Anda di halaman 1dari 27

KONSEP DASAR RACUN

Haeranah Ahmad, SKM, MKM


PENGERTIAN RACUN
1. Zat yang dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan kerusakan pada
jaringan hidup (Sax, 1957)
2. Zat yang bila masuk dalam tubuh dalam dosis cukup, bereaksi secara
kimiawi dapat menimbulkan kematian/kerusakan berat pada orang
sehat (Goodman & Gilman, 1956)
3. Semua zat pada hakekatnya adalah racun, dosisnyalah yang
membedakan racun dari obat (Paracelsus, 1493-1541)
4. Zat yang bila dapat memasuki tubuh dalam keadaan cukup , secara
konsisten, menyebabkan fungsi tubuh jadi tidak normal
KERACUNAN
1. Keadaan yang tidak normal akibat efek racun. Penyebabnya dapat
akibat dari bunuh diri, kecelakaan, dan tindak kriminal (Goodman &
Gilman, 1956)

2. Perubahan morfologi, fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh


ataupun pengurangan usia hidup suatu organisme dan mengakibatkan
kerusakan kapasitas fungsi atau gangguan kemampuan bertahan
terhadap racun atau meningkatkan kerentangan organisme terhadap zat
beracun berasalkan lingkungan (Duffus, dl Ruchiawat, 1996)
KLASIFIKASI TOKSIN/RACUN

Klasifikasi berdasarkan sumber :

a. Sumber alamiah/buatan :
b. Sumber berbentuk titik, area dan bergerak.
c. Sumber domestik, komersial dan industri
KLASIFIKASI TOKSIN/RACUN

Klasifikasi berdasarkan wujud :

a. Wujud pencemar : Padat, cair dan gas


b. Ukuran pencemar, densitas, serta komposisi kimiawi dan
fisika
KLASIFIKASI TOKSIN/RACUN

Klasifikasi atas dasar sifat fisika dan kimia :

a. Korosif
b. Radioaktif
c. Evaporatif
d. Eksplosif
e. Reaktif
KLASIFIKASI TOKSIN/RACUN
Klasifikasi atas dasar terbentuknya pencemar/xenobiotik :

a. Pencemar yang terbentuk dan keluar dari sumber disebut


pencemar primer
b. Pencemar yang sudah bereaksi dilingkungan disebut pencemar
sekunder
c. Pencemar sekunder yang bereaksi menjadi pencemar tersier.
KLASIFIKASI TOKSIN/RACUN
Klasifikasi atas efek kesehatan :

a. Fibrosis : terbentuknya jaringat ikat secara berlebihan


b. Granuloma : didapatnya jaringan radang kronis
c. Demam : suhu badan melebihi suhu normal
d. Asfiksia : keadaan kekurangan oksigen
e. Alergi : sensitifitas yang berlebihan
f. Kanker : tumor ganas; Mutan : generasi yang berbeda dg gen induknya
g. Teratogenik : cacat bawaan
h. Keracunan sistemik : keracunan yang menyerang seluruh tubuh.
KLASIFIKASI TOKSIN/RACUN
Klasifikasi atas dasar kerusakan organ target :

a. Hepatoksik : beracun pada hati


b. Nefrotoksik : beracun pada ginjal
c. Neurotoksik : beracun pada saraf
d. Hematotoksik : beracun pada sel darah
e. Pneumotoksik : beracun pada paru-paru
KLASIFIKASI TOKSIN/RACUN
Klasifikasi atas dasar hidup/matinya racun :

Klasifikasi ini dibuat berdasarkan pertimbangan bahaya yang


ditimbulkannya. Zat yang hidup dapat berkembang biak bila
lingkungannya mengijinkan. Zat abiotis dapat berubah menjadi
berbagai senyawa Sehingga pengendaliannya berbeda
TERIMA KASIH
JALUR PAJANAN RACUN

A.Jalur inhalasi
Pemajanan xenobiotika yang berada di udara dapat terjadi melalui
penghirupan xenobiotika tersebut. Tokson yang terdapat di udara berada
dalam bentuk gas, uap, butiran cair, dan partikel padat dengan ukuran
yang berbeda-beda.

saluran pernafasan merupakan sistem yang komplek, yang secara alami


dapat menyeleksi partikel berdasarkan ukurannya. Oleh sebab itu efek
toksik dari tokson yang dihirup tidak saja tergantung pada sifat
toksisitasnya tetapi juga pada sifat fisiknya.
JALUR INHALASI
Nasofaring berfungsi membuang partikel besar dari udara yang
dihirup,. Umumnya partikel besar ( >10 μm) tidak memasuki saluran
napas, kalau masuk akan diendapkan di hidung dan, dihembuskan.

