PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari asuhan keperawatan ini adalah untuk memperoleh gambaran
pelaksanaan asuhan keperawatan pada penyakit Steven Johnson Syndrome
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2) Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman dalam pengkajian, analisa dan diagnosa Keperawatan
pada penyakit Steven Johnson Syndrome
b. Memperoleh pengalaman dalam menetapkan perencanaan asuhan keperawatan
pada penyakit Steven Johnson Syndrome
c. Memperoleh pengalaman dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada penyakit
Steven Johnson Syndrome
d. Memperoleh pengalaman dalam melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
penyakit Steven Johnson Syndrome
e. Memperoleh pengalaman dalam mendokumentasikan setiap tindakan pada
penyakit Steven Johnson Syndrome
2
1.5 Sistematika Penulisan
Asuhan Keperawatan ini terdiri dari empat bab yang secara sistematika disusun sesuai
urutan.
BAB I : Pendahuluan, yang menggunakan tentang latar belakang masalah, , tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian pustaka, menguraikan tentang konsep dasar asuhan keperawatan dari
penyakit Steven Johnson Syndrome meliputi pengkajian, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
diagnostik, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, dan implementasi
keperawatan.
BAB III : Berisi tentang contoh kasus asuhan keperawatan Stevens Johnson Syndrome
BAB IV : Berisi kesimpulan dan saran.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
Kaji apakah klien alergi terhadap makanan tertentu?
Apakah klien menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit?
Kaji makanan dan minuman kesukaan klien?
Apakah klien mengalami mual dan muntah?
Bagaimana dengan BB klien, apakah mengalami penurunan atau
sebaliknya?
Pada klien dengan Steven Johnson, biasanya mengalami penurunan
nafsu makan, sariawan pada mulut, dan kesulitan menelan.
Pola eliminasi
Pada pola ini kita mengkaji:
Bagaimanakah pola BAB dan BAK klien ?
Apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi?
Kaji konsistensi BAB dan BAK klien
Apakah klien merasakan nyeri saat BAB dan BAK?
Klien dengan Steven Johnson, biasanya akan mengalami retensi
urin, konstipasi, membutuhkan bantuan untuk eliminasi dari
keluarga atau perawat.
Pola aktivitas – latihan
Pada pola ini kita mengkaji:
Bagaimanakah perubahan pola aktivitas klien ketika dirawat di rumah
sakit?
Kaji aktivitas yang dapat dilakukan klien secara mandiri
Kaji tingkat ketergantungan klien
0 = mandiri
1= membutuhkan alat bantu
2= membutuhkan pengawasan
3= membutuhkan bantuan dari orang lain
4= ketergantungan
Apakah klien mengeluh mudah lelah?
Klien dengan Steven Johnson biasanya tampak gelisah dan merasa
lemas, sehingga sulit untuk beraktifitas.
Pola istirahat – tidur
pada pola ini kita mengkaji:
Apakah klien mengalami gangguang tidur?
Apakah klien mengkonsumsi obat tidur/penenang?
Apakah klien memiliki kebiasaan tertentu sebelum tidur?
5
Klien dengan Steven Johnson, akan mengalami kesulitan untuk
tidur dan istirahat karena nyeri yang dirasakan, rasa panas dan
gatal-gatal pada kulit.
Pola kognitif – persepsi
pada pola ini kita mengkaji:
Kaji tingkat kesadaran klien
Bagaimanakah fungsi penglihatan dan pendengaran klien, apakah
mengalami perubahan?
Bagaimanakah kondisi kenyamanan klien?
Bagaimanakah fungsi kognitif dan komunikasi klien?
Klien dengan Steven Johnson akan mengalami kekaburan pada
penglihatannya, serta rasa nyeri dan panas di kulitnya
Pola persepsi diri - konsep diri
Pada pola ini kita mengkaji:
Bagaimanakah klien memandang dirinya terhadap penyakit yang
dialaminya?
Apakah klien mengalami perubahan citra pada diri klien?
Apakah klien merasa rendah diri?
Dengan keadaan kulitnya yang mengalami kemerahan, klien merasa
malu dengan keadaan tersebut, dan mengalami gangguan pada citra
dirinya.
Pola peran – hubungan
pada pola ini kita mengkaji:
Bagaimanakah peran klien di dalam keluarganya?
Apakah terjadi perubahan peran dalam keluarga klien?
Bagaimanakah hubungan sosial klien terhadap masyarakat sekitarnya?
Pola reproduksi dan seksualitas
Pada pola ini kita mengkaji:
Bagaimanakah status reproduksi klien?
Apakah klien masih mengalami siklus menstrusi (jika wanita)?
Pola koping dan toleransi stress
Pada pola ini kita mengkaji:
Apakah klien mengalami stress terhadap kondisinya saat ini?
Bagaimanakah cara klien menghilangkan stress yang dialaminya?
Apakah klien mengkonsumsi obat penenang?
Pola nilai dan kepercayaan
6
Pada pola ini kita mengakaji:
Kaji agama dan kepercayaan yang dianut klien
Apakah terjadi perubahan pola dalam beribadah klien?
d. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: Warna, suhu, kelembapan, kekeringan
Palpasi: Turgor kulit, edema
e. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang
Laboratorium : leukositosis atau esosinefilia
Histopatologi : infiltrat sel mononuklear, oedema dan ekstravasasi sel darah
merah, degenerasi lapisan basalis,- nekrosis sel epidermal, spongiosis dan edema
intrasel di epidermis.
Imunologi : deposis IgM dan C3 serta terdapat komplek imun yang mengandung
IgG, IgM, IgA
2.1.3 Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Gangguan integritas kulit Tujuan : 1.1 Kaji kerusakan jaringan kulit yang
b.d. inflamasi dermal dan Setelah dilakukan 3x24 terjadi pada klien
epidermal jam, integritas kulit 1.2 Lakukan tindakan peningkatan
membaik secara optimal. integritas jaringan
Kriteria Hasil : 1.3 Lakukan oral hygiene
o Pertumbuhan jaringan 1.4 Tingkatkan asupan nutrisi
membaik dan lesi 1.5 Evaluasi kerusakan jaringan dan
psoriasis berkurang. perkembangan pertumbuhan
7
jaringan
1.6 Lakukan intervensi untuk mencegah
komplikasi
1.7 Kolaborasi untuk pemberian
kortikosteroid
1.8 Kolaorasi untuk pemberian
antibiotic
2. Resiko infeksi b.d Tujuan : 2.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah
penurunan imunitas, Setelah dilakukan asuhan tindakan
adanya port de entrée keperawatan selama 3x24 2.2 Gunakan APD
pada lesi. jam, tidak ada tanda gejala 2.3 Pertahankan lingkungan aseptic
infeksi. selama tindakan nvasif
Kriteria Hasil : 2.4 Monitor tanda gejala infeksi
o Klien bebas dari tanda sistemik
dan gejala infeksi 2.5 Berikan perawatan kulit pada area
o Mendeskripsikan proses epidema
penularan penyakit, 2.6 Inspeksi kulit dan membrane
faktor yang mukosa terhadap kemerahan, panas
mempengaruhi penularan 2.7 Batasi pengunjung
serta penatalaksanaanya 2.8 Berikan terapi antibiotic bila perlu
o Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
o Jumlah leukosit dalam
batas normal
o Menunjukkan perilaku
hidup sehat
8
mempertahankan status 3.3 Lakukan dan ajarkan perawatan
asupan nutrisi yang mulut sebelum dan sesudah makan,
adekuat serta sebelum dan sesudah
o Pernyataan motivasi kuat intervensi/pemeriksaan peroral.
untuk memenuhi 3.4 Fasilitasi pasien memeperoleh diet
kebutuhan nutrisinya sesuai indikasi dan anjurkan
o Tidak terjadi penurunan menghindari asupan dari agen iritan
berat badan yang berarti 3.5 Berikan makanan dengan perlahan
pada lingkungan yang tenang
3.6 Anjurkan pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam pemenuhan
nutrisi
3.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menetapkan komposisi dan jenis diet
yang tepat
4. Nyeri b.d. inflamasi pada Tujuan : 4.1 Kaji nyeri dengan PQRST
kulit Setelah dilakukan asuhan 4.2 jelaskan dan bantu pasien dengan
keperawatan selama 1x24 tindakan pereda nyeri
jam nyeri berkurang atau nonfarmakologi
menghilang. 4.3 atur posisi klien yang nyaman
Kriteria Hasil : 4.4 tingkatkan istirahat
o Secara subyektif 4.5 manajemen lingkungan : lingkungan
melaporkan nyeri tenang dan batasi pengunjung
berkurang atau dapat 4.6 ajarkan teknik relaksasi pernafasan
diadaptasi dalam
o Skala nyeri 0-4 4.7 ajarkan teknik distraksi pada saat
o Dapat mengidentifikasi nyeri
aktifitas yang 4.8 kolaborasi dengan dokter untuk
meningkatkan atau pemberian analgetik
menurunkan nyeri
o Pasien tidak gelisah
9
toleransi aktivitas 5.3 bantu pasien/keluarga untuk
Kriteria Hasil : mengidentifikasi kekurangan dalam
o mampu melakukan ADL beraktifitas
secara mandiri 5.4 bantu untuk memilih aktifitas
o tanda-tanda vital normal konsisten yang sesuai dengan
o status kardiopulmonari kemampuan fisik, psikologi dan
adekuat sosial
5.5 monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual
10
luka keperawatan 3x24 jam, 8.2 monitor frekuensi mengkritik dirinya
klien dapat menerima 8.3 jelaskan tentang pengobatan,
keadaan fisik yang perawatan, kemajuan dan prognosis
sekarang. penyakit
Kriteria Hasil : 8.4 dorong klien mengungkapkan
o body image positif perasaannya
o mampu
mengidentifikasi
kekuatan personal
o mendiskripsikan secara
factual perubahan fungsi
tubuh
o mempertahankan
interaksi sosial
11
BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Kasus Stevans Johnson Syndrome
IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 45 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Alamat : Jln. Soebandono No. 45 Samarinda
7. Suku : Jawa
8. Pekerjaan : IRT
1. Keluhan Utama :
Enam hari sebelum pasien MRS, pasien sempat mengunjungi RS untuk melakukan cabut
gigi. Pasien diberi obat penghilang rasa sakit dan rawat jalan setelah giginya dicabut.
Setelah itu pasien tidak mengeluhkan apa-apa hingga 5 hari kemudian terasa panas
terbakar di dalam mulut disertai kulit melepuh, utamanya di tangan, kaki, dan dada. Pasien
tidak mengeluh sesak napas namun merasa kesulitan dalam menelan. Pasien mengeluh
12
merasa lemas dan sedikit demam sejak 2 hari SMRS. Pasien mengaku tidak memiliki
riwayat alergi baik terhadap makanan maupun obat sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT
Diagnosa : -
: Natrium diklofenak
: odontektomy
Jenis : -
Kesadaran :
2. Sistem Pernafasan
Sekret : - Konsistensi : -
13
Warna : - Bau :-
ronki wheezing
3. Sistem Kardiovaskuler
gallop lain-lain..............
4. Sistem Persyarafan
a. GCS : 15
14
e. Pupil : Isokor Anisokor Diameter : 3 mm
5. Sistem Perkemihan
a. Kebersihan bersih kotor
b. Keluhan kencing nokturi inkontinensia
gross hematuri poliuria
disuria oliguria
retensi hesistensi
anuria
c. Produksi urine : 900 cc/hari Warna : kuning jernih Bau : normal
d. Kandung kemih: Membesar ya tidak
6. Sistem Pencernaan
15
Nyeri tekan ya tidak
Luka operasi ada tidak Tanggal operasi:
Jenis operasi : Lokasi :
Keadaan : Drain ada tidak
Jumlah : Warna :
Kondisi area sekitar insersi :
e. Peristaltik : 13 x/ menit
Masalah Keperawatan :
b. Kekuatan otot 4 4
4 4
e. Fraktur ya tidak
16
j. Luka jenis : ertema, vesikel, bula luas : permukaan tangan, kaki, dan
dada bersih kotor
8. Sistem endokrin
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
17
d. Merokok : ya tidak
e. Alkohol : ya tidak
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah
ya tidak
c. Masalah tidur
d. Kebiasaan Olahraga
ya tidak
f. ADLs
18
mandiri bantuan : ..........................
