Anda di halaman 1dari 6

Peradaban Mesir Kuno, Sejarah dan Peninggalan

Peradaban Mesir Kuno merupakan sebuah perkembangan kehidupan bangsa mesir


yang dahulu menempati sebuah daratan yang sekarang dikenal dengan Mesir sekarang
ini namun masih melakukan tradisi kuno. Peradaban Mesir Kuno tumbuh dan
berkembang di sepanjang aliran Lembah Sungai Nil, bangsa mesir kuno bertumpu pada
pertanian basah yang bergantung pada air dari sungai Nil untuk kesuburan tanah
pertanian mereka.

Sungai Nil merupakan urat nadi peradaban Mesir Kuno. Sungai terpanjang di dunia
tersebut tidak hanya menyediakan air, melainkan juga menyebabkan lahan subur yang
luas di sepanjang tepiannya. Setiap pertengahan Juli sampai pertengahan November,
curah hujan dan saiju di dataran tinggi Etiopia mengakibatkan kandungan air Sungai Nil
meningkat. Air sungai meluap dan membanjiri sepanjang tepiannya. Saat air telah surut
kembali, Sungai Nil meninggalkan endapan lumpur yang sangat subur. Bangsa Mesir
Kuno memanfaatkan lahan yang subur itu dengan membangun pertanian sekaligus
sistem irigasi untuk menanggulangi banjir.

Sejak 5000 tahun SM desa-desa pertanian di sepanjang Lembah Sungai Nil membentuk
kota-kota yang berkembang menjadi sebuah kerajaan. Sekitar tahun 3300 SM terdapat
dua kerajaan di Mesir Kuno yang terletak di hulu dan hilir sungai Nil, keduanya adalah
Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mesir Hulu terletak jauh di selatan Delta Sungai Nil,
sedangkan Mesir Hilir terletak dekat Delta Sungai Nil sekitar 3100 SM, kedua kerajaan
itu dipersatukan oleh Firaun Menes. Persatuan itu menandai mulainya perdaban Mesir
Kuno yang menghasilkan sejumlah peninggalan yang menakjubkan dunia.

SISTEM KEKUASAAN RAJA

Sistem pemerintahan peradaban Mesir Kuno adalah Monarkisme Absolute (menganut


sistem kerajaan). Berarti, kekuasaan tertinggi berada di tangan raja. Menurut
kepercayaan Mesir Kuno, kedudukan raja yang mutlak (absolut) itu sesuai dengan
kehendak para dewa. Mereka percaya bahwa raja adalah turunan dewa matahari
bernama Re. Dewa tersebut dianggap sebagai raja pertama Mesir.
Raja dianggap amat suci sehingga rakyat biasa tidak boleh berhadapan langsung
dengan raja (melihat muka raja), bahkan menyebut nama raja. Bila mau menyebut
nama raja, rakyat Mesir kuno menyebut istilah Per-O (artinya “Istana Agung”) sebagai
ganti nama raja. Dari istilah itulah, diperoleh sebutan Pharao atau Firaun untuk raja
Mesir Kuno.

Tanggung jawab Firaun Mesir :

 Memerintah dengan adil.


 Memelihara keseimbangan alam semesta.
 Mengatur kelancaran sistem panen dan irigasi.
 Mengatur pemerintahan, hukum, dan kebijakan luar negeri.
 Memimpin angkatan perang.
 Memimpin upacara keagamaan.

Oganisasi Pemerintahan Mesir Kuno

Dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh sejumlah pejabat dan pegawai.
Masing-masing dari mereka telah memiliki jabatan dan kedudukan sesuai dengan
pembagian tugas yang jelas. Dalam strukrut pemerintahan terdapat Pejabat terrtinggi
dibahwa raja yang disebut sebagai vassal (raja bawahan) yang ditempatkan di Mesir
Hulu dan Mesir Hilir. Vassal Mesir Hulu berkedudukan di Memphis, vassal Mesir Hilir
berkedudukan di Thebe. Tugas utama vassal adalah memantau pelaksanaan kebijakan
pusat dan pengumpulan pajak.

