Anda di halaman 1dari 20

INFEKSI VIRUS PADA SALURAN PERNAFASAN

( flu, pneumonia, RSV, coryza & influenza, SARS, MERS, rubella,


rubeolla, cacar)

OLEH :
MAOLISA PRIHATINI // YUNDA ASTIRA // RESTU GANDHINI
FLU

Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit pernapasan yang sangat menular dan disebabkan oleh virus influenza tipe
A, B dan bisa juga C. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh demam,
menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif. Influenza adalah
penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA famili orthomyxoviridae.

Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixasion
test. Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit yang
lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan
patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan
suatu orthomixovirus golongan RNA dan berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas untuk myxo
atau musin.
 Patogenesis

Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus respiratorius. Penularan bergantung pada

ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10

virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada

epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah

mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan

langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain.

 Gambaran Klinis

Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batuk, pilek dan kadang-

kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa

dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat ditemukan tanda-tanda karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat

pada selaput lendir tenggorok.


PNEUMONIA

 Pneumonia termasuk salah satu penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut (ISPBA). Pneumonia
merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit). Proses
peradangan akan menyebabkan jaringan paru yang berupa alveoli (kantung udara) dapat dipenuhi cairan
ataupun nanah. Akibatnya kemampuan paru sebagai tempat pertukaran gas (terutama oksigen) akan
terganggu.

 Tanda serta gejala yang sering dijumpai pada pneumonia adalah demam, batuk berdahak (lendir kehijauan
atau nanah), nyeri dada, sesak nafas, sakit kepala, nafsu makan berkurang, kekakuan sendi, kekakuan otot,
kulit lembab, batuk berdarah
 Patofisiologi

Pada kondisi normal, saluran pernafasan mempunyai mekanisme yang efektif untuk melindungi diri
dari infeksi oleh bakteri atau mikroba lain. Partikel besar pertama kali disaring di jalan nafas. Ketika
partikel kecil terhirup, sensor sepanjang saluran nafas terpicu adanya reflek batuk atau bersin yang
melawan partikel tersebut untuk keluar lagi. Bakteri dan agen infeksi lain akan dilawan di kantung
alveoli oleh sistem imun tubuh, makrofag dan sel darah putih. Sistem pertahanan ini pada keadaan
normal menjaga paru-paru agar tetap steril, tetapi jika sistem ini lemah atau rusak maka bakteri, virus
dan organisme lain penyebab pneumonia akan masuk, menginfeksi dan menyebabkan terjadinya
inflamasi di bagian dalam paru-paru.

 Terapi

Tatalaksana Terapi Penatalaksanaan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri sama seperti infeksi
pada umumnya yaitu dengan pemberian antibiotika yang dimulai secara empiris dengan antibiotika
spektrum luas sambil menunggu hasil kultur. Setelah bakteri patogen diketahui, antibiotika diubah
menjadi antibiotika yang berspektrum sempit sesuai patogen.
RSV (respiratory syncytial virus) 
 Bronkiolitis adalah infeksi saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam
bronkiolus atau saluran pernapasan kecil di dalam paru-paru. Kondisi ini umumnya dialami oleh bayi sampai
anak-anak usia dua tahun ke bawah. Pada awalnya, seorang anak yang terkena bronkiolitis akan terlihat
seperti sedang sakit pilek biasa dengan gejala batuk ringan dan hidung meler. Beberapa hari kemudian, gejala
akan berkembang. Anak akan sering mengalami batuk kering disertai mengi dan demam.

 Anak-anak biasanya tertular virus ketika berada di dekat penderita dan terpapar oleh percikan liur dari batuk
atau bersin penderita. Selain itu, penularan juga bisa terjadi lewat perantara, misalnya mainan. Ketika
barang-barang yang sudah terkontaminasi virus dipegang anak-anak dan tangan mereka menyentuh mulut
atau hidung, maka kemungkinan besar akan terjadi penularan.
 Diagnosis Bronkiolitis

Umumnya bronkiolitis bisa terdeteksi oleh dokter melalui konfirmasi gejala yang dialami oleh
anak-anak, misalnya batuk, pilek, dan demam. Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik dengan
melihat kondisi pernapasan anak yang bisa didengar oleh dokter dengan menggunakan stetoskop.

