Anda di halaman 1dari 94

TOKSIKOKINETIK

PERTANYAAN YANG
MENDASAR…?

• Bagaimana suatu xenobiotik masuk ke


dalam tubuh atau sel dan bagaimana zat
tersebut terdistribusi atau dimetabolisme?
• Bagaimana xenobiotik berinteraksi
dengan sel target?
• Bagaimana xenobiotik dapat
menimbulkan efek toksik seluler?
• Bagaimana konsekwensi biologi dari hasil
interaksi antara xenobiotik dg organ target
dan bagaimana organisme merespon
(deal) dg efek toksik yang terjadi?
PENGERTIAN TOKSIKOKINETIK

• ilmu yg mempelajari kinetika zat toksik


atau yg mempelajari pengaruh tubuh thd
zat toksik (pertanyaan no. 1)
• 4 Proses yg terlibat
A (Absorpsi) zat toksik
D (Distribusi)
M (Metablolisme/biotransfromasi)
E (Ekskresi)
1. ABSORPSI
Proses masuknya xenobiotik ke dalam
tubuh (sirkulasi sistemik)
Tempat absorpsi: mukosa saluran
pencernaan, pernapasan atau mukosa
kulit)
Pengertian Efek Lokal & Sistemik
• Zat-zat toksik yang telah masuk ke tubuh bisa
memberikan efek lokal ataupun efek sistemik.
Efek lokal adalah, efek terpapar oleh bahan kimia
di satu titik di kulit anda. Biasanya kulit akan
memerah, atau melepuh. Kalau efek sistemik,
substansi tersebut akan lari ke darah, dan
akhirnya akan menuju target organ. Efek lokal
biasanya disebabkan oleh asam, basa,
chromium, pelarut organik. Contoh efek sistemik
adalah kalau carbon tetrachlride masuk ke tubuh,
dia akan menyerang liver, ginjal dan sistem saraf.
Jumlah dan kecepatan suatu zat untuk
dapat diabsorpsi dipengaruhi:
• Rute pemberian atau jalur paparan
• Konsentrasi dan lamanya kontak
dg tempat absorpsi
• Sifat fisika dan kimia xenobiotik
Rute pemberian atau jalur paparan

• oral (ditelan), bukal (bagian


dalam pipi), sub lingual (bawah
lidah), rektal (supositoria),
intramuskular, subkutan,
inhalasi, topikal, tansdermal, dan
intravena.
Konsentrasi dan lamanya kontak
dengan tempat absorpsi
• Difusi pasif: Perpindahan obat/senyawa dari
kompartemen yang berkonsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah
• Kecepatan absorpsi dipengaruhi: perbedaan
konsentrasi, luas permukaan tempat absopsi dan
lamanya kontak dengan tempat absorpsi
• Semakin kecil perbedaan konsentrasi, semakin
sempit tempat absorpsi, dan semakin singkat kontak
dengan tempat absorpsi maka jumlah dan
kecepatan zat yang menembus membrane akan
relatif sedikit.
Sifat fisika dan kimia dari xenobiotik

Sifat dari zat yang mudah menembus


membrane melalui difusi pasif:
• Relatif larut dalam lemak
• Ukuran partikelnya kecil
• Relative tidak terionisasi
• 3 rute utama adalah lewat kulit, penghirupan
(inhalation), dan pencernaan (ingestion).
Substansi tersebut bisa masuk dan terabsorpsi
tergantung pada sifat zat itu.
• Struktur sel kita memiliki membran plasma yang
mengatur absorpsi. Ia terdiri dari 75%
phospholipid, 20% protein, dan 5% karbohidrat.
• Faktor2 substansi supaya bisa menerobos membran plasma kita:
1. Ukuran molekul substansi dibanding dengan jarak antar molekul
membran plasma kita.
2. Larut dalam lemak, membran plasma kita sebagian besar
penyusunnya adalah lemak. Jadi, substansi yang larut dalam lemak
macam ethanol atau xylene (thinner) dengan mudah bisa terabsorpsi ke
dalam sel tubuh kita.
3. Muatan elektris dari substansinya. Kalau permukaan membran
plasma kita bermuatan positif, maka substansi yang bermuatan negatif
akan mudah masuk ke dalam membran plasma
4. Molekul carrier (pembawa molekul). Di dalam membran plasma kita,
itu ada semacam protein yang dapat menarik dan transport substansi
menerobos membran, tidak terpengaruh oleh ukurannya, kelarutan
dalam lemak dan muatannya.
• Mekanisme sebuah substansi bisa menerobos
membran plasma kita bisa dibagi dua, transport
aktif dan transport pasif.
• Transport pasif meliputi, konsentrasi gradien
(gradient concentration), difusi, osmosis serta
difusi terfasiliasi (facilitated diffusion).
• Transport aktif melibatkan penggunaan energi
untuk memasukkan sebuah substansi ke dalam
sel kita, bisa lewat phagocytosis dan
pinocytosis.
B. DISTRIBUSI

• XEnobiotik yg terabsorpsi
berpindah dari tempat
absorpsi berpindah dari
tempat absorpsi ke bagian lain
dalam tubuh.
PERTANYAAN MENDASAR:
• Bagaimana xenobiotik berpindah tempat dalam tubuh
• Apakah distribusi xenobiotik dipengaruhi oleh jalur
paparan
• Apakah xenobiotik terdistribusi merata pada semua
organ atau jaringan
• Bagaimana kecepatan xenobiotik terdistribusi
• Bagaimana xenobiotik dapat bertahan dalam tubuh
dalam jangka waktu lama
• Xenobiotik  diabsorpsi (kulit, paru-paru,
GI) cairan intersisiel/antar sel atau sekitar
sel suatu organ  masuk kedalam sel,
pembuluh darah kapiler , sirkulasi darah
dan system limpatik
• Xenobitik yg mempunyai volume distribusi
yg besar akan sangat berbahaya  Lama
bertahan didalam tubuh
C. METABOLISME/BIOTRANSFORMASI

