Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOKINETIKA

Kelompok 4 :
Mikhael Glenn M. Jacob 17101101003
Renaldo Kamagi 17101101022
Dini Ashria Abdjul 17101101039
Farmakokinetika mempelajari kinetika xenobiotik didalam tubuh
organisme. Mulai dari portal entri/emisi, absorpsi, distribusi,
metabolisme, ekskresi, dan efek/respons tubuh terhadapnya. Oleh
karena itu efek biologis yang tampak atau terjadi dalam tubuh sangat
ditentukan oleh berbagai faktor seperti dosis, absorpsi, distribusi,
toleransi, nasib/perlakuan, ekskresi, sensitivitas dan kumulasi.
Portal
entri

Parentera
Oral Inhalasi Insang
l

Gas Partikulat
1. Portal Entri

Portal entri adalah pintu masuknya xenobiotic ke dalam tubuh organisme.

Beberapa portal entri yang penting adalah:


• Mulut, per os, oral atau lewat saluran pencernaan
• Saluran pernapasan atau per inhalasi
• , atau lewat tractus respiratorius (GI. tr)/ saluran
pencernaan
• Kulit atau dermal
• Parenteral atau disuntikkan ke dalam tubuh, bisa ke
otot (intra muskuler, IM), ke vena (intra vena, IV), ke
peritoneum (intra peritoneum, IP), dibawah kulit,
dan seterusnya.
Oral

Pintu masuk per oral adalah pintu masuk melalui mulut dan masuk ke dalam saluran pencernaan.
Portal entri ini sering dan mudah dipakai oleh xenobiotic, akan tetapi xenobiotic yang masuk tidak akan mudah mencapai
peredaran darah karena beberapa hal penting yang terkait pada fungsi saluran gastero-intestinal tersebut sebagai berikut:
• Dimulut xenobiotic akan tercampur dengan ludah yang berisikan enzim, yang sudah dapat mencernanya, setelah itu ia
akan masuk ke lambung.
• Lambung mengandung asam lambung yan keras yakni HCl 0,1 N sehingga pH = 1-2 karenanya mampu menghancurkan
xenobiotic yang tidak tahan asam dan kalau masih bertahan ia akan masuk ke usus halus.
• Usus halus terisi oleh cairan/enzim usus halus yang bersifat basa, sehingga xenobiotic asam akan ternetralisir disini, dan
selanjutnya ia akan memasuki usus besar.
• Didalam usus besar ini terdapat makanan, isi usus yang dapat berfungsi untuk pengenceran xenobiotic.
• Peristalstik atau gerak usus akan mendorong isi usus ke arah anus untuk dibuang, dengan demikian xenobiotic dapat ikut
terekskresikan. Selain itu terjadi pengadukan, penyisihan toksin, sehingga absorpsi xenobiotik tidak akan banyak.
• Didalam usus ini pun ada proses seleksi absorpsi, maka xenobiotik tidak otomatis diabsorpsi. Misalnya saja yan terkenal
adalah proses seleksi besi, bila didalam tubuh sudah tidak cukup kadar besinya, ia tidak akan diabsorpsi dari usus. Dan
juga bila xenobiotik berukuran besar, ia tidak akan diabsorpsi
• Terjadi peluang bagi xenobiotik untuk bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk kompleks dengan isi usus, misalnya
logam
• GI. tr ini juga mengeluarkan sekret yang dapat mengurangi absorpsi, bahkan menambah enzim hidrolitik, tetapi dilain
pihak dapat meningkatkan sirkulasi enterohepatik yang akan dibicarakan.
Inhalasi
Portal entri per inhalasi adalah masuknya xenobiotik lewat saluran
pernapasan/tractus respiratorius.

Portal entri ini akan memudahkan xenobiotik masuk ke peredaran darah karena
tipisnya dinding paru-paru (selapis sel alveoli) yang berhadapan dengan dinding
kapiler darah yang juga hanya terdiri atas selapis sel. Selain itu terdapat berbagai
faktor yang mempermudahkan masuknya xenobiotik ke dalam darah untuk
berbagai wujud xenbiotik yakni gas dan partikulat
Insang

Alat pertukaran gas pada organisme aquatic adalah insang. Insang pada ikan yang dewasa
mempunyai luas permukan terbesar diseluruh tubuhnya. Racun dengan demikian dapat mudah
masuk insang ke tubuh ikan lewat. Seperti halnya pada organisme lain, ikan juga mempunyai enzim
sitokrom P450 yang mempunyai fungsi ganda. Banyak racun yang dapat didegradasi oleh enzim ini,
tetapi yang tidak dapat didegradasi akan diakumulasi didalam tubuhnya.
Parenteral

Portal entri parenteral adalah


masuknya xenobiotik lewat suntikan,
dapat langsung masuk ke dalam darah
(intravena) atau tidak langsung lewat
otot, lewat peritoneum, lewat bawah
kulit atau subcutan dan lain-lain.
2. Absorpsi

Yang dimaksud dengan absorpsi adalah proses masuknya xenobiotik ke dalam


tubuh organisme dan tersedia untuk aksi atau menimbulkan efek secara efektif.

Absorpsi dapat terjadi karena adanya berbagai mekanisme dalam tubuh, yang
memungkinkan terjadinya transport racun dari satu tempat ke tempat yang lain,
yakni mekanisme:
- Difusi (pasif)
- Difusi katalis
- Transpor aktif
Difusi
Difusi adalah mekanisme transport racun yang mengikuti aliran cairan dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah. Difusi ini merupakan mekanisme transport dari satu sel ke sel yang lain melalui membrane sel.

Difusi katalitis
Difusi katalis adalah aliran difusi dimana zat racun data berpindah tempat akibat terikatnya pada permease (protein) atau ion
(HC) yang berada pada dinding sel. Faktor yang berpengaruh dalam difusi katalitis adalah suhu, pH, dan interaksi fisis-kimiawi.

Transpor aktif
Transpor aktif adalah aliran zat yang terbalik dari difusi yakni melawan aliran difusi dan difusi katalitis sehingga proses ini
memerlukan energi yang dalam organisme berada dalam bentuk Adenosin Trifosfate (ATP)
3. Distribusi

Absorpsi racun ke dalam tubuh organisme akan berlanjut dengan proses distribusi xenobiotic ke berbagai organ tubuh. Distribusi
sangat ditentukan oleh afinitas xenobiotik terhadap organ, dan spesifitas. Distribusi ini terlaksana dengan cepat apabila
xenobiotic dapat memasuki peredaran darah.

Mekanisme transport dalam distribusi ini sama dengan mekanisme transport pada absorpsi. Bila xenobiotik itu lipofilik, maka ia
akan lari ke jaringan lemak, seperti lemak di bawah kulit, sumsum tulang belakang dan otak. Xenobiotik sedemikian antara lain
adalah DDT, DDE, dan metil-Hg.

Distribusi akan mentranspor racun ke organ target ataupun seluruh tubuh, tergantung sifat kimia-fisika racun dan reaksi tubuh
terhadapnya. Misalnya saja semua Iodium akan terdistribusi dan disampaikan pada kelenjar gondok.
4. Metabolisme

Semua racun yang memasuki tubuh akan mengalami perlakuan


tertentu atau mengalami proses metabolisme. Hal ini sering juga
disebut sebagai nasib atau fate dari xenobiotic didalam tubuh
organisme. Metabolisme diartikan sebagai transformasi zat atau
xenobiotik akibat proses seluler. Metabolisme paling sering
terjadi pada hati, kulit, ginjal dan paru-paru dan untuk sebagian
kecil dijaringan atau organ lain. Pada umumnya metabolisme itu
melakukan transformasi agar xenobiotik menjadi lebih polar
sehingga lebih mudah dieksresikan lewat ginjal ataupun
empedu.
5. Ekskresi
Ekskresi merupakan bagian dari metabolisme yakni mengeluarkan zat (metabolit) yang tidak terpakai oleh tubuh ataupun racun
yang memasuki tubuh. Baik atau tidaknya ekskresi tergantung pada atau dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni baik tidaknya
fungsi berbagai organ ekskresi yakni paru-paru, ginjal, usus besar, kelenjar keringat, kelenjar ludah, kelenjar air mata, kelenjar air
susu, dan lain-lain.

Ekskresi ada dua yaitu:


1. Pembuatan urin
Urin merupakan buangan terbentuk cair dari tubuh, sisa
metabolisme dalam sel parenkim hati yang perlu
diekskresikan, disalurkan lewat peredaran darah ke ginjal.
2. Pembuatan empedu
Empedu merupakan cairan yang dibuat didalam hati dan
dimasukkan ke dalam kantong empedu untuk keperluan
pencernaan lemak. Pembuatan ini juga merupakan salah satu
jenis ekskresi dari hati ke usus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai