Disusun oleh :
1. Rizka Lestari Widhayanti
2. Utami Alifah Sukur
3. Tri Suharmi
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup. Dalam keadaan fisiologik, darah
selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya yaitu sebagai pembawa
oksigen (oksigen carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme
hemostatis.
Darah terdiri dari komponen cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang dibawa
dalam plasma yaitu sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel
yang mengangkut oksigen, leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang berperan dalam kekebalan
dan pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang berperan dalam homeostasis (Frandson, 1986).
Sel darah putih atau Leukosit merupakan "bala tentara" dalam tubuh. Tugasnya melindungi
tubuh agar tahan menghadapi serangan kuman, entah itu virus, bakteri, atau sejenisnya. leukosit
berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari manusia
tidak luput dari serangan berbagai macam kuman pembawa bibit penyakit. Beruntung, tidak setiap
serangan tersebut bisa merobohkan tubuh, berkat pasukan tempur yang selalu siap melawan
kuman. Pasukan tempur itu adalah sel darah putih yang dikenal dengan sebutan leukosit.
Sebagai gambaran, luka akibat goresan merupakan pintu masuk bagi kuman.Sehingga, di
daerah luka itulah sel darah putih akan berkumpul dan berperang melawan kuman hingga tuntas.
Bagian tubuh yang luka seringkali tampak merah dan membengkak serta seringkali mengeluarkan
nanah. Itu merupakan efek dari peperangan kuman melawan sel darah putih.
Jika sel darah putih menang, kuman akan hilang dan tubuh kembali normal. Sebaliknya,
jika sel darah putih kalah, diperlukan obat-obatan dari luar untuk membantu sel darah putih
melawan kuman. Bisa dibayangkan betapa pentingnya sel darah putih dalam tubuh kita.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui cara penghitungan leukoit dan untuk menghitung jumlah leukosit.
BAB II
LANDASAN TEORI
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Leukosit adalah sel heterogen yang memiliki fungsi yang sangat beragam. Walaupun
demikian sel sel ini berasal dari suatu sel bakal (stem cell) yang berdifferensiasi (mengalami
pematangan) sehingga fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan.
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat
menembus dinding kapiler atau diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga
11x109 sel darah putih di dalam satu liter darah manusia dewasa yang sehat atau sekitar 7000-
25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata
8000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per
tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu,
mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara
bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme
penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka
sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada
sumsum tulang.
Dalam proses pembentukan Leukosit terdapat dua cara atau proses terbentuknya leukosit tersebut,
yaitu:
1. Granulopoeisis, Perkembangan granulopoeisis dimulai dengan keturunan pertama dari
hemositoblas yang dinamakan myeloblas, selanjutnya berdeferensiasi secara berturut –
turut melalui tahap , promyelosit, myelosit, metamyelosit batang dan segmen
2. Limfopoesis, Limfosit juga berasal dari sel induk yang potensial seperti sel induk limfosit
yang selanjutnya dengan pengaruh unsur-unsur epitel jaringan limfoid akan berdeferensiasi
menjadi limfosit.
Selain fungsi leukosit yang umum, terdapat pula fungsi khusus leukosit yaitu sebagai berikut :
1. Neutrofil berperan dalam fagositosis.
2. Eosinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasit dan penyakit alergi.
3. Basofil berperan dalam mengeluarkan histamin, heparin dan dilepaskan setelah pengikatan
IgE ke reseptor permukaan, berperan penting pada reaksi hipersensitivitas segera.
4. Limfosit berperan dalam pertahanan tubuh lewat sel ( sel B sel T) sel B memperantarai
imunitas humoral. Sel T memperantarai imunitas seluler.
5. Monosit berperan dalam fagositosis ekstravaskuler.
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan
proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. Untuk mendapatkan jumlah absolut
dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl).
Hitung jumlah leukosit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan dengan
cara mesin (elektrik). Menghitung jumlah leukosit baik dengan cara manual atau elektrik kedua-
duanya sama-sama memiliki kebaikan dan kekurangan.
1) Cara manual, dilakukan dengan menghitung lekosit secara visual dengan mikroskop.
Darah terlebih dahulu diencerkan dengan larutan asam lemah dan perhitungan
dilakukan menggunakan bilik hitung (counting chamber). Kesalahan cara ini adalah
sebesar 15%. Prinsip dasar pemeriksaan manual, yaitu: darah diencerkan dengan asam
lemah, sel-sel selain lekosit akan dilisiskan dan darah menjadi encer sehingga lekosit lebih
mudah dihitung. Jumlah lekosit per mikroliter darah ditentukan dengan menghitung sel-
sel di bawah mikroskop dan kemudian mengalikannya dengan menggunakan faktor
pengali tertentu.
Dengan menggunakan cara manual larutan yang dapat digunakan untuk menghitung
jumlah leukosit manual, yaitu:
1. Larautan Turk, Larutan ini mengandung asam asetat 2%, ditambah gentian violet 1%
sehingga menghasilkan warna ungu muda. Penambahan gentian violet bertujuan untuk
membari warna pada leukosit.larutan ini bersifat memecah eritrosit dan trombosit tetapi
tidak sampai memecah leukosit.
2. HCL, Merupakan suatu larutan pengencer yang bagus untuk mengerjakan angka
leukosit, karena larutan ini bekerja dengan cepat dan cukup untuk menghemolisiskan
semua eritrosit yang tidak bernukleus. ( Gandra Soebrata, 2006 ).
2) Cara elektronik dewasa ini telah banyak dilakukan dengan menggunakansebuah mesin
penghitung sel darah (hematology analyzer). Prinsip dasar digunakan yaitu impedansi
(resistensi elektrik) dan pembauran cahaya (lightscattering/optical scatter). Didasarkan
pada deteksi dan pengukuran hamatan listrik yang dihasilkan oleh sel darah saat mereka
melintasi sebuah flow cell yang dilaluinya. Hasil hitung lekositdengan analyzer
ditampilkan pada lembar hasil sebagai WBC (White Blood Cell).
Penurunan jumlah leukosit atau dibawah normal dikenal dengan istilah Leukopeni. Leukopeni
dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk stress berkepanjangan, penyakit tertentu,
kekurangan sumsum tulang, radiasi dan kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah seperti Lupus
eritematosus, leukemia, penyakit tiroid, juga dapat menyebabkan kondisi ini.
BAB III
METODE KERJA
B. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja dari hitung jumlah Leukosit yaitu darah diencerkan dalam pipet leukosit,
kemudian dimasukkan dalam kamar hitung, lalu dihitung jumlah leukosit (sel darah putih) yang
ada dalam volume tertentu.
C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja untuk menghitung jumlah leukosit menggunakan cara pipet, yaitu:
1. Dipipet darah EDTA menggunakan pipet thoma sebanyak 0,5 mikro lalu diisap larutan turk
sampai tanda 11 lalu dihomogenkan. Jangan sampai ada gelembung.
2. Dibuang 1-3 tetes.
3. Dimasukkan ke dalam kamar hitung, lalu diendapkan di atas can petri yang berisi kapas
basah selama 2-3 menit
4. Kemudian diamat dan dihitung di bawah mikroskop degan pembesaran 10x dan 40x.
5. Dibersihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lekosit (White Blood Cell) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel
darah putih berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Nilai normal Lekosit berbeda-beda pada masing-
masing umur manusia.
Untuk terbentuknya Lekosit terdapat proses terjadinya pembentukan Lekosit
tersebut, terdapat dua proses pembentukan Lekosit, yaitu:
1. Granulopoeisis
2. Limfopoesis.