Anda di halaman 1dari 24

TOKSIKOLOGI

NURRAMADHANI A. SIDA,
S.FARM., M.PHARM.SCI., APT.
Ruang Lingkup

– Toksikologi ialah ilmu yg mempelajari hal ikhwal


racun terutama pengaruhnya terhadap mahluk hidup
– Toksikologi merupakan ilmu yang disusun dari banyak
ilmu terkait spt Ilmu Kimia, Biokimia, Biologi, Ilmu
Faal, Patologi, Farmakologi dan Ilmu Kesehatan
Masyrakat
– Toksikologi dibagi menjadi beberapa subdisipliplin;
Toksikologi Klinik, Toksikologi Forensik dan
Toksikologi Lingkungan
Sejarah
– Theophrastus von hohemhein (1493-1541)
Paracelcus memperkenalkan istilah toxican atau toxic agent
untuk bahan yg dlm takaran sedikit sj dpt mengganggu atau
membahyakan fungsi alat-alat tubuh
– Dalil Paracelsus;
 Percobaan pd hewan merupakan cara yg paling baik dlm
mempelajari respon tubuh terhadap racun
 Efek suatu bahan pd tubuh dpt merupa efek terapeutik yg
berguna atau efek toksik yg merugikan. Kedua efek tsb
timbul karena ada perbedaan dosis
Hubungan Dosis dg Efek Toksik

– Kemampuan racun untuk menimbulkan cidera atau kerusakan sistem


biologis disebut Toksisitas.
– Toksisitas erat kaitannya dg;
 Kuantitas racun yg masuk dlm tubuh
 Cara dan frekuensi masuk kedlm tubuh (dosis tunggal atau
berulang)
 Tipe dan derajad cidera serta waktu yg diperlukan untuk
menimbulkan cidera tsb
– Ukuran toksisitas disebut potensi atau daya racun
– Ukuran toksiistas dinyatakan sbg dosis letal (lethal dose/LD)
Perbedaan dosis terapeutik dan
dosis toksik
APA PERBEDAAN
EFEK TOKSIK DAN
EFEK SAMPING
OBAT ?? (5 POIN)
Faktor-faktor yg mempengaruhi
toksisitas

1. FAKTOR BIOLOGIS
a. SUSUNAN TUBUH; untuk dpt menimbulkan keracunan senyawa toksik
hrs dpat menembus sawar biologis yg mempunyai susunan dan sifat
tertentu.
b. FAKTOR KAPASITAS CADANGAN; jika kemampuan kompensasi sdh
melampaui batas kemampuan cadangan, maka gangguan atau kerusakan
selanjutnya menjadi manifest.
c. JARINGAN PENYIMPAN; adanya jaringan penyimpan dpt menurunkan
kadar racun dlm sel atau organ sasaran shg meredam gejala keracunan
d. KECEPATAN METABOLISME; Metabolisme merupakan bagian dari
eliminasi racun dr dalam tubuh
Next…

2. Faktor kimia senyawa toksik (racun)


a. Derajad ionisasi; senyawa yg tdk mudah terionisasi dan
derajad disosiasi rendah lebih mudah menimbulkan keracunan
b. Kelarutan dlm lipid; senyawa lipofilik lbh mudah menembus
menembus sawar biologis shg lbh mudah menimbulkan
keracunan
c. Kelarutan dlm air dan BM;senyawa hidrofilik dan BM kecil
akan lebih mudah melewati sawar biologis mll pori membran
sel. Sebaliknya jk BM besar tdk mudah menembus membran
sel
d. Struktur Kimia
Next…

3. Faktor Cara Masuknya kedalam Tubuh


 kulit (bulu hewan atau tumbuhan, insektisida)

Saluran cerna (sianida, insektisida)


Saluran nafas (gas belerang H2S, CO)
Intraperitoneal (obat)
Intramuscular (obat, bisa ular)
Sub kutan (bisa ular atau serangga)
Intravena (bisa ular)
Next…

4. Faktor Genetis
Akumulasi senyawa toksik didalam tubuh
Akibat dr adanya defisiensi enzim shg
metabolisme menjadi tidak normal dan
sangat lambat
Manifestasi Efek Toksik

– Efek toksik dpt muncul sbg gangguan faali, biokimia atau perubahan
struktur sel, jaringan, organ atau tubuh
– Efek toksik dpt juga merupakan efek farmakologik yg tdk diharapkan yg
muncul pd dosis lebih besar dr pd dosis terapi
– Efek toksik yg timbul pd dosis diatas dosis terapi merupakan efek toksik
sebenarnya
– Efek toksik normal merupakn efek toksik yg timbulnya dpt di duga atau
diperkirakan, umumnya tergantung pd dosis
– Intensitas efek toksik ini tergantung pd kadar bahan dlm sel, organ atau
jaringan sasaran
– Efek toksik normal dibagi 2 yaitu efek toksik yg khas (spesifik) dan tidak
khas
1. Efek toksik tdk khas

– Bbrp senyawa dpt menyebabkan timbulnya efek


toksik yg tdk khas dan terjadi pd tempat kontak
bahan itu dg tubuh, misalnya; kulit, mukosa
saluran nafas, mata, mulut, dsb.
– Efek toksik ini dpr berupa efek korosif, iritatif
dan kaustik
– Contoh; asam atau basa kuat, formalin, lisol, dll.
2. Efek toksik yg khas

– Efek toksik khas ini timbul jika bahan racun


berinteraksi dg bagian tubuh tertentu yg
khas meskipun dlm jumlah yg sangat kecil
– Contoh; racun botulinus  kelumpuhan
atau paralisis otot rangka
Klasifikasi efek toksik berdasarkan
akibat yg ditimbulkan

1. Lesi
organ penting yg rawan thd efek toksik dan mengalami cidera adalah
hati, ginjal dan paru
a. Hati
– Hati merupakan pintu gerbang semua bahan yg masuk dlm tubuh
shg sangat potensial terjadi keracunan sebelum organ lain
– Kapasitas enzimatis hepatosit berbeda tergantung pd letaknya pd
vena sentral
– Kadar sitokrom P-450 paling banyak dijumpai pd hepatosit disekitar
vena sentral
– Pd keracunan senyawa metabolit akan terjadi kerusakan disekitar
vena sentralis terlebih dahulu sbg nekrosis sentrolobularis
– Keracunan dihati Juga dpt berpa perlemakan, cholestatis, sirhosis
atau kanker
Next…

b. Ginjal
– Ginjal sbg alat pembersih darah menerima sekitar 20-30%
dr seluruh darah yg dipompakan oleh jantung keseluruh
tubuh
– Sesudah difiltrasi 98-99% filtrat akan diserap kembali
(reabsorbsi) shg kadar zat dalam lumen tubulus akan
meningkat 100-500 x lbh besar dr pd dalam darah
– Shg tubulus ginjal mempunyai resiko besar terjadi
keracunan justru krn fungsinya sbg organ ekskresi
Next…

c. Paru
– Paru mempunyai resiko besar terjadi keracunan terutama
oleh bahan2 racun yg mudah menguap
– Contoh; sulfur oksida dan nitrogen oksida
– Permukaan paru yg sangat luas dpt memudahkan absorbsi
racun
Klasifikasi efek toksik berdasarkan
akibat yg ditimbulkan