Jika dokter tidak yakin dengan penyebab gejala yang terjadi (kondisi asma dan cystic fibrosis juga
bisa menyebabkan gejala yang serupa dengan bronkiolitis), maka pemeriksaan lebih lanjut bisa
dilakukan. Contoh-contoh pemeriksaan lanjutan tersebut adalah pemeriksaan virus melalui sampel
lendir, pemeriksaan kadar oksigen dalam darah menggunakan oksimeter, tes darah, dan tes urine.
CORYZA (SNOT)
 Infectious Coryza adalah penyakit menular pada unggas yang menyerang sistem pernapasan dan disebabkan
oleh bakteri. Penyakit biasanya bersifat akut sampai subakut dan dalam progresnya biasanya menjadi kronis.
Penyakit ini ditandai dengan radang katar pada selaput lendir alat pernapasan bagian atas (rongga hidung,
sinus infraobitalis dan trakea bagian atas).

 Penyakit ini disebabkan oleh Haemophillus paragallinarum, adalah penyakit infeksi bakteri menular
pernafasan beberapa spesies burung. Penyebab penyakit adalah bakteri Haemophilus paragallinarum.
Termasuk bakteri gram negatif dan non motil, bentuk batang pendek dan berukuran 1-3 x 0,4-0,8 um. Bakteri
yang ganas mempunyai kapsul dan mengalami degenerasi dalam waktu 48-60 jam, dalam bentuk fragmen
dan bentuk yang tidak teratur.
 Gejala-gejala klinis dari penyakit ini ditandai dengan keluarnya eksudat dari hidung yang
mula-mula berwarna kuning dan encer (sereous), tetapi lama-lama berubah menjadi kental
dan bernanah dengan bau yang khas (mucopurulent).

 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar. Bagian paruh di sekitar hidung tampak kotor
atau berkerak oleh sisa pakan yang menempel pada eksudat. Sinus infraorbitalis
membengkak, yang ditandai dengan pembengkakan sekitar mata dan muka. Kadang-
kadang suara ngorok terdengar dan ayam penderita agak sulit bernafas. Penurunan nafsu
makan dan dia re sering terjadi, sehingga pertumbuhan ayam menjadi terhambat dan kerdil.
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)

 Adalah infeksi saluran pernapasan berat disertai dengan gejala saluran pencernaan yang disebabkan oleh coronavirus.

 Gejala SARS diketahui berupa malaise, mialgia, demam, dan diikuti gejala pernapasan berupa batuk disertai kesulitan
bernapas. Gejalanya juga dapat disertai dengan diare. Gejala-gejala ini memberat beberapa hari kemudian disertai dengan
viraemia, 10 hari setelah onset.

 SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat pengidap, tinggal satu rumah dengan atau kontak
langsung dengan sekret/cairan tubuh dari pengidap suspect atau probable. Diduga cara penyebaran utamanya adalah
melalui percikan (droplets) dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
 Diagnosis SARS

Selain dari gejala, diagnosis ditegakkan melalui beberapa metode pemeriksaan laboratorium telah
digunakan seperti PCR, ELISA, IFA. Untuk menyatakan suatu tes PCR positif untuk SARS diperlukan
paling sedikit 2 spesimen yang berbeda (yaitu spesimen yang diambil dari nasofaring dan tinja).

 Pencegahan SARS

Vaksin untuk penyakit SARS belum ditemukan, oleh karena itu hindari berkunjung ke negara yang sedang
terjangkit SARS, gunakan masker saat bepergian atau menjenguk pasien di RS, hal ini dapat membantu
mengurangi penyebaran melalui udara, melalui percikan dan kontak langsung.
MERS (Middle East respiratory syndrome) 
 MERS-CoV adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus. Jenis coronavirus penyebab MERS berbeda
dari virus bernama sama yang menyebabkan penyakit serupa, yaitu SARS. MERS pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada
tahun 2012. Sejak itu, penyakit ini menyebar ke negara-negara Timur Tengah lainnya kemudian ke seluruh dunia.

 Virus ini dapat disebarkan melalui dua cara :

• Binatang ke manusia

Coronavirus dapat menginfeksi unta, dan unta yang terinfeksi bisa menularkan virus ini ke manusia melalui kontak dekat dan
konsumsi susu atau daging unta yang tidak dimasak hingga benar-benar matang.

