Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TAKE HOME MIKROBIOLOGI (dr. Titik Nuryastuti, M.Si., Ph.D, Sp.

MK)

Nama : Siti Asiyah Fitria Amin

NIM : 18/433421/PKU/17334

1. Apa perbedaan sel planktonik dan sel biofilm. Jelaskan faktor-faktor yang
berperan dalam pembentukan biofilm.

Sel planktonik merupakan sekelompok organisme mikroskopis yang hidup bebas di


lingkungannya. Sedangkan biofilm merupakan kumpulan dari sel-sel mikrobial yang
melekat secara ireversibel pada suatu permukaan dan terbungkus dalam matriks ESP.
Sel biofilm hidup melekat di suatu permukaan dan diselimuti oleh perekat karbohidrat
yang dikeluarkan oleh bakteri. Biofilm terbentuk karena mikroorganisme cenderung
menciptakan lingkungan mikro dan relung (niche) mereka sendiri.

Biofilm mempunyai keunggulan dibandingkan sel planktonik dimana dia lebih tahan
terhadap bahan antimikroba, temperatur, pH dan lainnya. Ekspresi gen sel biofilm
berbeda dari ekspresi planktonik dan perbedaan ekspresi tersebut mengatur biofilm
dalam pembentukan dan perkembangannya. Sistem biofilm cocok untuk mengatasi
senyawa kompleks karena biomassa mikroba yang tinggi dan mempunyai
kemampuan untuk mendegradasi.

Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan biofilm :


a. Efek substratum (Permukaan)
Perlekatan terjadi lebih baik pada permukaan yang kasar, karena akan
menurunkan kekuatan aliran yang dapat melepaskan biofilm, dan permukaan
yang kasar mempunyai luas permukaan yang lebih besar. Hal lain adalah
mikroorganisme lebih baik melekat pada permukaan yang hidrofobik seperti
teflon dan plastik dibandingkan pada gelas atau logam.
b. Conditioning film.
Permukaan yang terpapar oleh media cair akan segera ditutupi oleh polimer-
polimer dari medium dan menimbulkan modifikasi kimiawi yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perluasan dari pelekatan mikroorganisme
pada permukaan tersebut. Contohnya yang terjadi pada enamel gigi yang dilapisi
oleh proteinaceous film yang disebut ’acquired pellicle’ dimana sel-sel bakteri
akan melekat pada enamel dalam beberapa jam paparan.
c. Hidrodinamik
Semakin cepat aliran cairan yang terjadi maka semakin mempercepat perlekatan
sel pada permukaan karena sel-sel akan bertubulensi dan berputar. Hal ini
terbatas sampai kecepatan tidak melepaskan perlekatan sel-sel dari permukaan.
d. Karakteristik media cairan
Seperti pH, suhu, jumlah zat gizi, kation dan adanya antimikroba akan
mempengaruhi perlekatan.
e. Keadaan permukaan sel bakteri
Permukaan sel yang hidrofobik, adanya fimbriae, flagel, dan polisakarida atau
protein pada permukaan sel bakteri akan mempermudah perlekatan, terutama bila
terjadi kompetisi dalam suatu kumpulan mikroorganisme.

2. Jelaskan alasan mengapa sel biofilm lebih sulit dieradikasi dengan antibiotik.

Sel biofilm lebih sulit dieradikasi dengan antibiotik karena sel biofilm ini resisten
terhadap antimikroba dan sistem pertahanan imun tubuh. Ketidakberhasilan terapi
antibiotika pada keadaan infeksi biofilm dikarenakan adanya struktur biofilm yang
tersusun dari matriks Extracelullar Polimeric Substances (EPS) yang sulit ditembus
oleh antibiotika. Komponen matriks eksopolisakarida (EPS) sebagai bahan
pembungkus biofilm terdiri dari Psl, Pel, Alg, dan eDNA. P.aeruginosa diketahui
mampu menghasilkan tiga eksopolisarida biofilm yaitu alginat, Psl dan Pel.
Komponen Psl dan Pel berperan dalam proses pematangan atau maturasi biofilm dan
resistensi antibiotika, sedangkan komponen Alg lebih banyak berperan dalam
menghasilkan mukus untuk melindungi Pseudomonas aeruginosa dari antimikroba
dan sistem imunitas tubuh.
Matrix EPS juga dapat mencegah difusi yang dilakukan oleh agen antimikroba,
sehingga tidak dapat mencapai ke sel bakteri yang menjadi target. Kemampuaan
difusi yang dimiliki oleh antibiotik akan terbatasi akibat adanya lapisan dinding tebal
dari biofilm dan aktivasi dari antibiotik oksidan seperti hydrogen peroksida,
hypoclorite, atau nitrit oxide. Selain itu formasi yang unik pada fenotip biofilm
(pompa efflux multidrugs, atau penurunan permeabilitas terhadap bahan antibiotik)
sebagai respon spesifik yang terjadi pada kolonisasi awal dan penempelan,
pertumbuhan dan pematangan biofilm, dan pelepasan sel akan menyebabkan biofilm
memiliki kemampuan bertahan terhadap antibiotik.

3. Jelaskan mengapa virus-virus RNA yang menginfeksi saluran nafas dapat


menyebabkan “new emerging disease”?

