Konferensi ke-1
Ottawa Canada, 17-21 Nov 1986
Thema :
The Move Towards a
New Public Health
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN
Konferensi ke-2
Adelaide,Australia, 5-9 April 1988
Thema :
Membangun Kebijakan Publik
Yang Berwawasan
Kesehatan
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN
ADELAIDE RECOMMENDATION
KEMITRAAN
Kodrati/Sempurna tapi lemah/Tradisi Gotroy/
Menyusutnya Peradaban EgosentrisGlobalisasi
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN
Konferensi ke-3
Sundsvall Sweden, 9-15 Juni1991
Thema
SUPPORTIVE ENVIRONMENT
FOR HEALTH
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN
Sundsvall Statement
Konferensi ke-4
Jakarta Indonesia, 21-25 Juli 1997
Thema :
NEW PLAYER FOR A NEW ERA
(new player Swasta dengan
CSR nya)
PENDEKATAN BARU
Konferensi ke-5
MexicoCity,Mexico, 5-9 Juni 2000
Thema :
BRIDGING THE EQUITY GAP
(Menjembatani Kesenjangan Pemerataan)
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN
Konferensi ke-6
Bangkok, Thailand 7-11 Agustus 2005
Thema :
Health Promotion in a Globalized World
(Promosi Kesehatan dalam dunia yang mengglobal)
Konferensi ke-7
Nairobi,KENYA 2009
Promoting Health and Develoment :
Closing the Implementation Gap
Aim to address three gaps
1. The gap in health programmes where evidence
about good health promotion practice could be
more effectively incorporated (coordination);
2. The gap in policy-making and inter-sectoral
partnerships where social determinants of health,
or inequitable health impacts have not been
considered; and
The Kenyatta International 1. The gap in health systems, making the capacity
Conference Centre (KICC) of a health system to promote health itself an
26-30 Oktober 2009 indicator of performance.
Nairobi, Kenya, Africa
Dihadiri 600 pst dari 102 Negara
NAIROBI CALL
TO ACTION
1. Membangun Kapasitas
Promosi Kesehatan
2. Penguatan Sistem
1. Building Capacity for Health Kesehatan
Promotion 3. Kemitraan dan
2. Strengthening Health Systems Kerjasama Lintas Sektor
3. Partnership and Intersectoral
Action 4. Pemberdayaan
4. Community Empowerment Masyarakat
5. Health Literacy and Health 5. Sadar Sehat dan
behavior Perilaku Sehat
Membangun Kapasitas
Promosi Kesehatan
Memperkuat Kepemimpinan
Dengan tatakelola yang baik akan berpengaruh thd
integritas, transparansi, dan akuntabilitas.
Dengan pengembangan individu dan institusi untuk
menciptakan infrastruktur promkes yang berkelanjutan
Dengan pengembangan ketrampilan dlm advokasi dan
pelayanan masy untuk mengetahui faktors penentu Kes.
BUILDING CAPACITY
FOR HEALTH PROMOTION
Secure adequate financing
by establishing stable and sustainable financing at all
levels, for example health promotion foundations, and
by levering financing from sectoral, bi-lateral and multi-
lateral donor programs.
Strengthen leaderships
by governments advocating for the promotion of
health in all sectors and settings, supporting
inter-sectoral and inter-disciplinary action,
including the opportunities through regulation
and legislation;
by ensuring community participation in
governance of health systems at all levels;
by ensuring effective stewardship and oversight.
STRENGTHENING HEALTH SYSTEM
Enhance policy
by systematically integrating health promotion across the continuum of
health care and other social and community services, throughout the
lifecourse;
by ensuring that health promotion is mainstreamed into priority programmes
such as HIV/AIDS, malaria, tuberculosis, mental health, maternal and child
health, violence and injury, neglected tropical diseases, and
noncommunicable diseases such as diabetes;
Menyempurnakan Kebijakan
Enhance policy
by using targets, quality measures and incentives for systematic and
sustainable health promotion;
by developing specific approaches to reach women, in light of their
unique role in ensuring the success of health promotion programmes, as
both beneficiaries and primary care givers in most societies;
by implementing health promotion strategies with people with disabilities,
to improve quality of life, wellbeing and promote development.
Menyempurnakan Kebijakan
Menggunakan sasaran-sasaran, pengukuran dan insentif
berkualitas utk promosi kesehatan yang sistematis dan berkelanjutan.
Melalui pengembangan pendekatan khusus yang ditujukan terhadap
wanita, karena adanya keunikan tertentu yang dapat meningkatkan
keberhasilan program promosi kesehatan.
Melalui implementasi strategi promosi kesehatan thdp penyandang
cacat, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
STRENGTHENING HEALTH SYSTEM
Strengthen leaderships
by negotiating and adopting shared goals and objectives and working
towards common results across sectors and institutions, at all levels of
governance;
by ensuring that the private sector and other players accept their
responsibilities to safeguard and promote the health of their clients, workers,
customers and communities.
Memperkuat Kepemimpinan
Melalui negosiasi dan mengadopsi maksud dan tujuan dan
bekerja bersama LS dan institusi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan pada setiap tingkat kebijakan.
