NPM : 20330739
Alasan baru bergabung: Karena kartu rencana studi baru ada tanggal 15 Oktober 2020.
1. Gambarkan jenis-jenis nucleus sel leukosit lengkap dengan karakter dan fungsinya
( 5 macam) dan pengertian serta mekanisme diapedesis!
1) Basofil
a. Karakteristik Basofil:
b. Fungsi Basofil:
a. Karakteristik Neutrofil:
b. Fungsi Neutrofil:
Antibiotik tubuh
Memakan mikroorganisme dan benda asing dalam tubuh
Membantu menghapus stimulus yang berbahaya dan menyebabkan kematian sel
Berperan dalam proses peradangan
3) Limfosit
a. Karakteristik Limfosit:
b. Fungsi Limfosit:
4) Eosinofil
a. Karakteristik Eosinofil:
b. Fungsi Eosinofil:
5) Monosit
a. Karakteristik Monosit:
b. Fungsi Monosit:
Diapedesis adalah kemampuan sel darah putih untuk menembus atau keluar dari dinding
pembuluh darah kapiler menuju ke jaringan yang dituju.
Mekanisme diapedesis dirangsang akibat adanya cedera atau inflmasi, dimana secara
umum tubuh akan segera mengaktifkan makrofag local dan segera melepaskan zat-zat yang
terdapat dalam pembuluh endothelium dan menarik limfosit untuk ke lokasi yang terinfeksi.
Leukosit (sel darah putih) melewati dinding pembuluh melalui jendela atau pori-pori khusus
untuk mencapai area dimana leukosit akan melakukan perlindungan akibat infeksi. Diapedesis
terdapat 4 tahapan:
Bantalan
Terjadi kontak limfosit ke endotel vaskuler (lapisan terdalam penutup pembuluh darah),
proses dimediasi oleh berbagai zat yang disebut selectins yang terdapat di endotel.
Sehingga terjadi interaksi dengan reseptor di permukaan limfosit.
Signage
Ketika selektin berinteraksi dengan reseptor masing-masing sinyal dikiim ke bagian sel
dan dengan segera molekul adhesi diaktifkan untuk mempersiapkan jalan bagi limfosit
untuk menempel di endothelium.
Adhesi Kuat
Setelah molekul adhesi diaktifkan, limfosit menjadi lebih sempit dengan endothelium
dan banyak jalan terbuka untuk penyatuan di dinding pembuluh darah dan
mempersiapkan untuk keluar berikutnya
Diapedesis
Limfosit spesifik melewati dinding pembuluh darah dan mencapai tujuannya.
2. Gambarkan sel darah pada leukemia dan bandingkan dengan sel darah normal,
lengkap dengan penjelasannya!
Perbedaan
Sel darah normal Sel darah leukimia
Lebih banyak jumlah sel darah Lebih banyak jumlah sel darah
merah putih
Sel darah putih normal Sel darah putih tidak normal
Sel darah putih akan mati sesuai Sel darah putih membelah tumbuh
waktu pertahanan hidupnya banyak disbanding eritrosit
Leukimia bisa terjadi karena terjadi mutasi (perubahan) DNA terhadap sel-sel yang akan
membentuk sel darah putih (leukosit) di sumsum tulang belakang, sehingga menyebabkan sel
menjadi tidak normal dan tumbuh tak terkendali. Akibatnya sumsum tulang belakang
menghasilkan begitu banyak sel-sel darah putih yang abnormal dan non fungsional yang sering
dijumpai di darah perifer atau darah tepi sedangkan leukosit normal sangat sedikit jumlahnya.
Sel-sel darah putih yang berlebihan pada penderita leukemia merugikan produksi sel-sel darah
lainnya, sel darah merah (eritrosit), dan keping darah (trombosit) menjadi menurun, bahkan
jumlah atau kadarnya sampai kritis (di bawah normal) dan tentunya mengganggu imunitas (daya
tahan tubuh) seseorang.
3. Jumlah nucleolus pada sel hati dewasa lebih sedikit dari pada sel hati manusia usia
lanjut. Apa alasannya?
Jumlah nucleolus lebih banyak di usia lanjut dikarenakan telah terjadi penuaan pada seluler
hati dan seiring bertambahnya usia kandungan DNA hepatosit pada sel hati yang bertugas
mengatur metabolisme juga meningkat . Sel hati berpartisipasi dalam berbagai kegiatan terkait
sintesis protein, metabolisme, dan juga menghancurkan serta menghilangkan racun dalam tubuh,
kegiatan itu tentunya butuh energi yang besar dikarenakan banyak terjadi penurunan fungsi
organ pada usia lanjut, maka sel hati menjadi poliploidi (membelah lebih banyak). Poliploidisasi
memungkinkan hati untuk beradaptasi dengan kehilangan seluler yang terkait dengan penuaan
atau dapat menjadi respon perlindungan terhadap akumulasi DNA yang rusak. Dalam kondisi
patologis, hati yang terluka dengan kehilangan fungsi hati dapat mencoba mengkompensasi
kehilangan massa dengan poliploidisasi. Dengan terjadinya poliploidisasi , secara otomatis
nucleolus (anak inti sel) juga berjumlah lebih banyak.
Dalam penelitian Duncan, A. W. (2010) menyimpulkan, jumlah relatif sel poliploid kurang
dari 15% pada usia 20 tahun sedangkan pada usia 80 tahun sebesar 42%.