Tugas diketik dan dikumpulkan pada tanggal 27 Mei 2021 diunggah di SIAKAD
STIKBA
A. Latar Belakang
Imunologi reproduksi mengacu pada bidang kedokteran yang mempelajari
interaksi (atau tidak adanya mereka) antara sistem kekebalan tubuh dan
komponen yang berhubungan dengan sistem reproduksi , seperti toleransi
kekebalan tubuh ibu terhadap janin, atau interaksi imunologi
melintasi penghalang darah-testis . Konsep ini telah digunakan oleh klinik
kesuburan untuk menjelaskan masalah kesuburan,berulang keguguran dan
komplikasi kehamilan diamati ketika negara ini toleransi imunologi tidak berhasil
dicapai. Hal ini jelas bahwa bagi janin untuk menghindari pengakuan kekebalan
tubuh dan menyerang oleh sistem kekebalan tubuh ibu, respon imun maternal
harus tumpul, stimulus antigen janin harus ditekan, atau, seperti yang paling
mungkin, keduanya harus terjadi.
Dalam penolakan allograft manusia yang normal, limfosit T memainkan peran
utama dalam pengakuan dan sitolisis sel antigen-bantalan asing. Peran ini
terutama dilakukan oleh limfosit T sitotoksik (CTL). Allograft janin harus
dilindungi terhadap sel efektor.
Anatomi organ reproduksi wanita cukup rumit karena terdapat dua
percabangan indung telur. Pada wanita normal, setiap bulan kedua indung telur ini
bergantian menghasilkan sel telur dan apabila tidak dibuahi, maka akan menjadi
menstruasi. Di dalam organ reproduksi wanita juga beberapa kelenjar yang
mempunyai peran masing-masing.
Berbeda dengan vagina dan ektoserviks, endoserviks dilapisi oleh sel epitel
kolumner simpleks yang memproduksi mukus yang akan membasahi dan
melindungi epitel. Setiap hari serviks memproduksi sekitar 20-60 mg mucus yang
akan melindungi serviks dan vagina dari patogen dan mencegah sperma maupun
patogen masuk ke dalam uterus. Mukus serviks terdiri atas air (9098%),bahan
organic, ion inorganic, protein plasma, immunoglobulin sekretori, enzim, molekul
bakterisidal dan bakteriostatik. Yang termasuk molekul Bakteriostatik antara lain
lisosim, laktoferin, zinc, dan defensin. Mucus terbentuk dari musin, sejumlah
glikoprotein yang mengandung domain serine dan threonine. Lebih dari 80%
massa molekul musin terbentuk dari kompleks oligosakarida. Sedikitnya ada 18
gen musin yang berhasil dikloning, dan berdasarkan data sequencing.
Imunitas bawaan dipicu setelah invasi mikroorganisme. Pengenalan imun
bawaan prinsipnya dimediasi oleh reseptor selular yang dikenal sebagai
patternrecognition Receptor (PRR). Molekul tersebut mendeteksi
mikroorganisme virulen melalui pengenalan protein pemicu yang dimiliki oleh
mikroorganisme yang disebut pathogen associated molecular pattern (PAMP).
Imunitas bawaan memiliki dua system immunologi yaitu selular dan humoral.
System immune selular terdapat pada sel epitel, sel-sel fagosit dan protein
antimicrobial. Pada system immune humoral dimediasi oleh antibodi yang
diproduksi oleh terminally differentiated antibody-secreting cells (ASCs) yang
dikenal sebagai sel plasma.
B. Tujuan Penulis
1. Menjelaskan Imunologi Reproduksi Pada Wanita
2. Menjelaskan Anatomi Reproduksi Wanita
3. Mejelaskan Sistem Immun Bawaan
C. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Imunologi Reproduksi Pada Wanita
2. Apa Itu Anatomi Reproduksi Wanita
3. Bagaimana Sistem Immun Bawaan
BAB II
PEMBAHASAN
Mekanisme yang tepat yang terlibat dalam keberhasilan nyata dari janin
sebagai allograft hanya sebagian dipahami. Beberapa hipotesis telah diusulkan,
yang masing-masing didukung oleh penyelidikan ilmiah yang cukup besar.
