Anda di halaman 1dari 7

SOP PENJARINGAN PEMERIKSAAN FISIK ANAK SEKOLAH (SCREENING)

a. Pengertian Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan


kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki
masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
b. Tujuan a. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi secara dini.
b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan
kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun program pembinaan kesehatan sekolah.
c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi program pembinaan peserta didik
a. Alat dan 1. Tensimeter
Bahan 2. Stetoskop
3. Stopwatch
4. Alat pengukur berat badan (timbangan injak)
5. Microtoise (alat ukur tinggi badan)
6. Haemometer sahli
7. Kaca mulut
8. Sonde
9. Kartu snellen
10. Senter
11. Otoscope
12. Formulir pemeriksaan
13. Formulir rujukan
Langkah-langkah
Pemeriksaan Keadaan Umum
1. Pemeriksaan Keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didik dimaksudkan
untuk menilai keadaan fisik secara umum, yang meliputi
hygiene perorangan dan indikasi kelainan gizi yang dapat
dinilai dengan melihat rambut warna kusam dan atau
Penilaian Status Gizi
mudah dicabut, bibir kering, pecah-pecah dan mudah
berdarah, sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit tampak
pucat/keriput. Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi
dan kelainan jantung.
2. Penilaian Status Gizi
Pemeriksaan Gigi
Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan dan Mulut
pemeriksaan secara klinis, riwayat asupan makanan,
ukuran tubuh (antropometri) dan penunjang
(laboratorium). Dalam kegiatan penjaringan, penilaian
status gizi siswa dilakukan melalui pengukuran
Pemeriksaan Indera
antropometri yaitu mengukur Indeks Massa Tubuh Penglihatan dan
Pendengaran
(IMT). Dengan menghitung indeks massa tubuh ini akan
diketahui status gizi siswa. IMT adalah indeks untuk
menentukan status gizi. Indeks tersebut diperoleh dengan
membandingkan berat badan (BB) dalam kilogram
terhadap tinggi badan (TB) dalam meter kuadrat. Jika Pemeriksaan Laboratorium

