Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN SEL DARAH DAN SISTEM LIMFATIK

DISUSUN OLEH

NURIA PRATIWI, AM. KEB

S1KEBIDANAN REG B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah
memberikan kami akal pikiran dan juga kelancaran sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa petunjuk dan pertolongan-Nya pula tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami
yang menulis makalah ini mengharapkan kritik serta saran dari pembaca supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

kepada dosen mata kuliah biomedik, kami mengucapkan terimakasih karena telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.


BAB 1

PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

            Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena
berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan.
             Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Perkembangan sel darah
dan sistem limfatik yang berkaitan dengan fungsi tubuh dengan fisiologi
diperlukan dalam  pembelajaran untuk mengetahui fungsi sel darah dan sistem
limfatik lebih lanjut.

1.2. RUMUSAN MASALAH
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1.      Apa definisi dan fungsi darah ?
2.      Bagaimana perkembangan sel darah ?
3.      Bagaimana pembentukan sel darah ?
4.      Apakah  sitem limfatik?
5.      Bagaimana Mekanisme aliran limfe?

1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Memahami definisi darah dan fungsinya.
2.      Memahami perkembangan sel darah..
3.      Mengetahui pembentukan sel darah.
4.      Memahami perkembangan sel darah.
5.      Memahami mekanisme aliran limfe.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komposisi Darah

Darah merupakan bagian tubuh yang sangat penting.Darah dalam tubuh terdiri
atas plasma darah dan sel-sel darah. Komposisi susunan darah tersebut meliputi
55% plasma darah dan 45% sel-sel darah yang terdiri atas eritrosit, leukosit, dan
trombosit.

Dalam plasma darah terbagi lagi atas 90% air dan 10% zat terlarut, meliputi
protein, garam mineral, bahan organik, sisa metabolik, hormon, dan gas.

Berikut ini adalah gambar diagram komposisi darah.

B. Komposisi Plasma dan Fungsi Spesifiknya

Plasma darah mengandung protein yang tersusun atas albumin, globulin, dan
fibrinogen.Albumin mempunyai peran untuk menjaga tekanan osmotik
darah.Globulin berfungsi sebagai antibody.Fibrinogen berperan dalam pembekuan
darah.

Fungsi Plasma Darah:

1. Mengedarkan sari makanan.


2. Menjaga keseimbangan pH tubuh.
3. Menjaga temperatur suhu tubuh
 Darah merupakan sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan
dibawa dalam matriks cairan (plasma),terdapat didalam pembuluh darah yang
warna merah. Warna merah pada darah tergantung banyak tidaknya oksigen yang
dibawa oleh sel darah . darah memiliki pH sekitar 7,73-7,45,temperaturnya sekitar
38oC. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-
rata,dan kurang sedikit pada pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi
sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa.
Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi
elektrolitnya.

Fungsi Darah :
1. Sebagai alat transport yaitu  mengambil oksigen atau zat oksidasi untuk
diedarkan ke seluruh tubuh,mengangkat karbondioksidadari jaringan
untukdikeluarkan melalui paru-paru,mengangkut zat-zat
makanan,mengangkut zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
2. Sebagai sistem imun (pertahanan)
3.   Mengatur suhu tubuh
4.   Mengatur keseimbangan pH 
5.   Mengedarkan hormone
6. Menutup luka dibantu oleh keping-keping darah.

