Anda di halaman 1dari 4

Struktur Teks Iklan

Untuk membuat suatu iklan yang baik dan benar perlu diperhatikan 3 struktur teks
iklan berikut ini:

1. Judul yaitu bagian yang diletakkan dibagian paling atas dan dilihat pertama
kali oleh orang, tetapi tidak semua iklan mencantumkan judul.

2. Nama Produk/Jasa yaitu bagian yang berisi tentang nama produk atau jasa
yang akan ditawarkan.

3. Deskripsi yaitu bagian yang menjelaskan produk atau jasa yang ditawarkan
kepada masyarakat, ditulis dengan menarik dan cara mendapat produk
tersebut, alamat atau nomor yang bisa dihubungi.

Kaidah Kebahasaan

1. Menggunakan slogan

Slogan ialah kalimat yang mudah diingat, menarik, dan mencolok. Slogan biasanya
berupa susunan kata tertentu yang memberi penjelasan secara singkat terhadap
suatu produk atau jasa sehingga mudah diingat.

Misalnya:

 Merdeka atau mati

 Say no to drugs

2. Kalimat Persuasif

Maksudnya kalimat ini bertujuan meyakinkan serta membujuk pembaca agar


menerima gagasan penulis terhadap sesuatu. Ada beberapa kalimat persuasif di iklan
produk tersebut.

3. Memakai Subjek Ornag Pertama

Biasanya, teks iklan akan menggunakan subjek orang pertama atau tunggal / jamak
Seperti aku, saya, dan kami, untuk mengganti instansi pemasang iklan. Subjek yang
dipakai di teks iklan itu ialah subjek orang pertama jamak, yaitu kami.
POLA PENYAJIAN BERITA
Berita adalah laporan suatu peristiwa/kejadian yang faktual, penting, dan menarik
bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka. Sebuah
berita seharusnya berisi what, who, where, when, why, dan how. Soehoet (2003: 59)
memberikan singkatannya dalam bahasa Indonesia, yakni ASDAMBA. A = apa, S =
siapa, D = di mana, A = apabila/kapan, M = mengapa, dan Ba = bagaimana. Ada
juga yang merumuskan unsur berita dengan ADIKSIMBA. A = apa, Di = di mana, K =
kapan, Si = siapa, M = mengapa, Ba = bagaimana. Jawaban terhadap enam
pertanyaan itulah yang kemudian disusun menjadi berita. Apakah enam unsur dalam
ASDAMBA itu terpenuhi dalam berita? Jika jawabannya ya, berarti berita itu lengkap.
Namun, jika tidak semua unsur tersebut terdapat dalam berita, berita tersebut
kurang lengkap. Perlu diperhatikan bahwa tidak tiap berita mencantumkan enam
unsur tersebut. Jika tidak terdiri dari enam unsur, berita dapat juga berisi empat
unsur, yakni apa,siapa, di mana, dan kapan. Keempat unsur itulah yang paling ingin
diketahui pembaca. Untuk mengetahui isi berita yang dibaca, kita berpedoman pada
unsur berita tersebut. Begitu pun ketika menulis berita, kita perlu memperhatikannya.
Secara garis besar, susunan teks berita terdiri atas teras berita, tubuh berita, dan
ekor berita. Dalam soal ujian, teks berita yang menjadi stimulus biasanya berupa
tubuh berita dengan perhitungan satu kalimat satu unsur berita.

A. Teras Berita Lengkap

Mengandung unsur berita lengkap, 5W + 1H. Misalnya :

Tentara irak, kemarin, melakukan pengeboman di bagian tengah Kota Teheran


menggunakan pesawat Phantom yang menewaskan tiga penduduk sipil, sebagai
balasan terhadap serangan Iran, dua hari sebelumnya.

5W + 1H

o What/apa? : pengeboman

o Who/siapa? : tentara Irak

o Where/ di mana? : di bagian tengah Kota Teheran

o When/kapan? : kemarin

o Why/mengapa? : pembalasan terhadap serangan Iran

o How/bagaimana? : menewaskan tiga penduduk sipil

B. Teras Berita Tidak Lengkap


Mengandung unsur 5W + 1H (minus), artinya boleh salah satu atau dua unsur
berita tidak ada dalam teks berita. Misalnya :

Banjir melanda sebagian besar Kota Surabaya akibat hujan yang turun selama lima
jam lebih. Minggu sore.

5W + 1H (minus)

o Apa? : banjir

o Siapa? : ...

o Di mana? : di sebagian besar Kota Surabaya

o Kapa? : Minggu sore

o Mengapa? : Hujan yang turun selama lima jam lebih

o Bagaimana? : ...

Berikut contoh lain berita dengan teras tak lengkap.

Sekitar satu juga guru di Indonesia hanya mendapatkan gaji Rp 200.000,- per bulan.
Begitulah penjelasan Sulistyo, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia.
“Guru-guru tersebut adalah guru honorer atau non-pegawai negeri sipil (non-PNS),”
imbuhnya. Oleh karena itu, Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI
mengusulkan kepada pemerintah agar standar minimal gaji guru, khususnya non-
PNS, ditetapkan sebesar Rp 3,2 juta per bulan.

Isi berita :

Penentuan isi berita didasarkan pada unsur-unsur berita yang mengacu pada 5W +
1H. Berita tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Apa? : gaji guru

(Tentang kondisi gaji guru sekarang)

Siapa? : Sulistyo, Ketua PGRI

(Dituturkan oleh Ketua PGRI, Sulistyo)

Bagaimana? : mengusulkan penetapan gaji guru

(PGRI mengusulkan agar gaju guru menjadi Rp 3,2 juta per bulan).

Penyajian berita :

Penyajian berita tersebut menggunakan unsur berita yang merupakan jawaban


pertanyaan apa, siapa, dan bagaimana.

Anda mungkin juga menyukai