Vassal membawahi sejumlah pegawai, juru tulis, dan duta. Pegawai bertugas
menangani urusan keuangan, bangunan kerajaan, lumbung, dan peternakan. Juru tulis
(sikretris) bertugas mencatat seluruh kegiatan pemerintahan sehingga pemerintah
mengetahui sejauh mana kebijakan dan aturan dijalankan. Duta bertugas menangani
hubungan luar negeri

Pemerintahan Mesir Kuno

1. Kerajaan Mesir Tua (3100-2134 SM)


Kerajaan Mesir Tua berlangsung sejak masa pemerintahan Firaun Menes sampai
pemerintahan Firaun Pepi II. Mesir dipersatukan di bawah pemerintah pusat yang kuat.
Sebagai Raja Mesir Tua yang pertama, Firaun Menes bergelar Nesut-biti, yang artinya
raja bermahkota kembar. Mahkota kembar melambangkan keberhasilannya
mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Masa Kerajaan Mesir Tua dikenal sebagai
Abad Piramida. Pada masa itulah dibangun sejumlah piramida raksasa. Firaun terkenal
selain Menes dan masa itu antara lain Zoser, Cheops, Chefren, dan Mekaure.

Pada masa Kerajaan Mesir Tua, ibu kota terletak di Memphis. Ketika itu, Mesir dibagi
atas 42 distrik aministratif yang disebut nomes. Masing-masing nomes dipimpin oleh
seorang pejabat. Mula-mula, masa tugas pejabat di nomes berlangsung singkat. Setelah
selesai, mereka kembali ke Memphis. Lama kelamaan, pejabat ini menetap secara
permanen di nomes, dan disebut nomarch. Mereka menjadi penguasa di nomesnya
masing-masing.
Bahkan, jabatan nomarch dipegang seumur hidup dan berlaku turun-temurun. Semasa
Firaun Pepi II berkuasa, pemerintah pusat menjadi lemah karena persaingan di antara
nomarch. Masing-masing mempunyai kepentingan politik dan ekonomi. Persengketaan
dan persaingan kekuasaan yang berlarut larut membuat persatuan Mesir tidak bisa
dipertahankan lagi. Setelah Pepi II meninggal, Mesir terpecah belah. Keadaan itu
menandai berakhirnya masa Kerajaan Mesir Tua.

2. Kerajaan Mesir Pertengahan (2040-1640 SM)


Masa Kerajaan Mesir Pertengahan diawali oleh keberhasilan Firaun Mentuhotep II dari
Thebe menaklukkan raja Herakleopolis. Mesir dipersatukan kembali dengan ibu kotanya
Thebe. Untuk memperkuat pemerintahan pusat, Mentuhotep melakukan pembersihan
terhadap berbagai pihak yang melawan kebijakannya. ia juga mengangkat sejumlah
tokoh dan Thebe yang loyal (setia) menjadi pejabat penting dalam pemerintahan.

Masa Kerajaan Mesir Pertengahan sempat ditandai perebutan kekuasaan. Ketika itu,
Amenemhet I berhasil menggulingkan Mentuhotep IV. Amenemhet I kemudian
memindahkan ibu kota Mesir ke Itjawy dekat Memphis. Akan tetapi, kudeta itu tidak
mengakhiri Kerajaan Mesir Pertengahan. Bahkan, kerajaan itu mengalami kejayaan
semasa pemerintahan Amenemhet I dan para penggantinya. Firaun terkenal dari masa
itu antaralain Senusret I, Senusret III, dan Amenemhet III.

Pada awal masa Kerajaan Mesir Pertengahan, pengaruh para nomarch masih kuat.
Sepak terjang mereka dapat membahayakan persatuan Mesir. Untuk mengatasi
masalah itu, Senusret III melakukan reorganisasi. Nomes dihapuskan. Sebagai
gantinya, Mesir dibagi menjadi 3 daerah administratif yang disebut waret. Sejak
pemerintahan Ratu Sobek-Neferu, pemerintahan pusat semakin lemah. Sementara itu,
muncul persaingan di antara pejabat pemerintahan.

Mesir kembali terpecah belah. Kondisi Mesir yang Iemah mengundang invasi musuh
dari luar. Akhir Kerajaan Mesir Pertengahan ditandai oleh serangan bangsa Hyksos dan
Timur tengah Selanjutnya, Mesir diperintah oleh bangsa dan rumpun Semit itu. Ibu kota
Mesir berpindah ke Awaris.

3. Kerajaan Mesir Baru (1552-1069 SM)

Kerajaan Mesir Baru diawali oleh keberhasilan pasukan Mesir dibawah pimpinan
Ahmosis mengusir bangsa Hyksos. Masa ini merupakan masa paling gemilang
dibandingkan dua masa sebelumnya. Mesir membangun armada militernya menjadi
amat kuat sehingga mampu memperluas wilayah ke Asia Barat. Dengan kekuatan
militernya, Mesir menjadi kerajaan yang amat disegani di wilayah sekitar Laut Tengah
ketika itu.

Kejayaan Kerajaan Mesir Baru didukung oleh keunggulan raja-raja yang


memerintah. Firaun ternama dari masa itu antara lain :

Beberapa Firaun Ternama :


 Ahmosis I. Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke
18, ke 19 dan ke 20.
 Thutmosis I. Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang
subur.
 Thutmosis III. Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya
Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di
barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut
ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan
pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
 Imhotep IV. Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan
kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah
dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan
sebagai manusia biasa dan bukan dewa.
 Ramses II. Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil
serta makamnya di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan
yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil.

"Masa Ramses II diperkirakan se-zaman dengan kehidupan Nabi Musa."

Setelah pemerintahan Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran. Mesir


ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi bagian
imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar Zulkarnaen dan para
penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunan
dinasti Ptolemeus adalah Ratu Cleopatra dan sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah
Romawi. Sejumlah wilayah taklukan melepaskan diri atau bahkan menyerbu masuk ke
Mesir, seperti bangsa Libya dan Nubia. Sejak tahun 1069 SM, Mesir berada di bawah
kendali kerajaan asing, seperti Nubia, Assyria, Persia, Macedonia, dan Romawi.

istem kepercayaan Mesir kuno adalah polytheisme. Artinya, menyembah banyak dewa-
dewi. Bangsa Mesir mengenal sekitar 2000 dewa-dewi. Ada dewa-dewi yang bersifat
nasional, artinya disembah seluruh rakyat Mesir Kuno. Ada pula dewa-dewi yang
bersifat lokal, artinya disembah rakyat Mesir dan kalangan tertentu dan di wilayah
tertentu saja.

Dewa-dewi yang disembah secara nasional ternyata berbeda dari masa kerajaan yang
satu ke masa kerajaan yang lain. Pada masa Kerajaan Mesir Tua, pemujaan utama
terarah kepada Re, dewa matahari. Untuk memuja Re, bangsa Mesir Kuno membangun
kuil di Heliopolis. Pada masa Kerajaan Mesir Pertengahan, pemujaan utama terarah
kepada Osiris, dewa hakim di alam baka. Kemudian, pada masa Kerajaan Mesir Baru,
pemujaan utama terarah kepada Dewa Amun, raja para dewa. Dewa tersebut sering
disembah bersama dewa matahari sehingga digabung menjadi Dewa Amun-Re.

Pembaharuan keagamaan pernah terjadi saat Amenhotep IV memerintah, semasa


Kerajaan Mesir Baru. Raja itu mengubah agama Mesir yang polytheis menjadi
monotheis. Meskipun ditentang kalangan pendeta Amun-Re, ia menciptakan ibadah
kepada satu dewa, yakni Aten, yang dilambangkan dengan cakram matahari. Dewa-
dewi lain dianggap tidak ada. Namun, setelah raja tersebut meninggal, ibadah kembali
terarah kepada Amun-Re dan dewa-dewi lainnya.

Dewa-dewi Mesir :
• Amun: raja para dewa,
• Re: dewa matahari,
• Shu: dewa udara,
• Set: dewa gurun, badai, dan bencana,
• Osiris: dewa hakim di alam baka
• Min: dewa kesuburan,
• Khonsu: dewa bulan,
• Anubis: dewa kematian,
• Ma’at: dewi keadilan dan kebenaran.

Selanjutnya, kepercayaan Mesir Kuno tidak dapat dilepaskan dari tradisi pengawetan
jenasah mummi. Tradisi itu memperlihatkan kepercayaan Mesir Kuno bahwa orang yang
telah mati akan hidup abadi asalkan raganya tetap utuh. Mummi yang terkenal antara
lain jenasah Tutankhamun, firaun dan masa Kerajaan Mesir Baru, yang ditemukan oleh
arkeolog Inggris pada tahun 1922.

Tulisan

Pencapaian pertama dalam bidang IPTEK adalah tulisan. Masyarakat Mesir Kuno
mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph
ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk, maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph
terdiri atas gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda.

Sistem Kalender

Kemajuan IPTEK yang selanjutnya yaitu kalender. Masyarakat Mesir mula-mula


membuat kalender bulan berdasarkan siklus bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap
kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang
anjing ( Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka juga mengenal tahun kabisat.
Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang, yang disebut
Tahun Syamsiyah ( sistem Solar).

Seni Bangunan ( Arsitektur)

Seni bangunan yang dihasilkan oleh Mesir Kuno yang sangat terkenal di dunia yaitu
Piramid, kuil, patung, relief, sphinx, obelisk, dan mumi.

Bidang Ekonomi

Di Mesir, administrasi dan perdagangan dikendalikan oleh para wazir serta yang
memiliki kekuasaan tertinggi adalah raja. Dan sebagian besar perekonomian Mesir
diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.

Sistem hukum di Mesir resmi dikepalai oleh Fir’aun. Dewan sesepuh lokal yang dikenal
dengan nama Kenbet dikerajaan hanya bertanggung jawab mengurusi kasuskasus
ringan, sedangkan jika ada kasus besar maka yang bertanggung jawab adalah Fir’aun.
Dan mereka juga diminta untuk bersumpah atas kebenaran yang mereka katakan.
Pertanian di Mesir sangat tergantung dengan Sungai Nil. Kondisi geografi yang
mendukung dan tanah di tepi Sungai Nil yang subur menjadikan bangsa Mesir banyak
memproduksi makanan dengan cara bertani.
Bidang Sosial

Di bidang sosial, bangsa atau peradaban Kesir Kuno juga mengenal strata sosial.
Artinya, terdapat kelas sosial yang tinggi dan yang rendah. Strata tertinggi yaitu diawali
dari Fir’aun dan bangsawan, para pedagang, petani, buruh perkotaan, dan budak-
budak.

BANGUNAN

Sejak masa Kerajaan Mesir Tua, peradaban Mesir Kuno mampu menghasilkan
bangunan yang menakjubkan. Adanya beragam bangunan yang megah itu
menunjukkan bahwa bangsa Mesir Kuno telah mengenal seni arsitektur. Sebelum
mulaimembangun, para arsitek membuat gambar rancangan dan model bangunan yang
akan dibuat. Setelah disetujui raja, pengerjaan dapat dilakukan. Bangunan itu antara
lain sebagai berikut.

1. Piramida
Piramida adalah membangun raksasa dari batu yang digunakan sebagai makam raja-
raja beserta keluarga mereka. Piramida pertama dibangun oleh Imhotep untuk makam
Firaun Sozer. Piramid itu terdapat di Sakkara. Sejumlah piramida termashur lainnya
terdapat di Giza (Gizeh) untuk makam Firaun Cheops (Khufu), Chefren, dan Mekaure.

Pembangunan piramida didasari oleh penghargaan tinggi bangsa Mesir Kuno terhadap
raja-raja mereka. Sebagai turunan dewa, pemimpin politik, sekaligus keagamaan raja
harus diabadikan dalam suatu monumen yang pantas dikenang sepanjang masa. Maka,
dibangunlah piramida yang membutuhkan banyak tenaga dan waktu.

2. Sphinx
Sphinx adalah bangunan raksasa dan batu berupa singa berkepala manusia (wajah raja
Mesir). Sphinx merupakan perwujudan Dewa Re. Biasanya sphinx dibangun di depan
piramida sebagai penjaga. Hal itu sebagai lambang lindungan dewa matahari terhadap
raja. Sphinx terbesar terdapat di Giza.

3. Obelisk
Obelisk adalah bangunan batu berupa tugu. Pembangunan obelisk dimaksudkan untuk
memuja Dewa Re. Bangunan yang dianggap suci itu itu juga berfungsi mencatat
kejadian-kejadian penting. Itulah sebabnya, pada dinding obelisk dijumpai tulisan
hieroglyph.

4. Kuil
Kepercayaan Mesir Kuno yang bercorak polytheis tidak dapat dilepaskan dan kuil. Oleh
karena itu, peradaban Mesir Kuno meninggalkan sejumlah kuil yang megah. Kuil itu
dibangun untuk memuja dewa tertentu. Kuil peninggalan Mesir Kuno antara lain sebagai
berikut.
 Kuil Dewa Re di Heliopolis, yang dibangun semasa Kerajaan Mesir Tua.
 Kuil Hatshepsut di Deir-el Bahari, yang dibangun semasa pemerintahan Hatshepsut.
 Kuil Aten di Tel el Amarna, yang dibangun semasa pemerintahan Amenhotep IV.
 Kuil Dewa Amun di Karnak, yang dibangun semasa pemerintahan Ramses II.
 Kuil di Medinet Habu, yang dibangun semasa pemerintahan Ramses III

Anda mungkin juga menyukai