Perkembangan Sel Darah merah


Eritrosit bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya, terbungkus
dalam membran sel dengan permeabelitas tinggi. Membran ini elastis dan
fleksibel, sehinnga memungkinkan eritrosit menembus kapiler (pembuluh darah
terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin,
sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen. Hemoglobin merupakan
protein yang kaya akan zat besi,memiliki daya gabung terhadap oksigen itu
membeentuk oksihemoglobin didalam sel darah merah. Dengan fungsi ini maka
oksigen dibawa dari paru-paru  ke jaringan. Volume hemoglobin mencapai 1/3
volume sel.   Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari sebelum
menjadi rapuh dan mudah pecah . Fragmen sel darah merah yang rusak akan
mengalami fagositosis oleh makrofag dalam limfa, hati, sumsum tulang, dan
jaringan tubuh lain. Globin terdegradasi menjadi amas amino, yang kemudian
akan diperbaharui untuk sistesin selular. Hem (bagian yang mengandung zat besi )
diubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan menjadi bilirubin (pigmen kuning),
yang dilepas kedalam plasma. Bilirubin diserap hati dan disekresi dalam empedu.
Sebagian  besar zat besi yang di lepas oleh hem akan di ambil untuk di perbaharui
dalam proses sintesis HgA selanjutnya. pengaturan produksi sel darah merah,
Produksi eritrosit diatur oleh eritroprotein, suatu hormon glikoprotein yang
diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritroprotein berbangding
terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan.
Faktor apapun yang menyebabkan jaringan menerima volume oksigen yang
kurang (anoksia) akan mengakibatkan peningkatan produksi eritroprotein,
sehingga makin menstimulasi produksi sel darah merah. Sebagai contoh:
1)      Kehilangan darah akibat hemoragi mengakibatkan produksi sel darah merah
meningkat.
2)      Tinggal di dataraan tinggi dengan kandungan oksigen yang rendah dalam
jangka waktu yang lama akan mengakibatkan peningkatan produksi sel darah
merah.
3)      Gagal jantung, mengurangi aliran darah ke jaringan, atau penyakit paru yang
mengurangi aliran darah, mengakibatkan peningkatan produksi sel darah merah.
2.      Kelainan pada sel darah merah :
a.       Anemia adalah definisi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin berikut
ini adalah berapa jenis anemia:
1.      Anemia hemoragi terjadi akibat kehilangan darah akut. Sumsum tulang akan
memproduksi sel darah merah secara bertahap untuk kembali ke kondisi normal.
2.      Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat penurunan asupan makanan,
penurunan gaya absorpsi, atau kehilangan zat besi secara berlebihan.
3.      Anemia aplastik ( sumsum tulang tidak aktif), di tandai dengan penurunan sel
darah merah secara besar besaran. Hal ini dapt terjadi karena paparan radiasi yang
berlebihan, keracunan zat kimia,atau kanker.
4.      Anemia pernicious karna tidak ada vitamin B 12 .
5.      Anmeia sesabit (sisckle ceer anemia) adalah penyakit keturunan dimana
molekul hemoglobin yang berberda pada hemoglobin normalnya karena
penggantian salah satu asam amino pada rantai polipeptida beta. Akibatnya sel
darah merah terdistorsi (terhambat)  menjadi berbentuk sabit dalam kondisi
konsentrasi oksigen yang rendah sel-sel terdistorsi ini menutup kapiler dan
mengganggu aliran darah.
b.      Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi,yang
mengakibatkan peningkatan viskositas (ketahanan aliran cairan)  dan volume
darah.
1.      Polisitemia kompensatori (sekunder) dapat terjadi akibat hipoksia
(kekurangan oksigen) karena hal berikut ini :
a.       Kediaman permanen di dataran tinggi
b.      Aktifitas fisik berkepanjangan
c.       Penyakit paru atau jantung
2.      Polisitemia vera adalah gangguan  pada sumsum tulang.