• Umumnya terjadi di hepar yg dilakukan oleh


enzim-enzim
• Tujuan biotransformasi  membuat senyawa
xenobiotik menjadi polar sehingga lebih mudah
dieksresikan dan menjadi kurang toksik /
biodetoksikasi
• Bila zat tersebut akibat proses ini menjadi lebih
toksik disebut bioaktivasi.
• EX: hubungan mineral
D. EKSKRESI

• Xenobiotik yg dengan cepat


dapat dieksresi dari tubuh,
xenobiotik tersebut relative tidak
toksik.
E. TOKSIKOKINETIK &
TOKSISITAS SELEKTIF
• Toksisitas selektif : efek toksik pada sel-sel
tertentu dipengaruhi: faktor
translokasi&mekanisme biotransformasi
• Faktor translokasi  DDT (dikloro difenil
trikloretan diabsorpsi lgsg oleh serangga
melalui eksoskeleton
• Faktor Mekanisme Biotransformasi proses
hidrolisis malaokson/metabolit aktif (malathion)
pada serangga lbh cepat dari mamamalia
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

XENOBIOTIK
XENOBIOTIK
• Bahan asing bagi tubuh organisme,
antara lain = racun.
• Racun Alami, maupun
Buatan manusia (Antropogenik).
• Sdh dikenal sejak jaman purba  utk
kebaikan sendiri / pembunuhan.
• Diklasifikasikan utk memudahkan
pembahasan
KLASIFIKASI RACUN ATAS
DASAR SUMBER
• SUMBER ALAMIAH/BUATAN, yaitu racun
asli yg berasal dari flora dan fauna, bahan
baku industri, buangan & bhn sintesis
beracun.
• SUMBER BERBENTUK TITIK, AREA, DAN
BERGERAK. utk pengendalian. Titik lebih
mudah dikendalikan.
• SUMBER DOMESTIK, KOMERSIAL, DAN
INDUSTRI, Yang lokasi sumber, sifat, dan
jenis berbeda.
KLASIFIKASI RACUN ATAS
DASAR WUJUD
• WUJUD PENCEMAR = PADAT, CAIR, DAN
GAS  efek berbeda. Mis: Kotamadya
Bandung sangat rawan pencemaran udara,
krn dikelilingi gunung sehingga bentuknya
seperti lembah tjd inversi di padi.
• UKURAN PENCEMAR : BENTUK, DAN
DENSITAS, KOMPOSISI KIMIAWI DAN
FISIKA mudah tidaknya masuk tubuh, cpt
tidaknya menimbulkan efek & seberapa efek.
KLASIFIKASI ATAS DASAR SIFAT
KIMIA - FISIKA

XENOBIOTIK SEBAGAI B3 :
 KOROSIF
 RADIOAKTIF
 EVAPORATIF
 EKSPLOSIF
 REAKTIF
 Penanganan, transportasi & pembuangan yg
berbeda
KLASIFIKASI ATAS DASAR
TERBENTUKNYA PENCEMAR

• Pencemar PRIMER = terbentuk& keluar


dari sumber.
• Pencemar SEKUNDER = stlh transformasi
I di lingkungan  mjd lebih toksik/kurang.
Berubah dari gas  cairan. Berubah sifat
kimia-fisikanya.
• Pencemar TERSIER, dst
 Utk pengukurn / pemantauan pencemar.
KLASIFIKASI ATAS DASAR EFEK KESEHATAN

• FIBROSIS = Terbtknya jrgn ikat berlebih


• GRANULOMA = Didptnya jrgn radang kronis
• DEMAM = Suhu bdn melebihi normal
• ASFIKSIA = Keadaan kekurangan O2
• ALERGI = sensitivitas yg berlebih
• KANKER = tumor ganas
• MUTAN = generasi yg scr genetik berbeda
dari induknya
• TERATOGEN = cacat bawaan
• KERACUNAN SISTEMIK = seluruh
anggota tubuh
KLASIFIKASI ATAS DASAR
KERUSAKAN ORGAN TARGET
• HEPATOTOKSIK, Beracun bagi Hati
• NEFROTOKSIK ,Beracun bagi ginjal
• NEUROTOKSIK, Beracun bagi saraf
• HEMATOTOKSIK, Beracun bagi darah/
sistem pembentukan sel darah
• PNEUMOTOKSIK, beracun bagi paru-
paru
KLASIFIKASI ATAS DASAR
HIDUP/MATINYA RACUN

• KLASIFIKASI ATAS DASAR BIOTIS DAN


ABIOTIS, BAHAYA AKAN BEDA.
• ZAT YG HIDUP DAPAT BERKEMBANG
BIAK, SEDANGKAN ABIOTIS DAPAT
BERUBAH MENJADI BERBAGAI
SENYAWA.  AKAN BERBEDA
PENGENDALIANNYA.
RACUN BIOTIS atau BIOTOKSIN

 BIOTOKSIN = RACUN YG DIDAPAT PADA


BIOTA DAPAT BERUPA RACUN ASLI,
(BIOTA ITU SENDIRI) MAUPUN AKIBAT
KONTAMINASI DG BAHAN BERACUN.
(RACUN SEKUNDER DAN TIDAK ASLI).
 BIOTOKSIN ADALAH RACUN ASLI
ADA 2 JENIS RACUN ASLI :
- ORGANISME ITU SENDIRI BERACUN BAGI
MANUSIA
Misal : ikan yg memang dagingnya beracun
- RACUN YG DIMASUKKAN KE ORGANISME LAIN
SEBAGAI DEFENS BIOTA TSB
Misal : ular, laba2, kalajengking yg menyengat/gigit
sekaligus memasukkan racun, Tanaman2 beracun.
Demikian jg bakteri dan fungi  terbesar.
JADI BIOTOKSIN BERUPA :
1. Mikroba
2. Tanaman, dan
3. Hewan
RACUN MIKROBA
DPT BERUPA RACUN YG DIBUAT OLEH
MIKROBA ITU SENDIRI / SISA
METABOLISME (METABOLIT).

RACUN YG BERUPA METABOLIT :


1. AMMONIA
2. NITRAT, NITRIT
3. CO, CO2, DERIVATIF SULFUR.
MIKROBA PEMBENTUK RACUN
YG PENTING :
1. Vibrio cholera = enterotoksin
2. Clostridium botulinum = botulin  Botulism
(keracunan mknan, pd bayi,& luka tertutup),
3. Pseudomonas cocovenans = toksoflavin  tempe
bongkrek
4. Staphylococcus aureus = α & β-toksin  bisul
bernanah
5. Mycotoxin = toksin ergot, aflatoksin, okratoksin A, dll
6. Algatoxin = algae
RACUN BIOTIS (BIOTOKSIN)

TANAMAN BERACUN secara alami


mengandung racun: Ketela pohon (HCN);
Caladium, Pakis, dll

HEWAN BERACUN contohnya pada:


 INVERTEBRATA : Starfish,Sea cucumber,
lebah,dll
 VERTEBRATA : Ikan hiu (Carkatoksin A & B),
belut, ular, dll
RACUN ABIOTIS
1. RACUN LOGAM : Hg, Pb, Cd, Cr, dll
2. RACUN NON LOGAM/Organik abiotik
• PAH (POLICYCLIC AROMATIC HIDROCARBON)
• DDT (DICHLOR DINITRO TOLUENA)
• PCB (POLYCHLOR BIFENIL),
• Gas CO, dan CN, dll
KIMIAWI BIOTOKSIN, SUMBER, DAN EFEKNYA

RACUN SUMBER EFEK/


MEKANISME
GLIKOSIDA SOLANUM KENTANG HIJAU INHIBITOR
ALKALOID TUBEROSUM KOLINESTERASE

FENOL URUSHIOL POISON OAK ALERGI,


POISON IVY DERMATITIS
ASAM AMINO 3,4 FICIAFABA NEUROTOKSIK
DIHIDROKSIFENIL
ALANIN
POLIPEPTIDA FALLOIDIN AMANITA HEPATOTOKSIK
PHALLOIDES
PROTEIN TETANOSPASMIN C. TETANI NEUROTOKSIK

MIKOTOKSIN AFLATOKSIN FUNGI JAGUNG KARSINOGENIK


LACTONE
Rujukan:

• Toksikologi Lingkungan  Bab 2,


Juli Soemirat, Gadjah Mada
University Press, 2005.
KONSEP
BIOAKUMULASI , BIOMAGNIFIKASI , DAN
PERSISTENSI

ZAT XENOBIOTIK
KELOMPOK 1

1. ANNISA LAILI OKTAVIYANI 61608100819008


2. DEA PRATAMI HIDAYAH 61608100819016
3. NUR WAFIQ AZIZAH 61608100819067
4. PUTRI NOVIANTY 61608100819073
01
XENOBIOTIK
APA ITU
XENOBIOTI
K?
zat asing yang masuk dalam
tubuh manusia.

Contohnya: obat obatan,


insektisida, zat kimia
tambahan pada makanan
(pemanis, pewarna,
pengawet) dan zat
karsinogen lainya.


XENOBIOTIK
Adapun pengertian xenobiotik sebagai berikut :

Xenobiotik berasal dari 2 kata, yaitu xenos dan biotik. Xenos (berasal dari
bahasa Yunani) yang berarti asing. Biotik berarti makhluk hidup. Xenobiotik
adalah
senyawa asing bagi makhluk hidup.
Adapun yang termasuk golongan dari xenobiotik adalah pewarna,
pemutih,pestisida,
pengawet, dan obat-obatan.[ Xenobiotik yang paling banyak mempengaruhi
manusia
berasal dari obat -obatan.
XENOBIOTIK
SUMBER SUMBER XENOBIOTIK

1. Limbah industri

Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air.Pada umumnya
limbah
industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahayadan beracun. Menurut PP 18 tahun 99
pasal 1,
limbah B3 adalah sisa suatuusaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun
yangdapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakankesehatan
serta
kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.

2. Limbah pertanian

Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya.Namun
pemakaian pupuk dan
pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat
merangsang
pertumbuhan gulmaair seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang
tidakterkendali ini
menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran olehdeterjen.
XENOBIOTIK

Zat Xenobiotik berupa Racun Logam dan Non-Logam


Racun logam sebagai zat xenobiotik dapat dikelompokkan
menjadi:

1. Logam berat dan logam ringan;


2. Logam esensial dan non esensial;
3. Logam yang terdapat hanya sedikit (trace mineral) dan bukan
tracemineral
XENOBIOTIK
 Efek Berbagai Xenobiotik di Tubuh,yaitu :

Sistem kekebalan tubuh berfungsi sebagai sistem


pertahanan alami tubuh untukmelindunginya dari bahan kimia xenobiotik;
agen infeksi,
seperti virus ataubakteri; dan sel-sel neoplastik yang merespon jaringan
kanker.

Xenobiotik dapatmenyebabkan sistem kekebalan tubuh kehilangan


kemampuannya
untukmengontrol proliferasi sel dan mengakibatkan leukemia atau limfoma.
Racundapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh alergi atau
hipersensitivitas.

Kondisi seperti ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan
terhadapkeberadaan agen asing atau metabolitnya dengan cara merusak diri
sendiri.
Diantara bahan xenobiotik yang dapat menyebabkan reaksi seperti
berilium,kromium,
nikel, formaldehida, beberapa jenis pestisida, resin, dan plasticizer.
MENGAPA XENOBIOTIK DI METABOLISME

Dibawah ini adalah alasan mengapa xenobiotik di metabolisme :

1. Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat
diekskresi
2. Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang
larut, sehingga bisa diekskresi
3. Organ yang paaling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati
4. Ekskresi xenobiotik melalui empedu dan urine
Arti penting metabolisme dalam proses
eliminasi xenobiotik

Di dalam tubuh manusia , xenobiotik umumnya memberikan pengaruh pada


sistim dan
fungsi normal tubuh. Pengaruh bisa sesuatu yang diharapkan, seperti efek
terapetik obat,
yaitu efek untuk penyembuhan penyakit atau menghilangkan gejala penyakit.
Namun,dapat pula pengaruh yang berupa sesuatu yang tidak diharapkan, seperti
efek
samping atau toksik Melalui proses metabolisme dan proses ekskresi tubuh ,
xenobiotik
mampu menghilangkan semua pengaruh yang timbul. Telah lama diketahui
bahwa karena
sifatnya yang suka lemak , maka banyak xenobiotik tidak akan dikeluarkan dari
tubuh bila
tidak didahului proses perubahan struktur kimia melalui metabolisme.
ZAT XENOBIOTIK
METABOLISME XENOBIOTIK
dibagi 2 fase ,Fase Hidroksilasi dan Fase Konjugasi
 Fase hidroksilasi
ialah fase mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif,bisa juga diartikan
dengan fase mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif, oleh enzim Mono
oksidase atau Sitokrom P450.
Enzim Sitokrom P450 terdapat banyak di Retikulum Endoplasma .Fungsi
enzim ini adalah sebagai katalisator perubahan Hidrogen (H) pada xenobiotik
menjadi gugus Hidroksil (OH).

Reaksi Hidroksilasi oleh enzim Sitokrom P450 adalah sbb:


1. RH + O2 → R-OH + H2O
2. Sitokrom P450 merupakan hemoprotein seperti Hemoglobin, banyak
terdapatn
pada membran retikulum endoplasma sel hati
3. Pada beberapa keadaan produk hidroksilasi bersifat mutagenik atau
karsinogenik
ZAT XENOBIOTIK

 Fase konjugasi
ialah mereaksikan xenobiotik inaktik dengan zat kimia tertentu dalam tubuh
menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekresi baik lewat empedu maupun
urine

Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses konjugasi adalah:
asam glukoronat, sulfat, acetat, glutation atau asam amino tertentu
02
BIOAKUMULAS
I
BIOAKUMULASI ZAT XENOBIOTIK
Bioakumulasi merupakan adanya pencemar dalam organisme dengan konsentrasi
yang
lebih besar daripada konsentrasi di dalam lingkungannya (Soemirat, 2009).

Secara umum, kita perlu mengingat bahwa contoh polutan organik adalah
xenobiotik
(senyawa asing).Disebut xenobiotik karena tidak memiliki peranan dalam
biokimiawi
makhluk hidup normal.Karena dampak zat toksik akan sulit dideteksi dalam
ekosistem
atau komponennya, dan umumnya kita tidak mau menunggu sampai respon
toksik
teramati dalam lingkungan secara menyeluruh, maka pertimbangan untuk
menggunakan probe biokimia yang dikenal sebagai biomarker.
03
BIOMAGNIFIK
ASI
BIOMAGNIFIKASI ZAT XENOBIOTIK
● Biomagnifikasi adalah proses berpindahnya bahan pencemar atau
polutan/kontaminan pada tingkatan tropik tertentu ke tingkat tropik yang lain
sehingga terakumulasi melalui rantai makanan.
● Proses terjadinya biomagnifikasi dimuali saat konsentrasi polutan pada tubuh
produsen lebih tinggi daripada lingkungan sekitar. Kemudian produsen
dimakan konsumen, konsumen tersebut dimakan oleh konsumen tingkat atas
sehingga akan polutan tersebut terakumulasi pada konsumen tingkat paling
atas.
● Biomagnifikasi zat xenobiotik
Di alam, proses terjadinya akumulasi senyawa sering tidak dapat
digambarkan dengan suatu kesetimbangan yang relatif sederhana. Adanya
perpindahan senyawa xenobiotik dari makanan ke konsumer pada rantai
makanan mengakibatkan proses perpindahan senyawa tersebut menjadi
kompleks.

