Anda di halaman 1dari 22

REVIEW : MK GIZI KLINIK KOMPREHENSHIF

Proses Asuhan Gizi


Terstandar
PAGT
 Rasulullah SAW mengatakan dalam
sebuah hadis, “Orang mu’min yang
paling sempurna imannya adalah
mereka yang paling baik
akhlaknya.” (HR. Turmudzi).
PRINSIP PELAKSANAAN PAGT

Tepat
niat Fakta
waktu

Jujur tertib muamalah


NIAT

Hal pertama yang penting diterapkan oleh seorang


Dietisien adalah dapat menghadirkan niat sebelum
memulai kegiatan. Seorang Dietisien harus meluruskan
niat yang ditujukan semata-mata untuk ridha Allah SWT.
Kita perlu memahami bahwa bekerja adalah kewajiban
seorang manusia kepada Allah SWT.
TERTIB

4 Langkah PAGT

 Asesmen
 Diagnosis Gizi Dilakukan dengan “tertib” : mendahulukan apa yang
 Intervensi seharusnya dilakukan terlebih dahulu dan mengakhiri
 Monitoring dan Evaluasi hal yang seharusnya diakhiri.
Seperti halnya dalam melakukan gerakan sholat
TEPAT WAKTU

 “Bersegera untuk kebaikan” juga menjadi unsur syariah yang


menyempurnakan model PAGT ini dimana proses PAGT semestinya
dilakukan 1x24 jam setelah pasien/klien teridentifikasi berisiko malnutrisi
(hasil skrining gizi atau rujukan) yang dimulai dengan asesmen gizi lanjut
dan dilanjutkan dengan diagnosis gizi dan penetapan intervensi gizi.
Sementara proses monev gizi dilaksanakan sesegera mungkin setelah
pasien/klien diintervensi gizi.
FAKTA

 Pencatatan dan pelaporan merupakan unsur penunjang lain yang


harus dilaksanakan dan memungkinkan seorang
dietisien/nutrisionis memberikan bukti kegiatan PAGT.
Selanjutnya berdasarkan bukti ini dapat dievaluasi outcome
terhadap pelayanan gizi secara keseluruhan. Pentingnya bukti
dalam muamallah juga menyempurnakan model PAGT ini
MENJAGA HUBUNGAN BAIK

 PAGT merupakan proses penanganan problem gizi yang sistematis dan


akan memberikan tingkat keberhasilan yang tinggi. Keberhasilan PAGT
ditentukan oleh efektivitas intervensi gizi melalui edukasi dan konseling
gizi yang efektif, pemberian dietetik yang sesuai untuk pasien di rumah
sakit dan kolaborasi dengan profesi lain sangat mempengaruhi
keberhasilan PAGT.
JUJUR

 Prinsip langkah-langkah asuhan gizi terstandar harus


dilaksanakan secara jujur dalam pengertian berbasis bukti serta
memahami nilai-nilai makanan bagi klien/pasien. Sebagaimana
yang diamanatkan dalam ayat QS. Surat Al-An’am ayat 152
“……apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya,
sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah…..”.
BERSUNGGUH2

 Profesional seorang Dietisien dalam melakukan pekerjaan terlihat dari totalitas dalam bekerja.
Seorang Dietisien harus memenuhi kewajian-kewajibannya dalam bekerja mulai dari hadir
tepat waktu, menyelesaikan pekerjaan Dietisien dalam melakukan proses asuhan gizi, ataupun
tidak menunda-nunda pekerjaan, sehingga pasien dapat segera memperoleh asuhan gizi yang
tepat sesuai dengan kondisinya. Sebuah hadits diriwayatkan oleh Aisyah ra mengatakan bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba
yang apabila ia bekerja, dia itqan (baca ; menyempurnakan) pekerjaannya.“ (HR.
Thabrani).
 Setiap pasien berhak mendapat pelayanan yang terbaik untuk proses penyembuhannya.
 Setiap pekerjaan yang kita lakukan pastinya butuh
pertanggungjawaban baik dihadapan Allah SWT maupun di
hadapan manusia. Oleh karena itu menjaga keridhan Allah dan
kepercayaan konsumen atau klien sangatlah penting karena
kesuksesan kita juga bergantung dari kepuasan dan kepercayaan
mereka dengan cara menjadi pekerja yang jujur dan amanah.
ASESMEN
 Kumpulkan dan pilih data yang merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status gizi dan
kesehatan
 Kelompokkan data berdasarkan kategori asesmen gizi:
 Riwayat gizi dengan kode FH (Food History)
 Antropometri dengan kode AD (Anthropometry Data)
 Laboratorium dengan kode BD (Biochemical Data)
 Pemeriksaan fisik gizi dengan kode PD (Physical Data)
 Riwayat klien dengan kode CH (Client History)
 Data diinterpretasi dengan membandingkan terhadap kriteria atau standar yang sesuai untuk
mengetahui terjadinya penyimpangan
DIAGNOSA GIZI