1. Perkembangan Sel darah putih (leukosit)


            Jumlah leukosit pada yang normal adalah7000-9000 per mm3. Infeksi atau
kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total leukosit. Leukosit
berfungsi untuk melindungi tubuh tehadap invasi benda asing termasuk bakteri
dan virus. Sebagian besar leukosit berlangsung dalam jaringan bukan dalam aliran
darah.
1.      Sifat-sifat sel darah putih :
a.        Leukosit memiliki sifat diapedesisyaitu kemampuan untuk menembus pori-
porimembran kapilar dan masuk kedalam jaringan.
b.      Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid seperti amuba.
c.       Beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya dalam satu menit.
d.      Leukosit memilki kemampuan kemotaksis,pelepasan zat kimia oleh jaringan
yang rusak menyebabbkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksisi positif) atau
menjauhi (kemotaksis negatif) sumber zat.
e.        Semua leukosit adalah fagositik,tetapi kemampuan ini lebih berkembang
pada neutrofil dan monosit.
f.       Setelah diproduksi disumsum tulang,leukosit bertahan kurang lebih satu hari
dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetapdalam jaringan selama
beberapa hari,beberapa minggu,beberapa bulan,bergantung jenis leukositnya.
            Ada lima jenis leukositdalam sirkulasi darah,yang dibedakan berdasarkan
ukuran,bentuk nukleus,dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki
granula plasma disebut granulosit sedangkan,sel yang tidak memiliki granula
disebut agranulosit.
            Hampir dari jumlah sel darah putih adalah granulosit kir-kira hampir 75%
mereka terbentuk dalam sumsum tulang. Granulosit terbagi menjadi
neutrofil,eusisinofil,dan basofil,berdasarkan warna granula sitoplasmanya saat
dilakukan pewarnaan dengan zat warna darah wright. Pembagian granulosit
sebagai berikut:
a.       Neutrofil. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil
memiliki granula kecil berwarna merah muda dala sitoplasmanya. Nukleusnya
memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin
tipis. Fungsi neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai
dijaringan terinfeksi untuk menyrang dan menghancurkan bakteri,virus,atau
penyebab lainnya.
b.      Eosinofiladalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi
atau penyakit parasit,tetapi akan berkurang selama sters berkepanjangan. Sel ini
berfungsi dalam detoksifikasi histamin yang diproduksi oleh sel mast dan jaringan
yang cidera saat inflamansi berlangsung. Eosinofil mengandung peroksidase dan
fosfatase,yaitu enzim yang mampu menguraikan protein. Enzim ini mungkin
terlibat dalam dtoksifikasi bakteri dan pemindahan kompleks antigen-antibodi,
tetapi fungsi pastinya belum diketahui.
c.       Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak
beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan
nikleus berbentuk S.diameternya berkisar 12-15 makrometer.. fungsi basofil
menyerupai fungsi sel mast. Sel ini mengandung hitamin,mungkin untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan anti koagulan
heparin.mungkin untuk membantu penggumpalan darah intravaskular. Fungsi
sebenarnya belum diketahui.
            Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma,yaitu :
a.       Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar
limfosit dalam tubuh ditemukan dijaringan limfatik  rentang hidupnya dapat
mencapai beberapa tahun. Limfosit mengandung nukleus bulat beerwarna biru
gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Limfosit berasal dari sel sel batang
sumsum tulang merah,sel ini berfungsi dalam realksi imunoglubis.
b.      Monosit mencapai 3% sampai 8% jumlah total leukosit. Monosit merupakan
sel darah yang besa,diameternya sekitar 12-18 mikrometer,nukleus besarseperti
telur atau seperti ginjal,yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat.
Fungsinya sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui
pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan  aliran darah maka sel ini
menjadi histiosit jaringan.
            Granulosit dan monosit berperan penting dalam perlindungan badan
terhadap mikroorganisme.dengan kemampuannya sebagai fagosit mereka
memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaraan darah.

