Kelompok 7
DEPARTEMEN AKUAKULTUR
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
Melano-Makrofag Centres (MMC) pada Ikan
Melano-makrofag centres (MMC) adalah kumpulan nodul yang terdiri atas sel-sel
fagosit padat berpigmentasi gelap karena mengandung lipofusin, melanin, dan hemosiderin
yang tinggi. Secara histologis, MMC dapat dibedakan dengan jelas melalui mikroskop cahaya
(Steinel dan Bolnick, 2017). MMC banyak ditemukan pada ikan di stroma jaringan
hematopoietik (jaringan pembentuk sel darah) dekat dengan pembuluh vaskuler (Agius dan
Robetrs, 2003) pada organ ginjal, hati, dan limpa. Umumnya MMC di ginjal dan hati tidak
beraturan dan kurang terstruktur, berbeda dengan MMC di limpa yang lebih tersusun (Steinel
dan Bolnick, 2017). Beberapa penemuan juga mengemukakan bahwa terdapat MMC di
insang, otak dan gonad. Morfologi MMC dapat bervariasi pada spesies, organ, stadia/umur
yang berbeda serta pada keadaan lapar, sakit, jaringan rusak, metabolisme Hb dan
zinc,inflamasi, dan imun lemah. (Agius dan Robetrs, 2003).
MMC terbentuk akibat dari aktivitas sistem kekebalan tubuh yang bersifat adaptif
(Steinel dan Bolnick, 2017). Ukuran MMC akan membesar apabila ikan berada dalam
kondisi stress akibat lingkungan. Kondisi stres dapat menginduksi perubahan sel jaringan
tubuh ikan dan berefek pada peningkatan sel seperti makrofag dan eritrosit. Kandungan
melanin di dalam MMC volumenya bertambah ketika umur ikan sudah tua atau terserang
penyakit kronis. MMC berperan sebagai pemakan bakteri intraseluler resisten yang dapat
menyebabkan penyakit. Oleh sebab itu, MMC dimanfaatkan sebagai biomarker kualitas air
(Agius dan Robetrs, 2003).
Lipofusin dapat terbentuk apabila ikan memiliki lemak tak jenuh tinggi dan vitamin E
rendah. adalah pigmen terbanyak dalam MMC yang berfungsi ketika ikan dalam
keadaan malnutrisi, terkena bakteri, atau keracunan. Jumlah lipofusin meningkat
mengikuti umur dan kerusakan jaringan ikan (Agius dan Robetrs, 2003).
Melanin adalah pigmen kuning, kuning kecoklatan tersusun atas polimer kompleks
dari melanosit yang mampu menyerap dan menetralisir radikal bebas, kation, dan sel
patogen lainnya (Agius dan Robetrs, 2003).
Hemosiderin adalah pigmen coklat tidak larut yang mengandung protein dan zat besi.
Jumlahnya meningkat dalam MMC apabila pada ikan terjadi kelaparan yang
berkepanjangan dan anemia hemolitik (kekurangan darah akibat
katabolisme/penghancuran berlebih pada eritrosit) sehingga akan terjadi retensi zat
besi sebagai bentuk perlindungan. Pada limpa hemosiderin tersedia dalam jumlah
sedikit (Agius dan Robetrs, 2003).
Melanomakrofag center (MMC) ada pada keadaan normal, dan jumlahnya akan
bertambah pada keadaan patologis. Melanomakrofag center merupakan tahapan reaksi
peradangan (Hadi, et al., 2017). MMC ditandai dengan adanya bagian yang meradang dan
terdapat sekumpulan makrofag di sekitarnya (berwarna kuning), adanya MMC (melano
macrophages center) menandakan adanya peradangan, yaitu adanya kumpulan makrofag
akibat respon perlindungan diri melawan invasi parasit pada jaringan (Gambar 1).
Agius, C. dan R.J. Roberts. 2003. Melano-macrophage centres and their role in fish
pathology. Journal of Fish Diseasses., 26: 499-509.
Gao, Y., H. Xu, L. Li dan C. Niu. 2020. Immune defense parameters of wild fish as sensitive
biomarkers for ecological risk assessment in shallow sea ecosystems: A case study with wild
mullet (Liza haematocheila) in Liaodong Bay. Ecotoxicology and environmental safety.,194,
110337.
Hadi, N., D. Aliza, dan R. Daud. 2017. The Amount of Melanomacrophage centres (MMC)
in Liver and Kidneys of Tilapia (Oreochromis niloticus) Maintained in Various Population
Density. Jurnal Medika Veterinaria., 11(2) : 77-81.
Steinel, N.C. dan D.I. Bolnick. 2017. Melanomacrophage Centers As a Histological Incator
of Immune Function in Fish and Other Poikilotherms. Front. Immunoal., 8(827): 1-8.