OPERANDI
RACUN MASUK
JARINGAN
Oleh :
Cherry Acerola S (4130240)
Fatynia Ilmiyatni(14130240)
Nurul Cahyani (14130240)
Shevyta Ryandani (14130240)
Teresa Wilda (1413024074)
Pengertian Toksikologi
Selain interaksi reversibel, terkadang terjadi pula interaksi tak bolak-balik (irreversibel)
antara xenobiotika dengan subtrat biologik. Interaksi ini didasari oleh interaksi kimia
antara xenobiotika dengan subtrat biologi dimana terjadi ikatan kimia kovalen yang
bersbersifat irreversibel atau berdasarkan perubahan kimia dari subtrat biologi akibat dari
suatu perubaran kimia dari xenobiotika, seperti pembentukan peroksida (Wirasuta dan
Niruri, 2006:24).
MODUS OPERANDI RACUN MASUK
JARINGAN
Racun masuk kedalam organ tubuh makhluk hidup sering disebut dengan operandi
racun di jaringan. Apabila usaha homeostatis tidak dapat mengatasi toksisitas
xenobeotik yang masuk karena berbagai hal seperti dosis yang terlalu tinggi, atau
paparan konsentrasi yang pekat dan berlanjut, atau gigitan, tusukan duri beracun,
dan sebagainya.
Absorpsi Distribusi
Via paru-paru Setelah absorbsi bahan toksik terjadi,
Paru-paru dapat mengabsorbsi bahan toksik maka bahan tersebut didistribusikan ke
dalam jumlah besar karena area permukaan seluruh tubuh melalui darah, kelanjar
yang luas dan aliran darah yang cepat. getah bening atau cairan tubuh yang lain
Via kulit oleh darah. Distribusi bahan beracun
Bahan toksik paling banyak terabsorbsi tersebut :
melalui lapisan epidermis. Akibat bahan 1. Disimpan dalam tubuh pada hati, tulang
toksik antara lain pengikisan atau pertukaran dan lemak
lemak pada kulit yang terekspos dengan 2. Dikeluarkan melalui feses, urine atau
bahan alkali atau asam dan pengurangan
perapasan
pertahanan epidermis.
Via saluran pencernaan
3. Mengalami biotransformasiatau
metabolisme dimana bentuk akhirnya
Absorbsi bahan toksik dapat terjadi di
lebih siap dikeluarkan
sepanjang saluran pencernaan (gastro-
intestinal tract). Faktor yang mempengaruhi
terjadinya absorbsi adalah sifak kimia dan
fisik bahan tersebut serta karakteristiknya
seperti tingkat keasaman atau kebasaan.
Ekskresi
Ekskresi empedu Paru-paru
Hati juga merupakan alat tubuh yang Zat yang berbentuk diekskresikan lewat
penting untuk ekskresi toksikan, terutama paru-paru. Ekskresi toksikan melalui paru-
untuk senyawa yang polaritasnya tinggi paru terjadi karena difusi sederhana lewat
(anion dan kation). Pada umumnya begitu membran sel.
senyawa ini berada dalam empedu, Jalur lain
senyawa ini tidak akan diserap kembali ke Saluran cerna bukan jalur utama ekskresi
dalam darah dan dikeluarkan lewat feses. toksikan. Oleh karena lambung dan usus
Ekskresi Urin manusia masing-masing mesekresi kurang
Ginjal membuang toksikan dari tubuh lebih tiga liter cairan setiap hari, maka
dengan mekanisme yang serupa dengan beberapa toksikan dikeluarkan bersama
mekanisme yang digunakan untuk cairan tersebut. Ekskresi toksikan lewat air
membuang hasil akhir metabolisme faali, susu ibu (ASI), ditinjau dari sudut
yaitu dengan filtrasi glomerulus, difusi toksikologi amat penting karena lewat air
tubuler dan sekresi tubuler. susu ibu ini racun terbawa dari ibu kepada
bayi yang disusuinya.
Pengaruh sistematik dapat berupa pengaruh akut dan pengaruh
kronik. Pengaruh akut adalah keracunan yang berlangsung
sangat cepat oleh kehadiran zat kimia di dalam tubuh makhluk
hidup, sedangkan pengaruh kronik adalah keracunan yang
berlangsung sangat lambat oleh kehadiran zat kimia di dalam
tubuh makhluk hidup