Masing-masing organisme yang terlibat dalam rantai makanan, mengalami


perpindahan senyawa sesuai fase (sebagai mangsa dan pemangsa) di
lingkungannya. Proses ini yang disebut sebagai biomagnifikasi.
BIOMAGNIFIKASI ZAT XENOBIOTIK
Jadi , biomagnifikasi menggambarkan adanya suatu organisme yang bertindak
sebagai
produsen yang sebelumnya telah menyerap suatu senyawa xenobiotik, kemudian
akan
dimangsa oleh organisme lain sehingga senyawa tersebut akan berpindah
padanya
sedangkan organisme itu juga tanpa sengaja menyerap senyawa xenobiotik yang
masih
dilingkungan yang sama, dan akan berlanjut seperti itu.
Dengan begitu senyawa xenobiotik tersebut akan semakin terakumulasi hingga
pada
konsumen tertinggi.

Contoh : Senyawa DDT yang mengalir pada rantai


makanan
04
PERSISTENSI
XENOBIOTIK
PERSISTENSI XENOBIOTIK
Salah satu hal penting yang menentukan persistensi suatu xenobiotik
di dalam tubuhadalah sampai sejauh mana mereka dapat
dimetabolisme dan di keluarkan dari dalam tubuh.beberapa
kelompok dari enzim metabolik dengan spesifitas substrat yang
beragam, berhubungandengan metabolisme xenobiotik dalam
tubuh. Beberapa contoh enzim yang berperan dalammetabolisme
xenobiotik dianaranya sitokrom P450 monooksidase (CPYs),Flavin-
containingmonooksigenase(FMOs), alkohol/aldehid dehidrogenase
dan sebagainya.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah:

1. Xenobiotik adalah zat yang asing bagi tubuh, dapat diperoleh dari
luar tubuh(eksogen) maupun dari dalam tubuh(endogen);
2. Xenobiotik berasal dari limbah industri, limbah pertanian dan limbah
domestik;
3. Xenobiotik dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh kehilangan
kemampuannya untuk mengontrol proliferasi sel dan
mengakibatkan leukemia;
4. Xenobiotik berupa As (arsen) apabila terdapat pada urin dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan anemia.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Tahapan Uji
Ekotoksisitas Dalam
Menentukan Daya
Racun Suatu Bahan
Terhadap Organisme
DISUSUN Tertentu
OLEH KELOMPOK II
Members Of The Group

DESTIA SASA FARINA


61608100809019 61608100819027
Members Of The Group

RIDA HANA YUNISHA


NOR DEWI AISYAH
HARAHAP HASIBUAN
PUTRI
61608100809066 61608100809080 61608100819106
TOPIK PEMBAHASAN

02
KRITERIA
01
UJI EKOTOKSISITAS
Tahapan Uji
Ekotoksisitas meliputi
DAYA RACUN
Uji Pendahuluan, Uji ZAT TOKSIK
Definitif, dan Uji
Kadar Aman
SISTEM PEMAPARAN ZAT

