Anda di halaman 1dari 31

LANGKAH-LANGKAH

KONSELING GIZI
OLEH
INDRA DOMILI
PENDAHULUAN
 Konseling gizi pada berbagai diet merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam proses
asuhan gizi terstandar (PAGT).
 Merujuk pada proses tersebut maka tata

laksana konseling gizi harus mengikuti


langkah-langkah PAGT
 Untuk menjawab atau mengatasi masalah gizi

yang ada pada klien berdasarkan hasil


pengkajian dan diagnosis gizi.
PAGT merupakan siklus dari serangkaian langkah-
langkah yang saling berkaitan, berlangsung terus
menerus dan berulang-ulang.
PAGT terdiri dari empat langkah yaitu
1) pengkajian gizi (nutrition assessment),
2) diagnosis gizi (nutrition diagnosis),
3) intervensi gizi (nutrition intervetion)
4) serta monitoring dan evaluasi gizi (nutrition
monitoring and evaluation).
Langkah-langkah alur konseling
mengikuti PAGT
Langkah 1
membangun dasar-dasar konseling
 Salam
 Perkenalan diri
 Mengenal klien
 Membangun hubungan
 Memahami tujuan kedatangan klien
 Menjelaskan tujuan dan proses konseling
 Selamat pagi ibu/bapak, apa kabar?
 Selamat siang ibu/bapak, ada yang bisa saya

bantu?
 Selamat datang ibu/bapak, bagaimana

kabarnya hari ini?


 Selamat datang ibu/bapak, ada yang bisa

saya bantu?
 Assalamu alaikum, bagaimana kabarnya

ibu/bapak?
 Pada umumnya klien datang ke pelayanan
konseling gizi karena membutuhkan
dukungan gizi untuk upaya penyembuhan
penyakitnya.
 Gunakan ketrampilan komunikasi,
sambutlah klien dengan baik dan ramah,
berdiri serta berikan salam kepada klien.
 Persilahkan klien untuk duduk dan buat

klien merasa nyaman.


 Selanjutnya persilahkan klien duduk dan
upayakan klien merasa nyaman.
 Upayakan posisi sama tinggi (misalnya sama-

sama duduk, atau berdiri) serta singkirkan


penghalang yang ada dihadapan yang dapat
menggangu pandangan sehingga
menggangu proses konseling.
 Perkenalkan nama anda sebagai konselor dan

beri waktu klien untuk menceritakan identitas


dirinya (catat bila belum ada dalam status)
seperti nama, umur, alamat,pekerjaan, dll
 Beri waktu klien untuk menceritakan identitiasnya,
catat bila belum ada dalam status (nama, umur,
alamat, pekerjaan, dll) serta jangan lupa, perkenalkan
nama anda sebagai konselor.
 Ciptakan hubungan yang positif, berdasarkan rasa
percaya, keterbukaan dan kejujuran berekspresi,
konselor harus menunjukkan dirinya dapat dipercaya
dan kompeten dalam memberikan konseling gizi.
 Setelah tercipta hubungan yang baik antara konselor
dan klien, maka konselor harus menjelaskan tujuan
dari konseling gizi yang akan diberikan.
 Waktu konseling akan berlangsung sekitar 30
– 60 menit dan sebaiknya berikan kesan
bahwa konselor bersedia meluangkan waktu
untknya
 Setelah terbangun hubungan yang baik

secara positif antara konselor dan klien maka


konselor dapat melanjutkan untuk menggali
permasalahan sehubungan dengan masalah
kesehatan dan gizi yang dialami oleh klien.
 Dilanjutkan ke pengkajian klien atau

menggali permasalahan
Langkah 2
menggali permasalahan

 Mengumpulkan data dan fakta dari semua


aspek dengan melakukan assessment atau
pengkajian gizi menggunakan data
antropometri, biokimia, klinis dan fisik,
riwayat makan serta personal (kebiasaan
sehari-hari)
 Konselor harus menunjukkan bahwa dirinya
dapat dipercaya dan dia adalah seorang yang
kompoten untuk membantu klien mengatasi
masalahnya.
 Sampaikan tujuan konseling yaitu untuk

