Disusun Oleh :
Kelompok 2
2022
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Alla SWT berkat rahmat-Nya kami dapat
LEUKOSIT”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini memang masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan baik dari segi Bahasa, penulisan, dan
pengolahan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang sifatnya
membangun. Atas saran dan kritikan dari para pembaca kami mengucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH.......................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................................5
C. Tujuan penulisan...................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Leukosit..............................................................................7
B. Anatomi Leukosit.................................................................................8
C. Pembentukan Leukosit..........................................................................9
D. Fisiologi Leukosit.................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................18
B. Saran.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
adalah meningkatnya jumlah leukosit dalam darah dari nilai normal (<10.000/mm)
(Husson et al., 2016). Peningkatan jumlah sel darah putih ini menandakan ada proses
infeksi di dalam tubuh. Pada proses infeksi bakteri Staphylococus aureus akan terjadi
disebabkan oleh S.aureus di mediasi oleh factor virulensi dan respon imun sel inang.
kemampuan bakteri untuk melawan pertumbuhan sel inang. Respon sel inang
diperantaian oleh leukosit yang diperoleh dari ekspresi molekul adhesi pada sel
endotel. Kemampuan dinding sel S.aureus yaitu peptidoglikan dan asam terikoat,
pigmen karotenoid dari S.aureus dan enzim superoksida dismutase. Leukosit dan
faktor sel inang lainnya dapat dirusak lokal oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri
tersebut. Selain itu adanya protein adheren ekstraseluler mengakibatkan respon anti
inflamasi. Protein juga menghambat sekresi leukosit sel inang dengan cara
4
berinteraksi langsung dengan protein adhesif sel inang dan fibrinogen. Apabila tubuh
tidak mampu melawan infeksi pada kerusakan kulit atau luka pada organ tubuh
karena bakteri akan mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh. Saat bakteri masuk
ke peredaran darah bakteri dapat menyebar ke organ lain. Resnpon inflamasi yaitu
dengan menarik protein plasma dan fagosit ke sel target agar dapat melisiskan atau
750.000 kasus infeksi baik bakteri maupun virus di Amerika Serikat. Hal seperti ini
standar hidup dan higenis yang rendah, malnutrisi, infeksi kuman akan meningkatkan
angka kejadian sepsis. WHO juga menerbitkan laporan mengenai beban penyakit
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penulisan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Leukosit
Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC) adalah sel yang membentuk
komponen darah. sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan
berbagai peenyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah
putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara ameboid, dan dapat
hingga 11x109 sel darah putih di dalam satu liter darah manusia dewasa yang sehat
sekitar 7.000-25.000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6.000
sampai 10.000 (rata-rata 8.000) sel darah putih. Dalam kasus leukimia, jumlahnya
Dalam tubuh, leukosit tidak berhubungan secara ketat dengan organ satu jaringan
tertentu, mereka bekerja secara independent seperti organisme sel tunggal. Leukosit
mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler,
partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa
membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka
adalah produk dari sel punca hematopoletic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
7
B. Anatomi Leukosit
8
C. Pembentukan Leukosit
1. Granulopoesis
segmen.
2. Limfopoesis
Limfosit juga berasal dari sel induk yang berpotensi seperti sel induk limfosit
menjadi limfosit.
D. Fisiologis Leukosit
Leukosit memiliki beberapa macam jenis sel yang di definisikan secara mikroskopik
a. Granulosit
Granulosit yaitu lekosit yang di tandai dengan kehadiran butiran dalam sitoplasma
bila dilihat dengan mikroskop cahaya. Ada tiga jenis granulosit, yaitu eosinophil,
9
1. Eosinofil
Eosinofil adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan dalam
pada mahkluk vertebrata. Bersama-sama dengan sel bidang, eosinofil juga ikut
dalam sirkulasi darah. Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain
dalam reaksi alergi. Aktivasi dan pelepasan racun oleh eosinofil diatur dengan
pada medulla oblongata dan sambungan antara konteks otak besar dan timus,
Tetapi tidak dijumpai di paru, kulit, esofagus, dan organ dalam lainnya, pada
10
kondisi normal, keberadaan eosinofil pada area ini sering merupakan pertanda
adanya msatu penyakit. Eosinofil dapat bertahan dalam sirkulasi darah selama
8-12 jam, dan bertahan lebih lama sekitar 8-12 hari di dalam jaringan apabila
2. Basofil
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu sekitar 0,01%-
0,3% dari sirkulasi sel darah putih. Basophil mengandung banyak granula
sitoplasmik dengan dua lobus. Seperti granulosit lain, basofil dapat tertarik
keluar menuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat teraktivasi basofil
11
3. Neutrofil
Neutrofil adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit. Bersama
dengan dua sel granulosit lain, eosinofil dan basofil yang mempunyai granula
mereka yang aneh. Granula neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti
dan proses peradangan kecil lainnya, serta menjadi sel yang pertama hadir
Ketika terjadi infeksi disuatu tempat. Dengan sifat fagostik yang mirip dengan
hipoklorit.
Rasio sel darah putih dari neutrofil umumnya mencapai 50%-60%. Sumsum
sehari, dan meningkat menjadi sepuluh kali lipatnya juga terjadi inflamasi
akut. Setelah lepas dari sumsum tulang, neutroful akan mengalami 6 tahap
segmen. Neutrofil segmen merupakan sel aktif dengan kapasitas penuh, yang
12
mengandung granula sitoplasmik (primer atau azurofil, sekunder, atau
spesifik) dan inti sel berongga yang kaya kromatin. Sel neutrofil yang rusak
b. Agranulosit
1. Limfosit
Limfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan mahkluk
vertebrata ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large
13
Limfosit dibuat di sumsum tulang hati (pada fetus) dengan bentuk awal yang
2. Monosit
bagian dari sistem kekebalan. Monosit dapat dikenali dari warna inti selnya.
membelah diri atau berubah menjadi salah satu sel tersebut. Monosit
diproduksi di dalam sumsum tulang dari sel punca haematopoetik yang disebut
pulpa. Monosit tersirkulasi dalam peredaran darah dengan rasio plasma 3%-
14
Umunya terdapat pengelompokkan makrofag berdasarkan aktivasi monosit,
fagositosis yang lebih tinggi dan lebih tahan terhadap infeksi virus stomatitis
sel yang tahan terhadap sitojina jenis TNF, mempunyai ekspresi MHC kelas II
lebih banyak, dan sekresi PGE yang lebih banyak dan teratur. Setelah itu,
turunan jenis makrofag akan ditentukan lebih lanjut oleh stimulant lain seperti
jenis hormone dari kelas interferon dan kelas TNF. Stimulasi hormone sitokin
jenis GM-CSF dan IL-4 akan mengaktivasi monosit dan makrofag untuk
Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit dari pada eritrosit dengan rasio 1 : 700.
Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih didalam
seliter darah manusia dewasa yang sehat-sekitar 7.000-25.000 sel per tetes. Dalam
setiap milimeter kubik darah terdapat 6.000-10.000 (rata-rata 8.000) sel darah putih.
Dalam kasus leukimia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50.000 sel per tetes. Juka
jumlahnya lebih dari 11.000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut lekositosis dan bila
Dewasa : 4.000-11.000/ul
15
Anak umur 8-12 tahun : 4.500-13.500/ul
keadaan penyakit. Jumlah absolut dari berbagai jenis sel-sel lekosit dapat memberi
petunjuk apakah terdapat penyakit sumsum tulang primer, atau apakah kelainan
pengaruhi oleh :
1. Jumlah yang masuk peredaran darah dan yang keluar dari peredaran darah, di
pengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori dinding sinusoid, tingkat maturasi
sel
2. Distribusinya
Indikasi dilakukannya pemeriksaan hitung lekosit adalah tes rutin sebagai bagian dari
tes darah lengkap (full blood count), untuk menentukan lekositosis atau leukopenia,
Kadar sel darah putih atau leukosit yang terlalu tinggi atau leukositosis, bisa
mengindentifikasikan :
16
1. Naiknya produksi leukosit guna melawan infeksi
2. Reaksi obat-obatan
Sementara kadar sel dararh putih bisa juga dibawah normal (kurang dari 3.500 sel per
1. Infeksi virus
3. Kanker
4. Gangguan autoimun
sirosis hati, luka bakar, kanker organ, emfisema, ulkus peptikum), penyakit kolagen,
kehamilan, waktu partus, neonates), dan lain-lain. Pengaruh obat obat misalnya
17
(SLE), demam tifoid, iradiasi, malnutrisi. Pengaruh obat : penisilin, sefalotin,
anti kanker, diazepam (Valium), diuretic (furosemide (laxis), asam etakrinat (edecrin),
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leukosit ( White Blood Cell) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah
putih berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Nilai normal leukosit berbeda-beda pada masing-
Granulopoeisis, Limfopoesis.
Kadar sel darah putih atau leukosit dapat dipicu karena naiknya produksi leukosit
guna melawan infeksi, reaksi obat-obatan, penyankit pada sumsum tulang, sehingga
produksi
leukosit menjadi abnormal, gangguan sistem imun, infeksi virus, kelainan kongenital
yang terkait dengan fungsi sumsum tulang, kanker, gangguan autoimun, dan obat-
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dapat mengetahui dan memahami
anatomi dan fosiologi Leukosit. Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan
19
makalah ini masih ada banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kami sangat berharap kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki kembali
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Media.
World Health Organization. 2003. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan.
Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. 1992. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
https://www.academia.edu/36424599/makalah-leukosit-docx
https://id.m.wikipedia.org
20