2.      Kelainan pada sel darah putih :


1)      Leukimia. Adalah sejenis kanker yangditandai dengan poliferase sel darah
putih yang tidak terkendali. Jenis leukimia ditentukan berdasarkan jenis sel yang
dominan,seperti meiolositik,limfositik,atau leukimia monositik,dan berdasarkan
durasi seperti keukimia kronik atau akut.
2)      Mononukleosis infeksius,disebabkan oleh virus Epstein-barr,yang ditandai
dengan adanya peningkatan  jumlah lifosit dan ketidak seimbangan jumlah sel
yanng abnormaldan tidak matang.
3)      Acquired immune deficiency syndrome (AIDS),disebabkan human
imunodeficiency virus (HIV),merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara
menyerang rangkaian limfosit tertentuyang disebut sel T.
Keping darah (trombosit)
            Trombosit berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm 3. Bagian ini
merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari megakariosit raksasa
multinukleus dalam sumsum tulang. Ukuran trombosit mencpai setengah ukuran
sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran  plasma dan
mengandung berbagai jenis granula.
Trombosit berfungsi dalam hemostatis (penghentian perdarahan) dan perbaikan
pembuluh darah yang robek.
1.      Mekanisme pembekuan darah
a.       Mekanisme ekstrinsik. Pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal
pembuluh darah itu sendiri. Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas
oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktivasi protombin (protein plasma) dengan
bantuan ion kalsium untuk membentuk trombin. Trombin mengubah fibrinogen
yang dapat larut,menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Benang-benang fibrin
membentuk bekuan atau jaring-jaring fibrin,yang menangkap sel darah merah dan
trombosit serta menutup aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak.
b.      Mekanisme instriksi. Untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang
lebih sederhan daripada cara yang dijelaskan diatas. Mekanisme ini melibatkan 13
faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah. Setiap  faktor
protein berada dalam kondisi tidak aktif. Jika salah satu diaktivasi,maka aktivitas
enzimnya akan mengaktivasi faktor selanjutnya dalam rangkaian,dengan demikian
akan terjadi suatu rangkaian reaksi untuk membentuk bekuan.
2.      Penguraian pembekuan darah
      Segera setelah terbentuk bekuan akan menyusut akibat kerja protein kontraktil
dalam trombosit. Jaring-jaring fibrin dikontraksi untuk menarik permukaan yang
terpotong agar saling mendekat dan untuk menyediakan kerangka kerja untuk
memperbaiki jaringan. Bersamaan dengan retraksi bekuan, suatu cairan yang
disebut serum keluar dari bekuan. Serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen
dan faktor lain yang terlibat dalam mekanisme pembekuan.
3.      Faktor-faktor pembekuan
a)      Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam darah .
b)      Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase.
c)      Trombin yang terbentuk dari prorombin bila ada trombokinase.
d)     Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen disamping trombin.
            Penggumpalan darah dipercepat oleh panas yang sedikit lebih tinggi dari
suhu badan,kontak dengan bahan kaasar contoh pinggiran yang kasar dari
pembuluh darah yang rusak atau dengan pembalut. Penggumpalan diperlambat
karena dingin,jika disimpan dalam tabung berlapis lilin disebelah dalamnya,dan
dengan ditambah kalsium sitrat atau natrium sitrat yang menyingkirkan garam
kalsium yang dalam keadaan normal.
4.      Kelainan pada  pembekuan darah
a.       Bekuan yang abnormal disebut trombus. Trombus yang terlepas dan ikut
dalam aliran darah disebut embolus. Kedua jenis bekuan ini dapat menyumbat
darah. Kondisi yang menunjang pembekuan trombus adalah pembuluh dengan
permukaan kasar akibat plak-plak kolesterol,mungkin akan menangkap trombosit
untuk memulai pembekuan, dan aliran darah yang lambat memungkinkan
terjadinya akumulasi tromboplastin,karena aliran darah menurun setara dengan
imobilitas,maka pasien harus sering bergerak atau digerakkan.
b.      Trombositopenia. Trombositopenia adalah suatu kondisi dimana terdapat
sejumlah kecil trombosit abnormal dalam darah  yang bersirkulasi. Ini akan
memperlama koagulasi dan memperbesar resiko terjadinya perdarahan dalam
pembuluh darah kecil diseluruh tubuh. Trombositopenia dapat disebabkan oleh
reaksi awal terhadap obat-obatan,radiasi ion yang merusak sumsum tulang.
c.       Hemofilia. Hemofilia adalah gangguan berkaitan dengan genetik, akibat tidak
adanya beberapa faktor pembekuan. Transfusi perlu dilakukan untuk mengganti
faktor-faktor yang hilang jika terjadi cedera ringan yang diikuti perdarahan yang
berlebihan.
5.      Pengobatan bagi orang yang rentan terhadap pembentukan trombus
a. Anti koagulan seperti coumarin menghambat aktivitas vitamin K, sehinnga
menghalangi proses protombin
b. Aspirin menghilangkan agregasi trombosit dan mengganggu sintesis
prostasiklin.
1. Plasma Darah
            Plasma darah adalah cairan bening kekuningan. Plasma terdiri dari 92%
air,7% protein,asam amino,lemak,garam hormon dan  zat-zat sisa metaabolisme.
a.       Protein Plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur poko
plasma yang tidak dapat menembus membran kapilar untuk mencapai sel. Ada
tiga jenis protein plasma yang utama: albumin,globin,dan fibrinogen.
1)      Albumin adalah protein plasma yang terbanyak sekitar 55%-66%,tetapi
ukurannya paling kecil dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik darah.
2)      Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma . Alfa dan beta globulin
disintesis dihati,dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid,beberapa
hormon,beberapa substrat,dan zat penting tubuh lainnya. Gamma globulin adalah
anti body.
3)       Fibrinogen membentuk 4% protein plasma,disintesis dihati dan merupakan
komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
b.      Plasma juga mengandung nutrien yang meliputiasam amino,gula,dan lipid
yang diabsorbsi dari saluran pencernaan. Gas darah  meliputi oksigen,karbon
dioksida,dan nitrogen. Elektroli plasma meliputi ion
natrium,kalium,magnesium,klorida,kalsium bikarbonat,fosfat dan ion sulfat.
Pembentukan sel darah:
1)      Selama perkembangan embrio. Hematopoiesis pertama kali berlangsung
dalam kantong kuning telur dan berlanjut dihati,limpa,nodus limfe,dan seluruh
seluruh sumsum tulang janin yang berkembang.
2)      Setelah lahir dan selama masa kanak-kanak,sel-sel darah terbentuk dalam
sumsum semua tulang.
3)      Pada orang dewasa,sel darah hanya terbentuk pada sumsum tulang merah
yang ditemukan dalam tulang membrabosa seperti sternum,iga,vertebra,dan tulang
ilia girdel pelvis. Sel-sel darah yang sudah matang masuk ke sirkulasi utama dari
sumsum tulang melalui vena rangka.
Tempat pembentukan darah berbeda-beda sesuai perkembangan usianya.Pada
janin yang masih berumur 3 minggu, darah dibentuk di bagian yang disebut
yolksac, kemudian berpindah ke hepar, lien, dan sumsum tulang sampai janin
tersebut lahir. Pada bayi yang masih berumur kurang dari 5 tahun, darah dibentuk
di tulang rangka, kemudian setelah dewasa berpindah ke tulang belakang, iga dan
bagian proksimal tulang panjang.
Proses pembentukan darah dimulai oleh sel pluripotensial, sel ini kemudian
membelah menjadi 3 sel, dimana sel pertama akan berkembang menjadi sel induk
pluripotensial, sel kedua berkembang menjadi sel limfosit, sedangkan sel yang
ketiga membelah lagi, ada yang menjadi sel eritrosit, trombosil, neutrofil,monosit,
eusinofil, dan basofil.Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukansel-sel
darah, seperti zat besi, vitamin B, asam folat, dll.
    Semua sel darah diturunkan dari hemositoblas (sel batang primitif) pada
sumsum tulang, yang dibagi dan dibedakan menjadi lima jenis sel yaitu:
a.       Proeritoblas.
       Proeritoblas mengalirmelalui sejumlah tahapan (eritoblas basofilik, eritoblas
kromatofilik, nermoblas, dan retikulosit) dan setelah matang menjadi eritrosit.
Selama masa perkembangan eritrosit mensintesis jemoglobin, suatu pigmen
pembawa oksigen, dan melepas organelnya. Nukleus mengecil dan akhirnya
keluar dari sel. Setelah nukleus hilang, eritrosit tetap berada dalam sumsum tulang
selama bebrapa hari smpai matang dan kemudian dilepas ke dalam sirkulasi.
b.      Meioblas
Merupakan asal promeilosit, yang mengalami penyimpanan dalam
perkembangannya menjadi tiga jenis sel yang disebut granulosit : neutrofil,
eusinofil, dan basofil.
c.       Limfoblas, merupakan asal limfosit
d.      Monoblas, merupakan asal monosit. Limfosit dan monosit disebut agranulosit.
e.       Megakarioblas, membentuk megakarioblas yang merupakan asal trombosit.

C. Fungsi Hematopoetik Stem Cell

Hematopoietic Stem Cells (HSCs) merupakan sel induk yang berperan dalam
produksi sel darah matang dalam tubuh.  Di dalam tubuh, HSCs dapat ditemukan 
pada sumsum tulang belakang, darah peripheral dan darah tali pusat
Sel tersebut memiliki kemampuan untuk beregenerasi serta berkembang menjadi
berbagai jenis sel darah dengan fungsi spesifik tertentu dalam berbagai aktivitas
biologis, seperti kontrol keseimbangan homeostasis, fungsi dalam sistem imun,
serta respon terhadap serangan mikroorganisme
HSCs juga dapat digunakan untuk terapi pada penyakit-penyakit tertentu

D. Struktur dan Fungsi Sel Darah Merah dan Putih

 Eritrosit (Sel darah merah)

Eritrosit (sel darah merah) merupakan bagian utama dari sel-sel darah.Rata-rata
jumlah eritrosit dalam setiap satu milimeter adalah adalah 5 miliar.Bentuk eritrosit
berupa bikonkaf, melengkung ke dalam.Berupa piringan dan pada bagian tengah
berupa cekungan.Pada eritrosit (sel darah merah), terdapat hemoglobin yang
berperan dalam memberi warna merah pada darah.
 Leukosit (Sel darah putih)

Fungsi utama dari leukosit (sel darah putih) adalah membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi.Sehingga keberadaan leukosit sangat berkaitan erat
dengan sistem kekebalan tubuh. Jumlah leukosit di dalam tubuh dalam keadaan
normal adalah 4  sampai dengan 11  sel darah putih untuk setiap satu liter darah.

Dalam tubuh, sel darah putih mempunyai kemampuan fagositosis dan


diapedesis. Fagositosis adalah kemampuan memakan benda asing bagi sel darah
putih.Sedangkan diapedesis adalah kemampuan untuk menembus keluar pori-pori
membran kapiler dan menuju ke jaringan.

Sel darah putih terdiri atas dua jenis.Untuk jenis pertama adalah granulosit,
meliputi basofil, eosinofil, dan neutrofil. Sedangkan sel darah putih tanpa granula
meliputi monosit dan limfosit

E. Struktur dan Fungsi Platelet

Platelet merupakan salah satu dari komponen-komponen darah manusia.Nama


saintifiknya adalah trombosit.
 Struktur Platelet
 Microtubules
 Dense tubules
 Surface connecting tubules
 Coat
 Glycogen
 Mitochondria
 Alpha granule
 Dense granule

 Fungsi Platelet
Platelet sendiri memiliki fungsi utama dalam proses pembekuan darah di tubuh.
F. Mekanisme Koagulasi

Proses pembekuan darah atau koagulasi adalah proses kompleks, di mana darah
membentuk gumpalan (bekuan darah) guna menutup dan memulihkan luka, serta
menghentikan pendarahan.

Unsur-Unsur Proses Pembekuan Darah


Proses pembekuan darah tidak akan terjadi tanpa adanya ‘Faktor’ yang berperan.
Koagulasi melibatkan trombosit dan komponen faktor koagulasi.

 Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah elemen berbentuk cakram di dalam
darah. Trombosit digolongkan sebagai sel darah, tetapi sebenarnya trombosit
adalah bagian dari sel-sel sumsum tulang yang disebut dengan megakaryocytes.
Trombosit berperan untuk membantu membentuk bekuan darah, guna
memperlambat atau menghentikan perdarahan, serta penyembuhan luka.

 Faktor koagulasi 
Faktor koagulasi adalah protein, sebagian besar diproduksi oleh organ hati. Ada
13 faktor koagulasi dalam darah dan jaringan tubuh manusia.

Selain kedua zat di atas, unsur yang juga berperan penting pada pembekuan darah
adalah vitamin K. Vitamin ini merupakan nutrisi yang berperan penting dalam
membantu tubuh menghasilkan faktor pembekuan darah.Orang yang kekurangan
vitamin K rentan mengalami perdarahan. Kondisi ini sering ditemukan pada bayi
baru lahir, karena itu mereka seringkali membutuhkan suntikan vitamin K.

G. Golongan Darah

Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok


berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran
sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut
 Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).Di dunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia,
meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia golongan darah A
lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena
golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan
darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

https://fatimahrkd.blogspot.com/2014/01/perkembangan-sel-darah-dan-
sistem.html

Anda mungkin juga menyukai