Anda di halaman 1dari 3

Toksikokinetik

Toksikokinetik adalah ilmu yang mempelajari kinetita suatu zat toksi yang
mempelejari pengaruh tubuh terhadapa zata toksik. Kinetika zat toksi merupakan
factor yang penting terjadinya interaksi anatara xenobiotik dengan sel targetnya.
Toksikokinetik akana mempelajari tentang bagaimana suatu zat xenobiotik masuk
dalam tubuh dan apa yang akan terjadi terhadap zat tersebut dalam tubuh.
Ada empat proses yang terlibat dalam toksikokinetik, yaitu
1. Absorpsi
Absorpsi adalah proses masuknya xenobiotik kedalam tubuh atau
tepatnya ke sirkulasi sistemik. Tempat absorpsi dapat terjadi di mukosa
saluran pencernaan, pernapasan atau mukosa kulit. Untuk dapat
menimbulakan efek toksik sistemik, zat harus dapat menembus sel tempat
absorpsi dan masuk kesirkulasi sistemik atau sirkulasi darah. Tetapi untuk
dapat menimbulkan efek toksisk local (iritasi atau merusak jaringan) suatu
zat tidak perlu diabsorpsi terlebih dahulu. Beberapa factor yang
berpengaruh pada jumlah dan kecepatan suatu zat untuk dapat diabsorspi
adalah
a) Rute pemberian atau jalur paparan
Rute masuknya xenobiotik ke dalam tubuh dapat melalui saluran
pernapasan, pencernaan, kulit atau rute lain seperti injeksi, inflantasi
pada mata. Suatu xenobiotik diurutkan berdasarkan rute paparan,
karena rute mempengaruhi absorpsi. Suatu zat mungkin masuk dalam
kategori relative tidak toksik melalui paparan tertentu, tetapi masuk
dalam kategori yang sama toksik bila masuk dalam jalur paparan yang
lain.
b) Konsentrasi dan lamanya kontak dengan tempat absorpsi
Kebanyakan zat xenobiotik menembus membaran

melalui

mekanisme difusi pasif. Oleh karena itu, kecepatan absorpsi sangat


dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi, semakin sempit tempat
absorspi dan semakin singkat kontak dengantempat absorpsi maka
jumlah dan kecepatan zat yang menembus membrane akan relative
sedikit.

c) Sifat fisik dan sifat kimia


Timbulnya efek toksik karena suatu xenobiotik diawali dengan
masuknya zat tersebut ke dalam tubuh. Untuk masuk kedalam tubuh
atau meninggalkan tubuh atau pindah sel/jaringan, xenobiotik harus
dapat menembus membrane. Membrane sel adalah barier yang hebat
damn merupakan alat pertahanan utama dalam mencegah masuknya
zat asing kedalam tubuh. Dalam keadaan normal, sel-sel penyususunan
jaringan seperti pada kulit atau membaran mukosa paru atau
membaran intestinal adalah begitu kompak atau rapat yang
menyebabkan berbagai zat tidak dapat menembusnya.
Membrane sela atausering disebut membrane plasma adalah suatu
selaput yang mengelilingi sel denagan strukur dasar dan penyusun
yang relative sama, yaitu lipid bi layeratau phospholipid bi layer.
Masing-masing fosfolipid mengandung fosfat sebagai kepala yang
bersifat polar ekornya merupakan asam lemak yang bersifat non polar.
Karena sifat membran sel yang demikian itu akan menyebabkan zat
tertentu mudah menembusnya dan zat-zat lain sukar menembus atau
bahkan tidak dapat

sama sekali. Xenobiatik umunya menembus

membaran melalui difusi pasif. Cara lain adalah transfor fertifitasi,


transport aktif, dan endositisis (fagosiotosis atau pinositosis). Sifatsifat
yang mudah menembus membrane melalui difusi pasif adalah reltif
larut dalam lemak, ukuran partikelnya kecil, dan relarif tidak trionisasi.
2. Distribusi
Distribusi adalah suatu peristiwa saat xenobiotik yang terabsorpsi
berpindah dari tempat kebagian lain tubuh. Ketika xenobiotik diabsopsi,
mereka menembus lapiasan sel tempat absorspsi (kulit, paru atau
pencernaan) lalu masuk pada cairan intertisiel (antar sel atau sekitar sel)
dari suatu organ. Xenobiotik bergerak meninggalkan cairan intersisiel
dengan cara masuk ke dalam sel, masuk ke pebuluh darah kapiler dan
sirkulasi darah, atau masuk ke system limfatik. Jika xenobiotik masuk ke
dalam pembuluh darah, ia akan beredar ke seluruk tubuh dalam bentuk
bebas atau dalam bentuk terikat oleh protein plasma. Jika dalam
peredarannya bertemu jaringan yang mempunyai afinitas yang tinggi,

bentuk bebas dari xenobiotik akan berpindah ke tempat tersebut atau


terdistribusi.
Untuk dapat sampai pada jaringan atau tempat tertentu, xenobiotik
harus dapat smapai pada jaringan atau tempat tertentu, xenobiatik harus
dapat menembus beberapa membarn sebagaiman telah dijelaskan pada sub
bab sebelumnya.
3. Metabolism/Biotransformasi
Biotrans formasi atau metabolisme didefinisikan sebagai perubahan
xenobiotik yang diaktalis oleh suatu enzim tertentu dalam sel hidup.
Metabolism umumnya berlangsung di hepar karena banyak terdapat
enzim-enzim pemetabolisme. Tujuan biotransformasi adalah membuat
senyawa xenobiotik (induk) menjadi polar sehingga lebih muadah
diekresikan dan menjadi kurang toksik atau kurang aktif. Oleh karena itu
proses transformasi sering disebut dengan biodetoksifikasi. Namun,
adanya senyawa tertentu yang setelah mengalami biotransformasi menjadi
lebih aktif atau toksik sehingga peristiwanya disebut sebagai bioaktivasi.
Dengan demikian, perlambatan atau percepatan pada proses metabolism
suatu zat akan meningkatkan atau menurunkan sifat toksiknya.
4. Ekskresi
Ekskresi zat merupakan factor penentu dari toksisitasnya. Jika xenobiotik
atau metabolismnya denga cepat diekresikan dari tubuh, xenobiotik
ersebut relative tidak toksik. Hal ini terjadi karena bagi zat yang mudah
diekskresikan akan sulit mencapai kadar efek toksik minimal dan
kemungkinan terjadi akumulai lebih kecil. Padahal penentu ketoksikan
adalah sampainnya suatu zat di dalam sel sasaran dengan kadar mencapai
kadar efek toksik minimal. Oleh karena itu strategi dalam mengurangi
toksisias suatu zat dilakukan dengan penghambatan absorspi dan percepata
ekrsesi
Daftar Pustaka
Sujoso, Anita Dewi Prahastuti.2012.Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.Jember:UPT Penerbitan UNEJ.

Anda mungkin juga menyukai