Saluran trakea dan bronkus berfungsi sebagai saluran udara yang


menuju alveoli. Trakea dan bronki dibatasi oleh epitel bersilia dan
dilapisi oleh lapisan tipis lendir yang disekresi dari sel tertentu dalam
lapisan epitel. Dengan silia dan lendirnya, lapisan ini dapat mendorong
naik partikel yang mengendap pada permukaan menuju mulut.
Partikel yang mengandung lendir tersebut kemudian dibuang dari
saluran pernafasan dengan diludahkan atau ditelan. Namun, butiran
cairan dan partikel padat yang kecil juga dapat diserap lewat difusi
dan fagositosis.
Fagosit yang berisi partikel-partikel akan diserap ke dalam sistem
limfatik Partikel-partikel yang dapat terlarut mungkin diserap lewat
epitel ke dalam darah
JALUR INHALASI

Jalur pajanan/paparan melalui inhalasi adalah masuknya xenobiotik


melaui jalur pernapasan dan alveoli merupakan tempat utama terjadinya
absorpsi xenobiotika yang berbentuk gas, seperti carbon monoksida, oksida
nitrogen, belerang dioksida atau uap cairan, seperti benzen dan
karbontetraklorida. Kemudahan absorpsi ini berkaitan dengan luasnya
permukaan alveoli, cepatnya aliran darah, dan dekatnya darah dengan
udara alveoli. Laju absorpsi bergantung pada daya larut gas dalam darah.
Semakin mudah larut akan semakin cepat diabsorpsi.
JALUR PAJANAN RACUN
B. Jalur kulit
Pajanan paling mudah dan paling lazim terhadap manusia atau hewan
dengan segala xenobiotika adalah melalui kulit, seperti misalnya kosmetik,
produk rumah tangga, obat topikal, cemaran lingkungan, atau cemaran industri di
tempat kerja adalah pemajanan sengaja atau tidak sengaja pada kulit.

Pejanan kulit terhadap tokson sering mengakibatkan berbagai lesi (luka), namun
tidak jarang tokson dapat juga terabsorpsi dari permukaan kulit menuju sistem
sistemik
JALUR PAJANAN RACUN
B. Jalur Saluran Cerna
Pemajanan tokson melalui saluran cerna dapat terjadi bersama makanan,
minuman, atau secara sendiri baik sebagai obat maupun zat kimia murni. Pada
jalur ini mungkin tokson terserap dari rongga mulut (sub lingual), dari lambung
sampai usus halus, atau eksposisi tokson dengan sengaja melalui jalur rektal.
Kecuali zat yang bersifat basa atau asam kuat, atau zat yang dapat merangsang
mukosa, pada umumnya tidak akan memberikan efek toksik kalau tidak diserap.
MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
SISTEM PERTAHANAN TUBUH NONSPESIFIK EKSTERNAL (PERMUKAAN TUBUH)

1. Pertahanan secara fisik

Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh yaitu kulit dan membran mukosa.
Lapisan terluar kulit tersusun atas sel-sel mati yang rapat sehingga menyulitkan bagi
mikroorganisme patogen untuk masuk ke dalam tubuh.

2. Pertahanan secara mekanik

Pertahanan secara mekanik seperti terjadi pada rambut hidung dan silia, rambut hidung bertugas
menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya maupun dari mikroorganisme yang kurang
menguntungkan, sedangkan silia yang terdapat pada
trakea berfungsi menyapu partikel-partikel berbahaya yang terperangkap dalam lendir dan
keluar bersama air ludah.
SISTEM PERTAHANAN TUBUH NONSPESIFIK EKSTERNAL (PERMUKAAN TUBUH)

3. Pertahanan secara biologis

Pertahanan secara biologis seperti adanya populasi bakteri yang tidak berbahaya yang terdapat
pada permukaan kulit dan membran mukosa, bakteri-bakteri tersebut berkompetisi dengan
bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi sehingga perkembangan bakteri patogen terhambat.

4. Pertahanan secara kimia

Pertahanan secara kimia dilakukan oleh cairan sekret seperti keringat dan minyak yang
dihasilkan oleh membran mukosa dan kulit yang mengandung zat-zat kimia yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme, sedangkan air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa
mengandung enzim lizosim yang dapat membunuh bakteri, enzim lizosim dapat menguraikan
dinding bakteri dan patogen dengan cara hidrolisis sehingga sel pecah dan mati.
SISTEM PERTAHANAN TUBUH NONSPESIFIK INTERNAL

Mekanisme Pertahanan secara inflamasi


a) Jaringan mengalami luka dan merangsang
pengeluaran histamin.
b) Histamin menyebabkan terjadinya pelebaran
pembuluh darah serta peningkatan aliran darah yang
menyebabkan permeabilitas pembuluh darah
meningkat, hal ini menyebabkan perpindahan sel-sel
fagosit (neutrofil, monosit, dan eosinofil).
c) Sel-sel fagosit kemudian memakan patogen. Setelah
infeksi tertanggulangi, neutrofil dan sel-sel fagosit
akan mati seiring dengan matinya sel-sel tubuh dan
patogen. Sel-sel fagosit yang hidup atau mati serta sel-
sel tubuh yang rusak akan membentuk nanah.
Inflamasi mencegah infeksi ke jaringan lain serta
mempercepat proses penyembuhan.
SISTEM PERTAHANAN TUBUH NONSPESIFIK INTERNAL