tidak ada kalkulator dapat menggunakan tabel IMT yang


tersedia. Selanjutnya angka indeks di plot pada grafik
BMI sesuai dengan jenis kelamin. Lihat posisi plot tadi
berada pada area mana:
Deteksi Dini
a. Jika berada di garis Standar Deviasi (SD) +2 sampai Penyimpangan
Mental Emosional
-2 maka anak tersebut berstatus gizi normal
b. Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak
tersebut berstatus kurus
c. Jika berada di bawah garis SD -3 berarti status kurus
sekali
Pengukuran
d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai dengan SD Kebugaran Jasmani
+3 berarti anak tersebut berstatus overweightatau
gemuk
e. Jika berasa diatas SD +3 berarti status obesitas.
3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana
bertujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan
mulut peserta didik dan menentukan prioritas sasaran
untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
programkesehatan gigi dan mulut di sekolah.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
a. Keadaan rongga mulut
b. Kebersihan mulut
c. Keadaan gusi
d. Keadaan gigi
4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan Pendengaran
Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah
pemeriksaan yang dilakukan setiap awal tahun ajaran
baru (penjaringan) untuk mengetahui adanya kelainan
tajam penglihatan dan kelainan tajam pendengaran serta
kelainan organik pada mata dan telinga setiap siswa baru.
Selanjutnya pada tengah tahun dilakukan pemeriksaan
ulang (berkala) untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan
sebelumnyaatau menilai perbaikan atas koreksi yang
dilakukan.
Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini
adalah;
a. Pemeriksaan Tajam Penglihatan / Kelainan Organik
Snellen chart / E chart untuk memeriksa visus
Penutup 1 mata (okluder)
Pinhole (cakram berlubang)
Loupe
Senter
b. Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan organik
Ruang yang kedap suara untuk melakukan tes
berbisik
Garputala
Senter
Otoskop
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan dalam
penjaringan peserta didik SD/MI adalah pemeriksaan
feces dan anemia. Melalui pemeriksaan faces untuk
mendeteksi ada tidaknya infeksi cacing pada seorang
murid.
Tujuannya adalah:
Untuk menjaring anak sekolah yang menderita cacingan
Meningkatkan mutu intelektual anak sekolah
Meningkatkan cakupan program cacingan terutama
pada anak sekolah
Meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan
cacingan dengan melibatkan lintas program / lintas
sektorBila pemeriksaan feces >50% posiitf, maka
dilakukan pengobatan secara masal (mass blanket) dan
bila pemeriksaan feces ditemukan <50% positif, maka
dilakukan pengobatan secara selektif.
6. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah
kegiatan/ pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya masalah mental emosional, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental
emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan
lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak. Deteksi dini dilakukan pada anak peserta
didik yang menurut pengamatan guru dalam
kesehariannya menunjukkan sikap dan perilaku yang
diduga perlu mendapat perhatian. Alat yang digunakan
untuk deteksi ini adalah Kuesioner Masalah Mental
Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan
untuk mengenali problem mental emosional. Kuesioner
pemantauan kelainan mental emosional terdiri dari:
a. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa
sebab yang jelas? (seperti banyak menangis, mudah
tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap hal hal
yang sudah biasa dihadapinya)
b. Apakah anak anda tampak menghindar dari teman
teman atau anggota keluarganya? (seperti ingin
merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih
sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal hal
yang biasa sangat dinikmati)
c. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan
menentang terhadap lingkungan di sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri,
seringkali melakukan perbuatanyang berbahaya bagi
dirinya, atau menyiksa binatang atau anak-anak
lainnya) dan tampak tidak peduli dengan nasihat-
nasihat yang sudah diberikan kepadanya.
d. Apakah anak anda akan memperlihatkan adanya
perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan yang
tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding
dengan anak lain seusianya
e. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh
karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah
teralih perhatiannya sehingga mengalami penurunan
dalam aktivitas sehari hari atau keputusan.
f. Apakah anak anda menunjukkan perilaku
kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dan membuat keputusan?
g. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan
pola tidur? (seperti sulit sepanjang waktu, terjaga
sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur
malam oleh karena mimpi buruk atau mengigau)
h. Apakah anak anda mengalami perubahan pola
makan? (seperti kehilangan nafsu makan, makan
berlebihan atau tidak mau makan sama sekali)
i. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala,
sakit perut atau keluhan fisik lainnya?
j. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa
atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
k. Apakah anak anda menunjukkan adanya
kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah
dimilikinya? ( seperti mengompol kembali,
menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan
orang tua/pengasuhnya)
l. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang
berulang ulang tanpa alasan yang jelas
7. Pengukuran Kebugaran Jasmani
Adalah kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk
melakukan kegiatan sehari hari, tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga
cadangan untuk melakukan aktifitas fisik lainnya. Hal ini
dilaksanakan untuk menentukan tingkat kebugaran
jasmani peserta didik. Instrumen tes kebugaran jasmani
yang digunakan adalah Tes KeBugaran Jasmani
Indonesia (TKJI). TKJI merupakan rangkaian tes yang
harus dilakukan secara berurutan.TKJI terdiri dari 5 tes,
yaitu:
a. Lari cepat
b. Gantung siku tekuk / gantung angkat tubuh
c. Baring duduk
d. Loncat tegak
e. Lari jarak sedang
Persyaratan untuk mengikuti TKJI adalah sebagai berikut:
a. Peserta dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan
tes
b. Diharapkan sudah makan sedikitnya 2 jam sebelum
melakukan tes
c. Disarankan memakai pakaiandan sepatu olahraga
d. Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes
e. Melakukan pemanasan sebelum tes.
Tes kebugaran jasmani hanya boleh diikuti oleh peserta
didik yangtelah selesaimenjalankan tahap penjaringan
kesehatan dan dinyatakan oleh dokter tidak mengalami
kontra indikasi untuk dites.
Sumber: UPT Puskesmas Batang Beruh

Anda mungkin juga menyukai