Anda di halaman 1dari 39

Adapun usur unsur budaya yang meliputi :

Kepercayaan bangsa Mesir bersifat politeisme. Dewa-dewa yang disembah bangsa Mesir, antara lain, * Dewa Amun : Raja paradewa * Dewa Re / Ra : dewa Matahari * Dewa Shu : dewa Udara * Dewa Shet : dewa Gurun * Dewa Osiris : dewa Hakim di alam baka * Dewa Min : dewa Kesuburan * Dewa Khonsu : dewa Bulan * Dewa Anubis : dewa Kematian * Dewa Ma'at : dewa Keadilan * Dewa Isis : dewa Bumi Mereka juga percaya bahwa jiwa seseorang yang mati akan tetap hidup selama jasadnya masih tetap- utuh. Untuk itu, mayat dibalsem kemudian diawetkan yang disebut mummi.

Alasan masyarakat membuat mumi itu ialah : bahwa manusia tidak dapat menghindar dari kehendak dewa maut.

Tetapi tidak semua masyarakat Mesir mayatnya diawetkan,biasanya mereka yang yang diawetkan adalah : > Para Bangsawan dan > Raja

Kemudian mayat-mayat yang diawetkan itu disimpan di dalam piramida. Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
1. Penyembahan terhadap dewa berangkat dari gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam. 2. Dewa yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti Dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan.

Sebagai lambang pemujaan kepada Dewa Ra didirikan obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing.

Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian yang penting.

Kemudian untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III.

Sebagai kawasan yang berbasis pertanian besar, Mesir Kuno dipimpin oleh seorang Firaun. Firaun Mesir Kuno berperan sebagai Raja Dewa (God Kings).

Secara garis besar keadaan pemerintahan raja-raja Mesir terbagi dalam bagian bagian sebagai berikut. 1. Kerajaan Mesir Tua (2660 2180 SM) Lahirnya kerajaan Mesir Tua yakni setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar. Kerajaan Mesir Tua disebut jaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser. Piramida di Gheza adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa. Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.

2. Kerajaan Mesir Tengah (1640 1570 SM)


Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan

tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan


persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah

pertanian, membangun proyek irigasi,


pembuatan waduk dan lain-lain.

Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos dan mulai terjadi keruntuhan priose.

3. Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM) Sesudah diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki jaman kerajaan baru atau jaman imperium. Disebut jaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria.

Raja-raja yang memerintah jaman Mesir Baru antara lain:

Ahmosis I
Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan ke 20.

Thutmosis III

Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari Napoleon dari Mesir. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan

Amen Hotep IV Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa. Ramses II Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil. Masa Ramses II diperkirakan sejaman dengan kehidupan nabi Musa. Setelah pemerintahan Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi bagian imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus (masih diragukan keabsahannya - Amna). Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah Ratu Cleopatra dan sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi.

Gambar Ramses II Gambar Amen Hotep IV

Tentang sistem Kekuasaan Raja Sistem pemerintahan peradaban Mesir Kuno yaitu kerajaan merupakan kekuasaan tertinggi yang berada ditangan raja, kedudukan raja yang mutlak ( Absolut ) itu sesuai dengan kehendak para dewa. Mereka percaya bahwa raja adalah keturunan dewa Matahari yang bernama Re.

Tanggung jawab fir'aun / raja Mesir adalah :


Memerintah dengan adil Memelihara keseimbangan alam semesta. Mengatur kelancaran sistem panen dan sistem irigasi. Mengatur pemerintahan hukum dan kebajikan luar. Memimpin angkatan perang. Memimpin upacara keagamaan

Sistem hukum di Mesir Kuno


secara resmi dikepalai oleh firaun yang bertanggung jawab membuat peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan ketentraman, sebuah konsep yang disebut masyarakat Mesir Kuno sebagai Ma'at. Meskipun belum ada undang-undang hukum yang ditemukan, dokumen pengadilan menunjukkan bahwa hukum di Mesir Kuno dibuat berdasarkan pandangan umum tentang apa yang benar dan apa yang salah

Hukuman untuk kejahatan ringan di antaranya pengenaan denda, pemukulan, mutilasi di bagian wajah, atau pengasingan, tergantung pada beratnya pelanggaran. Kejahatan serius seperti pembunuhan dan perampokan makam dihukum oleh eksekusi berat, di antaranya pemenggalan leher, ditenggelamkan, atau ditusuk. Hukuman juga bisa diperluas ke keluarga penjahat.

Hewan Sapi adalah hewan ternak yang paling penting. Pemerintah mengumpulkan pajak terhadap hewan ternak dalam sensus-sensus reguler, dan ukuran ternak melambangkan martabat dan kepentingan pemiliknya.