Protein Antimikrobia

Terdapat protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu protein
komplemen yang terdiri dari sekitar 20 jenis protein. Protein komplemen dapat membunuh
bakteri penginfeksi dengan cara melubangi dinding dan membran plasma bakteri tersebut, hal ini
menyebabkan ion Ca2+ keluar dari bakteri sedangkan cairan dan garam-garam diluar bakteri
masuk ke dalam bakteri dan membunuh bakteri tersebut.

Jenis protein lain yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu interferon yang
dihasilkan dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Interferon dihasilkan ketika virus memasuki
tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Interferon akan berikatan dengan sel-sel yang tidak
terinfeksi dan sel-sel yang berikatan dengan interferon akan membentuk zat yang mampu
mencegah replikasi.
SISTEM PERTAHANAN TUBUH SPESIFIK

Sistem pertahanan tubuh spesifik juga dikenal dengan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh, jika
patogen berhasil melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik maka selanjutnya harus berhadapan
dengan pertahanan tubuh spesifik. Sistem pertahanan tubuh spesifik adalah pertahanan tubuh terhadap
patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh.
SISTEM PERTAHANAN TUBUH SPESIFIK

Limfosit

Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B (sel B) dan limfosit T (sel T). Dua jenis limfosit ini
memiliki fungsi yang berbeda-beda, walaupun jika diamati dengan mikroskop menunjukkan struktur
yang sama.
SISTEM PERTAHANAN TUBUH SPESIFIK

Antibodi

Pada setiap mikroorganisme serta substansi asing yang masuk ke tubuh pada permukaannya
terdapat senyawa protein yang berperan sebagai antigen, antigen meliputi molekul yang dimiliki
oleh mikroorganisme serta substansi asing tersebut. Antigen yang masuk ke tubuh akan
menyerang tubuh untuk membentuk antibodi, antibodi adalah senyawa protein yang berfungsi
melawan antigen dengan cara mengikatnya, setelah diikat antigen akan ditangkap dan
dihancurkan oleh makrofag. Antibodi bekerja secara spesifik untuk suatu antigen tertentu seperti
antibodi cacar hanya cocok untuk antibodi cacar.
JENIS KEKEBALAN TUBUH MANUSIA

Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri dimana jika seseorang
mengalami sakit karena infeksi patogen dan tubuh merespon dengan membuat antibodi, setelah sembuh
antibodi tersebut dapat bertahan lama sehingga orang tersebut menjadi kebal terhadap penyakit tersebut,
seperti contoh
orang yang pernah sakit cacar air tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua
kali. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan aktif alami.

Selain itu terdapat juga kekebalan aktif buatan seperti dengan menyuntikan antigen bakteri, patogen, atau
mikroba yang sudah tidak aktif
cara ini dikenal dengan vaksinasi. Vaksinasi menyebabkan orang yang disuntik tersebut mendapatkan
kekebalan karena tubuhnya akan membentuk antibodi

Kekebalan pasif

kekebalan yang diperoleh setelah mendapat antibodi dari luar. Sebagai contoh kekebalan yang diperoleh
bayi dari ibunya melalui air susu pertama (kolostrum) atau diperoleh bayi pada saat masih berada dalam
kandungan
GANGGUAN SISTEM PERTAHANAN TUBUH

a) Alergi adalah respon imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh.
Reaksi alergi disebut juga dengan anaphylaxis. Senyawa yang dapat menimbulkan alergi adalah
Alergen yang dapat berupa serbuk, debu, bulu hewan, gigitan serangga, serta jenis makanan
tertentu.
b) Autoimunitas adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk
menyerang sel-sel tubuh sendiri seolah-olah bukan merupakan bagian dari tubuh contoh Diabetes
c) AIDS (acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS sendiri merupakan kumpulan dari berbagai
penyakit. Virus HIV yang menyebabkan AIDS dapat menular dari satu orang ke orang lain
dengan banyak cara antara lain penggunaan jarum suntik secara bersamaan, transfusi darah dari
penderita, serta hubungan seksual. Pada dasarnya penderita AIDS meninggal bukan karena virus
HIV yang menyerangnya tapi karena melemahnya kekebalan tubuh maka beberapa penyakit bisa
berakibat fatal bagi penderita AIDS, penyakit-penyakit itu seperti TBC, kanker darah, kanker,
meningitis, harpes dan berbagai penyakit lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai