Anda di halaman 1dari 4

1.

Gambarkan jenis-jenis nukleus sel leukosit lengkap dengan karakter dan fungsinya (5 macam)
& pengertian dan mekanisme diapedesis (gambar di gambar sendiri dan lainnya di ketik)
2. Gambarkan sel darah pada leukimia dan bandingkan dengan sel darah normal,lengkap
dengan penjelasannya
3. Jumlah nukleolus pada sel hati manusia dewasa lebih sedikit dari pada sel hati manusia usia
lanjut. Apa alasannya?
Jawaban
1.

Sel darah putih atau Leukosit adalah sel yang membentuk komponen pada darah. Sel darah
putih memiliki inti namun tidak memiliki bentuk yang tetap dan tidak berwarna, jumlah sel
darah putih dalam setiap milimeter kubik darah yaitu sekitar 8.000. Tempat pembentukan sel
darah putih berada di sumsum merah tulang pipih, limpa dan kelenjar getah bening. Semua sel
darah putih memiliki masa hidup sekitar 6-8 hari.

Fungsi sel darah putih leukosit sangat penting guna membangun kekebalan tubuh. Leukosit
merupakan nama lain dari sel darah putih yang menjadi bagian dari sistem kekebalan tubuh
atau imun.
Fungsi sel darah putih leukosit adalah melacak kemudian melawan mikroorganisme atau
molekul asing penyebab penyakit atau infeksi, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Bukan
hanya memerangi kuman yang menyebabkan penyakit dan infeksi, sel darah putih juga
berusaha melindungi kamu terhadap agen asing yang menjadi ancaman.

Leukosit secara umum terbagi menjadi 5 jenis, yaitu neutrophil, basophil, eosinophil, dan
limfosit. Nah kelima jenis leukosit ini dikelompokkan menjadi 2 kelompok, granulosit dan
agranulosit. Granulosit adalah leukosit yang memiliki granula/butiran dalam sitoplasmanya,
sedangkan agranulosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula dalam sitoplasmanya.

Granulosit
1. Neutrofil, memiliki granula kecil berwarna merah muda, dan memiliki nukleus dengan 3-5
lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin tipis. Neutrofil berfungsi sebagai fagosit aktif
yang menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, dan yang lainnya.
2. Eosinofil, memiliki granula kasar dan besar berwarna jingga kemerahan, dan memiliki
nukelus dengan 2 lobus.. Eosinofil berfungsi sebagai fagosit lemah dan berperan dalam
pembuangan racun penyebab radang yang ada pada jaringan yang cedera.
3. Basofil, memiliki granula besar, tidak beraturan, berwarna hitam keunguan, , dan memiliki
nukelus dengan bentuk seperti huruf S. Basofil berfungsi sebagai penghasil histamin dan
heparin.

Agranulosit
1. Limfosit, dihasilkan di limfa dan tulang. Limfosit memiliki nukleus dengan 1 lobus dan tidak
memiliki butiran dalam sel. Limfosit berfungsi dalam reaksi imunologis. Limfosit ddibagi
menjadi 2 yaitu B dan T.
2. Monosit, dihasilkan di sumsum tulang. Monosit memiliki nukleus dengan 1 lobus. Monosit
berfungsi sebagai fagosit aktif.

diapedesis merupakan kemampuan sel darah putih untuk pindah keluar menembus membrane
kapiler menuju jaringan. Kemampuan ini hanya digunakan ketika ada pemicu dari rangsangan.
Diapedesis disebabkan karena rangsangan dari jaringan yang terinfeksi.

Saat kita terluka, akan terjadi infeksi pada jaringan oleh bakteri. Karena luka terbuka sangat
mudah untuk dikontaminasi oleh bakteri yang dapat menggerogoti jaringan tubuh tersebut.
Sehingga leukosit teraktivasi dan mengirim monosit yang akan meninggalkan pembuluh dengan
diapedesis menuju ke jaringan yang terinfeksi dan mengeluarkan protein yang merangsang sel
endothelium dalam pembuluh darah.

Sel endothelium yang terangsang ini membentuk selektin yang mana dapat menarik neutrofil
untuk menempel di dinding sel endothelium. Hal ini menyebabkan neutrofil menjadi lambat
dalam bergerak, sehingga mengakibatkan pembentukan reseptor integri pada sel endothelium.
Sehingga neutrofil dapat menempel pada dinding pembuluh darah.

Selanjutnya, sel tiang yang terdapat pada jaringan ikat juga terangsang oleh jaringan yang
terinfeksi tersebut menyebabkan sel tiang memproduksi senyawa histamin.

Senyawa histamin merupakan senyawa yang berperan sebagai neurotransmitter, inflamasi, dan
yang akan kita bahas adalah dapat meningkatkan permeabilitas darah sehingga menyebabkan
hubungan sel endothelium yang satu dengan yang lainnya semakin luas yang pada akhirnya
membuat neutrofil yang sudah menempel pada dinding sel endothelium untuk dapat keluar
dari pembuluh darah menuju ke jaringan yang terinfeksi.

Neutrofil tadi kemudian bekerja pada jaringan yang terinfeksi tadi dengan melakukan
fagositosis dengan memakan bakteri-bakteri penyebab penyakit pada jaringan yang terinfeksi.
Dalam hal ini, dijumpai juga nanah yang merupakan cairan berwarna kuning keputihan yang
diakibatkan oleh bakteri. Nanah terdiri dari campuran sel darah putih dan bakteri yang sudah
mati akibat inflamasi.

Semua proses di atas adalah respon tubuh terhadap segala antigen juga kerusakan pada
jaringan tubuh yang terbilang kecil hingga menengah. Pada tahun 2011, dua orang ilmuwan
biologi Phillipson dan Kubes dalam penelitiannya mengenai sistem imunitas, mengatakan
bahwa pertahanan tubuh dapat berlanjut bila keadaan jaringan yang terinfeksi telah rusak
parah karena bakter-bakteri pathogen yang masuk. Bila neutrofil sudah tidak dapat
menjalankan fungsinya dalam fagositosos kuat, monosit yang diawal menjadi sinyal bahwa akan
ada antigen yang masuk ke dalam tubuh akan bekerja. Monosit kembali melakukan diapedesis
dan berubah nama menjadi makrofag.

Monosit sebagai fagositosis kuat akan melakukan fagositosis. Namun, bila dalam perjalanan
timbul rasa sakit yang berlebihan, maka leukosit akan mengirim basofil untuk membantu proses
datangnya monosit ke jaringan terinfeksi. Pada fase ini, terjadi proses inflamasi atau
peradangan yang merupakan respon alamiah tubuh terhadap antigen.

Maka, terbentuklah nanah yang terdapat disekitar jaringan terinfeksi. Nanah yang diakibatkan
oleh matinya neurofil tadi akan menghambat kerusakan berkelanjutan pada jaringan terinfeksi.
Pada saat terjadi peradangan pada jaringan inilah saat dimana makrofagus akan membawa
antigen dan bakteri-bakteri pathogen yang mati ke limfosit T memory. Di dalam limfosit T
memory, antigen dan bakteri pathogen yang ditemui berusaha diidentifikasi sehingga dapat
menanggulangi kasus infeksi yang sama pada tubuh oleh antigen dan bakteri pathogen
tersebut.

Limfosit T memory hanya bekerja selama rasa sakit masih ada. Setelah limfosit T memori
bekerja mengidentifikasi antigen dan bakteri pathogen tadi, limfosit B bekejra dengan
menghasilkan antibodi yang berperan merespon antigen dan bakteri pathogen yang sudah
diidentifikasi oleh limfosit T memori sehingga dapat menghasilkan kekebalan tubuh humoral.

Nah, sampai di titik sini, peperangan akan dilanjutkan oleh limfosit T killer yang menurut saya
merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terkuat. Sedemikian kuatnya, limfosit T killer
ini sampai menyebabkan sel-sel tubuh lainnya terkena dampak "killer" dai limfosit T jenis ini.
Limfosit killer bekerja dengan mengaktivasi sel mutasi untuk menekan antigen.

Sehingga, apabila limfosit T killer ini bekerja, menandakan terjadi luka serius yang mungkin
disebabkan oleh virus mematikan. Selanjutnya, dampak dari limfosit T killer ini dikendalikan
oleh limfosit T supressor agar tidak lepas kendali pengeluarnnya. Pada kondisi normal,
peperangan sampai disini sudah berakhir, kecuali pada kondisi-kondisi khusus dimana sistem
kekebalan tubuh kita yang diserang seperti HIV/AIDS. Pada akhirnya, seluruh bangkai
peradangan yang sudah terjadi dimakan oleh eosinofil melalui fagositosis lemah.
2.

Leukemia, atau sering disebut sebagai kanker darah, merupakan kanker yang menyerang
sumsum tulang dan paling memengaruhi sel darah putih. Normalnya, sel darah, seperti sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit), dihasilkan di
sumsum tulang dengan jumlah bervariasi. Jumlah sel darah merah yang normal pada pria
adalah 5-6 juta sel per mikroliter darah, sedangkan pada wanita adalah 4-5 juta sel per
mikroliter darah. Jumlah normal sel darah putih berkisar antara 4.500 hingga 10.000 sel per
mikroliter darah.

Tiap sel tersebut memiliki perannya sendiri-sendiri. Sel darah putih berperan melindungi tubuh
dari penyakit maupun benda asing, seperti bakteri, virus, atau parasit. Sel darah merah
mengantarkan oksigen yang menjadi “bahan bakar” setiap sel untuk melakukan metabolisme.
Sementara itu, keping darah digunakan untuk membekukan darah ketika terjadi perdarahan
sehingga darah tidak mengalir terus-menerus.
Pada pasien leukemia, produksi sel darah di sumsum tulang menjadi tidak normal sehingga
terjadi peningkatan jumlah sel darah putih. Meskipun jumlahnya banyak, tetapi sel tersebut
tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya, pasien leukemia akan lebih mudah terinfeksi
kuman. Produksi sel darah putih yang berlebihan juga menyebabkan berkurangnya
pembentukan sel darah lain, seperti sel darah merah dan keping darah.

3. Variasi jumlah dan bentuk nukleolus di pengaruhi oleh usia dan pertumbuhan jaringan

Anda mungkin juga menyukai