Mekanisme yang menghubungkan berbagai hipotesis dan banyak sinyal dan
faktor-faktor yang tidak diketahui yang memulai dan mengatur sistem secara
keseluruhan tetap tidak jelas. Hipotesis dasar tetap bahwa terdapat dua hambatan
fisik dan humoral penolakan kekebalan tubuh janin. Pandangan yang agak
sederhana ini tetap substansial tertandingi; Namun, pemahaman kita pada tingkat
molekuler telah berkembang. Hal ini jelas bahwa bagi janin untuk menghindari
pengakuan kekebalan tubuh dan menyerang oleh sistem kekebalan tubuh ibu,
respon imun maternal harus tumpul, stimulus antigen janin harus ditekan, atau,
seperti yang paling mungkin, keduanya harus terjadi. Dalam penolakan allograft
manusia yang normal, limfosit T memainkan peran utama dalam pengakuan dan
sitolisis sel antigen-bantalan asing. Peran ini terutama dilakukan oleh limfosit T
sitotoksik (CTL). Allograft janin harus dilindungi terhadap sel efektor. Hal ini
dapat terjadi dengan berbagai mekanisme seperti, peraturan pengakuan ibu dari
allograft janin, rahim sebagai sebuah situs untuk reaktivitas imun, cabang
alloantigen unit fetoplasenta dan peran imunologi untuk plasenta, pertukaran ibu
janin komponen seluler dan humoral, konsekuensi imunologi dari berbagai zat
plasenta berlalu, respon imun marternal selama kehamilan, kekebalan anti
mikroba janin ibu, dan kekebalan aborsi spontan berulang.
Fungsi Tubuh:
1. Sistem saraf
2. Sistem hormonal atau sistem endokrin Sistem Endokrin: Kelenjar buntu yang
mengeluarkan hormon ke dalam pembuluh darah dan salurkan ke seluruh tubuh,
berfungsi sebagai homeostasis tubuh, bekerja pada sel target/organ target.
Sistem Endokrin adalah: Antara sistem hormonal dan sistem saraf terdapat banyak
hubungan. Misal: dua kelenjar mensekresikan hormonnya sebagai respon
terhadap rangsang saraf ( kelenjar medulla adrenal dan hipofisis) Hormon adalah
kimia pembawa pesan yang dihasilkan oleh sel khusus (kelenjar =G, neuron=N,
sel endokrin=C) disekresikan ke dalam darah Barbagai fungsi hormon dalam
respon tubuh : Kontrol pertumbuhan/perkembangan, metabolisme, regulasi
internal tubuh (suhu, keseimbangan cairan, ion), dan fungsi reproduksi.
2. Hipothalamus (N),
5.Kelenjar Tiroid,
6. Kelenjar Paratiroid,
7.Kelenjar Timus,
8. Jantung (C),
9. Hati (C),
16.Ovarium (G),
Kelenjar endoktrin memiliki peran untuk mendukung proses yang terjadi di dalam tubuh
yang berlangsung cepat. Maksudnya adalah kelenjar ini membantu proses di dalam tubuh
yang perkembangannya lambat seperti pertumbuhan sel, tumbuh kembang badan hingga
proses metabolism. Kemudian untuk proses tubuh yang berlangsung cepat seperti
pernapasan dan pergerakan tubuh diatur oleh sistem saraf.
Kelenjar endoktrin sangat penting dalam tubuh manusia. Pada sistem endokrin,
kelenjar dan hormon menjadi pondasi untuk melancarkan proses tubuh. Hormon sendiri
adalah senyawa kimia yang memiliki tugas mengirimkan perintah atau informasi dari satu
sel ke sel yang lain. Oleh karena itu banyak hormone yang hilir mudik di dalam darah. Bisa
dibayangkan betapa sibuknya hormon dalam mentransfer informasi dari semua hal yang kita
lakukan.
Beberapa jenis kelenjar endokrin yang ada di dalam sistem endoktrin yaitu:
1. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid berfungsi dalam mengendalikan tingkat pembakaran energi dari makanan
menggunakan hormon tiroksin dan triiodotironin (T3) yang dihasilkannya.
Selain itu kelenjar ini juga menghasilkan hormone kalsitonin yang berperan dalam
pembentukan tulanng.
2. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid memiliki tugas untuk menghasikan hormon paratiroid. Selain itu kelenjar
ini berperan untuk mengendalikan kadar kalsium di dalam darah menggunakan hormon
kalsitonin.
Jika tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan kalsium maka kelenjar ini akan melakukan
tugasnya.
3. Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari memiliki peran untuk mengatur berbagai kelenjar endoktrin lainnya. Oleh
karena itu kelnjar ini sangat penting dalam sistem endokrin
Beberapa peran dari kelenjar ini antara lain menghasilka hormon prolactin yang penting
bagi ibu menyusui dan hormon luteinizing yang berperan mengatur estrogen pada wanita
serta testosterone pada pria.
4. Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal memiliki dua bagian yang memiliki peran berbeda. Yang pertama untuk
bagian korteks untuk memproduksi hormon kortikosteroid yang dapat mengendalikan
keseimbangan cairan dan kadar garam dalam tubuh.
Selain itu proses metabolism, sistem imu, fungsi seksual, dan respon tubuh terhadaap stress
dipengaruhi oleh hormon Kortikosteroid.
Bagian kedua dari kelenjar adrenal adalah bagian medulla yang akan membantu
meningkatkan tekanan darah dan detak jantung ketika stress. Hal ini dipengaruhi oleh
hormone yang diproduksi oleh kelenjar adrenal yaitu hormon epinefrin.
5. Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas memiliki fungsi untuk memelihara kadar gula dalam darah dan
memelihara simpanan energi di dalam tubuh. Hormon yang membantu proses ini adalah
glucagon dan hormon insulin.
Oleh karena itu pada orang yang mengalami diabetes biasanya disebabkan karena ada
masalah pada hormoneinsulinnya.
6. Kelenjar reproduksi
Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat pada skrotum yang akan menghasilkan
hormon testosterone.
Sedangkan kelenjar pada wanita (indung telur atau ovarium) terdapat di rongga panggul
yang menghasilkan hormone estrogen dan progesterone.
Di dalam tubuh Anda terdiri dari berbagai unsur senyawa kimia yang sudah berjalan selaras
untuk mengatur proses tubuh dengan baik. Bila di dalam anggota tubuh tersebut ada
gangguan maka proses tubuh juga akan terganggu.
Sebagai contoh sistem kelenjar endokrin yang harusnya memproduksi hormon tertentu
dalam jumlah yang seimbang dapat memproduksi hormon dalam jumlah yang berlebihan
bahkan berkurang.
Hal ini bisa disebabkan adanya gangguan pada sistem kelenjar endokrin. Kondisi ini perlu
segera ditangani agar tubuh tidak mengalami kondisi yang lebih buruk.
Daftar Pustaka
P.Stite, Daniel dan Abba I. Terr. 1991. Basic Human Immunology. America : Appleton
& Lange
J. Heffner, Linda dan Danny J. Schust. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi.
Anderson, DJ. Genitourinary Immune Defense. Dalam : Holmes KK, Sparling PF, Stamm
WE, Piot P, Wasserheit JN, Corey L, Cohen MS, Watts DH, editor: Sexually Transmitted
Diseases, 4rd
Endocrine System (for Teens). Nemours KidsHealth.
(https://kidshealth.org/en/teens/endocrine.html )
Definition of Endocrine gland. MedicineNet.
(https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=39880 )
The Central Endocrine Glands: Intertwining Physiology and Pharmacy. National
Center for Biotechnology Information.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2064894/ )