19
ANALISA DATA
20
4. DS : - penurunan imunitas Resiko infeksi
DO :
- terdapat luka pada mulut disertai kulit adanya port de entrée pada
melepuh, di tangan, kaki, dan dada. lesi.
- Warna kulit : kemerahan
- Klien tampak lemah
- Suhu Tubuh : 37,6 0C
- Leukosit =
- Kekuatan otot : 4 4
Intoleransi aktifitas
4 4
21
PRIORITAS MASALAH
22
INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Tujuan : 2.1 Kaji status nutrisi pasien,
kebutuhan tubuh b.d. kesulitan Setelah dilakukan asuhan turgor kulit, berat badan dan
menelan (00002) keperawatan selama 3x24 jam, derajat penurunan berat
asupan nutrisi pasien terpenuhi. badan, integritas mukosa
Kriteria Hasil : oral, kemampuan menelan,
o Pasien dapat mempertahankan serta riwayat mual/muntah
status asupan nutrisi yang 2.2 Evaluasi adanya alergi
adekuat makanan dan kontraindikasi
o Pernyataan motivasi kuat untuk makana
memenuhi kebutuhan 2.3 Lakukan dan ajarkan
nutrisinya perawatan mulut sebelum
o Tidak terjadi penurunan berat dan sesudah makan, serta
badan yang berarti sebelum dan sesudah
intervensi/pemeriksaan
23
peroral.
2.4 Fasilitasi pasien
memeperoleh diet sesuai
indikasi dan anjurkan
menghindari asupan dari
agen iritan
2.5 Berikan makanan dengan
perlahan pada lingkungan
yang tenang
2.6 Anjurkan pasien dan
keluarga untuk berpartisipasi
dalam pemenuhan nutrisi
2.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menetapkan komposisi
dan jenis diet yang tepat
3. Resiko infeksi b.d penurunan imunitas, Tujuan : 3.1 Cuci tangan sebelum dan
adanya port de entrée pada lesi. Setelah dilakukan asuhan sesudah tindakan
(00004)
keperawatan selama 3x24 jam, 3.2 Gunakan APD
tidak ada tanda gejala infeksi. 3.3 Pertahankan lingkungan
Kriteria Hasil : aseptic selama tindakan
o Klien bebas dari tanda dan nvasif
gejala infeksi 3.4 Monitor tanda gejala infeksi
o Mendeskripsikan proses sistemik
penularan penyakit, faktor yang 3.5 Berikan perawatan kulit pada
mempengaruhi penularan serta area epidema
penatalaksanaanya 3.6 Inspeksi kulit dan membrane
o Menunjukkan kemampuan mukosa terhadap kemerahan,
untuk mencegah timbulnya panas
infeksi 3.7 Batasi pengunjung
o Jumlah leukosit dalam batas 3.8 Berikan terapi antibiotic bila
normal perlu
o Menunjukkan perilaku hidup
sehat
24
4. Kerusakan integritas kulit b.d inflamasi Tujuan : 4.1 Kaji kerusakan jaringan kulit
dermal dan epidermal (00046) Setelah dilakukan 3x24 jam, yang terjadi pada klien
integritas kulit membaik secara 4.2 Lakukan tindakan
optimal. peningkatan integritas
Kriteria Hasil : jaringan
o Pertumbuhan jaringan 4.3 Lakukan oral hygiene
membaik dan lesi psoriasis 4.4 Tingkatkan asupan nutrisi
berkurang. 4.5 Evaluasi kerusakan jaringan
dan perkembangan
pertumbuhan jaringan
4.6 Lakukan intervensi untuk
mencegah komplikasi
4.7 Kolaborasi untuk pemberian
kortikosteroid
4.8 Kolaorasi untuk pemberian
antibiotic
25
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2. 11.00
2.1 Mengkaji status nutrisi pasien : kurang dari kebutuhan, intake tidak adekuat
turgor kulit : kurang, berat badan : 63 kg, penurunan berat badan : 2 kg ,
integritas mukosa oral : kotor terdapat luka, kemampuan menelan :
terhambat, sakit saat menelan, serta riwayat mual/muntah : tidak ada riwayat
muntah
11.30 2.2 Melakukan dan mengajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan,
serta sebelum dan sesudah intervensi/pemeriksaan peroral.