03 XENOBIOTIK, STATIK,
PERBAIKAN,
RESIRKULASI, SIRKULASI
DESKRIPSI SINGKAT

Mata kuliah ini membahas ruang lingkup


yaitu
1. Tahapan Uji Ekotoksisitas
2. Mengetahui kriteria daya racun zat
xenobiotik, akibat dari pemaparannya.
3. Memiliki wawasan yang luas terkait
kriteria zat xenobiotik dan sistem
pemaparan zat xenobiotik
01 UJI
EKOTOKSISITAS
Tahapan Uji Ekotoksisitas
meliputi Uji Pendahuluan,
Uji Definitif, dan Uji Kadar
Aman
A. PENGERTIAN
UJI EKOTOKSISITAS
Uji Ekotoksisitas adalah uji untuk mendeteksi efek toksik
suatu zat pada sistem biologi, dan untuk memperoleh
data dosis-respon yang khas dari sediaan uji. Data
yang diperoleh dapat digunakan untuk memberi
informasi mengenai derajat bahaya sediaan uji
tersebut bila terjadi pemaparan pada manusia,
sehingga dapat ditentukan dosis penggunaannya demi
keamanan manusia
B. TUJUAN
UJI
EKOTOKSISITAS
Uji Ekotoksisitas diperlukan untuk
menilai keamanan suatu obat,
maupun bahan yang dipakai sebagai
suplemen ataupun makanan agar
masyarakat terhindar dari efek yang
merugikan
C. TAHAPAN
UJI EKOTOKSISITAS
1. Uji Pendahuluan
Dilakukan untuk mengetahui konsentrasi ambang atas dan
ambang bawah dalam menentukan konsentrasi perlakuan
uji definitif. Batas ambang atas adalah konsentrasi
terkecil yang dapat membunuh seluruh hewan uji dalam
waktu 24 jam yang disimbolkan dengan “N”. Batas
ambang bawah adalah konsentrasi terbesar yang tidak
membunuh hewan uji dalam waktu 48 jam yang
disimbolkan dengan “n”
Uji pendahuluan pada uji ekotoksisitas dimaksudkan untuk
mendapatkan kisaran kadar suatu zat toksik yang akan
digunakan pada uji akut (uji ekotoksisitas atau uji definitif)
Hasil uji pendahuluan akan diperoleh kisaran kadar pada uji
definitif yaitu kadar di antara LC100-24 jam, dan kadar
LC0-48 jam. LC100-24 jam = ambang atas kadar, adalah
kadar suatu zat toksik yang menyebabkan 100% kematian
pada sejumlah biota uji (hewan/tumbuhan/mikroorganisme).
LC0-48 jam = ambang bawah kadar, adalah kadar
suatu zat toksik yang menyebabkan 0% kematian
(100% hidup) pada sejumlah biota uji
(hewan/tumbuhan/mikroorganisme).
Perlakuan uji pada uji pendahuluan adalah dengan uji
statik, maksudnya pada durasi uji tidak dilakukan
penambahan larutan, maserasi, maupun pakan.
2. Uji Definitif
Uji definitif dilakukan untuk mendapatkan data mortalitas dari
konsentrasi yang diberikan berdasarkan uji pendahuluan. Data
mortalitas kemudian akan digunakan untuk menentukan LC50
(Lethal Concentration 50%) .
Uji toksisitas juga dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
daya toksik suatu zat yang didasarkan pada LC50-96 jam, dan
angka kadar ini dirujuk ke Tingkat Ekotoksisitas dari Loomis.
Perlakuan pada uji ekotoksisitas adalah dengan uji statik,
maksudnya pada durasi uji tidak dilakukan penambahan
larutan, maserasi, maupun pakan.
3. Uji kadar aman
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kadar 10%
LC50-48 jam (kadar aman) yang diperoleh dari hasil uji
toksisitas yang aman terhadap biota uji tertentu (aman
terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan, maupun
reproduksi). Kadar aman harus dimaknai bahwa
konsentrasi zat dimaksud memang aman, tetapi hanya
sebatas pada spesies biota uji, dan tidak berlaku secara
umum.
Kadar aman seharusnya tidak menimbulkan gangguan
fisiologik maupun morfologik organ tubuh biota uji pada
sistem reproduksi, respirasi, digesti, ekskresi, skeleti, otot,
maupun system saraf. Durasi uji pada kadar aman
setidaknya 8 minggu atau lebih, dengan pakan dan aerasi
cukup, serta volume air perlakuan tidak berkurang oleh
karena penguapan.
02
KRITERIA DAYA RACUN
ZAT TOKSIK
DAYA RACUN
• Kerusakan kronis timbul setelah pemaparan
berulang kali selama tiga bulan atau lebih.
Bahan kimia bersifat kronis, contohnya
adalah asbestos paparan terhadap debu.
Asbestos tidak menyebabkan kerusakan
pada paru-paru akan tetapi apabila terpapar
dalam jangka panjang lama dapat
menyebabkan kanker paru-paru.
Contohnya karbon monoksida (CO)
mengakibatkan efek akut dan kronis jika
terhirup gas CO kepala pusing dan terasa mual,
dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru
DAYA RACUN
• Keracunan dapat bersifat akut yaitu efek dapat muncul pada saat
terpapar atau terkena bahan toksik dalam waktu singkat dan akan
hilang setelah paparan bahan kimia beracun tersebut dihilangkan.
Contoh keracunan akut kadmium (Cd) dapat disebabkan karena
masuknya baik melalui pernapasan maupun melalui oral, di industri
logam gejala keracunan akut yang disebabkan oleh logam Cd dapat
berupa timbulnya rasa sakit dan panas pada bagian dada. Akan
tetapi gejala keracunan ini tidak langsung muncul begitu penderita
terpapar oleh uap logam Cd. Gejala keracunan akut ini yang muncul
setelah 4 sampai 10 jam. Sejak penderita terpapar oleh uap logam
Cd akibat dari keracunan logam Cd ini dapat menimbulkan penyakit
paru-paru yang akut penyakit paru-paru akut ini dapat terjadi
apabila penderita terpapar oleh Uap Cd dalam waktu 24 jam. Selain
itu keracunan akut yang disebabkan oleh uap Cd dapat
menimbulkan kematian Bila konsentrasi yang mengakibatkan
keracunan tersebut berkisar dari 2500 sampai 2900 Mg/m3
03
SISTEM PEMAPARAN ZAT
XENOBIOTIK, STATIK, PERBAIKAN,
RESIRKULASI, SIRKULASI
A. PENGERTIAN
XENOBIOTIK
Xenos = asing
Xenobiotik adalah bahan kimia yang terdapat di
dalam tubuh namun tidak dibutuhkan atau diharapkan
oleh
tubuh makhluk hidup atau tidak diharapkan terdapat
dalam jumlah yang berlebihan
Contoh: obat-obatan, bahan pengawet makanan,
Polutan, Penumpukan di dalam tubuh, efek toksik, Agar
tidak bersifat toksik maka harus dieliminasi dari
tubuh melalui melalui urin, empedu, keringat dan
udara
ekspirasi.
B. PENGARUH PAPARAN BAHAN
TOKSIK DALAM TUBUH
Setelah terpapar xenobiotik (zat kimia asing dalam tubuh),
langkah berikutnya yang menentukan respons dengan
bahan kimia adalah absorpsi dalam tubuh, distribusi pada
tubuh, metabolisme, dan ekskresi, sehingga efek toksik
akan muncul. Pemahaman tentang risiko dari terpaparnya
bahan kimia mengurangi risiko tersebut memerlukan
pemahaman toksikokinetika. Kerja dari xenobiotik terhadap
organ yang dapat menyebabkan efek meliputi interaksi
kimia antara molekul zat toksikan dan tempat kerja spesifik
(reseptor). Toksikokinetika merupakan ilmu yang
mempelajari mengenai kinetika zat toksik atau mempelajari
pengaruh tubuh terhadap zat toksik. Kerja toksik pada
umumnya merupakan hasil dari proses fisika, biokimia, dan
FARMAKOKINETIK
Paparan

Absorbsi

Distribusi Ekskresi

Pergantian
Akumulasi Metabolisme
Perbaikan

Interaksi

Efek Toksik
THANK
YOU
Tugas Mata Kuliah Biotoksin

Pengelompokan
Zat Toksik
OLEH KELOMPOK 3
NAMA KELOMPOK :