membantu klien memahami maslah gizi


sehubungan dengan penyakit yang
dideritanya serta membantu klien mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah melalui
perubahan diet (makanan) sesuai dengan
kondisi dan kemampuannya.
 Tujuan kegiatan ini adalah untuk
mendapatkan informasi atau data yang
lengkap dan sesuai dalam upaya
mengidentifikasi masalah gizi yang
terkait dengan masalah asupan energi
dan zat gizi atau faktor lain yang dapat
menimbulkan masalah gizi.
Data yang harus dikumpulkan untuk

kemudian dikaji meliputi data


antropometri, data biokimia, data klinis
dan fisik, data riwayat makan serta data
riwayat personal.
 Data yang diperoleh selanjutnya dibandingkan
dengan standar baku / nilai normal, sehingga
dapat dikaji dan diidentifikasi seberapa besar
masalahnya.
 Kegiatan ini merupakan landasan dasar untuk

dapat memberikan konsultasi gizi yang


optimal kepada klien. Oleh karena itu data-
data yang dikumpulkan untuk dilakukan
pengkajian sampai ditemukan adanya
permasalahan harus benar-benar tepat.
 Sumber data dapat diperoleh dari rujukan
oleh tenaga kesehatan, melakukan
pengukuran dan wawancara langsung dengan
klien, hasil rekam medis, serta data
administratif.
 Data riwayat makan dan riwayat personal

diperoleh langsung melalui wawancara dengan


klien.
 Untuk itu seorang konselor perlu memahami

cara bertanya yang tepat, dengan


menggunakan ketrampilan konseling
mendengar dan mempelajari diharapkan
informasi yang diperoleh akan akurat atau
mendekati informasi yang sesungguhnya.
Komponen dalam pengkajian gizi:
 Pengukuran dan pengkajian data

antropometri: hasil pengukuran ini dapat


digunakan untuk menginterpretasikan status
gizi seseorang yaitu dengan membandingkan
hasil pengukuran dengan standar yang ada.
 Pengukuran yang umum dilakukan yaitu

tinggi badan, berat badan, panjang badan,


tinggi lutut, lingkar lengan atas, tebal lemak,
indek masa tubuh, dll.
 Pemeriksaan dan pengkajian data biokimia
meliputi hasil pemeriksaan laboratorium yang
berhubungan dengan keadaan gizi seperti
analisis darah, urin, dan jaringan tubuh
lainnya.
 Hasil analisis memberikan informasi yang

bermanfaat mengenai status gizi dan


memiliki peran dalam menegakkan diagnosis
 Pemeriksaan dan pengkajian data
pemeriksaan klinis dan fisik meliputi kondisi
kesehatan gigi dan mulut, penampilan fisik
secara umum.
 Riwayat makan

Kajian data riwayat makan yaitu pengkajian


kebiasaan makan klien secara kualitatif dan
kuantitatif.
Secara kualitatif diukur menggunakan formulir
food frequency (FFQ). Secara kuantitatif
menggunakan formulir food recall.
 Riwayat personal
Pengkajian data riwayat personal meliputi ada
tidaknya alergi pada makanan dan pantangan
makanan, keadaan sosial ekonomi, pola
aktivitas, riwayat penyakit klien, riwayat
penyakit keluarga yang berkaitan dengan klien
serta masalah psikologis yang berkaitan
dengan maslah klien.
Langkah 3
Menegakkan diagnosa gizi

 Melakukan identifikasi masalah, penyebab


dan tanda/gejala yang disimpulkan dari
uraian hasil pengkajian gizi dengan
komponen:
Problem (P), etiology (E), sign and symptom
(S)
Komponen – komponen  diagnosis gizi dapat diuraikan sebagai
berikut  :
 Problem

Problem menunjukkan adanya masalah gizi yang digambarkan


dengan terjadinya perubahan status gizi klien. Masalah dinyatakan
dengan sifat yang enggambarkan respon tubuh, seperti adanya
perubahan dari normal menjadi tidak normal, kegagalan fungsi,
ketidakefektifan, penurunan atau peningkatan dari suatu
kebutuhan normal, dan risiko munculnya gangguan gizi tertentu
secara akut atau kronis.
 Etiology

