Pengumpulan data dalam proses asuhan kesehatan gigi dan mulut dimulai sejak
kilen masuk atau datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (initial assessment),
selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian
ulang untuk menambah/melengkapi data (re-assessment).
4. Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan kesehatan gigi dan
mulut yang akan dilakukan terhadap klien
Sumber Data
Data yang diperoleh dalam proses asuhan kesehatan gigi dan mulut dapat diperoleh
dari beberapa sumber yang terdiri dari
1. Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat
memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan gigi dan mulut
yang dihadapinya.
2. Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat
klien (keluarga), seperti orang tua. saudara, atau pihak lain yang mengerti dan
dekat dengan klien.
3. Sumber data lainnya
Catatan kilen (rekam medis kllen) yang merupakan riwayat penyakit dan
perawatan killen di masa lalu
saat dilakukan anamnesa "klien tidak bisa makan selama 3 hari karena sakit
gigi"
Seorang terapis gigi dan mulut harus mengidentifikasi keluhan kilen untuk
mendapatkan informasi yang dapat menjelaskan Informasi-informasi sebagai
berikut:
1) lokasi;
2) kualitas, kuantitas atau keparahan;
3) waktu yang mencakup awal, durasi, dan frekuensi;
4) keadaan yang memicu terjadinya keluhan;
5) faktor lain yang memperberat atau memperingan gejala.
kehidupannya. Skrining gizi adalah proses yang sederhana dan cepat untuk
mendeteksi pasien berisiko malnutrisi.
Simple Nutrition Screening Tool (SNST) (Dr. Susetyowati 2013) terdiri dari 6
pertanyaan tanpa pengukuran antropometri, yaitu:
1. Kondisi pasien sekarang menggambarkan pasien terihat kurus dengan
pertanyaan "apakah pasien terlihat kurus?”. Bila "iya", masuk dalam
kategori "ya". Bila tidak, maka dimasukkan dalam kategori "tidak"
2. Kondisi pasien yang stabil tergambarkan dari kehilangan berat badan dan
pakalan yang terasa longgar dengan pertanyaan "apakah pakaian anda
terasa lebih longgar ?" dan apakah akhir-akhir ini anda kehilangan berat
badan secara tidak sengaja dalam 6 bulan terakhir?". Bila "iya", masuk
dalam kategori "ya". Bila tidak, maka dimasukkan dalam kategori "tidak"
3. Kondisi yang memperburuk dari penurunan asupan makan dan adanya
pengaruh riwayat penyakit tergambar dari kondisi pasien yang lemah,
tidak bertenaga serat penurunan napsu makan karena penyakitnya.
Pertanyaan yang diajukan apakah anda mengalami penurunan asupan
makan selama 1 minggu terakhir 2. Bila "lya", masuk dalam kategori
"ya". Bila tidak, maka dimasukkan dalam kategori "tidak"
4. Pengaruh penyakit terhadap perburukan status gla digambarkan dengan
pertanyaan apakah anda menderita suatu penyakit yang mengakibatkan
adanya perubahan umlah atau jenis makanan yang anda makan? "Bila
"iya", masuk dalam kategori "ya". Bila tidak, maka dimasukkan dalam
kategori "tidak"
5. Langkah akhir, jumlahkan semua skor dan tentukan kondisipasien (resiko
malnutrisi atau tidak)
Skor 0-2= tidak beresiko malnutrisi
Skor 23 = beresiko malnutrisi
6. Skrining sederhana yang dapat dilakukan tanpa pengukuran antropometri
dan riwayat penurunan BB. Dengan durasi waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan skrining gizi relatif singkat 1-3 menit. Skreening ini dapat
Materi Inti 1
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Individu
digunakan pada populasl pasien dewasa yang heterogen dan mudah dalam
pengislan.
Berikut adalah petunjuk skreening gizi sederhana yang dapat dilakukan di
fasyankes:
Tabel 1. Kuesioner Simple Nutrition Screening Tool (SNST)
(Dr. Susetyowati, 2013)
Skor
No Pernyataan
Ya Tidak
1. Apakah pasien terlihat kurus Ya = 1 Tidak = 0
2. Apakah pakaian anda terasa lebih longgar Ya = 1 Tidak = 0
3. Apakah anda akhir-akhir ini kehilangan berat Ya = 1 Tidak = 0
badan secara tidak sengaja (6 bulan terakhir) ?
4. Apakah anda menderita suatu penyakit yang Ya = 1 Tidak = 0
mengakibatkan adanya perubahan BB?
5. Apakah anda mengalami penurut asupan makan Ya = 1 Tidak = 0
selama 1 minggu terakhir?
6. Apakah anda merasakan lemah, loyo, dan tidak Ya = 1 Tidak = 0
bertenaga?