DHITA PUSTIPA SYAFIRA


FRELIN AMARMOLO
LAILATUL KHASANAH
NONI RAHMA AISYAH
SHERLY OKTALIVIA PUTRI
YULIA KARUNIA NAULI
IKA SUCI RAHAYU
Definisi zat xenobiotik
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos
yang artinya asing dan biotik yang artinya
makhluk hidup.
Jadi Xenobiotik adalah zat asing yang masuk
dalam tubuh manusia. Contohnya: obat
obatan, insektisida, zat kimia tambahan pada
makanan (pemanis, pewarna, pengawet)
dan zat karsinogen lainya
Berdasarkan • b. Sumber pada titik, atau
bersumber pada area ataupun pada

Sumber objek yang bergerak. Contoh objek


yang bergerak misalnya kendaraan
Klasifikasi racun sebagai xenobiotik bermotor.
dalam hal ini didasari pada sumber • c. Sumber domestik atau industri.
racun tersebut. Hal ini biasanya Domestik berarti berasal dari rumah
diperlukan oleh para peneliti dalam hal tangga dan lain sebagainya yang
mengidentifikasi sumber racun untuk bukan dari industri. Banyak contoh
tujuan pengendalian. Dikategorikanlah bahan beracun yang bersumber dari
sumber racun itu pada 3 sumbernya domestik sekarang ini. Mulai dari
yaitu: deterjen, dan pembasmi serangga
sampai pada alat kosmetika.
• a. Sumber alamiah atau buatan.
Pada sumber alamiah bisa jadi Sedangkan sumber bahan beracun
berasal dari flora atau fauna pada dari dunia industri jelas mudah
lingkungan. Sedangkan sumber diamati.. Mulai dari industri kertas,
buatan adalah akibat perbuatan sampai pada industri pembuatan
manusia seperti bersumber pada bahan dari kulit dan lain sebagainya.
industri kosmetik misalnya.
Berdasarkan
Wujudnya • b. Cair: Biasanya banyak digunakan
dalam kegiatan pertanian. Dalam
Berdasarkan wujudnya, maka racun praktiknya, penggunaan bahan
berupa xenobiotik ini dapat beracun bersifat cair yang digunakan
dikategorikan berdasarkan bentuk dan dalam pertanian diencerkan pada
sifatnya. Bentuk dan sifat yang suatu dosis tertentu. Pengenceran
dimaksud adalah berupa: dilakukan dengan penambahan air
sebelum diaplikasikan atau diberikan
• a. Padat: Padatan yang sangat halus pada tanaman.
dapat bercampur dan terbawa oleh • c. Gas: Sifat dari bahan beracun
udara, disebut debu, fume, mist. berupa gas ini sangat mudah
Karena ukurannya yang halus berdifusi, sehingga menyebar lebih
tersebut memudahkannya dalam cepat daripada cairan dan zat padat.
paparan dan sebarannya apabila
telah berada dalam lingkungan
hidup.
a. Bersifat Korosif
Bahan beracun yang bersifat korosif ini sangat berbahaya. Sesuai sifatnya yang korosif
yang berarti mampu menghancurkan benda lain yang bercampur dengannya melalui
reaksi kimia. Contohnya asam sulfat dan asam asetat yang dapat mengakibatkan iritasi
Berdasarkan Sifat pada mata dan kulit.
b. Bersifat Radioaktif
Fisis – Kimia Suatu bahan bersifat radioaktif berbahaya karena mampu menimbulkan radiasi seperti
partikel alfa, beta dan gamma. Hal ini terjadi karena benda tersebut, memiliki inti yang
Berdasarkan sifat fisis – kimia, tidak stabil. Materi ini bisa dalam wujud padat, cair dan gas. Sumbernya adalah industri
yang memanfaatkan tenaga nuklir.
maka racun pun dapat c. Bersifat Evaporatif
Bahan berbahaya dan beracun ini bersifat mudah menguap atau segera dengan cepat
dikategorikan menurut: bercampur dengan udara. Biasanya bahan ini pun mudah meledak.
d. Bersifat Eksplosif
Bahan yang bersifat eksplosif adalah bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25
0C, 760 mmHg) dapat meledak. Atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi. Hal ini mengakibatkan bahan
bersifat eksplosif cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya dan terpapar pada
makhluk hidup dan dapat menyebabkan kematian.
Contoh bahan yang eksplosif adalah: 2,4,6 - trinitrotoluene (TNT) dan 2,4 dinitrotoluena,
serta dibenzoilperoksida.
e. Bersifat Reaktif
Bahan berbahaya dan beracun yang bersifat reaktif ini adalah apabila bercampur
dengan air, ia akan cepat bereaksi dengan mengeluarkan panas dan mudah terbakar.
RADIAKTIF EVAPORATIF
EKSPLOSIF REAKTIF
Materi yang Pendinginan
KOROSIF banyak evaporatif adalah zat-zat yang
eksplosif adalah
mengandung fenomena bereaksi secara
Korosif adalah mudah meledak
radioisotop turunnya liar jika
Dalam bahasa atau terbakar
disebut zat temperatur saat dicampurkan
sehari-hari, korosi
radioaktif terjadi evaporasi, dengan zat lain,
disebut
yaitu perubahan
perkaratan
fasa dari cair
menjadi gas
(uap).
Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan proses terbentuknya suatu toksik dapat pula dibedakan atas:
a. Sumber Primer
Yaitu apabila bahan toksin tersebut keluar langsung dari sumbernya menuju
lingkungan. Contohnya limbah industri yang mengandung amoniak yang langsung
dibuang ke lingkungan.
b. Sumber Sekunder
Yaitu apabila bahan toksin tersebut telah melalui transformasi di lingkungan terlebih
dahulu. Hal ini pernah terjadi pada tragedi Minamata. Di mana bahan beracun berupa
merkuri cair tidak langsung beracun bagi manusia, melainkan karena telah berada
pada tubuh ikan. Lalu ikan itu dimakan oleh manusia sehingga manusia itu keracunan.
c. Sumber Tersier
Yaitu apabila bahan toksin sekunder telah melalui transformasi yang kedua kalinya
pada lingkungan. Kejadian seperti ini sulit dalam hal mendeteksi dan melakukan riset
untuk menentukan upaya pengendalian. Diperlukan lintas disiplin ilmu untuk kasus
toksikologi yang bersumber pada sumber tersier ini.
Berdasarkan Dampak pada Organisme
Berdasarkan dampak yang ditimbulkan ini maksudnya adalah bagaimana respons atau
gejala yang ditunjukkan oleh manusia. Dalam hal ini dapat dikategorikan dalam
beberapa hal yaitu:
a. Fibrosis. Yaitu terbentuknya jaringan ikat secara berlebih pada organisme.
b. Demam atau terjadinya kenaikan suhu tubuh melebihi biasanya.
c. Granuloma. Yaitu terjadi atau terbentuknya peradangan yang kronis pada jaringan
organisme.
d. Kekurangan oksigen (asfiksia).
e. Kanker atau terjadinya pertumbuhan organ yang tidak normal.
f. Alergi atau terjadinya perubahan tingkat sensitivitas yang berlebihan yang
mengganggu kesehatan.
g. Terjadinya mutasi gen dan membentuk mutan (makhluk yang tidak sama secara
genetika dengan induknya).
h. Cacat bawaan lahir akibat teratogen.
Berdasarkan Kerusakan Organ/Target
Berdasarkan organ yang diserang, racun ini pun dapat diklasifikasikan menurut:
a. Nefrotoksik: berbahaya atau beracun bagi nefron/ginjal.
b. Nepatotoksik: beracun bagi hepar/hati.
c. Neurotoksik: berbahaya dan beracun bagi neuron/saraf.
d. Hematotoksik: berbahaya dan beracun pada system pembentukan darah.
e. Pneumotoksik: berbahaya dan beracun bagi pneumon/paru-paru.
Klasifikasi ini diperlukan oleh seorang ahli kesehatan atau kedokteran yang akan
membedakan gejala yang sama, tetapi