2. Gangguan perkembangan dan pertumbuhan embrio (teratogenesis)


– Perkembangan dan pertumbuhan mudigah (embrio) terutama pd
fase organogenesis, sangat rentan thd proses proliferasi dan
deferensiasi  perkembangan dan pertumbuhan embrio tdk normal
– Bbrp bahan baik berupa obat, bahan kimia ataupun bahan yg
beradiasi dpt menimbulkan gangguan perkembangan dan
pertumbuhan embrio  malformasi, kematian embrio atau janin
(fetus)
– Kelainan perkembangan dan pertumbuhan embrio disebut
teratogenesis (teratos ; monster)
Klasifikasi efek toksik berdasarkan
akibat yg ditimbulkan
3. Efek toksik pd sistem reproduksi
– Untuk mengetahui adanya efek toksik suatu bahan pd sistem reproduksi perlu dilakukan
penelitian dg rancangan bersifat komprehensif, melibatkan hewan uji dlm bbrp generasi
– Pengujiannya ada 3 tahap yaitu;

1) Proses fertilitas menggunakan induk jantan atau betina atau keduanya.


Pengamatannya pd gonade, siklus estrus, tingkah laku seksual/perkawinan,
pembuahan dan tahap awal dari kehamilan spt nidasi atau bersarangnya telur dlm
rahim
2) Proses perkembangan dan pertumbuhan embrio; untuk mengetahui efek teratogenik
dan mutagenik . Efek bahan pd tahap ini dpt terjadi pd proses proliferasi, diferensiasi
dan migrasi sel
3) Proses reproduksi; pd induk betinanya spt proses kelahiran, laktasi dan tingkah laku
induk betina (penerimaan anak yg sudah dilahirkan). Tahap ini jg meliputi efek toksik
pd perkembangan anak sesudah dilahirkan sampai dewasa dan siap kawin.
Klasifikasi efek toksik berdasarkan
akibat yg ditimbulkan
4. Perubahan Gen (mutagenesis)
– Mutagenesis merupakan perubahan isi kode, isarat dan informasi yg ada pd
DNA dari sel dan organisme yg tdk disebabkan oleh proses rekombinasi
– Pd mahluk hidup atau organisme tingkat tinggi kerusakan genetik dpt timbul pd
sel somatik atau kelamin
– Mutasi somatik yg terjadi pd perkembangan dan pertumbuhan organisme dpt
menyebabkan penyimpangan proliferasi dan diferensiasi sel
– Pengaruh pembelahan sel somatik pd mahluk dewasa dpt menyebabkan
timbulnya kanker
– Kerusakan genetik ini hanya berakibat pd individu tsb dan tdk akan timbul pada
anak keturunannya
– sebaliknya, kerusakan genetik pd sel kelamin dpt diturunkan pd keturunan atau
generasi berikutnya.
Klasifikasi efek toksik berdasarkan
akibat yg ditimbulkan

5. Pertumbuhan Kanker (karsinogenesis)


– Merupakan manifestasi efek kronik suatu keracunan
– Pd dasarnya sel tubuh sll akan melindungi diri dari
pengaruh senyawa racun dg mekanisme perbaikan (repair)
senyawa makro spt DNA dan RNA yg rusak akibat racun
– Kegagalan dlm perbaikan tsb berakibat pd pengendalian
pertumbuhan sel menjadi tdk berjalan sebagaimana
mestinya  pertumbuhan kanker
HITUNGAN DALAM
TOKSIKOLOGI DAN FAKTOR
PENENTU TOKSISITAS
– Respons biologis “efek farmakologis/toksik” ditentukan
oleh afinitas xenobiotika terhadap reseptor dan juga
jumlah xenobiotika yang menduduki reseptor (konsentrasi
xenobiotika pada reseptor).
– Kemampuan suatu xenobiotika untuk mencapai reseptor
dan faktor yang berpengaruh, ditentukan oleh beberapa
faktor seperti: sifat fisikokimia, bentuk farmaseutika,
tempat kontak dan faktor psiologik organisme.
UJI TOKSIKOLOGI

– Obat sebelum dipasarkan atau digunakan harus menjalani serangkaian uji


untuk memastikan Quality/mutu, efekasi, dan keamanannya.
– Uji toksisitas dapat dilakukan dengan 2 cara :

Anda mungkin juga menyukai