• Manusia ke manusia

MERS dapat ditularkan melalui kontak dekat, misalnya ketika merawat penderita atau tinggal serumah dengan penderita. Virus ini
dapat menyebar lewat percikan air liur di udara saat penderita batuk.
 Gejala lain :
 Tanda dan gejala
Menggigil
Gejala MERS mirip seperti influenza dan biasanya Nyeri dada
muncul 5 hingga 6 hari setelah infeksi virus. Akan Pegal-pegal

tetapi, gejala ini juga bisa muncul 2 hingga 14 hari Sakit tenggorokan
Rasa tidak enak badan atau malaise
setelah infeksi virus. Pada beberapa kasus, MERS
Nyeri kepala
bahkan tidak menimbulkan gejala apapun. Namun
Diare
bila bergejala, keluhan yang dialami pengidap bisa
Mual dan muntah
berupa:

 Gejala umum :
Demam
Batuk
Sesak napas
RUBELLA
 Rubella adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Dikenal juga sebagai campak Jerman, yang biasanya
menyerang anak-anak dan remaja. Rubella sendiri merupakan penyakit yang berbeda dari campak, tetapi memiliki
kesamaan karena sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit.

 Untuk wanita hamil yang usia kehamilannya belum 5 bulan, jika terserang rubella harus diwaspadai. Hal tersebut
karena rubella berpotensi untuk menimbulkan sindrom rubella kongenital yang bisa berdampak pada bayi setelah
kelahiran.

 Rubella berasal dari virus rubella yang bisa menyebar dengan begitu mudah dan biasanya melalui saluran
pernapasan. Prosesnya adalah ketika pengidap rubella bersin atau batuk, kemudian percikan liurnya tanpa sengaja
terhirup oleh orang-orang di dekatnya, sehingga menjadi jalan penyebaran rubella. Rubella juga bisa ditularkan
melalui berbagi makanan atau minuman dengan pengidap. Menyentuh beberapa bagian tubuh, seperti mata,
hidung, atau mulut juga seharusnya jangan dilakukan setelah memegang benda yang sudah terkena virus rubella.
Anak-anak yang mengidap rubella, umumnya mengalami gejala yang lebih ringan jika dibandingkan
pengidap yang sudah berusia dewasa. Penyakit ini memakan waktu 14 hingga 21 hari sejak terjadinya
pajanan hingga timbulnya gejala. Berikut ini beberapa gejala umum rubella yang terjadi:

 Sakit kepala.

 Iritasi ringan pada mata.

 Demam.

 Hidung tersumbat.

 Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan muncul di sekitar kulit wajah, kemudian menyebar ke
badan, tangan dan kaki.

 Rasa nyeri pada sendi.

Ketika pengidap terinfeksi, maka virus akan menyebar ke seluruh tubuh hanya dalam waktu 5 hingga
7 hari. Sebaiknya segera periksakan ke dokter, jika kamu atau anak mengalami gejala-gejala di atas
RUBEOLLA
 Rubeola atau campak biasa adalah suatu penyakit menular, ditandai oleh tiga stadium :

(1) stadium inkubasi sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-tanda atau gejala-gejala

(2) prodormal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan,
koryza, dan batuk yang semakin berat; dan

(3) stadium akhir dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh
demam tinggi.

 Campak adalah virus RNA dari Famili Paramixoviridae, genus Morbilivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui selama masa
prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat
tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

 Virus campak dapat diisolasi dapat biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5 –
10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.
 Lesi campak terdapat di kulit, membran mukosa nasofaring, bronkus, dan salurancerna
dan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel
polimorfonuklear terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasilimfonodi, terutama pada
apendiks. Pada kulit, reaksi terutama menonjolsekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut.

 Bercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari eksudat
serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit.
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder. Pada kasus
ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan medulla
spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadi degenerasi
korteks dan substansia alba
CACAR (Varicella zoster)
 Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. Lebih dari 90% orang telah mengalami
penyakit cacar air pada usia 15 tahun. Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi primer dari virus varicella zoster,
namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan
nantinya akan me-nyebabkan herpeszoster  atau  cacar ular. Herpes  zoster hanya terjadi sekali seumur hidup dan pada
usia di atas 60 tahun.

 Morfologi

Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini mengandung DNA,lipid, karbohidrat, dan protein,
dan dapat menghilangkan eter. Berbentuk bulat.Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang berukurang 140-
200 µ, berinti DNA.
 Penularan

Virus varicella zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan tubuh rendah dapat terserang virus ini. Penularan dapat muncul sejak 48 jam
sebelum ruam pertama muncul hingga 5 hari setelahnya. Setelah tertular, biasanya dibutuhkan waktu sekiter 10-21 hari geja-la pertama muncul. Jangka
waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi. Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak langsung dengan cairan ruam, dan kontak dengan cairan
yang tekena cairan ruam, seperti handuk, seprei, atau selimut.

 Manifestasi Klinis

Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri
kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel
khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul
lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal kemuka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir
mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy
regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.

Anda mungkin juga menyukai