NIM : 26020119130109
Kelas : Akuakultur - A
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Rumusan Masalah
1. 2. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. 2. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari bahasa Yunani Geo (bumi) dan Politik (politik),
secara luas merujuk pada hubungan antara politik dan teritori dalam skala lokal
atau internasional. Geopolitik mencakup praktik analisis, prasyarat, perkiraan,
dan pemakaian kekuatan politik terhadap suatu wilayah. Secara spesifik,
geopolitik merupakan metode analisis kebijakan luar negeri yang berupaya
memahami, menjelaskan, dan memperkirakan perilaku politik internasional
dalam variabel geografi.
3
nusantara ini adalah menyatukan perbedaan dan batasan wilayah di seluruh
Indonesia dari Sabang sampai Merauke sehingga terwujudnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang bersatu dan utuh dalam mencapai tujuan nasional
Indonesia.
4
2. 4. Manfaat Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Salah satu persoalan yang paling mendasar yang memicu konflik antar
negara adalah masalah perbatasan. Termasuk Indonesia yang mempunyai persoalan
dengan perbatasan, terutama mengenai garis perbatasan di wilayah perairan laut
dengan negara-negara tetangga. Singapura dan Indonesia mempunyai masalah
dalam perbatasan negara baik maritim maupun pasir. Masalah yang timbul dalam
penetapan batas wilayah antara Indonesia dengan Singapura adalah reklamasi
pantai yang selalu dilakukan Singapura sejak melepaskan diri dari Federasi
Malaysia untuk memperluas wilayahnya. Reklamasi adalah proses pembuatan
daratan baru dari hasil dasar laut atau dasar sungai.
Luas wilayah Singapura pada awalnya adalah 580 km2, dan pada tahun 2005
jumlahnya bertambah menjadi 699 km2. Hal itu menandakan luas wilayah
Singapura selama hampir 40 tahun bertambah 199 km2. Luas Selat Singapura juga
makin berkurang, tidak mencapai 24 mil laut yang sudah menjadi ketetapan
internasional. Sejumlah pihak mengkhawatirkan reklamasi pantai yang dilakukan
Singapura karena akan merubah wilayah batas kedua negara yang sudah disepakati
5
pada tanggal 25 Mei 1973, bahwa di Pulau Nipah terdapat titik referensi dan titik
dasar dalam penarikan batas wilayah Indonesia dan Singapura.
6
Dampak negatif lain yang juga ditimbulkan dari kegiatan penambangan
pasir laut adalah terjadinya abrasi sehingga akan menyebabkan tenggelamnya
pulau-pulau kecil yang berada di provinsi yang dijadikan objek sasaran. Pulau
Nipah adalah salah satu pulau yang nyaris tenggelam. Pada kenyataannya, pulau
kecil tersebut tidak berpenghuni tetapi sangat penting peranannya karena pulau
ini merupakan tanda batas kontinen Indonesia dan Singapura. Apabila Pulau
Nipah benar-benar tenggelam maka yang diuntungkan adalah Singapura karena
dapat mengklaim bahwa luas wilayah negaranya telah bertambah.
Selat Singapura yang lebarnya tidak terlalu luas, menjadi masalah tersendiri
bagi UU nomor 1 tahun 1973. Singapura yang juga dikelilingi pulau-pulau kecil
disekitarnya dalam menarik garis batas perlu ketelitian agar tidak mendapatkan
protes. Beberapa perundingan dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini,
kesepakatan pun terjadi pada Mei 1973, dengan ditandatanganinya Garis Batas Laut
Wilayah di Jakarta. Diberlakukan untuk menetapkan garis awal perbatasan dan
karena jarak Selat Singapura yang sempit, maka akhirnya diambil keputusan untuk
mengambil batas kedua negara dari wilayah atau pulau terdepan masing-masing
negara.
7
laut antara kedua negara ditandatangani di Jakarta. Pembicaraan tentang perjanjian
ini sudah dilakukan sejak tahun 2005, untuk menyelesaikan batas wilayah
Indonesia-Singapura di bagian barat Selat Singapura, antara perairan Tuas dan
Nipah. Sementara untuk wilayah tengah dan timur, masih dalam tahap penyelesaian,
karena memerlukan kajian yang lebih mendalam. Disetujuinya perjanjian batas laut
ini, diharapkan dapat mempertegas posisi Pulau Nipah sebagai titik dasar yang
digunakan dalam pengukuran batas maritim Republik Indonesia dengan Singapura.
Penetapan perjanjian ini dilakukan bahwa pemerintah Indonesia menolak mengakui
wilayah reklamasi Singapura, dan menggunakan perjanjian tahun 1973 sebagai
sumber. Menurut Pasal 60 Ayat 8 UNCLOS disebutkan bahwa, “pulau buatan,
instalasi, dan bangunan tidak mempunyai status pulau dan laut teritorialnya sendiri,
maka kehadirannya tidak memengaruhi penetapan batas laut teritorial, Zona
Ekonomi Eksklusif, dan landasan kontinen.”
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
9
Sumber:
https://ledisjuliana.wordpress.com/2016/04/29/wawasan-nusantara-sebagai-
geopolitik-indonesia/
http://ildacbloger.blogspot.com/2017/10/pengertian-peranan-contoh-
geopolitik.html
https://www.liputan6.com/news/read/3872870/tujuan-wawasan-nusantara-
sebagai-geopolitik-indonesia-fungsi-dan-dasar-pemikirannya
http://hannaclara23.blogspot.com/2017/04/geopolitik-dan-masalah-
masalah.html
http://kartumiah.blogspot.com/2017/07/sengketa-pulau-nipah-
makalah.htmlhttps://marieffauzi.wordpress.com/2013/04/28/konflik-
perbatasan-indonesia-singapura/
https://marieffauzi.wordpress.com/2013/04/28/konflik-perbatasan-
indonesia-singapura/
10