Kesimpulan Skor 0 – 2 = tidak
beresiko malnutrisi
Skor ≥3 = beresiko
malnutrisi
dan mulut, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh tenaga kesehatan
lain.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara. diantaranya
adalah:
- Inspeksi
- Palpasi
- Auskultasi
- Perkusi
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah dengan mengumpulkan Informasi kesehatan
klien berdasarkan hasil analisa dari rekam medik kesehatan klien pada
waktu lampau hingga teraktual.
e. Stupor (sopora koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri.
f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek
muntah. mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Untuk asuhan kesehatan gigi dan mulut pada klien dengan kebutuhan khusus
seperti klien yang dalam perawatan intensive maka dapat dilakukan pengkajian
tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS. Yakni Penilaian kemampuan
kesadaran yang dilihat dari pemeriksaan kemampuan orientasi, pertimbangan.
abstraksi, kosa kata, dan daya ingat. Glasgow Coma Scale (GCS) adalah cara
untuk menilai tingkat kesadaran berdasar respon mata, bicara, motorik.
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjekt mungkin
adalah menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS). Glasgow Coma Scale (GCS)
adalah skala yang dipakai untuk menentukan/menilai tingkat kesadaran pasien,
mulai dari sadar sepenuhnya sampai keadaan koma.
GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata,
respon verbal, dan motorik dlukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang
dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan
adanya penurunan. kesadaran Teknik penilaian dengan skala ini terdiri dari tiga
penlialan terhadap respon yang ditunjukkan oleh pasien setelah diberi stimulus
tertentu, yaknil respon buka mata, respon motorik terbaik, dan respon verbal.
Setiap penilaian mencakup poin-poin, di mana total poin tertinggi bernilal 15.
Teknik penilaian dengan GCS terdiri dari tiga penilaian terhadap respon yang
ditunjukkan oleh pasien setelah diberi stimulus tertentu, yakni respon buka mata,
respon motorik terbaik, dan respon verbal. Setiap penilaian mencakup pohn-pon,
di mana total poin tertinggi bernilal 15 berarti pasien normal.
Materi Inti 1
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Individu
Gambar 1. Alat
Pengukur Tinggi Badan Dibawah Usia 2 tahun (Infantometer)
Penghitungan Nadi
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah
arteri yang berdasarkan systol dan dyastole dari jantung. Denyut nadi
adalah jumis denyut jantung. atau berapa kali jantung berdetak per
menit. Tempat untuk menghitung denyut nadi yaitu arteri radialis,
temporalis, carotis, femoralis, dorsalis pedis, politela, barcialis.
Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
14-18 tahun 82
Di atas 18 tahun 60-100
Usia lanjut 60-70
Sumber: www.id.m.wikibooks.org
Penghitungan Respirasi
Penghitungan respirasi merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida
Menilai frekuensi. irama, kedalaman, dan tipe atau pola pernapasan.
Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam
Materi Inti 1
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Individu
5. Pengkajian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan
yang dapat berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampal penderitaan.
Nyerl dimediasi oleh serabut saraf spesifik yang kemudian membawa
impuls nyeri ke otak dimana apresiasi sadamya dapat dimodifikasi oleh
banyak faktor.
Nyeri juga dapat dibedakan ke dalam jenis nyeri neuropatik dan nosiseptik.
Nyeri neuropatik dirasakan seperti rasa kesemutan. kebas/baal. panas
terbakar, kesetrum, nyeri bertambah bila tersentuh. Sementara nyeri
nosiseptik yaitu nyeri yang terbatas pada persendian /otot/gigi.
Materi Inti 1
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Individu
Skala Angka nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale) Penilaian skala nyeri
dengan teknik ini disarankan bagi klien dewasa dan anak usia > 8 tahun,
Keterangan
Dari sepuluh skala diatas dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
o skala nyeri 1-3 (nyeri ringan) nyeri masih dapat ditahan dan tidak
mengganggu pola aktivitas sipenderita
o skala nyeri 4 - 6 (nyeri sedang) nyeri sedikit kuat sehingga dapat
mengganggu pola aktivitas penderita
o skala nyeri 7 - 10 (nyeri berat) nyeri yang sangat kuat sehingga
memerlukan terapi medis dan tidak dapat melakukan pola aktivitas
mandiri.
Warna Kulit
Warna kulit sering memberi petunjuk bermanfaat. agar didapat patient
safety saat Intervensi asuhan kesehatan gigi dan mulut tetap terjamin.
Kondisi slanosis, Ikterus dan pucat yang memberi dugaan dugaan
adanya riwayat penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung
atau kelainan Jantung bawaan dan lain sebagainya. Pemeriksaan kulit.
seperti sianosis ditandai dengan pemeriksaan klinis adanya kebiruan
pada kulit, kuku, dan membran mukosa.
Perifer Sianosis disebabkan penurunan lokal sirkulasi darah di organ-
organ perifer, lengan dan kaki. Ini umumnya terjadi jika darah arteri
tersumbat terlalu lama pada anggota badan dan kehilangan sebagian
besar oksigen.
Kelenjar Limfe
Memeriksa kelenjar limfe kiri dan kanan dilakukan dengan
palpasi/meraba. Dudukkan pasien posisi tegak, pandangan mata ke
depan, kemudian raba kelenjar submandibular, posisi operator
dibelakang pasien.
1) Bila keadaan normal akan teraba lunak dan tidak sakit, kadang-
kadang tidak teraba
2) Bila terdapat peradangan akut, maka kelenjar submandibular akan
teraba lunak dan sakit
3) Bila terasa keras dan tidak sakit berarti ada peradangan kronis
4) Bila terasa keras dan sakit berarti ada peradangan eksaserbasi akut