Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara Lain Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pemberitaan Media Internasional terhadap Pemerintahan di Indonesia Sikap terhadap Pelaksanaan Sistem Pemerintahan yang Berlaku
Sistem pemerintahan Orde baru menganut sistem pemerintahan presidensial, cirinya yaitu kekuasaan yang sangat besar pada lembaga kepresidenan. Garis besar kekuasaan presiden yaitu sebagai berikut. 1) Pemegang kekuasaan legislatif 2) Kepala pemerintahan 3) Kepala negara 4) Panglima tertinggi dalam militer 5) Mengangkat dan melantik MPR
Akibat dari kekuasaan presiden yang besar : 1) Pemusatan kekuasaan negara pada suatu lembagan, yaitu presiden. 2) Peran pengawasan & perwakilan DPR makin lemah. 3) Pejabat negara dimanfaatkan untuk kekuasaan presiden. 4) Kebijakan dibuat cenderung menguntungkan kerabat presiden. 5) Korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pemerintahan konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi : a. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan b. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensisal di Indonesia adalah sebagai berikut : 1) Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul DPR. 2) Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan dan persetujuan DPR. 3) Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan persetujuan DPR. 4) Parlemen diberi kekuasaan lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak anggaran.
Bentuk Republik pemerintahan Sistem Presidensial pemerintahan Eksekutif Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
Legislatif
Monarki Republik konstitusional Parlementer Demokrasi presidensial Presiden sebagai kepala negara. Perdana menteri sebagai kepala
Presidensial
Pokok pokok sistem pemerintahan masa RIS adalah sebagai berikut. a. Presiden dengan kuasa dari perwakilan negara bagian menunjuk tiga pembentuk kabinet (Pasal 74 Ayat (1) KRIS). b. Presiden mengangkat salah seorang dari pembentuk kabinet tersebut sebagai perdana menteri (Pasal 74 Ayat (3) KRIS) . c. Presiden juga membentuk kabinet atau dewan menteri sesuai anjuran pembentuk kabinet. (Pasal 74 Ayat (3) KRIS). d. Menteri menteri (dewan menteri) dalam bersidang dipimpin oleh perdana menteri. (Pasal 76 Ayat (1) KRIS). Perdana menteri juga melakukan tugas keseharianpresiden jika presiden berhalangan. e. Presiden bersama menteri merupakan pemerintah. Presiden adalah kepala pemerintahan (Pasal 68 Ayat (1) KRIS). f. Presiden juga berkedudukan sebagai kepala negara yang tidak dapat diganggu gugat (Pasal 69 Ayat (1) dan Pasal 118 Ayat (1) KRIS).
g. Menteri menteri bertanggung jawab baik secara sendiri atau bersama sama kepada Dewan Perwakilan Rakyat. (Pasal 118 Ayat (2) KRIS). h. Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat memaksa menteri meletakkan jabatannya (Pasal 122 KRIS). Pelaksanaan pemerintahan berdasar Konstitusi RIS ini tidak bejalan lama karena negara RIS bukanlah cita cita bangsa Indonesia. Muncul tuntutan untuk kembali ke negara kesatuan. Akibat adanya penggabungan , negara federal RIS hanya tinggal 3 negara bagian, yaitu negara Republik Indonesia, negara Indonesia Timur, negara Indonesia Timur. Ketiga negara bagian itu bermusyawarah dan akhirnya sepakat untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Adanya pertanggung jawaban menteri kepada paslemen menunjukkan adanya sistem parlementer. Pada kurun waktu 1950-1959 kabinet di Indonesia sering berganti karena adanya mosi tidak percaya dari DPR. Dewan konstituante berugas membuat undang-undang dasar baru sebagai pengganti dari UUDS 1950 sesuai dengan bunyi Pasal 134 UUDS 1950. Dewan konstituante mulai bersidang tahun 1955 namun sidang Dewan Konstituante tidak berhasil macapai kata untuk menghasilkan undangundang dasar yang baru. Untuk menghindari krisis pemerintahan yang berlarut-larut Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan keputusan presiden yang di sebut Dekret Presiden 5 Juli 1959. Isinya adalah : a. Menetapkan pembubaran Dewan Konstituante; b. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi bangsa Indonesia dan tidak berlakunya UUDS 1950; c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat. Dengan keluarnya Dekret Presiden ini maka berlaku kembali sistem pemerintahan menurut UUD 1945.
Lanjutin hal 72-79 sama tolong di edit kalo ada yg salah. Okeh?! Okeh!!