 Lakukan integrasi dan analisa data asesmen dan tentukan indikator asuhan gizi
 Tentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan indikator asuhan gizi (tanda dan gejala).
 Tentukan etiologi (penyebab problem)
 Tulis pernyataan diagnosis gizi dengan format PES (Problem-Etiologi-Signs and Symptoms).
DOMAIN ASUPAN

Berbagai problem aktual yang berkaitan dengan asupan energi,


zat gizi, cairan, atau zat bioaktif, melalui diet oral atau dukungan
gizi (gizi enteral dan parenteral). Masalah yang terjadi dapat
karena kekurangan (inadequate), kelebihan (excessive) atau tidak
sesuai (inappropriate)
DOMAIN KLINIS

Berbagai problem gizi yang terkait dengan kondisi medis atau fisik. Termasuk ke dalam kelompok domain
klinis adalah:
 Problem fungsional, perubahan dalam fungsi fisik atau mekanik yang mempengaruhi atau mencegah
pencapaian gizi yang diinginkan
 Problem biokimia, perubahan kemampuan metabolisme zat gizi akibat medikasi, pembedahan, atau yang
ditunjukkan oleh perubahan nilai laboratorium
 Problem berat badan, masalah berat badan kronis atau perubahan berat badan bila dibandingkan
dengan berat badan biasanya
DOMAIN PERILAKU

 Berbagai problem gizi yang terkait dengan pengetahuan, sikap/keyakinan,


lingkungan fisik, akses ke makanan, air minum, atau persediaan makanan,
dan keamanan makanan. Problem yang termasuk ke dalam kelompok
domain perilaku-lingkungan adalah problem pengetahuan dan keyakinan,
aktivitas fisik dan kemampuan mengasuh diri sendiri, akses dan keamanan
makanan
ETIOLOGI DIAGNOSIS GIZI

 Etiologi mengarahkan intervensi gizi yang akan dilakukan.


Apabila intervensi gizi tidak dapat mengatasi faktor
etiologi, maka target intervensi gizi ditujukan untuk
mengurangi tanda dan gejala problem gizi.
PERENCANAAN

 Tetapkan prioritas diagnosis gizi berdasarkan derajat kegawatan masalah, keamanan dan kebutuhan
pasien. Intervensi diarahkan untuk menghilangkan penyebab (etiologi dari problem), bila etiologi tidak
dapat ditangani oleh ahli gizi maka intervensi direncanakan untuk mengurangi tanda dan gejala masalah
(signs/simptoms).
 Pertimbangkan panduan Medical Nutrition Theraphy (MNT), penuntun diet, konsensus dan regulasi yang
berlaku.
 Diskusikan rencana asuhan dengan pasien , keluarga atau pengasuh pasien.
 Tetapkan tujuan yang berfokus pada pasien
PERENCANAAN

 Buat strategi intervensi, misalnya modifikasi makanan, edukasi /konseling


 Merancang Preksripsi diet. Preskripsi diet adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien secara
individual, mulai dari menetapkan kebutuhan energi, komposisi zat gizi yang mencakup zat gizi makro
dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi makan, dan rute pemberian makanan. Preskripsi diet
dirancang berdasarkan pengkajian gizi, komponen diagnosis gizi, rujukan rekomendasi, kebijakan dan
prosedur serta kesukaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pasien /klien.
 Tetapkan waktu dan frekuensi intervensi
 Identifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan
IMPLEMENTASI

Pemberian makanan/ diet

Edukasi

Konseling

Koordinasi asuhan gizi


MONITORING EVALUASI

Monitoring Mengukur Monitor


perkembangan hasil perkembangan

Anda mungkin juga menyukai