Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

TOKSIKOLOGI

OLEH :

NAMA : SHELA R. NURTAMARA

NIM : O1A1 18 101

KELAS :B

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
TOKSIKOLOGI

1. Jelaskan pengertian toksikologi !

Jawab :

Toksikologi (berasal dari kata Yunani, toxicos dan logos) merupakan studi
mengenai perilaku dan efek yang merugikan dari suatu zat terhadap
organisme/mahluk hidup. Dalam toksikologi, dipelajari mengenai gejala,
mekanisme, cara detoksifikasi serta deteksi keracunan pada sistim biologis
makhluk hidup. Toksikologi sangat bermanfaat untuk memprediksi atau mengkaji
akibat yang berkaitan dengan bahaya toksik dari suatu zat terhadap manusia dan
lingkungannya.

2. Jelaskan mekanisme masuknya zat toksik melewati lapisan membran :

a. Transpor pasif :
- Sistem difusi
- Fitrasi
b. Transpor spesial :
- Transpor aktif
- Transporter xenobiotik
- Difusi terfasilitasi

Jawab :

Mekanisme masuknya zat toksis melewati lapisan membran :

a. Transpor aktif
- Sistem difusi

Kebanyakkan toksikan melalui membran sel secara difusi pasif. Rata-rata


jalur dihubunhkan secara langsung melalui gradien konsentrasi. Difusi pasif tidak
membutuhkan energi dalam proses tranpornya dan hanya dengan gradien
konsentrasi, gradien konsentrasi harus melewati membran sel. Selain itu,
kelarutan senyawa dalam lipid juga menjadi hal yang tidak kalah penting.
Sebagaimana diketahui bahwa membran sel terdiri atas membran lipid bilayer
yang terdiri atas fosfolipid yang bersifat non-polar. Senyawa yang dapat melintasi
lapisan lemak ini adalah senyawa yang sifatnya sama atau hampir sama dengan
membran yakni bersifat nonpolar. Dan yang paling tidak kalah penting sifat dari
senyawa tersebut apakah bersifat ion atau non-ion. Senyawa yang mudah
melintasi membran adalah senyawa yang bersifat non-ion karena senyawa yang
bersifat non-ion molekulnya lebih kecil dibandingkan dengan senyawa ionik.
Sebagaimana teori pH partision menjelaskan “hanya senyawa non-ionik yang
larut lemak yang mampu diabsorbsi oleh membran sel secara difusi pasif melalui
penurunan gradien konsentrasi”.

Banyak toksikan terionisasi, bentuk terionisasi ini biasanya tidak dapat


berpenetrasi ke dalam membran sel karena kelarutannya dalam lemak kurang
sedangkan bentuk tak terionisai sangat mungkin untuk berpenetrasi karena
kelarutannya dalam lipid cukup untuk menembus membran sel. Sehingga laju
penetrasi tergantung pada kelarutan dalam lipid.

- Filtrasi

Filtrasi adalah pergerakkan molekul air dan zat terlarut melintasi


membran sel karena tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh sistem
kardiovaskuler. Tergantung pada ukuran pori-pori membran, hanya ukuran
tertentu zat terlarut yang bisa melewatinya. Tujuan filtrasi yaitu pemisahan dua
atau lebih zat.

Membran kapiler dan gromeruli mempunyai luas celah relatif (sekitar 70


nm) dan membolehkan molekul yang lebih kecil dari albumin (BM : 60.000
dalton) untuk melewatinya. Bagian besar aliran air melalui celah ini akibat dari
hidrostatik dan / atau tekanan osmotik dan dapat bertindak sebagai pembawa
toksikan. Celah pada kebanyakkan sel relatif kecil (sekitar 4 nm) dan hanya
membolehkan zat kimia dengan BM 100-200 yang dapat melaluinya. Molekul zat
kimia yang besar dapat tersaring ke dalam dan keluar sel dengan membentuk
kesetimbangan antara konsentrasi dalam plasma dan konsentrasi cairan
ekstraseluler, tapi tidak dapat melakukan filtrasi antara cairan ekstraseluler dan
cairan intraseluler.
b. Transpor spesial
- Transpor aktif

Transpor aktif sangat berbeda dengan difusi pasif, difusi pasif terjadi
tanpa harus melawan gradien konsentrasi. Sedangkan transpor aktif dapat terjadi
dengan cara melawan gradien konsentrasi dan adanya energi yang diperoleh
dari hasil metabolisme. Energi dibutuhkan untuk memompa natrium-kalium yang
masuk dan keluar dari sel. Proses ini tidak akan terjadi tanpa adanya protein
sebagai perantara, ketika ada ATP atau energi maka pompa natrium akan
terbuka dan ion Na akan masuk kedalam sel bersamaan dengan masuknya pula
senyawa-senyawa lain dan dikeluarkannya kalium.