2.3 Menganjurkan pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam pemenuhan
11.40
nutrisi
2.4 Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan komposisi dan jenis diet
11.45
yang tepat
26
13.30 3.6 Membatasi pengunjung
4. 14.15 4.1 Mengkaji kerusakan jaringan kulit yang terjadi pada klien
4.2 Meningkatkan asupan nutrisi
14.20
4.3 Mengevaluasi kerusakan jaringan dan perkembangan pertumbuhan jaringan
14.30
4.4 Melakukan intervensi untuk mencegah komplikasi
14.45
4.5 Berkolaborasi untuk pemberian kortikosteroid
16.00 4.6 Berkolaorasi untuk pemberian antibiotic
16.15
5. 18.30 5.1 Membantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
18.45 5.2 Membantu klien membuat jadwal latihan diwaktu luang
18.50 5.3 Membantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktifitas
5.4 Membantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan
18.55
kemampuan fisik, psikologi dan sosial
19.00
5.5 Memonitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
27
EVALUASI
28
3. S : klien menjelaskan bahwa dia mengetahui
luka yang terkontaminasi bakteri dapat
memperparah kondisi lukanya
O:
- Eritema, vesikel dan bula (+) di tangan,
kaki, dan dada
- Warna kulit dan membran mukosa
kemerahan
- TTV : TD = 110/80 mmHg, N = 86 x/menit,
RR = 22x/menit, T = 37,4 C
- Lingkungan klien bersih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
- Menggunakan APD saat melakukan
tindakan
- Mempertahankan lingkungan aseptic
selama tindakan invasif
- Membatasi pengunjung
29
5. S : klien mengatakan masih merasa lemas, dan
tidak dapat melakukan ADL mandiri
O:
- keadaan umum : lemah
- kekuatan otot : 4 4
4 4
- partial care
- dalam melakukan ADL memerlukan
orang lain
- TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 86
x/menit, RR : 22 x/menit, T : 36,4 C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- bantu klien untuk mengidentifikasi
aktifitas yang mampu dilakukan
- bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktifitas
- monitor respon fisik, emosi, sosial dan
spiritual
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diagnosa keperawatan yang diangkat tidak semua sama dengan yang ada pada teori
yang memperlihatkan bahwa dalam tinjuan kasus diagnosa keperawatan menjadi
berkembang dan bertambah sesuai respon dan data yang didapatkan dari pasien.
Rencana tindakan keperawatan pasien dengan SJS dibuat berdasarkan pada teori
menggunakan sumber-sumber yang disesuaikan dengan diagnosa keperawatan.
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan, tidak seluruhnya dapat dilakukan karena
keadaan pasien pada saat itu. Dari intervensi yang dibuat oleh penulis, ada beberapa
rencana yang dapat terlaksana namun adapula yang tidak dapat dilaksanakan.
4.2 Saran
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan teknologi (IPTEK) penanganan kasus
penyakit Steven Johnson Syndrome, dan dapat menerapkannya dalam ruang lingkup
pendidikan saat kuliah dan mampu menerapkannya saat pemberian asuhan keperawatan
medikal bedah SJS saat menjumpai kasus yang serupa.
31
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta. Salemba Medika
Djuanda, A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FK UI
Harr, T., French, L. 2010. Toxic Epidermal Necrolysis and Steven-JohnsonSyndrome.
Orphanet Journal of Rare Disease.Vol 5:39.3.
Harsono, A. 2006. Sindroma Steven Johnson: Diagnosis dan Penatalaksanaan. Surabaya:
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSU dr. SoetomoSurabaya
https://www.scribd.com/document/96407826/LapSus-SJS-Sheilla
https://www.scribd.com/doc/77199549/LAPORAN-KASUS
32