Selain sapi, bangsa Mesir Kuno juga memelihara atau mempertenakkan *domba *kambing *babi *Unggas unggas *Sumber daya ikan di Sungai Nil *Lebah yang menghasilkan madu

Dari Suber daya alam pun Mesir kaya akan :


batu bangunan dan dekoratif, bijih tembaga dan timah, emas, dan batu-batu semimulia. Kekayaan itu memungkinkan orang Mesir Kuno untuk membangun monumen, memahat patung, membuat alat-alat, dan perhiasan.

Ada juga Pembalsem menggunakan garam dari Wadi Natrun untuk mumifikasi, yang juga menjadi sumber gypsum yang diperlukan untuk membuat plester.

Masyarakat Mesir Kuno dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu : Fir'aun dan keluarganya. Para bangsawan. Para pengusaha dan pedagang. Para petani. Para buruh. Para budak Dengan demikian, sebutan Mesir merupakan berkah Sungai Nil tidak sepenuhnya dapat dinikmati oleh rakyat Mesir, karena rakyat kecil kekayaannya banyak habis untuk membayar pajak.

Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani.


Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan, dan waduk.

Hasil pertanian Mesir di pinngir nil yaitu gandum, sekoi atau jamawut, dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.

Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat Mesir Kuno telah dapat mempelajari dan mengenal tata alam lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat Mesir Kuno yang hidup dari hasil bercocok tanam memiliki banyak waktu luang untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan baik yang bersifat material maupun spiritual.

Kemudian masyarakat Mesir Kuno percaya bahwa roh (jiwa) orang yang sudah meninggal akan tetap hidup dan menghuni jasadnya, apabila jasadnya tidak rusak.
Oleh karena itu, pada tubuh orang yang meninggal dimasukkan bermacam-macam ramuan dan rempah-rempah kemudian dibungkus dengan kain sehingga berbentuk mummi yang tidak dapat rusak atau membusuk.

Mummi dari para bangsawan dan orang kaya disimpan dalam kubur di batu-batu karang, yang dihiasi dengan lukisan-lukisan pahat, sedangkan mummi raja-raja disimpan dalam bangunan yang sangat megah disebut piramida. Sistem pengawetan dan penguburan jenazah tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Mesir Kuno telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.

Adapun pembagian Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut

Tulisan
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi

lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratik
atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli. Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang Papyrus.

Sistem Kalender
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar).

Astronomi dan Penanggalan Pada tahun 2776 SM, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal penanggalan berdasarkan sistem peredaran matahari. Perlunya sistem penanggalan dikarenakan orang Mesir Kuno yang hidup dari pertanian, yang pada setiap tahun harus menanggulangi banjir. Mereka membagi setahun menjadi 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari. Mereka juga sudah mengenal adanya tahun kabisat. Orang-orang Mesir juga mengenal ilmu astronomi atau ilmu perbintangan yang berkaitan erat dengan kehidupan pertanian. Misalnya, mereka menggunakan bintang sebagai patokan untuk menentukan musim atau saat-saat bercocok tanam dan sebagainya.

a. Seni Bangunan (bangunan makam dan kuil) Mesir kuno Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk limas segi empat yang didalamnya terdapat gang gang / lorong menuju ke kamar Raja (Mummi Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal yaitu pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap sebagi keajaiban dunia

Bangunan kuil di Mesir ada dua jenis, yaitu;

- Kuil lapangan, contohnya Kuil Amon Re di Karnak

- Kuil Korokan (kuil yang dipahatkan pada bukit karang), contohnya kuil Ramses II di Abu Sim

b. Seni Patung Mesir Kuno

patung Mesir dibedakan menjadi:


- Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri tegap, tangan kanan dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan kedepan.

- Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri cirinya sama dengan kourus hanya kaki kirinya tidak melangkah dan berpakain lengkap.

- Patung dalam bentuk lain disebut Sphynx, yaitu patung berkepala Raja berbadan singa.

c. Seni relief / Lukis Mesir Kuno


Banyak ditemukan pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding. Kesan yang ditampilkan bersifat dekoratifilustratif dan simbolis. Sedangkan cara menggambar objeknya yaitu: - Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat sebenarnya

- Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya objek bukan ditentukan oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan martabat orang yang digambarkan. Misalnya gambar seorang Raja lebih besar dari pada rakyatnya

d. Seni Musik dan Seni ari Mesir Kuno Sesuai dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada saat itu sudah mengenal seni Tari dan musik. Hal ini berdasarkan pahatan mereka (relief) pada dinding bangunan. Diantaranya terdapat adegan yang sedang memainkan suling dan harva serta adegan Tari Tarian ritual sesuai dengan kepercayaan mereka pada saat itu

Anda mungkin juga menyukai