Trasnpor aktif melibatkan suatu pembawa yang memindahkan molekul


melalui membran melawan gradien konsentrasi, jika molekul adalah ion, maka
akan melawan gradien elektrokimia. Hal tersebut membutuhkan pengeluaran
energi metabolik dan dapat dihambat oleh racun yang bergabung dengan
metabolisme sel.

- Transporter xenobiotik

Pada umumnya xenobiotik berpindah dengan trasnpor pasif yang


dikendalikan oleh perbedaan konsentrasi dan tidak memerlukan energi (kondisi
lebih pekat / kadar lebih besar didalam daripada di luar). Namun, ada beberapa
xenobiotik terserap dengan menggunakan protein pembawa yang tertanam
dalam struktur membran yang berlaku sebagai kendaraan pengangkut dan
memerlukan energi.

Sebagai contoh adalah trasnpor dari timbul (Pb) dalam GIT


(Gastrointestinal tract) ada protein pengangkut Ca++ yang juga digunakan oleh
Pb karena kesamaan kimiawinya dengan kalsium. Hal tersebut merupakan satu
alasan toksisitas berbagi unsur yaitu karena kesamaannya dengan unsur
esensial.

- Difusi terfasilitasi

Dalam difusi terfasilitasi faktor-faktor yang mempengaruhi adalah carrier


spesifik dari membran, gradien konsentrasi yang melewati membran, dan proses
yang melewati jenuh karena tingginya konsentrasi dari substrat. Formasi transpor
terfasilitasi melibatkan kompleks antara zat kimia dan pembawa makromolekuler
pada satu sisi membran. Kemudia kompleks tersebut berdifusi pada sisi lain dari
membran yang menghasilkan zat kimia. Setelah itu pembawa kembali ke
permukaan semula untuk mengulangi proses transpor.

3. Jelaskan mekanisme absorpsi, distribusi, dan eliminasi zat toksik !

Jawab :

Mekanisme absorpsi, distribusi, dan eliminasi zat toksik yaitu sebagai berikut.

a) Absorbsi
Yang dimaksud dengan absorbsi adalah proses masuknya xenobiotik ke
dalam tubuh organisme dan menimbulkan efek secara efektif. Absorbsi sangat
ditentukan oleh portal entri, daya larut, sifat fisika kimia zat, konsentrasi, luas
area kontak dan kondisi sirkulasi pada organisme. Absorbsi dapat terjadi karena
adanya berbagai mekanisme dalam tubuh, yang memungkinkan terjadinya
transpor racun dari satu tempat ke tempat yang lain, yaitu mekanisme: difusi
(transpor pasif), difusi katalis dan transpor aktif.
i. Difusi
Difusi adalah mekanisme transpor racun yang mengikuti aliran cairan dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Difusi
merupakan mekanisme transpor dari satu sel ke sel yang lain melalui membran
sel. Dalam hal ini, zat lipofilik akan lebih cepat diserap dibanding dengan yang
hidrofilik. Kecepatan difusi akan sebanding dengan gradien konsentrasi.

ii. Difusi Katalitis


Yang dimaksud dengan difusi katalitis adalah aliran difusi di mana zat
racun dapat berpindah tempat akibat terikatnya pada permease (protein) atau
ionofore (HC) yang berada pada dinding sel. Protein dan/atau hidrat karbon tadi
berfungsi sebagai katalis. Ikatan ini bersifat kompetitif dengan zat lain seperti
nutrien, sehingga dapat mengganggu pasokan nutrien pada sel. Faktor yang
berpengaruh dalam difusi katalitis adalah suhu, pH dan interaksi fisis-kimiawi.
iii. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah aliran zat yang terbalik dari difusi, yakni, melawan
aliran difusi dan difusi katalitis, sehingga proses ini memerlukan energi yang
dalam organisme berada dalam bentuk Adenosin Trifosfate (ATP). Untuk
mendapatkan energi dari ATP, perlu dilakukan hidrolisis oleh enzim permease
yang memecah ATP menjadi ADP dengan melepaskan energi. Transpor aktif
dapat terlaksana seperti halnya transpor katalitis diperlukan suatu zat pengikat,
sehingga jumlah zat yang ditranspor per satuan waktu tergantung pada kapasitas
sistem. Apabila ikatan terus meningkat, maka suatu saat akan terjadi keadaan
jenuh.
ATP ADP (adenosin di fosfat) + P + Energi

Permease
Bila konsentrasi xenobiotik kecil, zat akan tetap berada di dalam sel,
sama juga halnya dengan zat yang diakumulasi.

