Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”Jaminan Mutu Hitung Jumlah Leukosit”
Pembuatan makalah ini kami ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hematologi, namun dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu
kami memohon kepada pembaca makalah ini sudi kiranya untuk memberikan kritik dan saran
yang sifatnya konstruktif demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya .
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada

1.         Yang terhormat dosen pembimbing yang telah memberikan tugas kepada kami sehingga

terbentuknya makalah ini

2.         Kepada teman-teman satu angkatan yang telah memberikan moril maupun materil sehingga

bisa terwujudnya rangkuman kecil ini

Rupanya tak ada gading yang tak retak begitulah kata –kata yang kami pantas ucapkan

demi penyempurnaan pembuatan – pembuatan rangkuman dimasa yang akan datang.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Bengkulu, November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemeriksaan hitung sel darah terutama leukosit dan trombosit banyak
diminta di klinik. Hal ini disebabkan oleh makin meningkatnya kebutuhan
akan data tersebut dalam upaya membantu membuat diagnosa. Dengan
meningkatnya
permintaan pemeriksaan hitung sel darah maka pemeriksaan
hitung sel secara manual tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan tersebut.Oleh
karena itu dibuatlah alat hitung sel otomatis. Dengan alat hitung sel otomatis
maka perhitungan sel menjadi lebih mudah, cepat, dan teliti di bandingkan
dengan cara manual. Walaupun demikian hitung sel secara manual masiah di
pertahankan. Hal ini disebabkan hitung sel darah cara manual masih
merupakan metode rujukan.Keuntungan lain ialah hitung sel cara manual
dapat dilakukan di laboratorium yang tidak ada aliran listrik. Disamping itu
harga sebuah alat hitung sel otomatis cukup mahal (Prof. Dr. Arjatmo
Tjokronegoro. Ph. D,1996).
Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat dalam darah
dengan fungsinya yang berbeda dari eritrosit. Sel darah putih atau leukosit ini
umumnya berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda
asing yang dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya
bagi kelangsungan hidup individu. (Sadikin Muhammad,2002)Menghitung sel-
sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit, eritrosit,
dan trombosit dihitung jumlahnya persatuan volume darah.
B.    Rumusan Masalah
Dari Latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1.      Apa Pengertian Lekosit?
2.      Berapa Kadar Normal Lekosit dalam Tubuh?
3.      Bagaimana Pembentukan Lekosit?
4.      Bagaimana Jenis-jenis Lekosit?
5.      Apa Faktor Lekosit menjadi Abnormal?
6.      Bagaimana cara Pemeriksaan Hitung Lekosit?
7.      Apa Sumber Kesalahan dalam Pemeriksaan Lekosit?
C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1.      Untuk mengetahui Pengertian Lekosit;
2.      Untuk mengetahui Kadar Normal Lekosit dalam Tubuh;
3.      Untuk mengetahui Cara Pembentukan Lekosit;
4.      Untuk mengetahui Jenis-jenis Lekosit;
5.      Untuk mengetahui Faktor Lekosit menjadi Abnormal;
6.      Untuk mengetahui cara Pemeriksaan Hitung Lekosit;
7.      Untuk mengetahui Sumber Kesalahan dalam Pemeriksaan Lekosit.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Lekosit


Lekosit (White Blood Cell) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid,
dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis.
B.    Kadar Normal Lekosit
Lekosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700. Dalam
keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia
dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat
6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat
meningkat hingga 50000 sel per tetes. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini
disebut Lekositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leukopenia.
Nilai normal Lekosit, yaitu:
Dewasa : 4.000-11.000/µl;
Neonatus (Bayi baru lahir) : 10.000-26.000/µl;
Anak umur 1 tahun : 6.000-18.000/µl;
Anak umur 4-7 tahun : 5.000-15.000/µl;
Anak umur 8-12 tahun : 4.500-13.500/µl
C.    Pembentukan Lekosit
Untuk terbentuknya Lekosit terdapat proses terjadinya pembentukan Lekosit tersebut, terdapat
dua proses pembentukan Lekosit, yaitu:
1.      Granulopoeisis
Perkembangan granulopoeisis dimulai dengan keturunan pertama dari hemositoblas yang
dinamakan myeloblas, selanjutnya berdeferensiasi secara berturut – turut melalui tahap,
promyelosit, myelosit, metamyelosit batang dan segmen.
2.      Limfopoesis
Limfosit juga berasal dari sel induk yang potensial seperti sel induk limfosit yang selanjutnya
dengan pengaruh unsur – unsur epitel jaringan limfoid akan berdeferensiasi menjadi limfosit.
D.    Jenis-jenis Lekosit
1.      Granulosit

ii
Granulosit, yaitu lekosit yang di tandai dengan kehadiran butiran dalam sitoplasma bila di lihat
dengan mikroskop cahaya. Ada tiga jenis granulosit, yaitu eosinofil, basofil, dan netrofil, yang di
namai sesuai dengan sifat pewarnaan.
a.      Eosinofil
Eosinofil adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan dalam sistem kekebalan
dengan melawan parasit multiselular dan beberap infeksi pada makhluk vertebrata. Bersama-sama
dengan sel biang, eosinofil juga ikut mengendalikan mekanisme alergi. Eosinofil terbentuk pada
proses haematopoiesis yang terjadi pada sumsum tulang sebelum bermigrasi ke dalam sirkulasi
darah.
b.      Basofil
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu sekitar 0,01 – 0,3% dari sirkulasi
sel darah putih. Basofil mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus. Seperti
granulosit lain, basofil dapat tertarik keluar menuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat
teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamin, heparin, kondroitin, elastase dan
lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina. Basofil memainkan peran dalam reaksi
alergi (seperti asma).
c.      Neutrofil
Neutrofil adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel
granulosit lain: eosinofil dan basofil yang mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga
polymorphonuclear karena bentuk inti sel mereka yang aneh. Granula neutrofil berwarna merah
kebiruan dengan 3 inti sel.
2.      Agranulosit
Agranulosit ditandai dengan ketiadaan jelas butiran dalam sitoplasmanya. Agranulosit terbagi
atas dua, yaitu limfosit dan monosit.
a.      Limfosit
Limfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk vertebrata. Ada dua
kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes) dan limfosit kecil.
Limfosit memiliki peranan penting dan terpadu dalam sistem pertahanan tubuh.
b.      Monosit
Monosit (bahasa Inggris: monocyte, mononuclear) adalah kelompok darah putih yang menjadi
bagian dari sistem kekebalan. Monosit dapat dikenali dari warna inti selnya.
e.     Pemeriksaan Hitung Lekosit
Hitung lekosit menyatakan jumlah lekosit perliter darah (lesysteme international d’Unites = SI
Unit) atau per millimeter kubik atau mikroliter (unit konvensional). Lekosit atau sel darah putih

ii
adalah sel yang bulat berinti dengan ukuran 9 – 20 µm, jumlahnya sekitar 4.0 – 11.0 ribu/mm 3 darah.
Tempat pembentukannya di sumsum tulang dan jaringan limfatik. Lekosit berasal dari sel bakal
(stem cell) dan kemudian mengalami diferensiasi (mengalami pematangan). Lekosit di angkut oleh
darah ke berbagai jaringan tubuh tempat sel-sel tersebut melakukan fungsi fisiologiknya.
Spesimen yang digunakan pada pemeriksaan hitung jumlah lekosit, yaitu:
1.      Darah kapiler atau darah vena EDTA;
2.      Tidak ada pembatasan asupan makanan dan minuman pada penderita;
3.      Darah tidak boleh diambil pada lengan yang terpasang jalur intra-vena.
Metode pemeriksaan hitung lekosit yaitu cara elektronik/otomik. Saat ini sudah banyak
laboratorium yang menggunakan cara elektronik. Tetapi banyak juga yang masih menggunakan cara
manual.
1.      Cara Manual
Cara manual dilakukan dengan menghitung lekosit secara visual dengan mikroskop.
Darah terlebih dahulu diencerkan dengan larutan asam lemah dan perhitungan dilakukan
menggunakan bilik hitung (counting chamber). Kesalahan cara ini adalah sebesar 15%.
Prinsip dasar pemeriksaan manual, yaitu: darah diencerkan dengan asam lemah, sel-sel
selain lekosit akan dilisiskan dan darah menjadi encer sehingga lekosit lebih mudah dihitung.
Jumlah lekosit per mikroliter darah ditentukan dengan menghitung sel-sel di bawah
mikroskop dan kemudian mengalikannya dengan menggunakan faktor pengali tertentu.
Peralatan dan Reagen yang digunakan pada pemeriksaan manual, yaitu:
a.      Mikroskop;
b.      Bilik hitung dengan kaca penutupnya;
c.      Pipet Lekosit beserta karet pembuluhnya. Dapat juga menggunakan mikropipet dengan
tip-nya;
d.      Tabung reaksi;
e.      Pipet Pasteur;
f.       Larutan Turk yang berisi asam asetat glacial 15 ml, gentian violet 1% 1 ml, dan aquades
add 475 ml.
Cara kerja pemeriksaan manual Hitung Lekosit, yaitu:
a.      Mengencerkan darah dengan larutan Turk;
b.      Pengenceran dapat menggunakan pipet Thoma lekosit atau tabung, dalam contoh
pemeriksaan ini, darah diencerkan 20 kali;
c.      Pengenceran dengan menggunakan pipet lekosit:

ii
1)     Pipet lekosit disiapkan, selang karet dipasang pada salah satu ujung pipet yang berada di
dekat bagian yang bulat;
2)     Sampel darah dicampur baik-baik hingga homogen kemudian diisap dengan pipet lekosit
sampai skala 0,5. Darah yang menempel di bagian luar ujung pipet dibersihkan dengan kertas
tisu;
3)     Dilanjutkan menghisap reagen sampai skala 11. Hindari terjadinya gelembung udara;
4)     Ujung pipet ditutup dengan ibu jari dan lepaskan selang karet. Kemudian tutup salah satu
ujung pipet dengan ibu jari dan ujung pipet lainnya dengan jari tengah. Kocok tabung selama
2-3 menit supaya homogen. Letakkan pipet di atas meja dan biarkan selama 3-5 menit;
1. Pengenceran dengan tabung:
1)     Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering diisi larutan Turk sebanyak 190 µl dengan
menggunakan mikropipet;
2)     Sampel darah dicampur baik-baik hingga homogen kemudian diisap dengan mikropipet 10 µl.
Darah yang menempel di bagian luar ujung tip pipet dibersihkan dengan kertas tisu;
3)     Tiupkan sampel darah tersebut ke dalam larutan Turk yang telah disiapkan. Bilas pipet dengan
cara mengisap dan meniup larutan dengan beberapa kali sampai ujung tip pipet terlihat bersih;
4)     Tabung dikocok-kocok beberapa kali supaya homogen. Letakkan tabung pada rak dan biarkan
selama 3-5 menit.
e.      Mengisi bilik hitung dengan sampel yang telah diencerkan:
1)     Periksa kebersihan permukaan area perhitungan dan kaca penutup, jika terlihat kotor
dibersihkan dulu;
2)     Letakkan kaca penutup sedemikian rupa sehingga kedua bidang yang dibagi pada bilik hitung
tertutup. Agar kaca penutup dapat mudah melekat, kedua tanggul dibasahi sedikit dengan jari
tangan basah;
3)     Masukkan sampel yang telah diencerkan ke dalam bilik hitung.
f.       Sampel yang diencerkan dengan pipet lekosit:
1)     Kocok pipet supaya larutan sampel homogen, lalu buang 3-4 tetes pertama;
2)     Posisikan ujung pipet pada tepi permukaan bilik hitung dengan menyentuh pinggir kaca penutup;
3)     Biarkan tetesan larutan sampel mengalir perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya. Cairan tidak
boleh mengalir ke alur bilik hitung.
h.      Menghitung Lekosit:
1)     Meletakkan bilik hitung pada meja preparat mikroskop, gunakan perbesaran 10x. Kurangi cahaya
yang masuk dengan menegcilkan diafragma;
2)     Pengamatan difokuskan pada bidang-bidang bergaris dalam bilik hitung dan carilah lekosit;

ii
3)     Lakukan penghitungan lekosit pada 4 bidang besar bilik hitung. Semua sel yang menempel garis
batas sebelah kiri dan atas dihitung, sedangkan semua sel yang menempel garis batas sebelah kanan
dan bawah tidak dihitung;
4)     Seluruh sel lekosit yang ditemukan dalam 4 kotak besar dicatat kemudian dilakukan
penghitungan menggunakan rumus-rumus yang ada untuk menentuka jumlah lekosit permilimeter
kubik (mm3) atau mikroliter (µl) darah;
5)     Jika jumlah sel terlalu rendah, perlu dilakukan penghitungan lagi dengan pengenceran yang
diperkecil. Sebaliknya, jika jumlah sel terlalu tinggi, naka pengenceran diperbesar, jika pengenceran
menggunakan pipet Thoma Lekosit, maka dapat diganti dengan pipet eritrosit.
2.      Cara Elektronik
Cara elektronik dewasa ini telah banyak dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin
penghitung sel darah (hematology analyzer). Prinsip dasar digunakan yaitu impedansi (resistensi
elektrik) dan pembauran cahaya (light scattering/optical scatter). Prinsip impedansi didasarkan pada
deteksi dan pengukuran perubahan hambatan listrik yang dihasilkan oleh sel-sel darah saat mereka
melintasi sebuah flow cell yang dilalui cahaya. Hasil hitung lekosit dengan analyzer ditampilkan pada
lembar hasil sebagai WBC (White Blood Cell).
Penggunaan cara elektronik dengan alat penghitung sel darah lebih menguntungkan karena
mampu menghitung sel dalam jumlah yang jauh lebih besar, menghemat waktu dan tenaga serta
hasil cepat diterima oleh klinisi untuk kepentingan terapi pada pasien. Namun harga tersebut mahal,
prosedur pemakaian dan pemeliharaannya harus dilakukan dengan sangat cermat. Disamping itu
upaya penjaminan mutu juga harus selalu dilakukan.
G.    Sumber Kesalahan Pemeriksaan Lekosit
Sumber kesalahan yang sering terjadi pada saat pemeriksaan hitung lekosit, yaitu:
1.      Tahap Pra-analitik
a.      Puasa
Dua jam setelah makan 800 kalori volume plasma akan meningkat, sebaliknya setelah gerak badan
volume akan berkurang. Perubahan volume plasma tersebut akan menyebabkan perubahan jumlah
sel/ml darah maupun susunan plasma.
b.      obat
Penggunaan obat-obatan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi, misalnya
adrenalin secara intravena, akan meningkatkan jumlah lekosit.
c.      Posisi Waktu Pengambilan
Perubahan posisi waktu berbaring menjadi berdiri akan mengurangi volume darah, sebaliknya
perubahan posisi berdiri menjadi berbaring akan meningkatkan volume darah sebanyak 10-15 %.

ii
d.      Alat
Dalam penggunaan alat pembendung harus hati-hati, karena pembendung yang terlalu lama
akan menyebabkan hemokonsentrasi yang mengakibatkan perubahan susunan darah yang
diperoleh. Penampungan sampel yang terkontaminasi atau tidak tertutup rapat.
2.      Tahap Analitik
Pada tahap ini kesalahan dapat berasal dari alat dan kesalahan teknik. Kesalahan pada alat
disebabkan volume tidak tetap karena pipet tidak dikalibrasi, penggunaan kamar hitung yang
dikotor, basah dan tidak menggunakan kaca penutup khusus. Sedangkan kesalahan pada teknik
meliputi volume darah tidak tepat, tidak terjadi pencampuran yang homogen antara darah dan anti
koagulan, mengisi kamar hitung secara tidak benar.
3.      Pasca Analitik
Kesalahan pada tahap ini sifatnya kesalahan administrasi misalnya salah menuliskan hasil

ii
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan
Lekosit (White Blood Cell) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Nilai normal Lekosit berbeda-beda pada masing-masing umur manusia. Untuk
terbentuknya Lekosit terdapat proses terjadinya pembentukan Lekosit tersebut, terdapat dua proses
pembentukan Lekosit, yaitu: Granulopoeisis, Limfopoesis.
Berdasarkan terdapatnya butiran atau granula dalam sitoplasmanya, lekosit terbagi menjadi
dua, yaitu : Granulosit (Eosinofil, Basofil, Neutrofil) dan Agranulosit (Limfosit dan Monosit).
Kadar sel darah putih atau leukosit dapat dipicu karena naiknya produksi leukosit guna melawan
infeksi, reaksi obat-obatan, penyakit pada sumsum tulang, sehingga produksi leukosit menjadi
abnormal, gangguan sistem imun, infeksi virus, kelainan kongenital yang terkait dengan fungsi
sumsum tulang, kanker, Gangguan autoimun, dan obat-obatan yang merusak sel darah putih.
Metode pemeriksaan hitung lekosit ada dua, yaitu cara manual dan cara elektronik/otomik.
Prosedur Kerja Pemeriksaan Hitung Lekosit, yaitu membuat pengenceran, mengisi kamar hitung, dan
menghitung jumlah sel.
Sumber kesalahan yang sering terjadi pada saat pemeriksaan hitung lekosit, yaitu: Tahap Pra-
analitik, Analitik dan Pasca Analitik

B.   Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap kepada mahasiswa agar lebih memahami tentang
cara menghitung Lekosit agar kesalahan diagnosis dapat dikurangi.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Sutedjo, AY. 2008. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta: Amara
Books.

Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia dan Kanal Media.

World Health Organization. 2003. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tjokronegoro, Arjatmo & Utama, Hendra. 1992. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. 1992. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

ii

Anda mungkin juga menyukai