penyebabnya berbeda. Karena berbagai jenis racun kadang menyebabkan gejala yang
sama dengan penyakit lainnya.
Berdasarkan
Hidup/Matinya
Racun
Berdasarkan hidup atau matinya suatu racun ini maksudnya
adalah apakah suatu zat toksin sebagai xenobiotik itu bersifat
biotik ataukah abiotik. Jika zat itu bersifat biotik maka tentu
bisa berkembang biak dan menyebar cepat pada lingkungan.
Sedangkan pada zat yang bersifat abiotik tidak demikian. Hal
ini perlu diketahui oleh para peneliti atau terhadap kajian
dalam toksikologi lingkungan untuk menentukan langkah
pengendalian.

Berdasarkan klasifikasi ini, maka dapat dikelompokkan


xenobiotik yang bersifat toksin tersebut berupa:
a. Racun Biotis atau Biotoksin

Adalah bahan beracun yang merupakan makhluk hidup atau biota.


Dalam hal ini pun dapat dikelompokkan atas 2 bagian, yaitu (1)
racun asli berupa biota itu sendiri yang bersifat racun; dan/atau (2)
racun yang ditimbulkan oleh suatu biota karena biota tersebut telah
teracuni oleh bahan xenobiotik yang ada pada habitat atau
lingkungan hidupnya.
Pada racun yang pertama itu disebut sebagai biotoksin atau racun
asli. Sedangkan racun yang tergolong pada nomor 2 disebut juga
sebagai racun sekunder atau racun tidak asli.
Biotoksin atau racun asli ini pun tergolong atas 2, yaitu (1) biota itu
sendiri yang beracun; dan (2) biota yang mengandung racun karena
ada makhluk lain yang memasukkan racun itu ke dalam tubuhnya,
tetapi ia masih memiliki imun untuk defend (membela diri) dari
racun tersebut.
b. Racun Abiotik
• Racun abiotik adalah racun yang tidak hidup
dan/atau tidak berasal dari makhluk hidup. Artinya
selain dari mikroba, tanaman dan hewan. Racun ini
biasanya adalah jenis logam.
• Logam didefinisikan sebagai elemen yang dalam
larutan air dapat melepas satu atau lebih electron
dan menjadi kation. Beberapa karakteristik logam
antara lain berkilau, mempunyai konduktivitas yang
tinggi serta kuat dan lentur.

c. Kimia Biotoksin
• Racun jenis kimia biotoksin ini adalah racun yang
memiliki karakteristik kimia, tetapi berasal dari biotis
atau disebut biotoksin. Contohnya adalah glikosida
beracun, phenol beracun, asam amino dan peptide.
Sekian
Terimakasih
Manusia tidak akan pernah
memahami lingkungan
sebelum ia melihat
lingkungan itu sebagai suatu
organisme yang hidup
Arthur C. Clarke

Anda mungkin juga menyukai