b) Distribusi
Absorpsi racun ke dalam tubuh organisme akan berlanjut dengan proses
distribusi xenobiotik ke berbagai organ tubuh. Distribusi ini sangat ditentukan
oleh afinitas xenobiotik terhadap organ dan spesifisitas. Distribusi ini terlaksana
dengan cepat apabila xenobiotik dapat memasuki peredaran darah. Mekanisme
transpor dalam distribusi ini sama dengan mekanisme transpor pada absorpsi.
Bila xenobiotik itu lipofilik, maka ia akan lari ke jaringan lemak, seperti lemak di
bawah kulit, sumsum tulang belakang dan otak. Xenobiotik sedemikian antara
lain adalah, DDT, DDE, dan metil-Hg. Dapat dimengerti, bahwa apabila kita
berhadapan dengan zat yang stabil, maka ia akan tetap berada dalam jaringan
tersebut atau terjadi akumulasi.
Transpor katalitis dengan ikatan protein seperti serum albumin,
merupakan proses kompetitif dengan metabolit seperti asam keton, asam lemak,
bilirubin, dan lain-lain, dengan demikian metabolit tidak dapat ditranspor secara
normal ke tempat pembuangan. karenanya, sering ditemukan berbagai gejala
tertumpuknya metabolit. Dalam hal bilirubin yang berwarna kuning, ditumpuk di
bawah kulit, akan membuat kulit orang menjadi kuning, atau disebut terjadi
hiperbilirubinemia (darah mengandung terlalu banyak bilirubin). Distribusi akan
mentraspor racun ke organ target ataupun seluruh tubuh, tergantung sifat kimia-
fisika racun dan reaksi tubuh terhadapnya. Misalnya saja, semua iodium akan
terdistribusi dan disampaikan pada kelenjar gondok.

c) Eliminasi
Ekskresi merupakan bagian dari metabolime, yakni mengeluarkan zat
(metabolit) yang tidak terpakai oleh tubuh ataupun racun yang memasuki tubuh.
Semua racun yang memasuki tubuh akan mengalami perlakuan tertentu, atau
memgalami proses metabolisme. Hal ini sering juga disebut sebagai nasib atau
fate dari xenobiotik di dalam tubuh organisme. Metabolisme diartikan sebagai
transformasi zat/xenobiotik akibat proses seluler. Metabolisme paling sering
terjadi pada hati, kulit, ginjal, dan paru-paru dan untuk sebagian kecil di jaringan
atau organ lain. Pada umumnya metabolisme itu melakukan transformasi agar
xenobiotik menjadi lebih polar sehingga lebih mudah diekskresikan lewat ginjal
ataupun empedu. Perbedaan metabolisme dalam tubuh organisme akan
menentukan efek biologis. Para ahli memperkirakan bahwa terdapat variasi yang
sangat besar dalam metabolisme, dan masih sedikit sekali yang diketahui.
Perlakuan yang didapat xenobiotik di dalam tubuh pada hakekatnya terdiri atas
berbagai proses, seperti detoksikasi, hidrolisis, reduksi, oksidase, dan/atau
konyugasi. Akibat dari proses metabolisme itu akan terjadi beberapa
kemungkinan, yaitu:
 Dikumulasi/ disimpan

 Dikeluarkan atau diekskresikan dengan atau tanpa transformasi

 Mengalami perubahan biokimia, yakni, termetabolisme di dalam sel,


terutama sel parenkym hati untuk detoksifikasi.
Baik/tidaknya ekskresi tergantung pada atau dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yakni baik tidaknya fungsi berbagai organ ekskresi, yakni, paru-paru,
ginjal, usus besar, kelenjar keringat, kelenjar ludah, kelenjar air mata, kelenjar air
susu, dll. Fungsi berbagai organ ekskresi dapat digambarkan secara singkat sbb:
 Ginjal membuat urin

 Paru-paru mengekskresikan segala macam gas dalam udara ekspirasi


 Kelenjar keringat, air susu, ludah, empedu untuk ekskresi berbagai cairan
yang khas

 Usus mengekskresikan padatan, dilakukan dengan proses sekresi oleh


saluran pencernaan. Logam, misalnya , biasanya diekskresikan lewat
usus

 Organ uro-genital dapat mengeluarkan zat yang tidak terpakai lewat urin
dan sekretnya

 Rambut, kuku menyimpan berbagai logam, dan pada saat ia rontok atau
dipotong, maka zat tadi akan ikut terbuang. Misalnya, yang sering
diekskresikan lewat rambut adalah logam merkuri dan arsen.
DAFTAR PUSTAKA

Mutschler.1999. Arzneimittelwirkungen: Lehrbuch der Pharmakologie un


Toxikologie; mit einführenden Kapiteln in die Anatomie, Phyiologie und
Pathophysiologie. Unter mitarb. Von Schäfer-Korting. -7völlig neu bearb.
und erw. Aufl., Wiss. Verl.-Ges., Stuttgart.

Sudrajat.2011.Toksikokinetika Racun. FMIPA UNMUL.

Wirasuta, Made A.G. Niruri, Rasmaya. 2006. Toksikologi Umum. Buku Ajar.
FMIPA Universitas Udayana

Abrar.2010. Pengertian dan dampak DDT. Diakses dalam


http://abrar4lesson4tutorial4ever.wordpress.com/2010/02/20/pengertian-dan-
dampak-ddt-dichloro-diphenyl-trichloroethane-dalam-kehidupan

Anda mungkin juga menyukai