Anda di halaman 1dari 4

2.1.

2 Pulpa Gigi
Pulpa gigi merupakan jaringan ikat yang kaya pembuluh darah dan saraf,
yang terdapat dalam rongga gigi. Jaringan pulpa merupakan salah satu jaringan
tubuh yang khusus, karena letaknya yang dibatasi oleh dinding dentin Pulpa
memiliki lima fungsi utama yaitu induktif, formatif, nutritif, defensif, dan sensatif.
Fungsi formatif pulpa yang dimaksud adalah kemampuan pulpa dalam
pembentukan dentin saat pembentukan gigi dan selama kehidupan gigi secara
terus menerus dengan kecepatan rendah. Pembentukan dentin dapat dilakukan
dengan tiga cara (1) mensintesis dan mensekresi matriks anorganik, (2)
memasukkan komponen anorganik ke dalam matriks dentin yang baru terbentuk,
dan (3) menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
Fungsi defensif pulpa salah satunya adalah pembentukan dentin sebagai respon
odontoblas terhadap cedera, terutama jika ketebalan dentin telah berkurang atau
kesinambungan dentin telah terputus. Namun, dentin baru yang terbentuk
memiliki kemampuan protektif dengan kualitas di bawah dentin fisiologis. Fungsi
defensif lainnya adalah kemampuan pulpa dalam menetralisir atau meniadakan
invasi mikroorganisme penyebab karies ke dalam pulpa maupun zat-zat toksik,
dengan respon inflamasi dan imunologik (Torabinejad et al,. 2015)

2.1.2.1 Struktur Pulpa Gigi


Struktur pulpa gigi memiliki tiga bagian utama yaitu: (1) Lapisan
odontoblas, terletak paling luar berdekatan dengan lapisan predentin (Gambar
2.2).
Lapisan ini mengandung banyak sel odontoblas yang mempunyai cabang
sitoplasma ke dalam tubuli dentin, yang menghubungkan dentin dan pulpa secara
langsung. (2) Lapisan bebas sel, kaya akan ujung-ujung saraf dan pembuluh darah
kapiler. (3) Lapisan kaya sel, terletak pada inti pulpa dan merupakan bagian
terbesar pulpa yang menyerupai jaringan ikat. Pada lapisan ini banyak terdapat
sel, seperti fibroblas, mesenkim, sel-sel pertahanan, serat- serat kolagen, substansi
dasar, pembuluh darah, limfatik, dan ujung saraf sensorik. Sel lain yang terdapat
pada jaringan pulpa adalah limfosit yang tersebar diseluruh jaringan pulpa dan sel
makrofag yang ditemukan sekitar pembuluh darah (Mount et al., 2016;
Torabinejad et al,. 2015)

GAMBAR CARI SENDIRI!!

2.1.2.2 Sel Jaringan Pulpa


Sel yang ada di dalam jaringan pulpa diantaranya adalah (Brand et al.,
2014).

1. Sel Odontoblas
Dikatakan spesifik pada jaringan pulpa karena memegang peranan penting
pada fungsi dentin dan pulpa. Membentuk suatu lapisan yang akan mengalami
mineralisasi menjadi dentin. Sepanjang hidupnya, odontoblas menjalankan fungsi
formatif sekaligus fungsi reparatif pulpa gigi yaitu membentuk dentin, baik dentin
primer, sekunder ataupun tersier.

2. Sel Fibroblas
Merupakan sel yang paling banyak ditemukan di dalam pulpa, dapat berasal
dari sel mesenkim pulpa yang tidak berkembang atau dari bagian fibroblas yang
ada. Sel ini berada di seluruh pulpa tetapi cenderung berkonsentrasi pada daerah
kaya akan sel, terutama bagian koronal. Fungsi utama sel fibroblas adalah
pembuatan substansi dasar dan serabut kolagen, yang merupakan matriks pulpa.
Fungsi fibroblas dikontrol dan diregulasi oleh signal dari matriks, growth factor,
dan sitokin.

3. Sel Mesenkim atau Sel Cadangan


Mempunya fungsi sewaktu-waktu diperlukan sebagai sel pengganti dari
berbagai macam sel yang telah rusak atau mati. Sel ini terdapat di sepanjang
pembuluh darah dan terdapat di daerah kaya sel. Penggantian ini dapat dengan
cara diferensiasi anatara lain menjadi sel fibroblas, odontoblas dan bisa menjadi
makrofag.
4. Sel Dendrit
Sel dendrit sama seperti sel makrofag, disebut sebagai antigen precenting
cells.

5. Sel-sel Sistem Imun


Merupakan sel pertahanan dalam jaringan pulpa diantaranya adalah
makrofag, limfosit T, limfosit B sel plasma.

2.1.2.3 Inflamasi Pulpa


Pulpa bereaksi terhadap iritasi yang mengenainya sebagaimana jaringan ikat
lainnya dan dapat mengakibatkan inflamasi dan kematian sel. Tingkat keparahan
inflamasi tergantung pada intensitas, durasi, dan keparahan dari kerusakan
jaringan serta sistem pertahanan tubuh (Rotstein dan Ingle, 2019). Pulpitis
reversibel merupakan kondisi inflamasi ringan-sampai-sedang pada pulpa yang
disebabkan oleh stimulus yang merugikan. Pulpitis reversibel dapat disebabkan
oleh agen yang dapat menyebabkan injuri pada pulpa. Adapun agen tersebut yaitu
karies, trauma, dentin yang terekspos pada leher gigi, perawatan restorasi baru,
restorasi rusak, stimulus kimia dari makanan manis atau asam atau iritasi dari
bahan filling (Rotstein et al., 2019).

2.1.2.4 Penyembuhan Jaringan Pulpa


Tahap terpenting dalam proses pemulihan jaringan yang mengalami
inflamasi adalah pembentukan jaringan granulasi. Secara histologis jaringan
granulasi ditandai dengan proliferasi pembuluh darah dan fibroblas. Sintesis
kolagen dan fibroblas dimulai sejak awal proses penyembuhan (hari ke-3 hingga
hari ke-5) dan berlanjut selama beberapa minggu tergantung pada luas daerah
penyembuhan.
Ketika pulpa dalam keadaan terbuka, seluruh odontoblas primer dalam
keadaan rusak dan ini bersifat ireversibel. Sel odontoblas ini adalah post-mitotic
dalam keadaan diferensiasi terminal sehingga tidak bisa berproliferasi untuk
mengganti sel yang rusak. Sel rusak harus diganti dengan generasi baru sel
odontoblastoid. Sel progenitor yang memungkinkan mengganti sel odontoblas
yang rusak adalah sel yang terletak dalam lapisan sub-odontoblas atau sel
fibroblas pulpa (Kunarti, 2008).
Pada pulpa terbuka akan terjadi proses demineralisasi akibat asam bakteri,
sehingga matriks ekstra selular dentin akan melepaskan growth factor yang
berperan dalam prolíferasi fibroblas dalam proses penyembuhan pulpa.
Selanjutnya TGF 0-1 akan merangsang terjadinya proliferasi, migrasi dan
diferensiasi fibroblas menjadi odontoblast like cell.
Odontoblast like cell akan melepaskan alkalinfosfatase yang berperan dalam
proses mineralisasi dimana aktivitas alkalin fosfatase meningkat pada proses
pelepasan mineral dari sel untuk memulai mineralisasi. Kemudian proses
pembentukan mineral terjadi karena deposit kristal hidroksiapatit menyatu ke
dalam serabut kolagen dan terjadi mineralisasi. Sintesa kolagen terus meningkat
bersama dengan berkurangnya pembuluh darah kapiler. Jaringan yang
termineralisasi akan berinteraksi dengan kolagen membentuk rangkaian sampai
menutup daerah perforasi (Haniastuti et al., 2008).

Anda mungkin juga menyukai