Melalui penekanan pada pihak swasta dan yang lainnya
agar bertanggungjawab dalam memberikan promosi
kesehatan dan keselamatan kerja bagi klien, pekerja,
pelanggan, dan masyarakat.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION
Enhance policy
by developing political momentum and leadership for health in all policies
and setting;
by mainstreaming health promotion and social determinants of health
approaches across all policies, programs, and research agendas with a
focus on health equity, ensuring integrated planning, capacity-building and
resources allocation;
Menyempurnakan Kebijakan
Meningkatkan momentum politik dan kepemimpinan
kesehatan di setiap kebijakan dan tatanan.
Dengan menjadikan faktor-faktor penentu kesehatan dan
sosial sebagai arus utama (mainstream) untuk melakukan
pendekatan kesehatan di seluruh kebijakan, program,
dan penelitian yg berfokus pd kebijakan kes, perencanaan,
meningkatkan-kapasitas dan alokasi sumber daya.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION
Enhance policy
by establishing health equity as a key social indicator to measure the
performance of intersectoral initiatives;
by creating functional inter-governmental regional bodies, such as an African
Health Promotion Partnership, to set a vision and agenda for health promotion,
and advocate and mobilize resources in the region to achieve these.
Menyempurnakan Kebijakan
Dengan menjadikan kesetaraan kesehatan sebagai kunci indikator
sosial dalam mengukur kinerja berbagai prakarsa lintas sektor.
Dengan membuat organisasi fungsional pemerintahan tingkat
regional, seperti African Health Promotion Partnership untuk
menyusun visi dan agenda promosi kesehatan, dan advokasi dan
mobilisasi sumber daya daerah tersebut.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION
Enhance implementation
by developing and adapting to country contexs, tools, mechanism and
capacities to create opportunities at local, regional and national levels for
intersectoral action on health equity;
by encouraging credible role modeling for healthy living;
by strengthening and supporting civil society to develop common and
effective approaches;
Menyempurnakan Implementasi
Dengan mengembangkan dan mengadaptasi sarana, mekanisme,
dan kapasitas negara dalam menciptakan kesempatan di tingkat
lokal, regional, dan nasional untuk program-program kebijakan
kesehatan lintas sektoral.
Mendorong terciptanya suatu model panutan untuk hidup sehat.
Melalui penguatan dan mendukung kelompok-kelompok sipil
untuk mengembangkan pendekatan-pendekatan yang efektif.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION
Enhance implementation
by utilizing the opportunities of mass events for health promotion
such as international sports tournaments;
by being proactive and partnering with the media in an informed and
mutually supportive way.
Menyempurnakan Implementasi
Peran Masyarakat
Dengan mendengarkan dan diawali dengan
suara dan aspirasi masyarakat dalam membuat
perencanaan dan kegiatan.
Dengan mengenali dan menghargai budaya, tradisi,
dan kontribusi kelompok-kelompok migran.
Dengan menjamin partisipasi dan kontrol yang
setara dan bermakna dalam pengambilan keputusan
di seluruh kelompok, termasuk kelompok-kelompok
elit ekonomi, sosial, dan politik.
Dengan melibatkan orang-orang yang memiliki
keinginan, kekuatan, dan yang memiliki pengaruh
dalam kemitraan untuk melakukan proses
perencanaan, implementasi, monitoring, dan
evaluasi.
COMMUNITY EMPOWERMENT
Support empowerment
by ensuring basic education for all citizens;
by building on existing community resources and networks
to ensure sustainability and enhance community
participation;
Mendukung Pemberdayaan
DBD
KLL
Nafza
New H5N1
diseases
H1N1 A
Proporsi Kematian Menurut Kelompok
Penyebab Kematian, 95 07
53.2
49.9
44.2
41.7
31.2
25.1
10.1
6 7.3 7.7
5.8 5.9
62
58.7
57.7
50.4
35.6
29.4
24.6
Gangguan Penyakit Penyakit tidak Cedera Gangguan Penyakit Penyakit tidak Cedera
perinatal/ menular menular perinatal/ menular menular
maternal maternal
31,7%
Proporsi Penyebab Kematian
Menurut Usia dan Gender
15-44 Tahun
No Laki-Laki (n=298) % Perempuan (n=261) %
1 Transport accident 16,7 Liver Diseases 9,6
2 TB 11,1 TB 7,7
3 Liver Diseases 9,5 Other obstetric dis 7,7
4 Malaria 4,9 Cervix and breast cancer 7,7
5 Stroke 4,6 Gastro Enteric dis 5,0
6 Ischemic heart dis 4,3 Transport accident 5,0
7 Typhoid 4,3 Malaria 5,0
8 Other heart dis 3,0 Diabetes mellitus 4,2
9 Diabetes mellitus 2,6 Hipertension 4,2
10 accident 2,6 Typhoid 3,5
Perilaku tidak sehat
Merokok
di semua kel umur >15 th, di kota dan desa, miskin dan tidak
miskin
1.5 % mulai umur 5-9 th, 11 % mulai umur 10-15 th
Narkoba
100.0
80.0
60.0
40.0 Kuintil-12
Kuintil-34
20.0
Kuintil-5
0.0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Umur (bulan)
Catatan: SDKI 2007, 6-7 bulan 7,2%; 4-5 bulan 17,8%
(3)