 Etiology menunjukkan faktor penyebab atau faktor yang berperan


dalam timbulnya problem atau masalah gizi. Terdapat beberapa
faktor penyebab masalah gizi antara lain berkaitan dengan
patofisiologi, psikososial, perilaku, lingkungan, dan sebagainya. 
 Sign and symptom (S) merupakan keadaan
yang mengambarkan besarnya masalah gizi
serta menunjukkan tingkat kegawatanya. Sign
atau tanda merupakan data obyektif dari
perubahan yang nampak pada status
kesehatannya. Symptom atau gejala
merupakan data subyektif dari perubahan
yang terjadi dimana klien dapat merasakan
dan dinyatakan dalam bentuk verbal.
Langkah 4 intervensi gizi
a. Memilih rencana
Bekerjasama dengan klien untuk memilih
alternatif upaya perubahan perilaku yang dapat
diimplementasikan

b. Memperoleh komitmen
Komitmen untuk melakssanakan diet yang
diterapkan serta menjelaskan tujuan, prinsip
diet, dan ukuran porsi makan.
Intervensi Gizi
 Intervensi gizi dalam konseling merupakan

serangkaian aktivitas atau tindakan yang


terencana secara khusus dengan tujuan untuk
mengatasi masalah gizi melalui perubahan
perilaku makan guna memenuhi kebutuhan
gizi klien sehingga mendapatkan kesehatan
yang optimal.
 Intervensi gizi terdiri dari dua komponen yaitu

memilih rencana diet serta mendapat


komitmen untuk melaksanakan diet yang telah
disepakati bersama antara konselor dan klien.
Langkah 5
monitoring dan evaluasi
 Ulangi dan tanyakan
kembali apakah
kesimpulan
darikonseling dapat
dimengerti oleh klien
 Jika klien ingin

berkunjung kembali,
lihat proses dan
dampaknya pada
kunjungan selanjutnya.
Monitoring dan evaluasi
 Langkah terakhir yaitu melakukan evaluasi

gizi yaitu melakukan penilaian kembali


terhadap kemajuan konselor maupun klien.
 Langkah ini dilakukan untuk mengetahui

respon klien terhadap intervensi dan tingkat


keberhasilannya.
 Sebagian besar pertanyaan difokuskan pada

tujuan yang diinginkan dan apakah tujuan


tersebut dapat tercapai.
Langkah 6
mengakhiri konseling
 Akhiri konseling bisa dengan satu kali
konseling atau beberapa kali konseling
 Tutup konseling dengan mengucapkan terima

kasih
 Senyum
 Sopan santun
 Serta bersalaman
Mengakhiri Konseling
 Konselor membuka kesempatan kepada klien

untuk tindak lanjut


 Buat kesepakatan untuk kunjungan

berikutnya bagi klien yang memerlukan


kunjungan ulang
 Usahakan pada akhir konseling buat suasana

menyenangkan, penuh kepercayaan, dan


menghargai klien yang sudah
mempercayakan masalahnya kepada konselor
untuk mendapat bantuan.
 Terima kasih atas kunjungan ibu/bapak,
semoga lekas sembuh?
 Terima kasih atas kepercayaan ibu/bapak,

semoga bermanfaat?
 Sampai ketemu pada kunjungan berikutnya,

semoga lekas sembuh?


 Terima kasih atas kunjungan ibu/bapak,

semoga bisa ketemu lagi?


Hambatan dan Solusi dalam konseling
Jenis Hambatan Solusi

Grogi, nervous karena belum menguasai Perbanyak praktik atau latihan dengan
materi mengintegrasikan materi
Kurang bisa memahami bahasa dari klien Minta bantuan orang lain (translator)

Pertanyaan tidak terstruktur Persiapan terkait dengan pemahaman


materi dan pengalaman
Pemahaman terhadap masalah yang Persiapan materi, penguasaan materi terkait
dihadapi pasien/klien masalah pasien/klien
Keterampilan komunikasi, penguasaan Berlatih komunikasi interpersonal,
bahasa (jenis dan level), Konselor tidak menyesuaikan dengan level bahasa dari
mampu menyampaikan pesan kepada klien
klien/pasien

Konselor tidak mampu menyampaikan Menggunakan bahasa yang sederhana dan


masalah yang dihadapi pasien/klien bisa dipahami klien, latihan komunikasi
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai