Konseling berasal dari kata “guidance dan counseling”. Guidance berasal dari kata guide
(bimbingan) yang artinya menunjukkan jalan, menuntun, mengatur, mengarahkan,
memberikan nasehat. Konseling adalah Suatu proses komunikasi interpersonal/dua arah
antara konselor dan klien untuk membantu klien mengenali, mengatasi, dan membuat
keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya (Depkes, 2000).
Konselor Gizi adalah Seorang yang berprofesi dalam tugasnya bekerja membantu klien
dalam mengenali masalahnya, memberikan alternatif pemecahan masalah dan membantu
klien dalam mengambil keputusan pemecahan masalah, apa yang dapat klien lakukan atas
usahanya dalam mengatasi gizi yang dihadapinya.
Klien adalah seorang yang sedang dalam masalah dan orang yang diberi bantuan oleh
konselor untuk keluar dari suatu permasalahan.
Pendamping klien adalah seorang yang mendampingi klien dapat membantu dalam
mengingat kegiatan apa saja yang dilakukan.
Langkah-langlah perencanaan gizi :
-Membangun dasar-dasar konseling
-Menggali permasalahan
-Menegakkan diagnosa gizi
-Intervensi gizi
-Monitoring evaluasi
-Mengakhiri konseling
Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Penyuluhan Konseling Gizi
- Analisa Kebutuhan : ruangan yang nyaman, alat peraga, media gambar, dsb.
- Sasaran : klien yang memiliki masalah kesehatan
- Tujuan : membantu klien dalam merubah perilaku
Perencanaan konseling gizi
-Pembukaan (salam, mengidentifikasi masalah pasien,, tujuan konseling)
-Assesment (mengukur antropometri,dietary history, food recall, biokimia, klinis,
sosekbud / kepercayaan,aktivitas dan gaya hidup, riwayat perubahan bb,riwayat penyakit
pasien dan keluaraga,psikologi dan mengitung kebutuhan)
-Diagnosa Gizi (pes)
-Implementasi ( preskripsi diet, leaflet, anjuran diet, anjuran makanan dgn menggunakan
food model ,mendiskusikan hambatan,mendiskusikan pengetahuan, kunjungan
ulang,mencatat konseling gizi)
Konseling gizi adalah Serangkaian kegiatan proses komunikasi 2 arah untuk menanamkan
dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga membantu klien / pasien untuk
mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman yang
dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien.
Mengubah perilaku yang tidak selaras dengan masyarakat dan kebutuhan pribadi
Membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih efisien
Memecahkan masalah yang dihadapi klien
Mengadakan perubahan perilaku di masa yang akan datang
Tata laksana konseling gizi harus mengikuti langkah-langkah Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) untuk menjawab masalah gizi pada klien berdasarkan hasil pengkajian
diagnose gizi.
Agar klien dapat menjelaskan masalahnya keprihatinan, serta alasan berkunjung, Seperti,
sambutlah klien dengan bersalaman atau berjabat tangan ramah, tersenyum dan berikan salam.
Pembukaan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang sesuai dalam
upaya mengidentifikasi masalah gizi terkait dengan masalah asupan gizi atau faktor lain yang
menimbulkan masalah gizi.
o Mengukur antropometri (BB, TB, PB, Tinggi Lutut, LPi, Lpa, dll)
o Mengidentifikasi pola dan mengukur asupan makanan (food frekuensi, dietary history
food recall, food record)
o Mengkaji data laboratorium yang berkaitan dengan penyakit pasien
o Mencatat data klinis yang berkaitan dengan penyakit pasien
o Mencatat data sosekbud dan kepercayaan
o Mengkaji pola aktivitas dan gaya hidup yang berkaitan dengan masalah gizi pasien
o Mengkaji riwayat perubahan berat badan
o Mengkaji riwayat penyakit pasien
o Mengkaji riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan penyakit pasien
o Mengkaji masalah psikologis yang berkaitan dengan masalah gizi pasien
o Menghitung kebutuhan gizi pasien sesuai masalah pasien
Komunikasi
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien
Menunjukkan sikap kesetaraan dengan pasien
Menunjukkan sikap tidak menghakimi/menggurui
Menjaga kontak mata selama proses konseling gizi
Mengarahkan komunikasi kearah tujuan konseling gizi
Memperhatikan/menggunakan bahasa non-verbal dengan tepat
Dapat mengatasi gangguan komunikasi selama proses konseling
Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dengan tepat
Mengajukan pertanyaan dengan tepat
Mengklarifikasi penjelasan yang sudah diberikan
Menutup komunikasi dengan sopan
Pengertian monitoring
Menurut Casely & Kumar (1987), yaitu monitoring merupakan penilaian yang terus-
menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan kasus di dalam konteks rancangan, jadwal pelaksanaan
dan terhadap pengunaan input-input kasus oleh kelompok sasaran di dalam konteks harapan.
Menurut Clayton & Petry (1983), monitoring adalah suatu proses mengukur, mencatat,
mengumpulkan, memproses, dan mengomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan
keputusan manajemen projek.
Menurut Dadang solihin (2008), monitoring merupakan proses pengumpulan dan analisis
informasi (berdasarkan indikator yang telah ditetapkan) secara sistematik dan berkelanjutan
tentang kegiatan/program, sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk menyempurnakan
kegiatan/program selanjutnya.
Sumber data yang penting untuk monitoring adalah alat verifikasi pada tingkat kegiatan,
dan keluaran (output) yang umumnya merupakan dokumen internal, seperti laporan
bulanan/triwulan, catatan kerja dan perjalanan, catatan pelatihan, notulen rapat dan sebagainya.
Tujuan monitoring
o Mengkaji apabila kegiatan yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana
o Mengidentifikasi masalah yang muncul sehingga dapat langsung diatasi
o Menilai apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai
tujuan.
o Mengetahui kaitan antara kegiatan dan tujuan untuk mengetahui ukuran kemajuan
o Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah tanpa menyimpan dari tujuan.
Aspek monitoring
Aspek masukan/input kegiatan : termasuk tenaga manusia, dana, bahan, peralatan, data,
kebijakan, dll yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan.
Aspek proses/aktivitas : proses kegiatan seperti penelitian, pelatihan, proses produksi,
pemberian bantuan, dsb.
Aspek keluaran/output : mencangkup hasil dari proses yang terutama berkaitan dengan
kuantitas/jumlah.
1. Perencanaan
Merancang sistem monitoring yang spesifik : apa yang akan dimonitor, mengapa, dan
untuk siapa (user)
Menentukan ruang lingkup monitoring: luasnya area, apakah bersifat klinis, atau
pelayanan (service), siapa yang terlibat, dan beberapa lama monitoring akan dilakukan.
Memilih dan menentukan indikator: menentukan batasan sasaran konseling.
Menentukan sumber-sumber informasi.
2. Implementasi
Memilih menentukan proses yang akan dilakukan.
Tabulasi data dan analisis data: membandingkan temuan atau pencapaian dengan
perencanaan.
Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila ada perlu diidentifikasi
penyebabnya.
Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan. Rencana monitoring perlu
disusun jangka pendek untuk menjamin bahwa tindakan dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan memberi efek sesuai dengan harapan.
Tipe monitoring
1. Monitoring rutin
Dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan biasanya untuk aktivitas yang spesifik. Biasanya untuk
mengetahui apakah proses sudah diterapkan sesuai rencana dan sesuai dengan keluaran (output)
yang diingikan
Pengertian evaluasi
Dadang Solihin (2008), evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan
mengungkapkan masalah kinerja program/kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi
peningkatan kualitas kinerja program/kegiatan.
Wrightstone, dkk (1956), evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan.
Sudijono (1996), evaluasi adalah interpretasi atau penafsiran yang bersumber pada data
kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.
Nurkancana (1983), Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses
untuk menentukan nilai dari suatu hal.
Tujuan evaluasi
Tujuan Umum: agar hasil penilaian tersebut dapat digunakan sebagai umpan balik untuk
perencanaan sebelumnya.
Menentukan tujuan
Menentukan bagian yang dievaluasi
Mengumpulkan data awal
Mempelajari tujuan program
Menentukan tolak ukur (Indikator)
Menentukan metode penilaian
Mengumpulkan data
Mengolah dan menyimpulkan
Umpan balik (feedback) dan saran lebih lanjut
1. Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilakukan saat program sedang berjalan untuk menilai suatu program yang
hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program.
Evaluasi ini cenderung fokus pada proses dan penekanan strategi pada usaha memberikan
informasi yang berguna secepatnya bagi perbaikan program.
2. Evaluasi sumatif
Merupakan suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program dan
memutuskan apakah suatu program konseling seharusnya dilanjutkan atau diulang.
Grogi, nervous karena belum menguasai materi Perbanyak praktik atau latihan dengan materi.
Kurang bisa memahami bahasa dari klien Minta bantuan orang lain (translator)
Pemahaman terhadap masalah yang dihadapi Persiapan materi, penguasaan materi terkait
pasien/klien. masalah pasien/klien.
Asas kegiatan
Asas Kemandirian
Asas Kedinamisan
Asas keterpaduan
Asas kenormatifan
Asas keahlian
Asas alih tangan