Virus dapat menginfeksi manusia dan mengalami mutasi sehingga virus tersebut dapat
beradaptasi untuk mengenali linkage RNA pada manusia atau virus tersebut
mendapatkan gen dari virus yang menginfeksi saluran pernapasan manusia sehingga
dapat bereplikasi secara efektif di dalam tubuh manusia. Mutasi tersebut yang dapat
menyebabkan new emerging disease karena sifat-sifat virus RNA yang memiliki
keanekaragaman genom yang tinggi, mampu disalin dengan kecepatan tinggi dan
dengan ketaatan yang jauh lebih sedikit.

4. Jelaskan tentang patogenesis, transmisi, dan pengendalian Rotavirus dan


Norovirus.

Rotavirus
a. Patogenesis
Rotavirus menginfeksi 2/3 proksimal ileum dengan terikat pada enterosit matur pada
ujung-ujung villi. Sel-sel nonproliperatif dari ileum ini terdiferensiasi untuk
melaksanakan fungsi pencernaan dan penyerapan, serta mengekspresikan beberapa
disakaridase, peptidase, dan beberapa aenzim lain yang berperan pada pencernaan
permukaamn apikal. Sel-sel kripta yang berlokasi di lembah-lembah antara villi
berperan dalam fungsi sekresi, secara aktif mensekresikan ion klorida ke dalam lumen
usus halus. Jadi enterosit melaksanakan fungsi absorbsi sedangkan sel kripta
melaksanakan fungsi sekresi. Sel-sel yang rusak terkelupas masuk ke dalam lumen
usus dan melepaskan virus dalam jumlah yang besar yang dapat tampak di feses.
Ekresi virus biasanya berlangsung 2-12 hari pada individu yang sehat tetapi dapat
memanjang pada individu dengan nutrisi buruk

b. Transmisi
Transmisi atau penyebaran rotavirus dapat terjadi dalam spesies yang sama (transmisi
intraspesies) atau antara spesies yang berbeda (transmisi interspesies). Transmisi
intraspesies sering terjadi pada manusia dan hewan, sedangkan transmisi interspesies
lebih jarang terjadi. Transmisi interspesies telah ditemukan terjadi antara manusia dan
hewan, terutama pada jenis-jenis hewan yang sehari-hari banyak mengalami kontak
dengan manusia, seperti sapi dan anjing. Transmisi interspesies tersebut dapat
dibuktikan dengan mengurutkan nukleotida penyusun genom terhadap galur rotavirus
yang diisolasi dari manusia dan hewan untuk melihat persentase kesamaan
genetiknya. Penularan rotavirus A umumnya terjadi secara fekal-oral (fecal-oral
transmission) atau dapat juga terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi,
atau melalui kontak antara satu orang dan orang lainnya. Orang dewasa yang
mengalami infeksi subklinis atau infeksi berulang dapat menjadi sumber penularan
rotavirus pada anak-anak.

c. Pengendalian
Langkah-langkah pencegahannya salah satunya yaitu dengan merawat terpisah
penderita yang terinfeksi rotavirus dengan anak sehat lainnya, pemberian imunisasi,
serta peningkatan kebersihan lingkungan dan air.

Norovirus
a. Patogenesis
masuk ke dalam tubuh dan berkembangbiak memperbanyak diri dengan cara
mengintegrasikan materi genetiknya, mengekspresikan dan mengkopi gen. Virus akan
memperbanyak diri dalam jumlah tertentu lalu mulai menginfeksi usus halus yang
menyebabkan gastroenteritis. Dalam tubuh virus akan menginfeksi jika setidaknya
ada 10 partikel virus di tubuh. Masa inkubasi virus ini adalah sebanyak 24-48 jam,
sering juga disebut dengan stomach flu.

b. Transmisi
Trasnmisi virus ini adalah dengan kontak penderita dari tangan yan todak dicuci
bersih setelah dari kamr mandi atau terkena muntahan penderita. Notovirus
disebarkan melalui makanan dapat terkontaminasi dari tangan orang yang memasak
atau menyajikan makanan. Selain itu Notovirus dapat menginfeksi manusia melalui
kerang atau makanan laut yang tidak dimasak dan mengandung virus ini serta dapat
pula lewat air minum yang tidak bersih.

c. Pengendalian

Pencegahan yang bisa dilakukan yaitu dengan mengolah dan memasak dengan
menggunakan air bersih, mengontrol higienitas pada prooses dan bahan pangan secara
ketat, serta menggunakan alat pengolahan yang tidak terkontaminasi.

5. Perbedaan mikosis dan mikotoksitosis, sebutkan masing-masing contoh penyakit


dan jamur penyebabnya!

Mikosis adalah infeksi jamur yang bisa mengenai manusia dan juga hewan. Infeksi ini
biasanya timbul dari spora -spora jamur yang terhirup sehingga menjadi infeksi jamur
yang menjangkit permukaan kulit hingga organ tubuh manusia, seperti otak, jantung,
hati, ginjal, dan limpa. Contoh : Tinea nigra yang disebabkan oleh Cladosporium
wemecki atau Cladosporium manson, piedra yang disebabkan oleh Trikosporon
beigelii, dan Tinea Imbrikata yang disebabkan oleh rikofiton consentricum.

Mikotoksikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh
jamur yang termakan bersama-sama bahan pakan yang tercemar jamur. Contoh :
Aflatoksin disebab kan oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus,
Fumonosins disebabkan oleh Fusarium verticillioides, patulin disebabkan
oleh Penicillium expansum.

Anda mungkin juga menyukai