dengan cara direbus di dalam air yang mendidih.
Mengukir, membuat karya ukiran di atas kayu dengan menggunakan alat tatah
ukir dan palu ukir.

72
Mencetak, membuat karya dengan tujuan menggandakan karya atau bertujuan
membuat karya yang sama lebih dari satu. Proses membuat karya dengan teknik
mencetak dapat dilakukan pada waktu membuat karya gambar, (ingat: cetak
tinggi, datar, saring dan dalam) atau membuat karya patung atau karya keramik
(ingat: cetak cor dan cetak tekan).
Membutsir, adalah membuat karya tiga dimensi dengan menggunakan bahan
lunak seperti tanah liat, plastisin dan bahan lainnya. Membutsir dapat dijadikan
latihan untuk anak sekolah dasar kelas rendah membuat karya tiga dimensi.
Memahat, memahat adalah membuat karya tiga dimensi seperti membuat patung
dengan menggunakan pahat. Dalam memahat pada prinsipnya membentuk dengan
cara membuang bagian yang tidak dibutuhkan. Memahat biasanya dilakukan pada
bahan keras seperti kayu atau batu. Pada jaman sekarang ini para pemahat tidak
hanya mengandalkan pahat tetapi menggunakan alat bantu yang digerakan dengan
tenaga listrik/mesin, seperti gergaji, gurinda dan sebagainya.
Meronce, meronce adalah membuat karya berupa kalung, hiasan gantung untuk
jendela, pintu atau penyekat ruang yang terbuat dari benda yang disusun dengan
menggunakan tali. Bahan untuk meronce dapat terbuat dari bahan kayu, bambu,
kertas, biji-bijian dan sebagainya. Karya meronce dapat diberikan untuk siswa
Sekolah Dasar kelas rendah.
Menyablon, membuat karya dua dimensi berupa gambar yang dikerjakan dengan
teknik cetak. Karya gambar yang dapat dibuat berulang (lebih dari satu). Cara
mebuat gambar didahului dengan cara membuat acuan cetak dengan menorah
lembaran acuan cetak sehingga berlubang. Lembar acuan cetak diletakan di atas
bidang gambar, kemudian cat disemprotkan secara merata, maka jadilah gambar.
Istilah menyablon sering tertukar dengan kegiatan cetak saring. Orang yang
mengerjakan karya seni rupa dengan teknik cetak saring sering disebut tukang
cetak sablon.
Merakit/Mengkontruksi, teknik ini digunakan dalam membuat karya tiga dimensi
yang dikerjakan dengan cara mengkontruksi atau menggabungkan bahanbahan
dengan cara di paku, diikat, direkat, dipatri, dilas, dan sebagainya, sehingga
menjadi bentuk yang dikehendaki. Karya yang dibuat biasanya bukan bentuk

73
realistis tetapi bentuk yang imajinatif. Karya jenis ini cocok untuk diberikan siswa
sekolah dasar kelas tinggi. Bahan yang dibuat untuk membuat karya jenis ini
dapat memanfaatkan limbah kayu (ranting, akar, buah, bunga), kertas seperti dus
bekas kemasan, plastik (botol) dan sebagainya.

Rangkuman
Bahan yang digunakan dalamberkarya seni dapat dikelompokan atas dasar bahan
alam dan bahan olahan atau buatan. Bahan Baku Alami diantaranya adalah: Kayu,
Bambu, Pandan, Mendong, Lontar, Tanah liat atau lempung (clay), Kulit Buah
Jagung. Bahan Baku Olahan diantaranya adalah: Kertas, Kertas daur ulang,
Triplek, Tali, Pewarna dan Plastisin.
Alat dalam berkarya seni rupa secara umum dapat dikategorikan sebagai
(1) Alat untuk menggambar dan mewarnai, (2) Alat mencetak, (3) Alat
membentuk dan (4) Alat bantu pendukung .
Dalam membuat karya seni rupa murni atau terapan dikenal beberapa
teknik yang memiliki istilah sangat khusus. Istilah teknik tersebut antara lain:
melukis, membatik, mengukir, mencetak, membutsir, memahat, meronce,
menyablon, merakit/mengkontruksi,

Latihan
1. Jelaskan ragam dan macam bahan yang dapat digunakan dalam berkarya seni
rupa?
2. Buatlah klasifikasi jenis alat-alat yang dapat digunakan dalam berkarya seni
rupa serta terangkan alat-alat yang kas didaerah sekitarmu?
3. Terangkan 5 (lima) teknik yang saudara ketahui dalam proses berkarya seni
rupa?

74

Anda mungkin juga menyukai